Mohammad Fajar A
DEFINISI IMUNISASI
Imunisasi suatu cara meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak ia terpajan pd antigen yg serupa
tdk terjadi penyakit. Imunisasi terhadap suatu penyakit
hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pd
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit
yg lain diperlukan imunisasi lainnya
TUJUAN
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pd
seseorang & menghilangkan penyakit tertentu pd
sekelompok masyarakat atau bahkan menghilangkan
penyakit tertentu dari dunia
imunisasi dan vaksinasi
Imunisasi : proses untuk mendapatkan kekebalan dari penyakit tertentu
Vaksinasi : vaksinasi adalah proses memasukan vaksin ke dlm tubuh dengan tujuan
untuk mendapat kekebalan
Vaksin : mikroorganisme bakteri, virus atau riketsia) atau toksoid yang diubah (
dilemahkan atau diamtikan) sedemikian rupa sehingga patogenisitas atau
toksisitasnya hilang, tetapi tetap mengandung sifat antigenisitas
Vaksinasi sudah merupakan bagian dari imunisasi sedangkan imunisasi belum tentu bagian dari
vaksinasi
Sasaran pemberian vaksin
wanita
hamil
Wanita
usia
subur
Anak-
anak
KEBERHASILAN IMUNISASI
FAKTOR
GENETIK
KUALITAS DAN
KEBERHASILAN
STATUS IMUN KUANTITS
IMUNISASI
VAKSIN
CARA
PRMBERIAN
Kapan imunisasi di katakan
lengkap?
JENIS VAKSIN
Live attenuated (Bakteri atau virus yang di lemahkan)
Inactivate (Bakteri, virus atau komponennya di buat tidak aktif)
Vaksin attenuated
Virus/bakteri replikasi. Virus / bakteri liar ini dilemahkan (attinuated) dilaboratorium,
dengan cara pembiakan berulang-ulang
Vaksin hidup attenuated bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila terpapar
panas dan sinar,
Vaksin hidup attenuated yg tersedia
Berasal dari virus hidup :
Vaksin campak, gondongan (parotitis), rubela, polio, rotavirus, demam kuning (yellow fever).
Berasal dari bakteri :
Vaksin BCG dan demam tifoid oral.
Vaksin attenuated
Dapat bertahan seumur hidup dengan Vaksin bersifat labil & dapat
hanya satu atau dua dosis pemberian. mengalami kerusakan bila terkena
Untuk beberapa jenis vaksin virus panas / sinar.
mudah diproduksi Vaksin dapat menyebabkan penyakit
yg umumnya bersifat ringan dan
dianggap sebagai kejadian ikutan
(adverse event).
Vaksin dapat berubah menjadi bentuk
patogenik seperti semula (hanya
terjadi pd vaksin polio hidup).
Vaksin inactivated
Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri / virus
dlm media pembiakan ( persemaian ) lalu dibuat tidak aktif
Vaksin inactivated yang tersedia
Seluruh sel virus yg inactivated, contoh influenza, polio, rabies, hepatitis A.
Seluruh bakteri yang inactivated, contoh pertusis, tifoid, kolera, lepra.
Vaksin fraksional yang masuk sub-unit, contoh hepatitis B, influenza, pertusis a-seluler,
tifoid Vi, lyme disease.
Toksoid, contoh difteria, tetanus, botulinum.
Polisakarida murni, contoh pneumokokus, meningokokus, dan haemophilus
influenzaetipe b.
Gabungan polisakarida ( haemophillus influenzae tipe B dan pneumokokus ).
Vaksin inactivated
kelebihan kekurangan
Kesalahan program
Reaksi suntikan
Reaksi vaksin
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Lokal
Bengkak,nyeri,kemerahan pd tempat suntikan
Sering terjadi pd vaksin inaktivasi
Ringan sembuh sendiri
Sistemik
Demam,lemas ,nyeri kepala
Virus hidup yg di lemahkan : demam&ruam 1-2
minggu post imunisasi
Alergi
Es komponen vaksin
jarang
Bacille Calmete Guerin
Bacille Calmete-Guerin adalah vaksin
hidup dari Mycobacterium Bovis yg
dilemahkan, sehingga didapatkan basil
yg tdk virulen. imunogenitas (+)
Imunisasi BCG diberikan pd umur sblm 3
bln.
Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1
tahun & 0,1 ml untuk anak (>1 tahun).
Vaksin BCG diberikan secara intrakutan
di daerah lengan kanan atas pd insersio
M.Deltoideus sesuai anjuran WHO tidak
ditempat lain (bokong, paha) .
Vaksin BCG tidak dapat mencegah
infeksi tuberculosis.
Bacille Calmete Guerin
Efek proteksi KIPI post BCG
8 12 minggu post penyuntikkan. Penyuntikan BCG intradermal akan
Berhubungan dengan beberapa faktor menimbulkan ulkus local yg superficial
yaitu mutu vaksin yg dipakai 3 minggu setelah penyuntikkan. Ulkus
lingkungan dgn Mycobacterium atipik tertutup krusta sembuh dlm 2-3 bln
/ faktor pejamu (umur, keadaan gizi & parut bulat diameter 4-8 mm
lain-lain). Limfadenitis
BCG-itis
Bacille Calmete Guerin
Kontra indikasi BCG Rekomendasi
1. Reaksi uji tuberculin >5 mm 1. BCG diberikan pada bayi < 2bulan.
2. Imunokompromais : HIV(+) 2. Pada bayi yg kontak erat dengan
penderita TB dengan BTA +3
3. Pernah sakit tuberculosis
sebaiknya diberikan INH profilaksis
4. Kehamilan
Hepatitis B
Vaksin hepatitis B (hep B) segera
setelah lahir, mengingat vaksinasi hepB
merupakan upaya pencegahan yg
sangat efektif untuk memutuskan
rantai penularan melalui transmisi
maternal ibu kepada bayinya.
Vaksin diberikan secara intramuscular
dalam. Pd neonatus & bayi diberikan
di anterolateral paha, sedangkan pd
anak besar & dewasa di region
deltoid.
Hepatitis B
Imunisasi aktif Imunisasi pasif
1. Imunisasi hepB-1 sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) Hepatitis B immune globulin (HBIg) dlm waktu singkat
memberikan proteksi meskipun untuk jangka pendek (3-6 bulan).
2. Imunisasi hepB-2 diberikan setelah 1 bln dari imunisasi hepB-1 HBIg hanya diberikan pada kondisi pasca paparan. Sebaiknya
saat bayi 1 bulan. Untuk mendapat respon imun optimal, HBIg diberikan bersama vaksin VHB sehingga proteksinya
interval hepB-2 hepB-3 minimal 2 bln, terbaik 5 bln. berlangsung lama.
3. Bila dosis pertama (+), imunisasi terputus, segera imunisasi ke2. Pada needle stick injury diberikan HBIg 0,06 ml/kg maksimum 5
imunisasi ke3 diberikan jarak terpendek 2 bln dr imunisasi ke2 ml dalam 48 jam pertama setelah kontak. Pd penularan dngn
cara kontak seksual HBIg diberikan 0,06 ml/kg maksimum 5 ml
4. Bila dosis ke 3 terlambat, berikan segera dlm waktu <14 hari sesudah kontak terakhir.
5. Bayi lahir dari ibu dengan Hbs-Ag yg tdk diketahui, hepB-1 Efek samping
harus diberikan 12 jam setelah lahir, umur 1 bln & 3-6 bln.
Hbs-Ag positif, maka ditambahkan hepatitis B immunoglobulin Reaksi local yg ringan & sementara. Kadang-kadang dpt
(HBIg) 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari. menimbulkan demam ringan 1-2 hari. Vaksin hepatitis B dikenal
aman & efektif. Efektivitas vaksin 90 95% dlm mencegah
6. Bayi dari ibu Hbs-Ag positif, diberikan vaksin hepB-1 dan HBIg timbulnya penyakit hep B. bertahan minimal 12 tahun pasca
0,5 ml secara bersamaan dalam waktu 12 jam setelah lahir. imuniasi
7. Anak dari ibu pengidap hep B, telah memperoleh imunisasi Kontra indikasi :-
dasar 3x pd masa bayi, maka pd usia 5 thn tdk perlu
(booster). Hanya dilakukan pemeriksaan kadar anti HBs
8. Usia 5 thn blm pernah memperoleh imunisasi hep B, maka
secepatnya diberikan imunisasi Hep B dengan jadwal 3x
pemberian (catch up vaccination)
9. Ulangan imunisasi (hepB-4) dipertimbangkan pd 10-12 thn,bila
kadar pencegahan blm tercapai (anti Hbs< 10g/ml).
Difteri Pertusis Tetanus
Difteri toksin dari kuman Corynebacterium diphteriae. Kuman difteria menginfeksi pd
nasofaringnya. gejala yang timbul antara lain sakit tenggorokan & demam. timbul
kelemahan & sesak napas akibat obstruksi pd saluran nafas
Pertusis bakteri Bordetella pertusis. Sebelum ditemukannya vaksin pertusis, penyakit ini
merupakan penyakit tersering yg menyerang anak anak & merupakan penyebab
utama kematian. Gejala utama pertusis yaitu terjadinya batuk proksimal tanpa inspirasi
yang diakhiri dengan bunyi whoop
Tetanus toksin dari bakteri Clostridium tetani. dpt terinfeksi tetanus bila terdapat luka yg
memungkinkan bakteri ini hidup disekitar luka tersebut dan memproduksi toksinnya.
Toksin tersebut menempel pd saraf di sekitar daerah luka & mempengaruhi pelepasan
neurotransmitter inhibitor yg berakibat kontraksi serta spastisitas otot yg tdk terkontrol,
kejang kejang & gangguan saraf otonom. Kematian terjadi akibat gangguan pd
mekanisme pernafasan.
Difteri Pertusis Tetanus
DTwP (Difteri Tetanus whole cell
Pertusis) mengandung suspense kuman
B. pertusis yg mati
DTaP (Difteri Tetanus acellular Pertusis)
tdk mengandung seluruh komponen
kuman B.Pertusis, hanya beberapa
komponen yg berguna dlm
pathogenesis & memicu antibody.
Difteri Pertusis Tetanus
DTP 2, 4 , & 6 bln. Setelah itu, dpt dilanjutkan18 bln, 5 thn & 12 thn BOOSTER.
Pd booster umur 5 tahun harus tetap diberikan vaksin dngn komponen pertusis
(sebaiknya diberikan DTaP untuk mengurangi demam pasca imunisasi) DT-5 diberikan
pd kegiatan imunisasi di SD.
Ulangan DT-6 diberikan pd 12 thn
Dosis DTwP/DTaP/DT 0,5 ml, IM untuk imunisasi dasar & ulangan.
Dosis ke 4 harus diberikan sekurang-kurangnya 6 bln setelah dosis ke 3. kombinasi
toksoid difteria & tetanus(DT) yg mengandung 10-12 Lf dpt diberikan pd anak yg
memiliki kontra indikasi terhadap pemberian yg pertusis
Difteri Pertusis Tetanus KIPI
a. Reaksi local kemerahan, bengkak & nyeri pd lokasi injeksi terjadi pd separuh
penerima DTP.
b. Proporsi Demam ringan dngn reaksi local sama & diantaranya dpt mengalami
hiperpireksia.
c. Anak gelisah & menangis terus menerus selama beberapa jam paska suntikan
d. Dari suatu penelitian ditemukan adanya kejang demam sesudah vaksinasi yang
dihubungkan dngn demam yg terjadi.
e. Kejadian ikutan yg serius adalah terjadinya ensefalopati akut/reaksi anafilaksis &
terbukti disebabkan oleh pemberian vaksin pertusis.
Difteri Pertusis Tetanus Kontraindikasi
anafilaksis pd pemberian vaksin sebelumnya.
Ensefalopati sesudah pemberian vaksin pertusis sebelumnya.
Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus (precaution)
a. Pd pemberian pertama dijumpai riwayat hiperpireksia
b. keadaan hipotonik-hiporesponsif dlm 48 jam
c. Anak menangis terus selama 3 jam
d. riwayat kejang dlm 3 hari sesudah imunisasi DTP
e. Riwayat kejang dlm keluarga & kejang yang tdk berhubungan pemberian vaksin sebelumnya
f. KIPI atau alergi terhadap vaksin bukanlah suatu indikasi kontra terhadap pemberian vaksin
DTaP.
Vaksin pertusis aseluler vaksin pertusis berisi komponen spesifik toksin Bordetellapertusis
berguna untuk pencegahan pertusis secara klinis.
Polio
Polio menyebabkan kelumpuhan, virus poliomyelitis yg sangat
menular. lewat makanan/minuman yg tercemar virus polio. lewat
percikan ludah/air liur penderita polio yg masuk ke mulut orang
sehat. Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot &
kelumpuhan pd salah 1 maupun ke 2 lengan/tungkai. Polio jg
bisa menyebabkan kelumpuhan pd otot-otot pernafasan & otot
untuk menelan. bisa menyebabkan kematian.
Polio
IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin
Salk) virus polio yg telah dimatikan &
diberikan melalui suntikan.
OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin),
vaksin hidup yg dilemahkan diberikan
dlm bentuk cairan.
Bentuk trivalen (TOPV) efektif semua
bentuk polio,
Bentuk monovalen (MOPV) efektif 1
jenis polio
Polio
Imunisasi dasar polio diberikan 4x (polio I,II, III, dan IV) interval 4 mgg
Usia 0 bln & 2,3,6 bln. BOOSTER 1 thn pasca imunisasi polio IV
Saat masuk SD (5-6 thn)
Cara pemberian
suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV) lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV)
Vaksin diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) ke mulut anak / dngn menggunakan sendok yg berisi
air gula.
orang yg pernah mengalami reaksi alergi hebat (anafilaktik) setelah pemberian IPV, streptomisin,
polimiksin B / neomisin. Sebaiknya diberikan OPV.