Anda di halaman 1dari 43

EKLAMPSIA DALAM KASUS

PERAWATAN PREEKLAMPSIA BERAT


Disusun Oleh
dr. Fanny Indah Prammita

PEMBIMBING
dr. Alvilusia Sp.OG

PENDAMPING
dr. M. RAUBEN BERLINA

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH INDRASARI
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
P E ND A H U L U A N
-Mortalitas dan morbiditasdan penyulit dalam
HDK kehamilan
-preeklampsia, eklampsia

PE Hipertensi > 20 minggu + Proteinuria

EK Preeklamsia + Kejang dan atau koma

Eklamsia
RSUD Arifin Achmad (2011) kasus
preeklampsia sebanyak 7,15% kasus
K A S U S
IDENTITAS

Nama : Ny. NK
Usia : 19 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Kemang Manis
No. MR : 13 37 83
KELUHAN UTAMA

Pasien datang ke RSUD Indrasari tanggal 19 Januari 2016 pukul


09.00 WIB melalui VK IGD, rujukan dari Poskesdes Pematang
Jaya dengan tekanan darah tinggi (surat rujukan terlampir).

Tekanan darah tinggi


Pasien mengaku hamil 9 bulan. HPHT : 15-04-2015
TP : 08-09-2013. Nyeri pinggang yang menjalar ke
ari-ari (+) dan keluar lendir bercampur darah dari
kemaluan (+) sejak 5.5 jam SMRS, keluar air-air yang
banyak dari kemaluan (+) sejak 3.5 jam SMRS,
Riwayat penyakit sekarang gerakan janin dirasakan aktif sejak usia kehamilan 4
bulan. Nyeri kepala (-), nyeri ulu hati (-), pandangan
kabur (-). Riwayat hipertensi sebelum kehamilan (-).
Tekanan darah tinggi sejak usia kehamilan 8 bulan,
namun tidak pernah minum obat antihipertensi
Riwayat Pasien mengaku kontrol ke bidan sebanyak 2 kali. Pasien mengaku tidak pernah
ANC di USG

vitamin dan obat penambah darah (+)


Riwayat
minum obat

Menarche usia 12 tahun, teratur, selama 7 hari, siklus 28 hari, ganti pembalut 2-
Riwayat 3x/hari.
haidh
Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), asma (-), jantung (-)
RPD
RPK
Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), asma (-), jantung (-)

Pernikahan 1x, pernikahan saat usia 18 tahun


R.perkawinn
1/0/0
R.kehamilan

Tidak ada
R. KB
R.Operasi Tidak ada
sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum: TSS Gizi : baik (TB :155cm,


Kesadaran : komposmentis BB:65 kg)
Kepala : konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
Vital Sign Abdomen : Status obstetrikus
Tekanan darah : 210/110mmHg Genitalia : Status obstetrikus
Nadi : 110x/menit Ekstremitas : akral hangat
(+/+), CRT <2
Frekuensi napas: 30x/menit
Suhu : 36,7 oC
Status Obstetri
Muka : Cloasma gravidarum (-)
Mammae : papilla mammae menonjol, hiperpigmentasi areola (+/+)
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak membuncit, linea nigra (+), striae gravidarum
(+)
Palpasi :
L1: TFU 3 jari dibawah proc. xyphoideus, teraba massa bulat
lunak tidak melenting
L2: tahanan terbesar disebelah kanan
L3: teraba massa bulat keras
L4: bagian terbawah janin sudah masuk PAP
His : (+), 4x10 40 DJJ : 146 dpm
TFU : 26 cm TBJ : 2325 gram
Genitalia
Vulva uretra : tampak lendir campur darah
VT Panggul dalam Promontorium : tidak teraba
Linea Innominata : 1/3-1/3
Sakrum : konkaf
Spina ischiadika : tumpul
Arkus pubis : >90%
Os. coxygis : mobile
Janin Presentasi : kepala
Situs : memanjang
Station : hodge 3
Posisi : UUK kiri depan
Ketuban :-
Portio : Konsistensi : kenyal
Arah sumbu : axial
Pembukaan : 9 cm

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (07/09/2013):
Darah lengkap
Hb: 13,6 g/dl
Ht: 34,3 vol%
Leukosit: 23.900/l
Trombossit: 211.000/l
Kimia darah :
Glukosa : 114,72 mg/dl
Ureum : 15,69 mg/dl
Creatinin : 0,594 mg/dl
AST : 38,2 U/L
ALT : 22,1 U/L
DIAGNOSIS

G1 gravid 39-40 minggu inpartu kala I fase aktif


+ PEB + janin tunggal hidup letak memanjang
presentasi kepala
RENCANA
PENATALAKSANAAN

Observasi ku, ttv, his, Menghubungi konsulen jaga:


djj/30 menit Rawat Irna Kebidanan untuk
terminasi pervaginam dengan
Observasi tanda-tanda mempercepat kala II dengan
impending eklampsia dan bantuan forsep
solusio plasenta Regimen MgSO4 (loading dose
4 gram MgSO4 40% dalam
Regimen MgSO4 10 cc aquadest IV dilanjutkan
Nifedipine 3x10 mg bila dengan maintanance dose 6
TD >160/100 gram MgSO4 40% dalam 1
kolf RL habis dalam 6 jam)
Rencana terminasi Nifedipine 10 mg per oral
pervaginam dengan Cek laboratorium darah rutin
mempercepat kala II dan kimia darah
dengan bantuan forsep Pemasangan kateter urin
FOLLOW UP

Sabtu 09.30 S : pasien kejang tonik-klonik +1 menit


O : Ku : sakit berat Kes: sopor
09/01/2016
TD : 210/110 mmHg
HR : 120 x/menit
RR : 30 x/menit, T : 36,50C
Djj : 135 dpm

A : Eklampsia pada G1 gravid 39-40 minggu inpartu kala I fase


aktif , Janin tunggal hidup letak memanjang persentasi kepala

P:
- Injeksi Diazepam IV bolus pelan hingga kejang berhenti
- MgSO4 dosis maintenance 1 gr/jam
- Guedel (+) suction
- O2 8 L/ NRM
- Lapor konsulen jaga via telfon, advice :
a. Stabilkan KU dan TV
b. Observasi 2 jam
c. Rencana forsep di Irna Kebidanan
d. Rawat ICU bila kondisi tidak stabil
09.50 S : kejang berhenti, pasien mulai sadar
O : Ku : sakit berat
Kes: somnolen dibawah pengaruh diazepam
TD : 130/80 mmHg
HR : 100 x/menit
RR : 30 x/menit, T : 36,50C
Djj : 130 dpm
VT : pembukaan 10 cm, kepala hodge III, ketuban (-)
A : Eklampsia pada G1 gravid 39-40 minggu
kala II , Janin tunggal hidup letak memanjang persentasi
kepala

P:
- MgSO4 dosis maintenance 1 gr/jam
- Guedel (+) suction
- O2 8 L/ NRM
- Stabilkan KU dan TV
- Observasi 1 jam
- Rencana forsep di Irna Kebidanan
Rawat ICU bila kondisi tidak stabil
11.00 WIB Pasien dipersiapkan untuk partus pervaginam dengan forsep untuk
mempercepat kala II
Diagnosis sebelum partus :
Eklampsia pada G1 gravid 39-40 minggu kala II Janin tunggal hidup
letak memanjang persentasi kepala

Diagnosis setelah partus :


P1A0H1 post partus pervaginam dengan ekstraksi forsep atas indikasi
eklampsia

LAPORAN TINDAKAN
Laporan ekstraksi forsep :
Pasien dalam posisi litotomi
A dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya
Kandung kemih dikosongkan
Dilakukan periksa dalam ulang: pembukaan lengkap, ketuban (-),
Kepala Hodge III-IV
Dilakukan prerekonstruksi di depan vulva bagaimana forseps akan
dipasang
Dipasang forseps kiri, mudah
Dipasang forseps kanan, biparietal terhadap kepala janin, mudah
- Dilakukan wandering, setelah diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dilakukan
penguncian forseps, mudah
- Dilakukan traksi mendatar dan anterior
- Tampak kepala bayi lahir oksiput anterior, dahi, muka, dagu, dan seluruh kepala, forseps
dilepas.
- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa steril
- Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan, dilahirkan bahu depan
dan belakang, kemudian seluruh lengan
- Dengan pegangan samping badan, lahirkan trokanter depan dan belakang, kemudian
seluruh tungkai.
Pukul 10.30 WIB
- Lahir bayi perempuan , BB 1900 gr, PB 45 cm, AS 8/9
- Air ketuban jernih, ,jumlah cukup
- Bayi dikeringkan dan diselimuti, lalu tali pusat dijepit dan dipotong
- Ibu disuntik oksitosin 10 IU im
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali.
Instruksi post partus :
-Awasi tanda-tanda vital dan perdarahan
-Regimen SM 24 jam post partum
- Nifedipine 4x10 mg per oral
-IVFD RL drip oksitosin 20 IU 10 gtt/
- kateter menetap hingga 24 jam post partus
-Misoprostol 3x200 mg
- Injeksi Cefotaxime 3x 1gram IV
- Metronidazol tablet 2x500 mg
- Cek lab
Minggu 11.00 S : kejang(-), perdarahan (+) 1 pembalut, BAK (kateter) +1000 cc, ASI (+), menyusui (+),
nyeri kepala (-), pandangan kabur (-), nyeri ulu hati (-).
20/01/2016

O : Ku : sakit ringan Kes: komposmnetis


TD : 130/80 mmHg
HR : 88 x/menit
RR : 20 x/menit,
T : 36,50C
Status generalis : DBN
Abdomen :
Involusi = TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan (+) dbn
Laktasi = ASI (+), menyusui (+)

A : P1A0H1 post partus pervaginam dengan forsep atas indikasi eklampsia + nifas 24
jam.

P:
- Observasi ku, ttv, kontraksi, perdarahan
- Mobilisasi aktif
- Motivasi KB dan ASI
- Nifedipine jika TD > 160/100 mmHg
- Injeksi Cefotaxime 3x 1gram IV
- Metronidazol tablet 2x500 mg
- IVFD RL 20 gtt/
Senin, 21/01/2016 08.00 S : kejang (-), perdarahan (+) 1 pembalut, BAK (+), ASI
(+), menyusui (+), nyeri kepala (-), pandangan kabur (-),
nyeri ulu hati (-).

O : Ku : sakit ringan Kes: komposmentis


TD : 120/80 mmHg
HR : 86 x/menit
RR : 20 x/menit,
T : 36,50C
Status generalis : DBN
Abdomen :
Involusi = TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
perdarahan minimal
Laktasi = ASI (+) sedikit, menyusu (+)

A : P1A0H1 post partus pervaginam dengan forsep atas


indikasi eklampsia nifas hari 2

P : Boleh pulang, obat pulang :


Asam mefenamat 3x500 mg
Cefadroxil 2x500 mg
Nifedipine 3x10 mg
T I N J A U A N

P U S T A K A
Preeklampsia hipertensi disertai proteinuria
dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan
Preeklampsia berat preeklampsia dengan
tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik 110 mmHg disertai proteinuria
5 g/ 24 jam atau kualitatif 4+
Preeklampsia berat dibagi menjadi:
Preeklampsia berat tanpa impending eclampsia
Preeklampsia berat dengan impending eclampsia.

Tanda-tanda impending eclampsia :


Muntah-muntah
Nyeri kepala hebat bagian frontal
Nyeri epigastrium
ETIOLOGI

Peran prostasiklin
dan tromboksan

Peran Faktor
Imunologis

Peran Faktor
Genetik/familial
FAKTOR RISIKO

Menurut American Family Physician, 2004 :


Faktor yang berhubungan dengan kehamilan
Faktor spesifik maternal
Faktor spesifik paternal
PATOFISIOLOGI

Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan


patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan
oleh vasospasme dan iskemia p.darah
Kardiovaskuler,
paru-paru
Metabolisme air
& elektrolit

Mata

Otak

Uterus
GEJALA

Preeklampsia ringan Jika terjadi tanda-tanda


(PER) preeklampsia yang lebih
Tekanan darah sistolik berat dan disertai dengan
antara 140-160 mmHg adanya kejang, maka
dan tekanan darah dapat digolongkan ke
diastolik 90-110 mmHg dalam eklampsia.
Proteinuria minimal (<
2g/L/24 jam)
Tidak disertai gangguan
fungsi organ
GEJALA

Preeklampsia berat (PEB)


Tekanan darah sistolik >160 mmHg atau tekanan darah diastolik >
110 mmHg
Proteinuria (> 5 g/L/24 jam) atau positif 3 atau 4 pada pemeriksaan
kuantitatif.
Bisa disertai dengan :
Oliguria (urine 500 mL/24jam)
Keluhan serebral, gangguan penglihatan
Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrium
Gangguan fungsi hati dengan hiperbilirubinemia
Edema pulmonum, sianosis
Gangguan perkembangan intrauterine
Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopenia
KOMPLIKASI

Sindrom HELLP
Kelainan mata Kelainan ginjal
Udem paru
Trauma
Nekrosis hati
Solusio plasenta Prematuritas,
Hipofibrinogenemia dismaturitas, IUFD
Hemolisis
Perdarahan otak
PENANGANAN

PEB

Preterm (<37 minggu) Aterm (>37 minggu)

Konservatif :
Terminasi
1. Regimen SM
2. Tokolitik
3. Dexamethasone

Perbaikan

(+) (-)
PER Terminasi
PEMBAHASAN
Apakah penatalaksanaan awal
dan sistem rujukan sudah tepat?

Apakah diagnosis pasien ini di


VK IGD sudah tepat?

Apakah tindakan di VK IGD


dan bangsal sudah tepat?
Apa saja faktor risiko terjadinya
eklampsia pada pasien ini ?

Bagaimana prognosis pada


pasien ini?
Penatalaksanaan Awal dan Sistem
Rujukan Tepat?
Belum Tepat
B
U A
K K
O S
Diagnosis Pasien Tepat?
Sudah tepat

G1 gravid 39-40 minggu inpartu kala I fase


aktif + PEB +janin tunggal hidup letak
memanjang presentasi kepala

Rumus Neagele dan pemeriksaan


Leopold
Tidak ada hasil pemeriksaan protein
urin karena keterbatasan alat
Pemeriksaan DJJ dengan Doppler dan
pemeriksaan dalam
Tindakan VK dan Bangsal Tepat?
Belum Tepat

Observasi ku, ttv, his, djj/ 30 menit


Observasi tanda-tanda impending eklampsia dan
solusio plasenta
Regimen MgSO4 (loading dose 4 gram MgSO4
40% dalam 10 cc aquadest IV dilanjutkan dengan
maintanance dose 6 gram MgSO4 40% dalam 1
kolf RL habis dalam 6 jam)
Nifedipine 3x10 mg bila TD >160/100
Terminasi pervaginam dengan mempercepat kala II
melalui ekstraksi forseps
Hari/Tanggal Pukul (WIB) Follow up
Sabtu 09.30 S : pasien kejang tonik-klonik +1 menit
O : Ku : sakit berat Kes: sopor
09/01/2016
TD : 210/110 mmHg
HR : 120 x/menit
RR : 30 x/menit, T : 36,50C
Djj : 135 dpm

A : Eklampsia pada G1 gravid 39-40 minggu inpartu kala I fase aktif ,


Janin hidup tunggal intrauteri letak memanjang persentasi kepala

P:
- Injeksi Diazepam IV bolus pelan hingga kejang berhenti
- MgSO4 dosis maintenance 2 gr/jam
- Guedel (+) suction
- O2 8 L/ NRM
- Lapor konsulen jaga via telfon, advice :
Stabilkan KU dan TV
Observasi 1 jam
Rencana forsep di Irna Kebidanan
Rawat ICU bila kondisi tidak stabil
Sekitar 10% wanita dengan eklampsia
mengalami kejang setelah pemberian loading
dose MgSO4. tambahan 2 gram MgSO4
Bila belum teratasi diazepam.
Namun diazepam berhubungan dengan
depresi sistem saraf pada janin
Total Pelvic Score : 13 Terminasi pervaginam
dengan bantuan forseps
Prognosis Pasien?

DUBIA AD BONAM
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai