Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGELOLAAN SATUAN UNIT


PENDIDIKAN MADRASAH

Oleh:
ERKHAMI & ANDI HERMANTO

dibina oleh: Dr.H.Kasful Anwar Us,M.Pd. /Dr.H.Lukman Hakim,M.Pd.I

PROGRAM PASCASARJANA
ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI STS JAMBI
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2013
PENDAHULUAN

Madrasahbagian penyelenggara pendidikan nasional


dituntut mampu melakukan penyelenggaraan
pendidikan sesuai standar nasional.
Reformasireformasi pendidikan
cara pandang baru manajemen pendidikan di Indonesia
Pengelolaan madrasah dengan menerapkan manajemen
berbasis sekolah/madrasah (MBS)diarahkan pada
peningkatan mutu pendidikan dengan memanfaatkan
segala potensi yang ada dengan pengelolaan
mandiriharus ada standar minimal oleh karena itu
Pemerintah mengeluarkan PP nomor 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan dan Permendiknas
nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan.
PEMBAHASAN

a. Paradigma Baru Pengelolaan Pendidikan di Indonesia


Dari sentralisasi ke desentralisasi .
Wujud nyata dari perubahan lahirnya dua undang-undang
yaitu UU nomor 22 tahun 1999 dan UU nomor 25 tahun 1999.
Desentralisasi pendidikan disekolah disebut MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah) yaitu pardigma manajemen
sekolah yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri.
Pengukuhan MBS sebagai paradigma baru dalam manajerial
pendidikan di Indonesia dikukuhkan melalui UU nomor 20
tahun 2003, pasal 51 ayat 1 : pengelolaan satuan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah dilakanakan berdasarkan standar pelayanan
minimal dengan prinsip manajemen berbasis
sekolah/madrasah.
Menurut Nurcholis , alasan pemilihan MBS
sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya yang tersedia untuk memajukan
sekolahnya.
sekolah lebih mengetahui kebutuhannya.
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat
dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang
sehat

alasan lain konsep MBS terbukti telah berhasil


diterapkan di negara-negara maju
Manfaat MBS
1. Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia
untuk memajukan sekolahnya,
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya khususnya
input dan output pendidikan
3. Pengambilan keputusan partisipatif yang dilakukan dapat
memenuhi kebutuhan sekolah
4. Penggunaan sumber daya pendidikan lebih efesien dan efektif
apabila masyarakat turut serta mengawasi;
5. Keterlibatan warga sekolah dalam pengambilan keputusan
sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat;
6. Sekolah bertanggungjawab tentang mutu pendidikan di
sekolahnya kepada pemerintah, orang tua, peserta didik dan
masyarakat
7. Sekolah dapat bersaing dengan sehat untuk meningkatkan
mutu pendidikan;
8. Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakat dengan
pendekatan yang tepat dan cepat.
B. DASAR HUKUM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
DI INDONESIA

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pada bab XIV mulai dari pasal 50
s.d 52 disebutkan tentang pengelolaan pendidikan.
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendididkan pada bab VIII mulai
dari pasal 49 s.d 61 dibahas secara rinci mengenai
standar pengelolaan
Permendiknas nomor 19 Tahun 2007 tentang standar
pengelolaan pendidikan. Pada permendiknas ini secara
rinci di bahas mengenai standar pengelolaan
pendidikan.
C. PEMBAGIAN KERJA PENGELOLAAN
PENDIDIKAN DI INDONESIA

tanggungjawab pengelolaan pendidikan menurut PP


nomor 19 tahun 2005 dibagi menjadi tiga tingkat
yaitu
pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan,
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah,
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah.
D. IDEALISASI PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI
MADRASAH
Perbedaan sekolah dan madrasah dapat dilihat dari tiga pendekatan, pertama, secara
simbolik, kedua, secara substansial dan yang ketiga, secara institusional
standar pengelolaan pendidikan di madrasah dengan mengacu pada PP nomor 19
tahun 2005 :
1. dipimpin oleh seorang kepala satuan pendidikan.
2. Pengambilan keputusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah dalam
bidang akademik diputuskan melalui rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala satuan pendidikan.Sedangkan pengambilan keputusan dalam bidang
nonakademik dilakukan oleh komite sekolah
3. harus memiliki pedoman yang mengatur tentang :
a) Kurikulum dan Silabus
b) Kalender Pendidikan/Akademik
C) Struktur organisasi satuan pendidikan
d) Pembagian tugas diantara pendidik
e) Pembagian tugas diantara tenaga kependidikan
f) Peraturan akademik
g) Tata tertib satuan pendidik
h) Kode etik
i) Biaya operasional satuan pendidik
4. Pedoman yang menyangkut Kurikulum dan silabus, kalender
akademik, pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan,
peraturan akademik dan kode etik diputuskan melalui rapat
dewan pendidik/guru, Sedangkan pedoman yang menyangkut
struktur organisasi satuan pendidikan dan biaya operasional
satuan pendidikan diputuskan melalui rapat komite. dan
ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan.
5. Pengelolaan pendidikan di madrasah didasarkan pada rencana
kerja tahunan yang merupakan penjabaran secara rinci rencana
kerja jangka menengah madrasah yang meliputi masa 4
tahun.(Pasal 53)
6. Madrasah harus menyusun rencana kerja yang disetujui oleh
dewan guru dengan memperhatikan pertimbangan komite
madrasah
7.Pengelolaan madrasah dilaksanakan secara mandiri, efektif,
efesien dan akuntabel dan pelaksanaan pengelolaan pendidikan
ini menjadi tanggungjawab kepala madrasah.(pasal 54)
8. Pengawasan madrasah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan (pasal 55)
Standar pengelolaan dijabarkan secara rinci dan
teknis melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan
pendidikan.

secara teknis mengatur hal-hal yang berkaitan dengan


perencanaan program, pelaksanaan program, evaluasi
dan pengawasan, kepemimpinan sekolah/madrasah,
system informasi manajemen dan penilaian khusus.

perencanaan program menurut Permendiknas nomor


19 tahun 2007, harus memuat 1) Visi madrasah, 2)
misi madrasah, 3) tujuan madrasah,dan 4) rencana
kerja madrasah, rencana kerja ini meliputi rencana
kerja jangka menengah dan rencana kerja tahunan.
E. PROBLEMATIKA PENGELOLAAN
PENDIDIKAN MADRASAH

Praktek manajemen di madrasah sering


menunjukkan model manajemen tradisional,
yakni model manajemen paternalistik atau
feodalistik.
Tidak optimalnya peran serta pengelola
madrasah dalam menjalankan prinsip-prinsip
manajemen
Pola kepemimpinan sebagai bagian dari
manjemen pengelolaan madrasah masih
bersifat sentralistik,
F. BALANCE SCORE CARD :
SEBUAH TAWARAN PENDEKATAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MADRASAH

Balance Score Card metode yang dikembangkan


Robert Kaplan dan David Norton .

Balance Score Card suatu system manajemen,


pengukuran dan pengendalian yang secara tepat,
cepat dan komprehensif dapat memberikan
pemahaman kepada manajer tentang kinerja bisnis

Pendekatan Balanced Score Card sebuah system


pengukuran kinerja yang komprehensif yang mampu
memanfaatkan informasi multidimensional dalam
empat perspektifnya dalam rangka proses perumusan
dan implementasi strategi
TABEL 1
PENGUKURAN KINERJA MADRASAH DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORE CARD

Tujuan Strategis Pengukuran Strategis


Outcome Pengendali Kinerja
Perspektif Keuangan: Jumlah anak yang sekolah dari Survei dan pendataan penduduk
Meningkatkan pemerataan layanan keluarga tak mampu meningkat keluarga tidak mampu
pendidikan dengan subsidi
pembiayaan pendidikan anak dari
keluarga tak mampu
Persepektif Pelanggan: Angka DO dan mengulang menurun Survey dan pendataan pendidikan di
Meningkatnya pemberian layanan Angka melanjutkan meningkat madrasah
pendidikan yang berkualitas oleh Survey dan pendataan pendidikan
madrasah kepada anak-anak dari dimadrasah
keluarga tidak mampu
Persepektif Proses Internal :
Meningkatkan daya tampun dan Meningkatnya daya tamping sekolah Rasio murid : Ruang Kelas
sarana/prasarana sekolah untuk Meningkatkan rombongan belajar di Rasio murid : Rombongan Belajar
menampung anak-anak dari keluarga sekolah
tidak mampu yang disubsidi oleh
pemerintah
Perspektif Pembelajaran dan
pertumbuhan: Meningkatnya kreativitas guru Rasio murid ; guru
Meningkatkan Meningkatnya metode pembelajaran Rasio alat peraga : murid
kreativitas guru untuk
mengembangkan metode
pembelajaran yang berkualitas dan
terjangkau biaya
PENUTUP
Kesimpulan :
a. Bergulirnya reformasi reformasi pendidikan di Indoensia. Salah satunya telah terjadi
perubahan paradigm dalam pengelolaan pendidikan yang semuala sentralistik menjadi
desentralistik.
b. Dasar hukum : 1) UU nomor 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional, 2) PP
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan 3) Permendiknas Nomor 19
tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
c. Pembagian kerja pengelolaan pendidikan di Indonesia sebagaimana diatur dalam PP nomor
19 tahun 2005 meliputi 1) standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan, 2) standar
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah, dan 3) standar pengelolaan pendidikan oleh
pemerintah
d. Pengelolaan pendidikan di madrasah yang ideal adalah pengelolaan pendidikan yang sesuai
dengan standar nasional pendidikan sebagaimana telah diatur dalam PP nomor 19 tahun
2005 dan Permendiknas nomor 19 tahun 2007.
e. Problematika penerapan pengelolaan pendidikan berbasis madrasah: 1) masih kuat model
manajemen tradisional yang cenderung paternalistic dan feodalistik di madrasah, 2) Tidak
optimalnya peran serta pengelola madrasah dalam menjalankan prinsip-prinsip manajemen,
dan 3) Pola kepemimpinan sebagai bagian dari manjemen pengelolaan madrasah masih
bersifat sentralistik.
f. Salah satu alternatif pembenahan pengelolaan pendidikan di madrasah, penulis menawarkan
pendekatan Balanced Score Card.

Anda mungkin juga menyukai