Leiomioma Tumor jinak yang berasal dari sel otot polos dl miometrium diberi nama leiomioma. karena konsistensinya padat, tumor ini lebih sering disebut sebagai fibroid. Secara makroskopis berupa massa abu-abu putih, padat, berbatas tegas dengan permukaan potongan memperlihatkan gambaran kumparan yang khas. Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya jamak dan tersebar di dalam uterus, dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga neoplasma masif yang jauh lebih besar daripada ukuran uterusnya. Sebagian terbenam di dalam miometrium (intramural), sementara yang lain terletak tepat di bawah endometrium (submukosa) atau tepat di bawah serosa (subserosa). Yang terakhir mungkin membentuk tangkai. bahkan kemudian melekat ke organ di sekitarnya, dari mana tumor tersebut mendapat pasokan darah dan kemudian membebaskan diri dari uterus untuk menjadi leiomioma parasitik. Neoplasma yang berukuran besar mungkin memperlihatkan fokus nekrosis iskemik disertai daerah perdarahan dan perlunakan kistik, dan setelah menopause, tumor mungkin menjadi padat kolagenosa, bahkan mengalami kalsifikasi. Secara histologis tumor ditandai dengan berkas-berkas berbentuk kumparan sel otot polos yang histologinya mirip miometrium normal. Mungkin ditemukan fokus fibrosis, kalsifikasi, nekrosis iskemik, degenerasi kistik, dan perdarahan. Tumor ovarium Tumor serosa Muncul pada usia 30-40an Meskipun solid tumor ini biasanya kistik sehingga juga di kenal dengan kistadenoma Secara makroskopis tumor serosa mungkin bergaris tengah kecil (5 hingga 10 cm), tetapi umumnya besar (garis tengah hingga 30 sampai 40 cm), dengan bentuk bulat atau ovoid. Sekitar 25% bentuk jinak bersifat bilateral. Pada bentuk jinak, lapisan serosa tampak licin dan berkilap. Pada irisan, tumor kistik kecil mungkin memperlihatkan satu rongga, tetapi tumor besar biasanya memiliki sekat-sekat sehingga membentuk massa multiloculated . Rongga kistik biasanya terisi oleh cairan serosa jernih walaupun mungkin juga ditemukan mukus dalam jumlah cukup banyak. Ke dalam rongga kistik, tampak tonjolan polipoid atau papilaris, yang lebih mencolok pada tumor ganas. Tumor Musinosa Menyerupai tumor serosa, kecuali terdiri atas sel penghasil musin yang serupa dengan yang ditemukan pada mukosa endometrium. Secara makroskopik
sulit dibedakan dengan tumor serosa kecuali
oleh sifat isi kista yang musinosa. Namun, tumor ini cenderung lebih besar dan multiokular, dan jarang ditemukan pembentukan papila. Secara histologis tumor diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu tipe endoserviks, tipe intestinal, dan kistaadenoma musinosa mulleri. Tipe ketiga yang biasanya berkaitan dengan kista endometriotik. Pecahnya tumor musinosa dapat menyebabkan pengendapan musin di peritoneal (pseudomiksoma peritonei) dan menimbulkan perlekatan dimana-mana (penyulit operasi). Tumor endometrioid
Tumor membentuk massa yang menonjol dari
dinding kista endometriotik yang terisi cairan coklat. Secara mikroskopis, tumor ini dibedakan dengan adanya kelenjar tubular. Kista adenofibroma
Varian dari kistaadenoma serosa dengan
proliferasi mencolok stroma fibrosa yang terletak di bawah epitel silindris. Jarang terjadi transformasi keganasan. Tumor Brenner Tumor terdiri atas banyak stroma yang mengandung sarang epitel transisional sehingga mungkin berasal dari epitel urogenital yang terperangkap dalam epitel germinativum. kanker serviks Kanker serviks adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Kanker berawal dari infeksi human papillomavirus, walaupun faktor lain yang mempengaruhi perkembangan neoplastik mengikuti infeksi. Berbeda dengan keganasan ginekologi lainnya, kanker serviks berkembang pada perempuan yang lebih muda. Karsinoma sel squamosa serviks biasanya terdapat pada squamocolumnar junction (antara endoserviks (toraks selapis) dan ektoserviks (gepeng selapis)) dari lesi displasia yang kebanyakan kasusnya berhubungan dengan infeksi HPV (terutama yang 16 dan 18). Sebagian besar berasal dari lesi intraepitel gepeng (SIL) atau neoplasia intraepitel serviks (CIN) makanya bisa diditeksi dengan pap-smear. CIN bisa jadi kanker hingga 20 thn kemudian, jadi untuk jadi kanker serviks itu butuh bertahun- tahun. Tapi tidak semua CIN akhirnya menjadi kanker. CIN ini bisa berkembang hingga naik derajatnya atau juga bisa regresi, bisa juga menetap. Semakin tinggi derajat CIN, makin besar kemungkinannya berkembang. CIN ada derajatnya : CIN I = displasia ringan CIN II = displasia sedang CINIII = displasia berat N CIN I
CIN 2 CIN 3 80% kanker serviks biasanya berbentuk karsinoma sel skuamosa, bisa juga adenokarsinoma yang biasanya terletak di endoserviks (15%), serta tipe adenoskuamosa dan neuroendokrin (5%).