Anda di halaman 1dari 33

Kelompok 1

Tumor organ reproduksi wanita


Leiomioma
Tumor jinak yang berasal dari sel otot polos dl
miometrium diberi nama leiomioma.
karena konsistensinya padat, tumor ini lebih
sering disebut sebagai fibroid.
Secara makroskopis
berupa massa abu-abu putih, padat, berbatas
tegas dengan permukaan potongan
memperlihatkan gambaran kumparan yang
khas.
Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya
jamak dan tersebar di dalam uterus, dengan
ukuran berkisar dari benih kecil hingga
neoplasma masif yang jauh lebih besar
daripada ukuran uterusnya.
Sebagian terbenam di dalam miometrium
(intramural), sementara yang lain terletak tepat di
bawah endometrium (submukosa) atau tepat di
bawah serosa (subserosa).
Yang terakhir mungkin membentuk tangkai.
bahkan kemudian melekat ke organ di sekitarnya,
dari mana tumor tersebut mendapat pasokan
darah dan kemudian membebaskan diri dari
uterus untuk menjadi leiomioma parasitik.
Neoplasma yang berukuran besar mungkin
memperlihatkan fokus nekrosis iskemik
disertai daerah perdarahan dan perlunakan
kistik, dan setelah menopause, tumor
mungkin menjadi padat kolagenosa, bahkan
mengalami kalsifikasi.
Secara histologis
tumor ditandai dengan berkas-berkas
berbentuk kumparan sel otot polos yang
histologinya mirip miometrium normal.
Mungkin ditemukan fokus fibrosis, kalsifikasi,
nekrosis iskemik, degenerasi kistik, dan
perdarahan.
Tumor ovarium
Tumor serosa
Muncul pada usia 30-40an
Meskipun solid tumor ini biasanya kistik
sehingga juga di kenal dengan kistadenoma
Secara makroskopis
tumor serosa mungkin bergaris tengah kecil (5
hingga 10 cm), tetapi umumnya besar (garis
tengah hingga 30 sampai 40 cm), dengan
bentuk bulat atau ovoid.
Sekitar 25% bentuk jinak bersifat bilateral.
Pada bentuk jinak, lapisan serosa tampak licin
dan berkilap.
Pada irisan, tumor kistik kecil mungkin
memperlihatkan satu rongga, tetapi tumor besar
biasanya memiliki sekat-sekat sehingga
membentuk massa multiloculated .
Rongga kistik biasanya terisi oleh cairan serosa
jernih walaupun mungkin juga ditemukan mukus
dalam jumlah cukup banyak. Ke dalam rongga
kistik, tampak tonjolan polipoid atau papilaris,
yang lebih mencolok pada tumor ganas.
Tumor Musinosa
Menyerupai tumor serosa, kecuali terdiri atas
sel penghasil musin yang serupa dengan yang
ditemukan pada mukosa endometrium.
Secara makroskopik

sulit dibedakan dengan tumor serosa kecuali


oleh sifat isi kista yang musinosa. Namun,
tumor ini cenderung lebih besar dan
multiokular, dan jarang ditemukan
pembentukan papila.
Secara histologis
tumor diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu
tipe endoserviks, tipe intestinal, dan
kistaadenoma musinosa mulleri.
Tipe ketiga yang biasanya berkaitan dengan kista
endometriotik.
Pecahnya tumor musinosa dapat menyebabkan
pengendapan musin di peritoneal
(pseudomiksoma peritonei) dan menimbulkan
perlekatan dimana-mana (penyulit operasi).
Tumor endometrioid

Tumor membentuk massa yang menonjol dari


dinding kista endometriotik yang terisi cairan
coklat. Secara mikroskopis, tumor ini
dibedakan dengan adanya kelenjar tubular.
Kista adenofibroma

Varian dari kistaadenoma serosa dengan


proliferasi mencolok stroma fibrosa yang
terletak di bawah epitel silindris. Jarang terjadi
transformasi keganasan.
Tumor Brenner
Tumor terdiri atas banyak stroma yang
mengandung sarang epitel transisional
sehingga mungkin berasal dari epitel
urogenital yang terperangkap dalam epitel
germinativum.
kanker serviks
Kanker serviks adalah kanker yang paling
sering terjadi pada wanita.
Kanker berawal dari infeksi human
papillomavirus, walaupun faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan neoplastik
mengikuti infeksi.
Berbeda dengan keganasan ginekologi lainnya,
kanker serviks berkembang pada perempuan
yang lebih muda.
Karsinoma sel squamosa serviks biasanya
terdapat pada squamocolumnar junction
(antara endoserviks (toraks selapis) dan
ektoserviks (gepeng selapis)) dari lesi displasia
yang kebanyakan kasusnya berhubungan
dengan infeksi HPV (terutama yang 16 dan
18).
Sebagian besar berasal dari lesi intraepitel
gepeng (SIL) atau neoplasia intraepitel serviks
(CIN) makanya bisa diditeksi dengan pap-smear.
CIN bisa jadi kanker hingga 20 thn kemudian, jadi
untuk jadi kanker serviks itu butuh bertahun-
tahun. Tapi tidak semua CIN akhirnya menjadi
kanker.
CIN ini bisa berkembang hingga naik derajatnya
atau juga bisa regresi, bisa juga menetap.
Semakin tinggi derajat CIN, makin besar
kemungkinannya berkembang.
CIN ada derajatnya :
CIN I = displasia ringan
CIN II = displasia sedang
CINIII = displasia berat
N CIN I

CIN 2 CIN 3
80% kanker serviks biasanya berbentuk
karsinoma sel skuamosa, bisa juga
adenokarsinoma yang biasanya terletak di
endoserviks (15%), serta tipe
adenoskuamosa dan neuroendokrin (5%).

Anda mungkin juga menyukai