SARAH
405120111
Learning Objectives:
1. Menjelaskan abses hepar secara umum. (definisi,
klasifikasi, epidemiologi)
2. Menjelaskan abses hati berdasarkan etiologi.
3. Menjelaskan faktor risiko abses hati.
4. Menjelaskan patofisiologi abses hati.
5. Menjelaskan tanda dan gejala abses hati.
6. Menjelaskan Diagnosis( pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, dan Differential Diagnosis).
7. Menjelaskan tatalaksana abses hati.
8. Menjelaskan komplikasi abses hati.
ABSES HATI
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang
disebabkan oleh karena infeksi bakteri, parasit, jamur
maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses
supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari
jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah
di dalam parenkim hati. (IPD)
Epidemiologi
Di negara-negara yang sedang berkembang, abses hati
amebik didapatkan secara endemik dan jauh lebih sering
dibandingkan abses hati piogenik
Abses hati piogenik tersebar di seluruh dunia, terbanyak
di daerah tropis dengan kondisi higiene yang kurang
Insiden abses hati amebik di RS di Indonesia berkisar
antara 5-15% pasien pertahun.
Pria memiliki rasio 3,4-8,5 kali lebih besar dibandingkan
dengan wanita dengan rentang usia lebih dari 40 tahun,
insidensi puncak pada dekade ke-6
Etiologi
Secara umum:
Infeksi saluran empedu (30% -60%): obstruksi empedu
dan kondisi peradangan sekunder (misalnya, kolesistitis,
choledocholithiasis, dan kolangitis, terutama pada
pasien dengan keganasan saluran empedu denganstent
empedu)
Infeksi dari organ-organ pencernaan atau organ pelvis
melalui sirkulasi portal (24%): contoh termasuk usus
buntu, divertikulitis, dan perforasi usus
Tidak diketahui (20%)
Penyebaran hematogen sekunder dengan bakteremia
(15%): infeksi endokarditis, pielonefritis, infeksi mulut
yang tidak diobati, semua penyebab gangguan sistem
kekebalan tubuh pada anak-anak (misalnya, leukemia)
Patogen penyebab infeksi:
Bakteri penyebab paling umum: Escherichia coli,
Klebsiella spp., Proteus, Enterococcus,
Staphylococcus aureus, dan Streptococcus
faecalis. Streptococcus milleri dan bakteri anaerob
lainnya seperti Bacteroides spp. menjadi semakin
umum
Entamoeba histolytica dapat ditinjau jika pasien
baru-baru ini melakukan perjalanan ke daerah tropis
atau dari daerah endemik atau HIV-positif
Candida albicans adalah kemungkinan patogen pada
pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang
terganggu
Penyebab langka:
Infeksi sekunder dari abses hati amebik, tumor hati
ganas primer dan sekunder
Penyebaran infeksi secara langsung dari organ lokal
(empiema kandung empedu, abses periternal)
Fistula antara hati dan intra-abdominal organ yang
terinfeksi, seperti fleksura hepatika pada kolon
Tusukan atau luka benda tumpul pada hati
Jamur patogen pada pasien dengan sistem
kekebalan tubuh yang terganggu
Faktor predisposisi
Radang usus, terutama penyakit Crohn, karena hilangnya
integritas barrier mukosa
Sirosis hati
Transplantasi hati
Embolisasi arteri hepatika (pada pasien karsinoma hepatoseluler
yang menjalani terapi TACE (Trans Arterial Chemo Embolization))
Institusionalisasi (pada lembaga pemasyarakatan, panti wreda,
dan lain-lain)
Gangguan sistem kekebalan tubuh
Usia yang lebih tua (terutama terkait dengan sepsis bilier)
Malnutrisi, keganasan, kehamilan, penggunaan steroid, dan
asupan alkohol yang berlebihan merupakan predisposisi
pembentukan abses hati (vi)
Klasifikasi
Abses hati amebik Fusobacterium
(AHA) Staphylococcus aureus
Umumnya disebabkan Staphylococcus milleri
oleh Entamoeba Candida albicans
histolytica Aspergillus
Abses hati piogenik Actinomyces
(AHP) Eikenella corrodens
Enterobacteriaceae Yersinia enterolitica
Microaerophilic Salmonella thypi
Streptococci Brucella melitensis
fungal
Anaerobic streptococci
Klebsiella pneumoniae
Bacteriodes
Abses Hati
Klasifikasi berdasarkan etiologi
Abses Hati Amebik (AHA)
Salah satu komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang paling
sering dijumpai di daerah tropik/subtropik.
Etiologi: Entamoeba histolytica
Life cycle
Patogenesis
E. histolytica masuk ke dalam tubuh manusia melalui kista
yang tertelan.
Dikarenakan sifatnya yang reisten terhadap asam dan
lingkungan, kista yang keluar dari tubuh melalui feses,
dapat menempel di daun tanaman, di air, dan tanah
sehingga apabila higienitas seseorang kurang baik, maka
kontak dengan hal-hal tersebut dapat menjadi sarana
masuknya kista ke dalam tubuh.
Kista masuk ke dalam tubuh hingga menuju usus besar
trofozoit yang pada awalnya hidup sebagai komensal
membentuk koloni dan melepaskan protease yang
menyebabkan ulserasi.
Faktor penyebab berubahnya sifat trofozoit ini
kemungkinan adalah kerentanan pejamu (host) yakni
kehamilan, malnutrisi, penyakit keganasan, penggunaan
imunosupresan, bahkan konsumsi alkohol jangka panjang;
faktor virulensi ameba dan faktor lingkungan.
kerusakan sawar intestinal akibat lisisnya sel epitel mukosa usus dan
sel-sel inflamatorik trofozoit dapat masuk melalui vena-vena kolon
seperti venula mesentrica yang merupakan cabang vena porta hepatica
lewat aliran vena tersebut trofozoit dapat mencapai parenkim hati.
Patogenesis
Penyebaran infeksi scr hematogen & langsung
Penyakit biliaris obstruksi aliran empedu
proliferasi bakteri
Tekanan & distensi kanalikuli melibatkan cabang2 vena
portal & limfatik abses fileflebitis
Penetrasi akibat trauma tusuk inokulasi bakteri pd
parenkim hati AHP
Penetrasi trauma tumpul nekrosis & perdarahan
intrahepatik kebocoran saluran empedu
kerusakan kanalikuli masuknya bakteri ke hati
pertumbuhan bakteri pus & supurasi
PATOGENESIS
Penyebaran hematogen /secara langsung dari tempat
terjadinya infeksi di dalam rongga peritoneum.
Hati menerima darah dari sirkulasi vena portal
terinfeksinya hati oleh karena paparan bakteri yang
berulang.
Penyakit sistem biliaris obstruksi aliran empedu
proliferasi bakteri tekanan dan distensi kanalikuli
akan melibatkan cabang-cabang dari vena portal dan
limfatik formasi abses filebitis. Mikroabses yang
terbentuk menyebar secara hematogen sehingga
terjadi bakterimia sistemik.
Penetrasi akibat trauma tumpul nekrosis hati,
perdarahan intrahepatik dan terjadi kebocoran
saluran empedu kerusakan dari kanalikuli
masuknya bakteri ke hati terjadi pertumbuhan
bakteri dengan proses supurasi dan pembentukan
pus.
Lobus kanan hati lebih sering terjadi AHP karena
menerima darah dari arteri mesenterika superior dan
vena porta sedangkan lobus kiri menerima darah dari
arteri mesenterika inferior dan aliran limfatik.
Manifestasi Klinis
Nyeri spontan perut kanan atas jalan membungkuk
ke depan dengan kedua tangan diletakkan di atasnya.
Demam
Mual, muntah dan tidak nafsu makan
Penurunan BB, kelemahan badan
Ikterus
BAB seperti kapur, BAK berwarna gelap
Setelah memakai antibiotik yang adekuat: malaise,
demam yang tidak terlalu tinggi, nyeri tumpul pada
abdomen yang menghebat dengan adanya pergerakan
Abses dekat dengan diafragma iritasi diafragma
nyeri pada bahu pundak sebelah kanan, batuk atau
atelektasis
Manifestasi yang membedakan pada
abses hati
Abses hati piogenik Abses hati amebik
Masa inkubasi 1-16 minggu 1-12 minggu
Demam Tinggi, hektik Derajat rendah
Toksisitas Dapat terlihat jelas Minimal atau tidak
ada
Hati
Nyeri tekan Biasa Bervariasi, mungkin
interkostal
Pembengkakkan Tidak sering Sering
Ikterus 25% 5%
Jari tabuh Bila kronik Tidak pernah ada
Abses hati piogenik Abses hati amebik