Anda di halaman 1dari 25

Kenakalan Remaja

Juvenile Deliquency

Dyah Putri Mentari Ginting , S.Ked


I4A013043

Pembimbing:
dr. Gladis Gunawan, Sp.A (K)

SMF/Bag Ilmu Kesehatan Anak


FK Unlam-RSUD Ulin
Banjarmasin
Mei 2017
Apa itu kenakalan remaja?
Perilaku yang tidak Kenakalan anak
sesuai dengan merupakan
norma-norma yang perbuatan atau
hidup di tengah tingkah laku yang
masyarakat. bersifat anti sosial.

Sarwirini. Kenakalan Anak (Juvenile Deliquency): Kausalitas dan Upaya Penanggulangannya. Perspektif,2011;16(4):244-251.
Kenakalan anak dan remaja ke dalam
3 tingkatan:
kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran,
membolos sekolah, pergi dari rumah, tanpa pamit

Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan


kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM,
mengambil barang orangtua tanpa izin

Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika,


hubungan seks di luar nikah, pemerkosaan dan lainlain.

Sarwirini. Kenakalan Anak (Juvenile Deliquency): Kausalitas dan Upaya Penanggulangannya. Perspektif,2011;16(4):244-251.
Pengertian Remaja

Masa
peralihan
REMAJA manusia dari
anak-anak
menuju
dewasa

1. Adolensi dini Usia


2. Adolensi menengah 12-20
3. Adolesensi akhir tahun
Unayah N, Sabarisman M. Fenomena Kenakalan Remaja dan Kriminalitas, The Phenomenon of Juvenile Deliquency and Criminality. Peneliti Puslitbang Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI, 2015.
Menurut Hurlock (1999) ciri-ciri masa
remaja adalah sebagai berikut:
Masa remaja Masa remaja
Masa remaja
sebagai usia yang sebagai masa
sebagai periode
menimbulkan yang tidak
yang penting
ketakutan realistik

Masa remaja Masa remaja Masa remaja


sebagai periode sebagai masa sebagai ambang
peralihan mencari identitas masa dewasa

Masa remaja Masa remaja


sebagai periode sebagai usia
perubahan bermasalah Unayah N, Sabarisman M. Fenomena Kenakalan
Remaja dan Kriminalitas, The Phenomenon of
Juvenile Deliquency and Criminality. Peneliti
Puslitbang Kesejahteraan Sosial, Kementrian
Sosial RI, 2015.
Penyebab kenakalan remaja
Faktor Faktor
internal eksternal
Keluarga dan
Krisis identitas Perceraian
orangtua

Teman sebaya
Kontrol diri
yang kurang
yang lemah
baik

Lingkungan
tempat tinggal
yang kurang
baik

Unayah N, Sabarisman M. Fenomena Kenakalan Remaja dan Kriminalitas, The Phenomenon of Juvenile Deliquency and Criminality. Peneliti Puslitbang Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI, 2015.
Sumber stress pada anak dan remaja
Hubungan buruk atau dingin antara ayah dan ibu

Terdapat gangguan fisik atau mental dalam keluarga

Cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orang tua atau oleh kakek/nenek

Campur tangan atau perhatian yang berlebihan dari orang tua kepada anak

Sikap orang tua yang dingin dan tak acuh terhadap anak

Orang tua yang jarang di rumah atau terdapatnya isteri lain

Kurang stimuli kognitif atau sosial

Unayah N, Sabarisman M. Fenomena Kenakalan Remaja dan Kriminalitas, The Phenomenon of Juvenile Deliquency and Criminality. Peneliti Puslitbang Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI, 2015.
Sumber stress pada anak dan remaja
Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai

Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai

Kuantitas dan kualitas pengajar ekstrakulikuler yang kurang memadai dalam hal
membimbing dan membina anak didiknya

Kesejahteraan guru yang tidak memadai

Kurikulum sekolah yang perlu ditinjau kembali

Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya

Unayah N, Sabarisman M. Fenomena Kenakalan Remaja dan Kriminalitas, The Phenomenon of Juvenile Deliquency and Criminality. Peneliti Puslitbang Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI, 2015.
Bentuk perilaku kenakalan remaja
1. Kenakalan terisolir (Delikuensi terisolir)
Keinginan meniru dan ingin konform dengan
genknya, jadi tidak ada motivasi, kecemasan
atau konflik batin yang tidak dapat
diselesaikan.

Mereka kebanyakan berasal dari daerah kota


yang transisional sifatnya yang memiliki
subkultur kriminal.

Pada umumnya remaja berasal dari keluarga


berantakan, tidak harmonis, dan mengalami
banyak frustasi.

Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa


mendapatkan latihan kedisiplinan yang
teratur, sebagai akibatnya dia tidak sanggup
menginternalisasikan norma hidup normal.
Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9, Jakarta,2010.
Bentuk perilaku kenakalan remaja
2. Kenakalan Neurotik (Delikuensi neurotik)

Perilaku nakalnya bersumber dari sebab psikologis yang


dalam, bukan hanya berupa adaptasi pasif menerima
norma dan nilai subkultur gang yang kriminal itu saja.

Perilaku kriminal mereka merupakan ekspresi dari


konflik batin yang belum terselesaikan, karena perilaku
jahat mereka merupakan alat pelepas ketakutan,
kecemasan dan kebingungan batinnya.ya yang memiliki
subkultur kriminal.

Biasanya remaja ini melakukan kejahatan seorang diri,


dan mempraktekkan jenis kejahatan tertentu, misalnya
suka memperkosa kemudian membunuh korbannya,
kriminal dan sekaligus neurotik.
Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9, Jakarta,2010.
Bentuk perilaku kenakalan remaja
2. Kenakalan Neurotik (Delikuensi neurotik)
Remaja nakal ini banyak yang berasal dari kalangan
menengah, namun pada umumnya keluarga mereka
mengalami banyak ketegangan emosional yang parah,
dan orangtuanya biasanya juga neurotik atau psikotik.

Remaja memiliki ego yang lemah, dan cenderung


mengisolir diri dari lingkungan.

Motif kejahatannya berbeda-beda.

Perilakunya menunjukkan kualitas kompulsif


(paksaan).

Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9, Jakarta,2010.
Bentuk perilaku kenakalan remaja
3. Kenakalan Psikotik (Delikuensi psikopatik)

Hampir seluruh remaja delinkuen psikopatik


ini berasal dan dibesarkan dalam lingkungan Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah,
keluarga yang ekstrim, brutal, diliputi banyak berdosa, atau melakukan pelanggaran.
pertikaian keluarga,

Perilakunya menunjukkan kualitas kompulsif


Motif kejahatannya berbeda-beda.
(paksaan).

Kebanyakan dari mereka juga menderita


gangguan neurologis, sehingga mengurangi
kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri.

Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9, Jakarta,2010.
Kenakalan yang dilakukan remaja
terbagi dalam empat bentuk, yaitu:
Perilaku yang menyakiti diri sendiri dan orang
lain.

Perilaku yang membahayakan hak milik orang


lain, seperti merampas, mencuri, dan
mencopet.

Perilaku yang tidak terkendali, yaitu perilaku


yang tidak mematuhi orangtua dan guru seperti
membolos, mengendarai kendaraan dengan
tanpa surat izin, dan kabur dari rumah.

Perilaku membahayakan diri sendiri dan


orang lain, seperti mengendarai motor dengan
kecepatan tinggi, memperkosa dan
menggunakan senjata tajam.

Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9, Jakarta,2010.
Kenakalan yang tergolong kejahatan
ringan atau pelanggaran norma-norma
sosial, antara lain :
a. Membaca buku-buku porno, mengedarkan gambar-
gambar porno, dan menonton film porno.
b. Pesta-pesta semalam suntuk tanpa dikontrol dan acara-
acara yang tidak sesuai dengan adat kesopanan.
c. Berkeliaran di malam hari.
d. Kebut-kebut di jalan umum (balap liar).
e. Pergi tidak pamit atau tanpa seizin orang tua.
f. Menentang guru.
g. Berbohong.
h. Tidak sopan terhadap orang tua, wali, atau orang lain.
i. Minggat dari rumah.
j. Mencoret-coret di sembarang tempat.
Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9, Jakarta,2010.
Kenakalan remaja yang tergolong
diatur dalam ketentuan perundang-
undangan, antara lain :
a. Membawa senjata tajam / api tanpa izin.
b. Perkelahian.
c. Pengeroyokan.
d. Perampokan.
e. Pencurian.
f. Penganiayaan.
g. Pemerasan.
h. Penipuan.
i. Pembunuhan.
j. Pemerkosaan.
k. Pengancaman.
l. Perjudian.
m. Narkotika dan obat-obatan terlarang.
n. Pelanggaran lalu lintas.
o. Kecelakaan lalu lintas. Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9,

p. Meminum minuman keras. Jakarta,2010.


Karakteristik remaja nakal
Perbedaan struktur intelektual
Pada umumnya inteligensi mereka tidak
berbeda dengan inteligensi remaja yang normal,
namun jelas terdapat fungsi- fungsi kognitif
khusus yang berbeda biasanya remaja nakal ini
mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-
tugas prestasi daripada nilai untuk ketrampilan
verbal (tes Wechsler)

Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9, Jakarta,2010.
Karakteristik remaja nakal
Perbedaan fisik dan psikis
Bentuk tubuh mereka lebih kekar, berotot, kuat,
dan pada umumnya bersikap lebih agresif.
Hasil penelitian juga menunjukkan
ditemukannya fungsi fisiologis dan neurologis
yang khas pada remaja nakal ini, yaitu: mereka
kurang bereaksi terhadap stimulus kesakitan
dan menunjukkan ketidakmatangan jasmaniah
atau anomali perkembangan tertentu.

Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9, Jakarta,2010.
Karakteristik remaja nakal
Ciri karakteristik individual
Rata-rata remaja nakal ini hanya berorientasi pada masa sekarang,
bersenang-senang dan puas pada hari ini tanpa memikirkan masa
depan.
Kebanyakan dari mereka terganggu secara emosional.
Mereka kurang bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga
tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan, dan tidak
bertanggung jawab secara sosial.
Mereka senang menceburkan diri dalam kegiatan tanpa berpikir
yang merangsang rasa kejantanan, walaupun mereka menyadari
besarnya risiko dan bahaya yang terkandung di dalamnya.
Pada umumnya mereka sangat impulsif dan suka tantangan dan
bahaya.
Hati nurani tidak atau kurang lancar fungsinya.
Kurang memiliki disiplin diri dan kontrol diri sehingga mereka
menjadi liar dan jahat.

Kartono, Kartini.Kenakalan remaja, Pathologi sosial 2,P.T Raja Grafindo, Cetakan Ke 9, Jakarta,2010.
Asas umum dalam penanggulangan
kejahatan (crime prevention)
Cara Cara
Moralitas Abolisionistis

Dilaksanakan dengan Berusaha memberantas,


penyebarluasan ajaran- menanggulangi kejahatan
ajaran agama dan moral dengan sebab musababnya

Maka usaha untuk


Perundang-undangan yang
mencapai tujuan dalam
baik dan sarana-sarana
mengurangi kejahatan
lain yang dapat menekan
yang disebabkan oleh
nafsu untuk berbuat
faktor ekonomi merupakan
kejahatan
cara abolisionistis

Sudarsono., Kenakalan Remaja, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.


Upaya penanggulangan kejahatan

Pre-
Preventif Represif
Emtif

Alam, A. S.,dan Amir Ilyas., Pengantar Kriminologi, Pustaka Refleksi, Makassar 2010.
Mengatasi Kenakalan Remaja

Mengungkap ada
Menerapkan
apa di balik Temukan cara
aturan dan
kenakalan redakan marah
konsekuensi
remaja.

Ada bersama Temukan Mendengarkan


anak kesamaan tanpa memvonis

Unayah N, Sabarisman M. Fenomena Kenakalan Remaja dan Kriminalitas, The Phenomenon of Juvenile Deliquency and Criminality. Peneliti Puslitbang Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI, 2015.
Mengatasi Kenakalan Remaja
Usaha di Usaha di
Usaha di
Linkungan Lingkungan
lingkungan
Keluarga Menciptakan Sekolah Menegakkan disiplin Menegur remaja-
keluarga yang sekolah yang wajar remaja yang sedang
harmonis, terbuka dan dapat diterima melakukan tindakan
dan jauh dari siswa dan penghuni yang telah melanggar
kekacauan sekolah. norma.

Memberikan
kemerdekaan kepada Pelaksanaan Menjadi teladan yang
anak remaja untuk peraturan dengan baik bagi remaja yang
mengemukakan adil dan tidak tinggal di lingkungan
pendapatnya dalam pandang bulu. tempat tinggal.
batas tertentu.

Orang tua selalu Meningkatkan kerja


Mengadakan kegiatan
berbagi pengalaman, sama dengan
kepemudaan di
cerita dan informasi masyarakat yang
lingkungan tempat
kepada anak-anak tinggal di lingkungan
tinggal.
remaja sekitar sekolah.

Orang tua sebaiknya


memperlihatkan
sikap-sikap yang
pantas dan dapat
diteladani oleh anak- Unayah N, Sabarisman M. Fenomena Kenakalan Remaja dan Kriminalitas, The Phenomenon of Juvenile Deliquency and
anak mereka. Criminality. Peneliti Puslitbang Kesejahteraan Sosial, Kementrian Sosial RI, 2015.

Anda mungkin juga menyukai