Pengantar • Kekerasan terhadap perempuan (KtP.) adalah kekerasan berbasis gender, karena ditujukan pada seorang perempuan karena dia perempuan atau kekerasan yang mempengaruhi seorang perempuan secara tidak proporsional. • KtP terjadi karena adanya ketimpangan atau relasi kuasa yang tidak seimbang antara pelaku (laki-laki) dan korban (perempuan). • Ketimpangan relasi kuasa tersebut menjadikan perempuan berada pada tataran subordinasi yang cendrung mengalami diskriminasi dan kekerasan. Faktor-faktor yang menambah dan memperparah kekerasan terhadap perempuan, yaitu : Faktor ekonomi yang mengakibatkan feminisasi kemiskinan, karena pekerjaan perempuan sering dianggap kurang bernilai, dan kesempatan kerja perempuan hampir selalu berada di sektor yang berpenghasilan rendah. Faktor politik dan hukum, seperti ketentuan hukum (adat, agama dan negara) yang diskriminatif terhadap perempuan. Kepercayaan budaya, yang mendidik anak untuk berperilaku menurut peran gender yang berlaku, dan berhak mengontrol seksualitas perempuan. Ranah Kekerasan (KtP)
Ranah Personal, Ranah Publik dan Ranah Negara
Sulit mencari tempat yang aman • Di ranah personal ; kekerasan seksual dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan darah (ayah, kakak, adik, paman, kakek), kekerabatan, perkawinan (suami) maupun relasi intim (pacaran) dengan korban. • Di ranah publik ; kasus dimana korban dan pelaku tidak memiliki hubungan kekerabatan, darah ataupun perkawinan. Bisa jadi pelakunya adalah majikan, tetangga, guru, teman sekerja, tokoh masyarakat, ataupun orang yang tidak dikenal. • Di ranah negara ; Kekerasan dilakukan oleh aparat negara dalam kapasitas tugasnya, atau ketika peristiwa kekerasan terjadi, aparat negara berada di lokasi kejadian namun tidak berupaya untuk menghentikan atau justru membiarkan tindak kekerasan tersebut berlanjut. Kekerasan karena Relasi Intim • Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) atau Dating Violence adalah Kekerasan yang terjadi saat sedang jatuh cinta, sehingga rela melakukan segalanya demi pacar atau karena demi cinta. • Ingat !!! Cemburu berlebihan, membentak, memaki, memukul, menampar, itu semua bukan bentuk rasa cinta tetapi Kekerasan. • Perlu diingat bahwa Cinta itu lemah lembut, sabar, rendah hati, penuh kasih dan tidak ada Kekerasan dalam Cinta. Bentuk Kekerasan dalam Pacaran • Kekerasan Fisik ; Memukul, menendang, menjambak rambut, mendorong, menampar, menonjok, mencekik, menyundut rokok, dll. • Kekerasan Seksual ; Rabaan, ciuman, sentuhan yang kita tidak kehendaki, pelecehan seksual, memaksa kita melakukan hubungan seks dengan berbagai alasan atau ancaman akan meninggalkan kita, dll. • Kekerasan Emosional ; Cacian, makian umpatan, hinaan, menjadikan kita bahan olok-olokan dan tertawaan, berlebihan, membatasi aktivitas kita, melarang berdandan, dll. 10 PERTANDA PACAR MELEKUKEN KEKERASAN Siklus Kekerasan Data/Fakta dan Modus • LBH APIK Makassar bersama paralegal tahun 2017 mencatat 130 kasus, Kekerasan Seksual menempati urutan kedua setelah KDRT. • Akhir-akhir ini juga marak terjadi kasus kekerasan seksual yang dilakukan secara berkelompok (Gank Rape) terhadap perempuan dewasa maupun dibawah umur (anak). • Modus biasanya mengajak curhat, tiba-tiba memberi perhatian berlebih, dikenalkan dengan teman baru, pacar pinjam uang, kasi kunci jawaban (biasanya anak sekolah), membicarakan persiapan menikah (cari gedung), dll. Kaitan antara Kekerasan Seksual dan Perkawinan Anak serta dampaknya • Perkawinan Anak, Dini dan Paksa adalah bagian dari Kekerasan Seksual. • Banyak Kasus KS (KDP) yang terjadi pada anak perempuan terpaksa dinikahkan (perkawinan anak) karena kecelakaan (hamil diluar nikah) dan berakhir dengan KDRT dan Perceraian. • Kesulitan mendapatkan izin/Dispensasi nikah anak/keluarga memilih menikah dibawah tangan (siri’) berarti pasangan tidak mendapat buku nikah dan anak yang dihasilkan juga tidak mendapat akta kelahiran (identitas hukum). Strategi yang dilakukan • Harus berani berkata TIDAK jika ada sesorang yang mau melakukan kekerasan (hak atas tubuh). • Hati-hati terhadap rayuan dan janji-janji manis si Dia terutama untuk melakukan hubungan seksual, si Dia akan berdalih dilakukan atas dasar Suka Sama Suka. • Laporkan ke Polisi atau pihak berwenang jika mengalami kekerasan. • Ketika melapor; Korban harus siap mental, jangan kaget dengan pertanyaan yang menyudutkan dan tetap bertahan. Peran LBH APIK Makassar • LBH APIK Makassar dalam merespon kasus kekerasan dalam pacaran, selain penanganan/pendampingan hukum, juga melakukan upaya pencegahan, deteksi dini dan pengurangan resiko seperti melakukan sosialisasi di masyarakat bersama dengan paralegal. • Bersama dengan P2TP2A baik provinsi maupun kota Makassar biasanya melakukan sosialisasi, deteksi dini ketika menemui ada anak yang berseragam sekolah di kafe/warkop. • Membangun komunikasi dan koordinasi dengan APH khususnya Penyidik di unit PPA baik Polretabes Makassar, Polres Pelabuhan maupun Polda Sulsel. • Membangun komunikasi dan koordinasi maksimal dengan Psikolog dan Tim/stakeholder terkait lainnya. Peran serta dan kepedulian masyarakat • Pola Asuh dan pengawasan maksimal oleh orang tua terhadap anak terutama yang masih usia sekolah dan mahasiswa. • Deteksi dini ketika menemui ada tanda-tanda akan terjadi kekerasan. • Pelibatan elemen masyarakat, Tomas dan Toga dalam sosialisasi, pemulihan dan reintegrasi sosial. • Peran Media Massa juga penting terutama dalam mengawal proses hukum. Strategi Penanggulangan Kekerasan Pencegahan • Sosialisasi dan kampanye • Pendidikan kritis • Dll.
Penanganan • Pendampingan Hukum • Pendampingan Medis • Pendampingan psikososial
Pemulihan dan Reintegrasi sosial
• Konseling oleh Psikolog/konselor • Pendampingan dan penyatuan dengan Masyarakat Kesimpulan • Kekerasan dalam pacaran terjadi karena adanya relasi kuasa antara pelaku dan korban, korban tidak memiliki posisi tawar untuk mengambil keputusan. • Kekerasan yang terjadi yakni ; kekerasan fisik, psikis, seksual dan kekerasan verbal lainnya. • Dampak dari kekerasan yang dialami bisa berakibat fatal, stres dan berujung pada bunuh diri. RUU Penghapusan Aspek Kekerasan Seksual KUHP
Jenis Kekerasan Seksual Menguraikan definisi 9 Jenis kekerasan
jenis seksual kekerasan seksual terbatas pada perkosaan dan pencabulan Unsur/Definisi Menguraikan unsur 9 (sembilan) • Terbatas pada unsur Kekerasan tindak pidana kekerasan seksual perkosaan & Seksual sesuai bentuk- pencabulan bentuknya • Pengaturan tentang perkosaan masih belum menjamin perlindungan hak Pemidanaan ter Dalam hal tindak pidana korban. Tidak ada hadap kekerasan seksual dilakukan korporasi oleh suatu korporasi, maka penyidikan, penuntutan, dan pemidanaan dilakukan terhadap korporasi dan/atau pengurusnya. Pemidanaan tindak Merumuskan ancaman 2 (dua) Terbatas pada pidana pidana pokok dan 9 (sembilan) pemidanaan kekerasan seksual pidana tambahan, yang perkosaan & pencabulan dijatuhkan atas 9 (sembilan) tindak pidana kekerasan seksual berdasarkan pemberatan atas tindak pidana RUU Penghapusan Aspek Kekerasan Seksual KUHP
Pidana pokok berupa • Rehabilitasi khusus bertujuan: Tidak ada
rehabilitasi khusus a. mengubah pola pikir, cara kepada pelaku pandang, dan perilaku seksual terpidana; dan b. mencegah keberulangan kekerasan seksual oleh terpidana. • Rehabilitasi khusus dijatuhkan kepada: a. terpidana anak yang berusia di bawah 14 tahun; atau b. terpidana pada perkara pelecehan Pidana tambahan berupa Restitusi yang diajukan oleh Tidak ada seksual. Restitusi korban atau keluarga korban melalui Penuntut Umum kepada pengadilan, diputuskan sebagai pidana tambahan yang dijatuhkan kepada terpidana.
Sebagai ancaman pidana
Pidana tambahan Tidak ada tambahan atas tindak pidana berupa perampasan pemaksaan pelacuran keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana
Pidana tambahan • Penyelenggaraan pidana Tidak ada
berupa kerja sosial tambahan kerja sosial memper- timbangkan: a. tindak pidana kekerasan seksual yang dilakukan pelaku; b. kondisi psikologis pelaku; dan c. identifikasi tingkat resiko yang membahayakan.