Anda di halaman 1dari 52

Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya

gangguan pertukaran udara pernafasan, mengakibatkan oksigen


darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan
karbondioksida (hiperkapnea).

Akibat penyakit yang menyumbat


sal.nafas (laringitis difteri) atau
Alamiah menimbulkan gangguan pergerakan
paru (fibrosis paru)

Etiologi

Trauma yang
Menyebabkan Keracunan Trauma mengakibatkan emboli
depresi pusat
Mekanik udara vena, emboli
pernafasan,
misalnya barbiturat, lemak, pneumotoraks
narkotika bilateral, dll.
Asfiksia Mekanik

adalah mati lemas ynag terjadi bila udara pernafasan


terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai
kekerasan (yang bersifat mekanik), misalnya:
Penutupan lubang saluran pernafasan bagian atas:
Pembekapan (smothering)
Penyumbatan (Gagging dan choking)
Penekanan dinding saluran pernafasan:
Penjeratan (strangulation)
Pencekikan (Manual strangulation, throttling)
Gantung (hanging)
Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)
Saluran pernafasan terisi air
4 fase asfiksia

Fase Penurunan O2 dan penimbunan CO2 merangsang pusat


pernafasan di medula oblongata amplitudo dan
Dispnea frekuensi pernafasan meningkat, nadi cepat, TD
meninggi tampak tanda2 sianosia terutama pada muka
dan tangan
Kadar CO2 yang tinggi menimbulkan rangsangan SSP Fase
sehingga terjadi konvulsi (mula2 kejang klonik
kejang tonik spasme opistotonik) Konvulsi
Pupil dilatasi, denyut jantung menurun, TD menurun.

Pernafasan melemah dan dapat berhenti, kesadaran


Fase menurun. Akibat relaksasi sfingter dapat terjadi
Apnea pengeluaran cairan sperma, urin, dan tinja.

Terjadi paralisis pusat pernafasan yang lengkap. Fase


Pernafasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot
pernafasan kecil pada leher.
Akhir
PEMERIKSAAN
JENAZAH
Sianosis pada bibir, ujung-ujung jari, dan kuku

Pembendungan sistemik maupun

Pemeriksaan pulmoner dan dilatasi jantung kanan

Warna lebam mayat merah-kebiruan


gelap dan terbentuk lebih cepat,
Luar distribusi lebam lebih luas
Terdapat busa halus pada hidung dan
mulut akibat fase dispnea. Pelebaran pd
Konjungtiva bulbi dan palpebra yang
terjadi pada fase konvulsi

Tardieu’s spot (bintik-bintik perdarahan)


PEMERIKSAAN BEDAH
JENAZAH
1. Disebabkan karena Darah 4.Ditemukan pada
fibrinolisin darah berwarna mukosa usus halus,
meningkat pasca mati Petekie epikardium, kulit
lebih
gelap dan kepala sebelah
lebih dalam
encer
Busa
Halus

2. Ditemukan
dalam sal.nafas
Edema
paru

3. Akibatnya organ dalam


menjadi lebih berat,
berwarna lebih gelap, pada Bendung
Sering ditemukan kelainan yang
pengirisan banyak an
berhubungan dg kekerasan, seperti
mengeluarkan darah sirkulasi
fraktur laring, perdarahan faring
PEMBEKAPAN
(SMOTHERING)
Adalah penutupan lubang hidung dan mulut
yang menghambat pemasukan udara ke
paru-paru.
Dapat menimbulkan asfiksia→ KEMATIAN
 Cara Kematian Akibat Pembekapan

Bunuh Diri •Penderita penyakit jiwa


(Suicide) •Orang tahanan dengan gulungan
kasur, bantal
•Pakaian yang diikatkan menutupi
hidung dan mulut
Kecelakaan •Bayi dalam bulan pertama
(Accidental smothering) kehidupan idung,mult tertutup
bantal/selimut
•Anak dan dewasa muda yg
terkurung di tempat yg sempit
+sedikit udara
•Orang dewasa yg terjatuh
waktu bekerja
Pembunuhan
(homicidal •Kasus pembunuhan
smothering) anak sendiri
•Pembunuhan pada orang
tua, orang sakit berat,
orang dalam pengaruh
obat dan minuman keras
 Tanda Kekerasan pada Pembekapan
Tergntung dari jenis benda dan kekuatan
yang menekan

•Luka lecet jenis tekan/geser


luka memar/lecet bagian dlam mulut
akibat bibir terdorong/tertekan
gusi,gigi,lidah
•Goresan kuku
• Luka memar pada ujung hidung,bibir,dagu
korban
PERLU DILAKUKAN PEMERIKSAAN
KEROKAN BAWAH KUKU KORBAN,
ADAKAH DARAH ATAU EPITEL KULIT
PELAKU
Pencekikan (Manual
Stangulation)
 Definisi
suatu strangulasi berupa tekanan
pada leher korban yang dilakukan
dengan menggunakan tangan atau
lengan bawah  penyempitan
dinding saluran pernafasan atas 
udara tidak dapat masuk paru.
1. Menggunakan 1 tangan dan pelaku
berdiri di depan korban.
2. Menggunakan 2 tangan dan pelaku
berdiri di depan atau di belakang
korban
3. Menggunakan 1 lengan dan pelaku
berdiri di depan atau di belakang
korban.
Mekanisme Kematian
pada Pencekikan
1. Asfiksia
2. Vagal reflex
akibat rangsangan pada reseptor
nervus vagus. Reflek ini jarang
terjadi.
Gambaran Postmortem
Pencekikan
 Adanya pembendungan pada muka
dan kepala
 Adanya tanda kekerasan pada leher,
distribusi tergantung oleh cara
mencekik:
 Luka lecet pada kulit, Bekas kuku dapat
kita kenali dari adanya crescent mark

 Luka memar pada kulit bekas tekanan


jari  melihat posisi tangan pada saat
mencekik
Terdapat luka bekas kuku (Cressent Mark) atau ujung-ujung
jari dan gambaran bekas jari – jari tangan pada leher
korban
 Adanya memar atau
perdarahan pada M.
Sternokleido-mastoideus .
 Adanya fraktur pada os hyoid
(satu – satu nya bukti adanya
kekerasan)dan cornu superior
os thyroidea unilateral 
tergantung besarnya tenaga
pada saat mencekik
Pemeriksaan jenazah

 Dibedakan sesuai dengan mekanisme


kematian,
 Asfiksia terdapat tanda2 asfiksia
(adanya sianotik, petekie, atau kongesti
daerah kepala, leher atau otak. Lebam
mayat terlihat gelap)

 Refleks Vagal tidak ada tanda2 asfiksia,


tidak ada oedema pulmoner, hampir tidak
ditemukan perdarahan pada otot2 bag
dalam leher. Diagnosa kematian hanya
dapat dibuat perekslusionam.
PENJERATAN
(STRANGULATION)
Adalah penekanan benda asing berupa
tali, ikat pinggang, rantai, stagen,
kawat, kabel, kaos kaki, dll,
melingkari atau mengikat leher yang
makin lama makin kuat, sehingga
saluran pernapasan tertutup
Gantung Diri Penjeratan

(Strangulation)

Berhubungan dengan Suicide (bunuh diri) Pembunuhan

Arteri-arteri di leher Semua arteri di leher Arteri Vertebralis


tertekan tetap paten

Asal kekuatan/beban Berasal dari berat Berasal dari luar,


yang menekan badan korban sendiri sehingga
kekuatannya tidak
begitu besar
Mekanisme kematian akibat
penjeratan:
1. Asfiksia  kegagalan sel-sel
untuk memperoleh atau
memanfaatkan oksigen
2. Reflek Vaso-vagal (reflex cardiac death)

penekanan/stimulasi
sinus karotid

perlambatan heart rate


(bradikardia), dilatasi pembuluh
darah (vasodilatasi), dan
penurunan tekanan

aritmia
JERATAN

Jika jerat masih ditemukan melingkari leher


korban, maka jerat harus disimpan 
merupakan barang bukti  diserahkan
kepada penyidik bersama Visum et Repertum
nya
Simpul Jerat:
1. Simpul Hidup  lingkar jerat dapat diperbesar
atau diperkecil
2. Simpul mati  lingkat jerat tidak dapat diubah
Melepaskan Jeratan
Jerat digunting serong (jangan melintang) pada
tempat yang berlawanan dari letak simpul, sehingga
dapat direkonstruksikan kembali.
Kedua ujung jerat harus diikat sehingga bentuknya
tidak berubah.
JEJAS JERATAN
Pola jejas dapat dilihat dengan menempelkan
transparant scotch pada daerah jejas di leher 
ditempelkan pada object glass  dilihat di bawah
mikroskop atau dengan sinar UV

Bila jejas kasar (tali)  korban melawan  luka lecet di


sekitar jejas jerat, kulit mencekung warna coklat (luka
lecet tekan). Pada otot leher sebelah dalam tampak
banyak resapan darah
GANTUNG
( HANGING )
Mekanisme Kematian
pada kasus gantung diri:
 1. Kerusakan pada batang otak
 2. Asfiksia
 3. Iskemia Otak
 4. Refleks Vagal
Posisi korban pada
kasus gantung diri
 Complete hanging  kedua kaki
tidak menyentuh lantai
 Duduk berlutut (menggantung pada
daun pintu)
 Berbaring (di bawah tempat tidur)
Jenis-jenis gantung
diri
 Typical hanging
 bila titik gantung terletak di atas daerah
oksiput dan tekanan pada a.karotis paling
besar

 Atypical hanging
 Bila titik penggantungan terdapat di
samping, sehingga leher dalam posisi sangat
miring (fleksi lateral) yang mengakibatkan
hambatan pada a.karotis dan a.vertebralis
 korban segera tidak sadar

 Kasus dengan letak titik gantung di


depan/dagu
Pemeriksaan Jenazah

 Jerat kecil & keras  hambatan total


arteri  muka tampak pucat, tidak
terdapat petekie pada kulit &
konjungtiva
 Jerat lebar & lunak  hambatan di
saluran pernafasan & aliran vena
kepala ke leher  area perbendungan
di sebelah atas ikatan
Pemeriksaan di TKP untuk
memperkirakan cara kematian:
PEMBUNUHAN BUNUH DIRI
Alat Penjerat:
Simpul Biasanya simpul Simpul hidup
Jumlah lilitan mati Satu atau lebih
Arah Hanya satu Serong ke atas
Jarak titik Mendatar Jauh
tumpu-simpul Dekat
Korban:
Jejas jerat Berjalan Meninggi ke
Luka mendatar arah simpul
perlawanan + -
Luka-luka lain Ada, sering di Biasanya tidak
daerah leher ada, mungkin
terdapat luka
Jarak dari lantai percobaan lain
Jauh Dekat, dapat
tidak tergantung
TKP:
Lokasi Bervariasi Tersembunyi
Kondisi Tidak teratur Teratur
Pakaian Tidak teratur, robek Rapi dan baik

Alat: Dari si pembunuh Berasal dari yang


ada di TKP

Surat peninggalan - +

Ruangan: Tidak teratur, Terkunci dari dalam


terkunci dari luar
Asfiksia
Traumatik
 Asfiksia traumatik  penekanan dr luar pd
dindg dada shg dada terfiksasi+gangg.
gerak prnafasan;
 Msalnya: trtimbun pasir, tanah, runtuhan
tanah, tergencet saat slg brdesakan
 Ditemukan sianosis + bendungan hebat
 Perbendungan muka  muka bengkak+pnuh
peteki, edema konjungtiva+prdarahan
subkonjungtiva.
 Peteki bisa di leher, kaki, bokong
Tenggelam
 Definisi: kematian akibat mati lemas (asfiksia) msuknya
cairan cairan ke dalam sal.pernafasan

 Beberapa istilah drowning:

1. Wet drowning : cairan masuk kdalm sal.pernafasan

2. Dry drowing : cairan tdak masuk kdalam sal.pernafasan,


akbt spasme laring

3. Secondary drowning : tjd gjala bbrapa hari stlh korban


tenggelam (dan diangkt dr dlam air)+ korban meningga
akbat komplikasi

4. Immersion syndrome : tb2 meninggal stlh tenggeam dlm air


dingin akbt reflek vagal. Alkohol+mkan banyak mrpk
faktor pencetus
Tenggelam dalam air tawar
 Konsentrasi elektrolit dlm air twar > rendah
drpd konsentrasi dlm darah  hemodilusi
darah air msuk kdalam aliran darah sktar
alveoli  akbatnya sel darah merah pecah
(hemolisis)
 Pengenceran darah  tbuh mengatasi keadaan
melepaskan ion K dr serabut ot. Jantung  shg
kdar ion K plasma 
 Prbhan keseimbangan ion K+ Ca srabut ot
jntung  mndorong fibrilasi ventrikel+
tekanan darh  kematian akibat anoksia otak
 Kematian trjadi dlm wktu 5 mnit
Tenggelam dalam air asin
(hipertonik)

 Konsentrasi elektrolit cairan air


asin > tinggi drpd dalam drah 
shg air akn ditarik dr sirkulasi
pulmonal ke dlm jar. interstisial
paru  akbatnya edema pulmoner,
hemokonsentrasi, hipovolemi,
peningkatan kdar Mg dlm drah 
sirkulasi mnjd lambat mybabkan
payah jantung
 Kematian trjadi dlm wkt wktu 8-9
mnit setelah tenggelam
 Mekanisme kematian pda korban tenggelam

1. Asfiksia akibat spasme laring


2. Asfiksia krn gagging dn choking
3. Reflek vagal
4. Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)
5. Edema pulmoner (dalam air asin )
 Hal pnting yg prlu ditntukan pada pemeriksaan mayat
akbat tenggelam
1. Menentukan identitas, dgn memeriksa:
a. pakaian+benda2 mlik korban
b. wrna+dstribusi rmbut+identitas lain
c. kelainan atau dformitas +jar.parut
d. Sidik jari
e. Pemeriksaan gigi
f. teknik identifikasi lain
2. Apkh korban msih hdup sblum tenggelam, dpat
diketahui dr hsil pemeriksaan;
a. Metode yg mmuaskan untuk mnentkan apkh orang masih
hdp wkt tenggelam adlh pmx diatom
b. Mmbandingkan kdar elktrolit Mg drah dr bilik jantung
kiri dn knan
c. Benda asing dlm paru+sal.pernafasan dan isi lambung+usus
d. Mayat segar air dlm lambung+alveoli scr fisik dn kimia
sifatnya = air tmpat korban tenggelam (mmpunyai nilai
yg brmakna)
e. Kadar alkohol tinggi dpt mnjelaskn korban keracunan
alkohol pada saat masuk dalam air
3. Penyebab kematian sbnarnya dan jenis drowning
Mayat yg segar  gmbaran pasca mati dpt
mnnjkan tipe drowning+ pybab kmatian lain spt
pyakit, keracunan, kekerasan lain
Pd kecelakaan dkolam renang benturan ante-
mortem pd tbh bgn atas (misal:memar pd luka,
perlukaan pd v.servikalis+med.spinalis dpt
dtmukan
4. Faktor yg brperan pd proses kmatian
Misal: kekerasan, alkohol, obat-obatan
5. Tmpat korban prtama kali tenggelam
Pmx diatom dr air tmpat korban ditmukan dpt
mmbantu mnentkan apkh krban tenggelam dtmpat
itu atau di mpat lain
 Penyebab kematian sebenarnya dan
jenis drawning
 Mayat yg segar + gambaran pasca
mati dpt menunjukkan tipe drawning
+ penyebab kematian lain spt
penyakit, keracunan, kekerasan dll
 Pd kecelakaan di kolam renang
bertujuan ante mortem pd tubuh
bagian atas misal
6. Adakah penyulit alamiah lain yg mmpercepat
kematian
a. Immersion  kematian tjd dgn cepat dsbbkan
sudden cardiac arrest
Terjun dgn kaki trlbh dhlu  cairan msk hidung
Faktor lain: hipersensitivitas, kracunan alkohol
b. Bila tdk dtmukan air dlm paru-paru+lambung
kematian tjadi seketika akbt spasme glotisshg
cairan tdk dpt msuk
 Waktu yg dperlukan utk terbenam tgtg dr keadaan
skelling korban, reaksi perorangan yg brsangkutan,
keadaan kesehatan, jmlah+cairan yg dhisap msuk
kdalam sal.prnafasan

 Korban tenggelam akn mnelan air dlm jmlh mkn


lma mkn bnyaktdk sdar 2-12 mnt (fatal period)
kmgkinan mash hdup bila resusitasi brhasil
Pemeriksaan luar
 Mungkin berlumuran pasir, lumpur, benda asing lain
 Busa halus pada hidung dan mulut, kadang berdarah
 Kutis anserina  Pori2 kulit tampak lebih melebar,
lebih jelas terutama pd ekstremitas  akibat
kontraksi m erektor pili atau rigor mortis
 Washer woman’s hand  telapak tangan & kaki
keriput dan keputihan  karena imbibisi air ke dalam
kutis
 Cadaveric spasme  tanda intravital saat korban
berusaha menyelamatkan diri dengan memegang
benda sekitarnya
 Luka lecet pada siku, jari, lutut, kaki akibat gesekan
pada benda2 dalam air
Pemeriksaan dalam
 Busa halus dan benda asing pada trachea
 Paru membesar seperti balon, > berat, banyak keluar
cairan  terutama tenggelam di air laut
 Petekia jarang (peteki subpleural, bula emfisema),
mungkin ada bercak Paltauf
 Tenggelam di air tawar  paru dapat “biasa”
 Tanda pembendungan pada otak, hati, ginjal, limpa
 Lambung membesar berisi air, lumpur, dll
Pemeriksaan lab
 Pemeriksaan diatom
 Pemeriksaan destruksi
 Pemeriksaan getah paru
 Pemeriksaan darah jantung. Di air tawar, berat jenis dan
kadar elektrolit jantung kiri lebih rendah dari jantung
kanan. Sedang tenggelam di air laut sebaliknya.

Diagnosis :
1. Mayat segar : mudah ditegakan
berdasar hasil pemeriksaan
2. Mayat membusuk : berdasar adanya
diatom pada paru dan disokong pada
ginjal, sumsum tulang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai