Anda di halaman 1dari 39

Sumardiyono, SKM.,M.Kes.

Masalah Lingkungan & Kesehatan


HUBUNGAN LINGKUNGAN & MANUSIA
Life support system : Residues and wastes :
•Energi (Nutritif, Non Nutritif) •Padat
•Geofisik (Udara, air, tanah) •Cair
•Biologik •Gas
•Lingkungan buatan •Energi
•Sosial
KEGIATAN MANUSIA

GANGGUAN-GANGGUAN LINGKUNGAN
• Letak & Tempat (Gempa bumi, Banjir, • Fisik (Bising, Getaran, Radiasi,
Angin ribut, Kekeringan) Kelembaban)
• Biologik (Binatang, Serangga, • Psikologik (Stres, Kejemuan,
Mikrobiologis, Vegetasi) Kegelisahan, Ketidaknyamanan)
• Kimiawi (Racun, allergen, irritans) • Sosiologik (Kehirukpikukan,
Keterisolasian)
KONSEP BLUM (HL Blum, 1974)
SUMBER KETURUNAN SISTEM
DAYA ALAM BUDAYA

LINGKUNGAN STATUS PELAYANAN


KESEHATAN KESEHATAN
MASYARAKAT

KESEIMBANGAN KEPUASAN
EKOLOGI MANUSIA
PERILAKU
MASYARAKAT
Pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan
masyarakat di perkotaan dan pemukiman
Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan
terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan dan
pemukiman diantaranya sebagai berikut :
 Urbanisasi kepadatan kota  keterbatasan lahan
daerah kumuhsanitasi kesehatan lingkungan buruk.
 Kegiatan di kota (industrialisasi)  menghasilkan limbah
cair dibuang tanpa pengolahan (ke sungai) sungai
dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus  penyakit
menular.
 Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi)  emisi gas
buang (asap)  mencemari udara kota  udara tidak
layak dihirup  penyakit ISPA.
Definisi Kesehatan Lingkungan
 Menurut WHO (World Health Organization),
kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.
 Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia), kesehatan lingkungan
adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia
Tujuan Kesehatan Lingkungan
 untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. (UU No. 36 Tahun
2009)
 Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan
tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
 Lingkungan sehat mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta
tempat dan fasilitas umum.
Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh
ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan
keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan
penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan
diterangkan dalam Pasal 163 ayat (3) UU No 36 tahun 2009
ruang lingkup kesling ada 11, yaitu :
1. limbah cair;
2. limbah padat;
3. limbah gas;
4. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan pemerintah;
5. binatang pembawa penyakit;
6. zat kimia yang berbahaya;
7. kebisingan yang melebihi ambang batas;
8. radiasi sinar pengion dan non pengion;
9. air yang tercemar;
10. udara yang tercemar; dan
11. makanan yang terkontaminasi.
Sasaran kesehatan lingkungan
 Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan
usaha-usaha yang sejenis
 Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang
sejenis
 Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang
sejenis
 Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang
digunakan untuk umum
 Lingkungan lainnya yang bersifat khusus seperti :
lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, perpindahan
penduduk secara besar-besaran, tempat yang bersifat
khusus.
Masalah Kesehatan Lingkungan
di Indonesia
 Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah
kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan
integrasi dari berbagai sektor terkait.
 Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan
antara lain :
1. Penyediaan Air Bersih
 Air merupakan kebutuhan utama.
 Fungsi air : Pelarut, Pembersih, Keperluan RT,
Industri, Pertanian, Perikanan, OR, Rekreasi,
DAMKAR, dll.
 Pd Kesehatan Lingkungan, air sbg Vehicle (Pemindah/
sarana penularan penyakit).
 Penyakit ditularkan melalui air : Typhus abdominalis,
Cholera, Disenteri (basiler/amoeba), Diare akut,
Penyakit cacing (Ascaris)
 Keracunan logam berat.
Air minum & air bersih
 Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatandan dapat langsung diminum.
 Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah dimasak. (Permenkes No.
416/Menkes/Per/IX/1990)
 Syarat-syarat Air Minum diantaranya :
1) Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna
2) Syarat Kimia : Kadar Besi, maksimum yang diperbolehkan
0,3 mg/l, Kesadahan : maks 500 mg/l.
3) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks
0 per 100 ml air).
Gb. Masalah Air Bersih
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
 Merupakan dampak kehidupan biologis membuang
bahan semi padat (tinja).
 Tinja (excreta), berat kering + 27 gr/orang/hari (100-
200 gr berat basah).
 Tinja mengandung + 400.000 milyar E. coli (FW
Subderman and Buerner, 1949).
Masalah tanah yg tercemari tinja :
 Pencemaran tanah oleh karena proses biotik &
biokimia.
 Tanah berpasir tidak diolah : 100.000 bakteri per gram
 Tanah kebun : 150.000.000 bakteri per gram
 Tanah tercemar limbah RT : 115.000.000 per gram.
 Jumlah bakteri menurun tajam pada kedalaman tanah.
1) 4-6 feet : hanya sedikit/ tidak ada kegiatan bakteri.
2) 10-12 feet : tanah steril.
 Bakteri pada tanah : anthrax, tetanus.
Syarat Pembuangan Tinja
 Tidak menimbulkan kontaminasi pada air tanah (sumber
mata air, sumur)
 Tidak menimbulkan kontaminsi pada air permukaan. 
Jarak > 10 m.
 Tindak menimbulkan kontaminasi pada tanah permukaan
mencegah penularan penyakit cacing.
 Tinja tidak dapat dijangkau oleh lalat/binatang lain.
 Tidak menimbulkan bau dan terlindung dari pandangan,
serta memenuhi syarat estetika yang lain.
 Metode sederhana, tidak mahal baik dari segi konstruksi,
pengoperasian dan perawatannya pertimbangan utk
masyarakat pedesaan.
Gb. Masalah Pembuangan Tinja
3. Kesehatan Pemukiman
 Perumahan & pemukiman  kebutuhan pokok selain
sandang & pangan.
 Tempat berteduh dan berlindung keluarga.
 Waktu terbanyak berada di rumah.
Syarat rumah sehat :
 Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan (min 100 lux),
penghawaan (min 5% luas lantai), ruang gerak yang cukup,
kebisingan
 Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : menjamin privacy, ruang
keluarga, lingkungan sesuai, sarana bersifat privacy (KM/Toilet),
Kamar tidur cukup, halaman, hewan peliharaan dibuatkan kandang.
 Mencegah penularan penyakit dengan tersedia air bersih, bebas
vektor/binatang pengerat, tersedia tempat pembuangan tinja & air
limbah, Luas kamar tidak “crowded” (Minimal 2,5 m x 3 m, tinggi
langit-langit 2,75 – 3 m)
 Mencegah terjadinya kecelakaan : Ventilasi di dapur, Intensitas
cahaya cukup, Jauh dari pohon besar, Lantai tidak licin, Bagian
bangunan dekat api harus tahan api, ruang memberi keleluasaan
bergerak, Bahan beracun (pestisida, detergen, minyak, obat-obatan)
disimpan khusus.
Gb. Masalah Pemukiman
4. Pembuangan Sampah
 Sampah adalah semua jenis bahan padat , termasuk
cairan dalam container, yang dibuang sebagai bahan
buangan, tidak bermenfaat, atau barang yang dibuang
karena kelebihan.
 Aspek kehidupan sosial-ekonomi.
 Masalah di kota lebih dirasakan daripada di desa.
 Semakin padat penduduk, semakin sampah
bermasalah.
Teknik pengelolaan sampah harus
memperhatikan :
 Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola
kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim,
musim, dan kemajuan teknologi
 Penyimpanan sampah
 Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
(Reuse, Recycle)
 Pengangkutan
 Pembuangan
Gb. Masalah Sampah
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit
penyakit disebut sebagai vektor, misalnya :
 pinjal tikus  pes/sampar,
 Nyamuk Anopheles sp  Malaria
 Nyamuk Aedes sp  Demam Berdarah Dengue (DBD)
 Nyamuk Culex sp  Kaki Gajah/Filariasis
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut
diantaranya :
 rat proff  perangkap tikus
 Kelambu  mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp
 Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup)
tempat penampungan air DBD
 Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit
misalnya :
 Anjing  rabies/anjing gila.
 Kecoa dan lalat perpindahan bibit penyakit ke
makanan sehingga menimbulakan diare.
 Tikus dapat  Leptospirosis dari kencing yang
dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
Gd. Vektor
6. Makanan dan Minuman
 Sasaran hygiene sanitasi makanan dan minuman
adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan
makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di
tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan
siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan
hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat
pengelolaan makanan meliputi :
 Persyaratan lokasi dan bangunan
 Persyaratan fasilitas sanitasi
 Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
 Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
 Persyaratan pengolahan makanan
 Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan
jadi
 Persyaratan peralatan yang digunakan
 Pencemaran Lingkungan
Gb. Sanitasi Makanan
7. Pencemaran Lingkungan
 Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air,
pencemaran tanah, pencemaran udara.
 Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air
pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution
merupakan problem perumahan/pemukiman serta
gedung umum, bis kereta api, dll.
 Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan
yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung
berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan.
 Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah
tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko
timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.
 Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran
udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan
bahwa ada kecenderungan peningkatan.
 Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan
resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok
resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan.
 Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar.
Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu
akan lebih buruk di masa mendatang.
 Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau
sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak
serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi
pada mata, terganggunya jadual penerbangan,
terganggunya ekologi hutan.
Gb. Pencemaran Lingkungan
Healthy City (Kabupaten/kota sehat)
 Dalam tatanan desentralisasi/otonomi daerah di bidang
kesehatan, pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010
ditentukan oleh pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan
setiap provinsi (yaitu Provinsi sehat).
 Khusus untuk Kabupaten/Kota, penetapan indikator
hendaknya mengacu kepada indikator yang tercantum
dalam Standard Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan. SPM ini dimasukkan sebagai bagian dari
Indikator Kabupaten/Kota Sehat.
 Kemudian ditambah ha-hal spesifik yang hanya
dijumpai/dilaksanakan di Kabupaten/Kota yang
bersangkutan. Misalnya Kota/Kabupaten yang area
pertaniannya luas dicantumkan indikator pemakaian
pestisida.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai