Anda di halaman 1dari 15

Perubahan

Endokrin pada
Gangguan Makan

Benedictus Aldwin Ainsley


11-2013-263

Pembimbing: dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ


Pendahuluan

 Gangguan makan termasuk dalam gangguan perilaku dan dimasukan


dalam diagnosis gangguan jiwa.

 Gangguan ini ditandai dengan perilaku makan yang ekstrem, seperti


mengurangi kadar makanan dengan ekstrem atau makan terlalu banyak
yang ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat
atau bentuk tubuh yang ekstrem.

 Gangguan ini banyak diderita oleh anak-anak remaja dan dewasa muda.

 Komplikasinya cukup berat bahkan yang paling ekstrim kematian.


Fisiologi Rasa Lapar

 Rasa lapar → keinginan intrinsic seseorang untuk mendapatkan makanan


dalam jumlah tertentu untuk dikonsumsi.

 Rasa lapar dicetus oleh perangsangan di hipotalamus.

 Rasa lapar ini berjalan secara otomatis dan berfungsi sebagai usaha tubuh
untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

 Pusat rasa kenyang diatur oleh nucleus ventromedial hipotalamus.

 Melalui rangsangan elektrik pada pusat ini muncul rasa kenyang dan
penolakan makanan (afagia).

 Dikenal beberapa hormone yang memiliki efek anoreksik dan oroksigenik


Fisiologi Lapar
Gangguan Makan

 Terdapat 2 tipe gangguan utama: anoreksia nervosa & bulimia nervosa

 Kategori ketiga yang tidak termasuk dari kedua diatas disebut EDNOS

 Pada gangguan makan terjadi banyak perubahan biokimiawi pada tubuh


dikarenakan berkurangnya nutrisi yang masuk atau jumlah makanan yang
terlalu banyak yang masuk secara sekaligus ke dalam tubuh
mengacaukan fisiologi tubuh.
Anoreksia Nervosa

 Penolakan mempertahankan berat badan pada atau di atas, berat badan


normal minimal sesuai dengan usia dan tinggi badan (cth., penurunan
berat badan untuk mempertahankna hingga di bawah 85% dari yang
diharapakan; atau keagalan mencapai berat badan yang diharapakan
selama periode pertumbuhan, sehingga menyebab berat badan di bawah
85% dari yang diharapkan).
 Rasa takut yang hebat akan kenaikan berat badan atau menjadi gemuk
meskipun berat badannya kurang.
 Gangguan cara menghayati berat badan atau bentuk tubuhnya, pengaruh
yang tidak semestinya pada evaluasi diri mengenai berat badan atau
bentuk tubuh, atau penyangkalan betapa seriusnya berat badan saat ini
yang rendah.
 Pada perempuan pasca-menstruasi, amenore
Perubahan Hormonal pada Anoreksia
Sistem Kerja Hormon Tubuh pada
Keadaan Normal
Patofisiologi Anoreksia
Bulimia Nervosa

 Gangguan makan yang ditandai dengan episode berulang makan dalam


porsi besar secara langsung yang diikuti dengan makan yang diatasi dan
perilaku menyimpang untuk mencegah peningkatan berat badan (muntah
yang diinduksi sendiri, penggunaan laksatif, diuretic, atau olahraga
berlebihan).

 Sindrom ini di tandai juga oleh kurangnya control impuls, perilaku


impulsive, penggunaan alcohol atau obat-obatan, dan mencuri. Perilaku
anorektik juga sering menyertai bulimia dan mungkin menunjukan adanya
gangguan endokrin.
Perubahan Hormonal pada Bulimia

 Amenorrheae 5-40%

 Dapat terjadi hiperinsulinemia

 Peningkatan TSH karena perilaku bulimic

 Peningkatan sekresi kortisol (lemak visceral ↑, vol kel. Adrenal ↑)

 Penurunan sekresi leptin

 Terjadi peningkatan GH, prolactin, ACTH

 Peningkatan nafsu makan dan intake


Gangguan Makan yang Tak
Tergolongkan (EDNOS)

 Pasien dengan berat yang tidak turun mencapai 85% dari berat idealnya,
perempuan dengan interval amenore yang pendek (kurang dari tiga
bulan), pasien yang makan dengan lahap secara teratur dan tidak
sekaligus banyak.
 Trias athletic women (gangguan makan, amenore, osteoporosis).
Penatalaksanaan

 Rawat inap

Pada pasien dengan BB < 20% BB ideal, imbalans elektrolit, dehidrasi.


Lama perawatan bervariasi 2 – 6 bulan.

 Psikoterapi

Terapi kognitif perilaku.

 Farmakoterapi

Anoreksia nervosa  fluoxetine, cyproheptadine

Bulimia nervosa  fluoxetine, imipramine, despiramine.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai