JUMRIA T. PANGGALO
13014101005
Pendahuluan
Kehamilan
Ektopik
Kehamilan
Ektopik
Terganggu
Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 50 kehamilan.
Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu pada triwulan pertama dari
kehamilan.
Ibu yang mengalami kehamilan ektopik terganggu
tertinggi pada kelompok umur 20-40 tahun dengan
umur rata-rata 30 tahun.
Kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa maka
deteksi dini dan pengakhiran kehamilan merupakan
tatalaksana yang disarankan.
Berikut ini akan disampaikan laporan kasus mengenai
diagnosis dan penanganan kehamilan ektopik
terganggu (KET).
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. RM
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Status : menikah
Umur : 29 tahun
Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen protestan
Alamat : Minsel
Suami : Tn. AY
Pekerjaan : Swasta
Tempat tanggal lahir : Minsel, 30-1-1985
MRS tgl/jam : 17 Juni 2014 / 09.00 wita
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri perut
Nyeri perut yang sangat hebat dialami mendadak oleh penderita 1 jam
sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri dirasakan pada bagian sebelah kiri
kemudian menjalar ke seluruh perut bagian bawah. Nyeri perut mulai
dirasakan penderita sejak 1 minggu yang lalu, bersifat hilang timbul
dan tidak mengganggu aktifitas penderita. Keluar darah dari jalan lahir
dialami sejak 1 hari yang lalu, keluar darah sedikit-sedikit berwarna
merah kehitaman. Penderita juga mengalami mual dan muntah sejak 4
hari yang lalu. sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien terlihat lemas, 2
bulan SMRS penderita mengatakan tidak mendapat haid, penderita
melakukan pemeriksaan tespack sendiri dan hasil tes kehamilan
positif. HPHT penderita sejak 13 Mei 2014, haid tidak teratur. BAB dan
BAK biasa. Riwayat keputihan berulang (+) gatal, berbau.
Anamnesis Ginekologis
Riwayat perkawinan
Pasien menikah 1 kali (pada usia 20 tahun), dengan usia 9 tahun
pernikahan.
Riwayat kehamilan
Banyaknya kehamilan 1 kali.
tahun 2014 hamil ini(G1P0A0).
Riwayat KB
(-)
Riwayat haid
Menarche umur 14 tahun, siklus tidak teratur, lamanya 4-7 hari,
HPHT 13 Mei 2014.
Riwayat penyakit, operasi, pemeriksaan dahulu disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Mata : konjungtiva anemis
+/+
Kepala : normochepali
Status Praesens Lidah : beslag (-)
Keadaan umum : Tampak sakit berat Gigi : caries (-)
Kesadaran : compos mentis Kerongkongan : T1-T1
hiperemis (-)
Tekanan darah : 100/70 mmHg Leher : pembesaran KGB(-)
Nadi : 102x/menit Dada : simetris normal
Pernapasan : 28x/menit Cor/Pulmo : SI-SII normal,
bising (-)
Suhu badan : 36,5 Areola mammae :
hiperpigmentasi (+)
Perut : cembung
Hati : SDE
Limpa : SDE
Kelamin : oedem (-), infeksi
(-)
Ekstremitas : edema (-)
Status Lokalis Abdomen
Inspeksi : cembung
Palpasi : tegang, nyeri tekan (+)
Perkusi : shifting dullness sukar dievaluasi karena nyeri
Auskultasi : bising usus (+)
Status Ginekologi
Inspeksi : fluksus (+), vulva t.a.k
Inspekulo : fluksus (+), vagina t.a.k, portio licin, erosi (-),
livide (+), OUE tertutup
Periksa dalam : fluksus (+), vagina t.a.k,
Portio: licin, nyeri goyang (+), OUE tertutup
` Cavum uteri : sukar dievaluasi karena nyeri
Adneksa Parametrium bilateral : sukar dievaluasi
karena nyeri
Cavum douglassi : menonjol
Rectal Toucher : sfingter cekat, ampula kosong,
mukosa licin
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HB : 6,3 g/dl
Leukosit : 15.500/mm3
Trombosit : 163.000/mm3
Tes kehamilan : HCG test (+)
USG : VU kosong, uterus AF bentuk ukuran normal,
GS (-), adneksa sinistra pars ampullaris tampak massa
komplex, adneksa dextra dbn. cairan bebas (+) pada
cavum douglasi. Kesan: KET
RESUME MASUK
SIKAP
IVFD
Laparotomi cito
Konseling, informed consent
Lab, cross match, USG
Sedia donor, persiapan operasi
Jam 15.00 : penderita didorong ke kamar operasi
Jam 16.30 : operasi dimulai
KU Pre Op : tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis
T: 100/70, N: 102x/menit, R: 28x/menit, S:
36,5
Diagnosa Pre Op : G1P0A0, 29 tahun, dengan KET.
Jenis operasi : salpingektomi sinistra
KU Post Op : T: 110/70 mmHg, N: 84x/menit, R: 20x/menit, S: 36,90 C
Perdarahan ± 2500 cc
Diagnosa Post Op : P0A1, 29 tahun, post salpingektomi sinistra ai
ruptur tuba pars ampullaris sinistra.
Sikap :
Kontrol TNRS & perdarahan
Puasa sampai BU (+)
IVFD RL:D5% = 2:2 (30 gtt/menit)
Ceftriaxone 3x1 gr IV
Metronidazole 2x500gr IV drips
Asam traneksamat 3x1 ampul IV
Kaltrofen supp 1x2 supp
Vit C 3x1 amp IV
Cek HB 2 dan 6 jam post Op (< 10 g/dl lakukan transfusi)
Follow up
18 Juni 2014
S : nyeri luka 19 Juni 2014
O: KU : cukup Kes : CM S : (-)
T : 110/70mmHg; N : 80x/menit; R : O : KU : cukup Kes : CM
20x/menit; Sb : 36,5 0C T : 120/80mmHg; N : 80x/menit; R :
A : PoA1 29 tahun Post Salpingektomi 20x/menit; Sb : 36,5 0C
sinistra a/i ruptur tuba pars ampularis A : PoA1 29 tahun post
sinistra Salpingektomi sinistra a/i ruptur
P : IVFD RL: D5% → 2 : 2 → 28gtt/mnt tuba pars ampularis sinistra
Ceftriaxone 3x1 gr i.v P : IVFD RL: D5%-- aff
Metrinidazole 2x0,5 gr i.v Cefadroxyl 3x1
Vitamin C 3x1 amp SF 2x1
Kaltrofen supp 1x2 Vitamin C 3x1
21 Juni 2014
20 Juni 2014
S : (-)
S : (-)
O : KU : cukup Kes : CM
O : KU : cukup Kes : CM
T : 110/70mmHg; N : 80x/menit;
T : 120/80mmHg; N : 80x/menit;
R : 20x/menit; Sb : 36,7 0C
R : 20x/menit; Sb : 36,6 0C
A : PoA1 29 tahun post
A : PoA1 29 tahun post
Salpingektomi sinistra a/i
Salpingektomi sinistra a/i ruptur
ruptur tuba pars ampularis
tuba pars ampularis sinistra
sinistra
P : Cefadroxyl 3x1
P : Cefadroxyl 3x1
SF 2x1
SF 2x1
Vitamin C 3x1
Vitamin C 3x1
23 Juni 2014
22 Juni 2014 S : (-)
S : (-) O : KU : cukup Kes : CM
O : KU : cukup Kes : CM T : 120/80mmHg; N :
T : 110/70mmHg; N : 80x/menit; 80x/menit; R : 20x/menit; Sb :
R : 20x/menit; Sb : 36,6 0C 36,8 0C
A : PoA1 29 tahun post A : PoA1 29 tahun post
Salpingektomi sinistra a/i ruptur salpingektomi sinistra a/i
tuba pars ampularis sinistra ruptur tuba pars ampularis
P : Cefadroxyl 3x1 sinistra
SF 2x1 P : Boleh pulang
Vitamin C 3x1 Hasil lab (22/06-2014)
Periksa DL Hb : 10,1
Luka operasi : terawat baik
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN GYNECOLOGY
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAN
PROGNOSIS
ANAMNESIS
Nyeri Perut Mendadak
Perdarahan dari jalan lahir
Terlambat haid
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Penderita lemah
Tanda-tanda anemis (konjungtiva, telapak tangan )
Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi -> perut cembung
Palpasi tegang, nyeri tekan (+)
Perkusi WD (+)
Auskultasi bising usus (+)
Pemeriksaan Gynecologi
Inspeksi : fluksus (+), vulva t.a.k
Inspekulo : fluksus (+), vagina t.a.k, portio licin, erosi
(-), livide (+), OUE tertutup
Periksa dalam : fluksus (+), vagina t.a.k,
Portio: licin, nyeri goyang (+), OUE tertutup
Cavum uteri : sukar dievaluasi karena nyeri
Adneksa Parametrium bilateral : sukar
dievaluasi karena nyeri
Cavum douglassi : menonjol
Pemeriksaan Penunjang
HB : 6,3 g/dl
Leukosit : 15.500/mm3
Trombosit : 163.000/mm3
Tes kehamilan : HCG test (+)
USG : VU kosong, uterus AF bentuk ukuran normal,
GS (-), adneksa sinistra pars ampullaris tampak massa
komplex, adneksa dextra dbn. cairan bebas (+) pada
cavum douglasi. Kesan: KET
Penatalaksanaan
Operasi yang dilakukan adalah salpingektomi.
Tindakan laparatomi dapat dilakukan pada ruptur
tuba.
Perdarahan sedini mungkin dihentikan dengan
menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber
perdarahan. Keadaan umum penderita terus
diperbaiki dan darah dari rongga abdomen sebanyak
mungkin dikeluarkan.
Serta memberikan transfusi darah.
PROGNOSIS
Angka kematian ibu yang disebabkan oleh kehamilan
ektopik terganggu turun sejalan dengan
ditegakkannya diagnosis dini dan persediaan darah
yang cukup.
Prognosis pada kasus ini dapat ditinjau dari segi ibu
dan janin.
Dari pihak ibu : DUBIA AD BONAM
Prognosis pada janin: DUBIA AD MALAM
TERIMAKASIH