Volume sirkulasi darah mempengaruhi tekanan perfusi ginjal, akan direspon oleh
jugtaglomerulus (direspon oleh katekolamin dan feedback dari makula densa)
dengan mengeluarkan renin untuk merubah angiotensinogen menjadi angiotensin
I, angiotensin I di ubah oleh converting enzim menjadi angiotensin II yang
berfungsi untuk stimulasi release aldosteron sehingga terjadi retensi Na dan
penyeimbangan K+.
• Kelenjar adrenal berfungsi melepaskan
berbagai hormon ke dalam tubuh.
• Kelenjar adrenal juga berperan
mempengaruhi organ reproduksi,
berperan dalam metabolisme, dan
memproduksi respon sistem saraf
simpatik.
• Epinefrin (adrenalin) bekerja dengan
sistem saraf simpatik untuk meningkatkan
denyut jantung. Adrenalin juga mendorong
metabolisme karbohidrat.
• Ketika sistem saraf pusat melihat adanya
situasi berbahaya atau keadaan darurat,
adrenalin akan dilepaskan.
• Adrenalin meningkatkan denyut jantung,
melebarkan otot-otot kaki, dan
meningkatkan gula darah dengan
mendorong penggunaan glukosa.
• Peningkatan aliran darah dan energi
mempertinggi pengiriman oksigen dan
glukosa ke otot dan otak.
• Kortisol adlh: hormon steroid yang
digunakan untuk mengembalikan
keseimbangan tubuh selama periode
stres. Biasa disebut hormon “stress”
• Kortisol bersifat antagonis terhadap insulin
dan bertugas memecah lemak dan
protein.
• Kortisol bisa menyebabkan penambahan
berat badan untuk dua alasan.
• Pertama, kortisol memindahkan lemak dari
hati ke otot-otot perut, dan kedua, kortisol
meningkatkan nafsu makan.
Efek Kortisol
• Sekresi kortisol berkepanjangan
menyebabkan hipoglikemia dan bisa
melemahkan sistem kekebalan tubuh.
• Efek pada sistem kekebalan tubuh inilah
yang menyebabkan kortisol digunakan
untuk mengobati alergi akibat sistem
kekebalan yang hiperaktif.
Androgen Physiology
• Androgen adrenal pada pria mempunyai
efek minimal dimana pria sudah memiliki
determinan yang dominan oleh gonadal
steroids (testosterone).
• Pada wanita androgen mempunyai efek:
sexual hair, luasnya dimediasi oleh
adrenal androgens.
– Hyperfunction (cushing's syndrome)
– Hypofunction (adrenal insufficiency), demikian
juga dengan abnormalitas variasi genetik
steroidogenesis
• Aldosteronism adalah syndrome terkait
dengan hypersekresi mineralocorticoid
aldosterone.
• Aldosteronism Primer: disebabkan
produksi aldosteron secara eksesive pada
kelenjar adrenal,
• Aldosteronism sekunder: disebabkan oleh
stimulasi extraadrenal
Primary Versus Secondary Aldosteronism
• Sistim imun tubuh telah berkembang sedemikian
rupa sehingga mampu mengenal setiap antigen
asing dan membedakannya dengan struktur antigen
diri (self antigen), tetapi dapat saja timbul gangguan
terhadap kemampuan pengenalan tersebut sehingga
terjadi respons imun terhadap antigen diri yang
dianggap asing.
• Respons imun yang disebut autoimunitas tersebut
dapat berupa respons imun humoral dengan
pembentukan autoantibodi, atau respons imun
selular.
• Autoimunitas sebetulnya bersifat protektif, yaitu
sebagai sarana pembuangan berbagai produk
akibat kerusakan sel atau jaringan.
• Autoantibodi mengikat produk itu diikuti dengan
proses eliminasi.
• Autoantibodi dan respons imun selular terhadap
antigen diri tidak selalu menimbulkan penyakit.
• Penyakit autoimun merupakan kerusakan
jaringan atau gangguan fungsi fisologik
akibat respons autoimun.
• Perbedaan ini menjadi penting karena
respons autoimun dapat terjadi tanpa
penyakit atau pada penyakit yang
disebabkan oleh mekanisme lain (seperti
infeksi).
• Istilah penyakit autoimun yang berkonotasi
patologik ditujukan untuk keadaan yang
berhubungan erat dengan pembentukan
autoantibodi atau respons imun selular
yang terbentuk setelah timbulnya penyakit.
• Penyakit autoimun mempunyai spektrum yang sangat luas, dari
yang bersifat organ spesifik sampai bentuk sistemik atau non-
organ spesifik.
• Pada penyakit autoimun organ spesifik, umumnya
mempengaruhi organ tunggal dan respons autoimun ditujukan
langsung pada antigen di dalam organ tersebut.
• Sebagian besar kelainan spesifik organ melibatkan satu atau
beberapa kelenjar endokrin.
• Target antigen dapat berupa molekul yang
diekspresikan pada permukaan sel hidup (terutama
reseptor hormon) atau molekul intraseluler (terutama
enzim intraseluler).
• Sedangkan penyakit autoimun non-organ spesifik
mempengaruhi organ multipel dan biasanya
berkaitan dengan respons autoimun terhadap
molekul yang tersebar di seluruh tubuh, terutama
molekul intraseluler yang berperan dalam transkripsi
dan translasi kode genetik (DNA dan unsur inti sel
lainnya) .
Beberapa contoh antigen diri dan penyakit terkait