Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN OKTOBER 2016


UNIVERSITAS PATTIMURA

Hetri Dema Putri Wulandari


(2016-84-011)
PEMBIMBING:
dr. Elna Anakotta, Sp. M
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU
KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
RSUD dr. M. HAULUSSY
AMBON
 Diplopia atau penglihatan ganda adalah
keluhan berupa melihat dua gambaran
dari satu objek.

 Diplopiabinokuler adalah penglihatan


ganda terjadi bila melihat dengan kedua
mata dan menghilang bila salah satu
mata ditutup.
• impaired abduksi atau adduksi
Diplopia
• otot rektus medial, rektus lateral,
horizontal atau keduanya

• impaired elevasi atau depresi


• otot rektus inferior, rektus
Diplopia vertikal superior, oblik inferior, oblik
superior, atau kombinasi dari
otot-otot ini

• Paresis m. rectus lateralis


Diplopia Homonim
• Esodeviasi (juling ke dalam)

• Paresis m. rektus medialis


Diplopa heteronim
• Esodeviasi (juling keluar)
(diplopia bersilang)
FISIOLOGI PENGLIHATAN
BINOKULER

Mata Sistem motorik Saraf optikus


menerima mengarahkan mengantarkan
rangsangan kedua mata informasi ke
sensoris pada objek korteks visual
3 SYARAT UNTUK MENETUKAN KUALITAS
PENGLIHATAN BINOKULER

• Retina kedua mata menerima kedua gambaran secara


simultan (titik korespondensi retina)
Penglihatan • Objek-objek yang terletak pada lingkaran imajiner dikenal
stimulotan sebagai horopter geometrik

• Retina membuat impresi visual yang sama


• 2 gambaran retinal akan bercampur menjadi persepsi
tunggal
Fusi • Impair fusi dapat menimbulkan diplopia.

• Sifat ini adalah tingkat tertinggi kualitas penglihatan binokuler


Penglihatan
stereoskopis
PATOFISIOLOGI

MISALIGMENT
ABERASI OKULER
OKULER

• Menyebabkan • Menyebabkan
diplopia binokuler diplopia monokuler
• Misanya defek pada
kornea, iris, lensa atau
retina
KEADAAN YANG MENYEBABKAN
DIPLOPIA BINOKULER
Penyakit orbita atau restriksi otot ekstraokuler

Tumor, infeksi, oftalmopati terkait tiroid

Kelemahan Ekstraokuler Miopatik

miopati kongenital, miopati mitokondrial,


distrofi muskuler Impair
Kelainan Neuromuscular Junction Fusi
miastenia gravis,

Palsi Saraf Kranial III, IV, dan VI


- Gangguan
korespondensi visual
aneurisme, trauma, meningitis, sklerosis mutipel
objek pada kedua
retina
Lesi batang otak - Disfungsi kortex visual
stroke hemoragik, tumor atau massa, trauma,
malformasi vaskuler
DIAGNOSIS

Membedakan Diplopia Monokuler dan Diplopia


binokuler

• Apakah menutup salah satu mata membuat diplopia


hilang?
• Apakah deviasi sama pada semua arah gaze (pandangan)
atau oleh penekukan dan pemutaran kepala dalam
berbagai posisi?
• Apakah objek kedua terlihat horizontal (bersisian) atau
vertikal (atas dan bawah) Diplopia obliks (terpisah secara
horizontal dan vertikal) dapat dipertimbangkan sebagai
manifestasi diplopia vertikal.
PEMERIKSAAN DIPLOPIA BINOKULER

• Pemeriksaan Bola Mata, Orbita, dan Kelopak Mata


• Eksoftalmometer
• Fungsi palpebra
• Pemeriksaan Pergerakan Otot Ekstraokuler
• Pemeriksaan neuromuscular junction
• Cogon’s lid twich  pasien melihat kebawah 10-20 detik
kemudian melihat lurus kedepan dengan cepat.
+ bila palpebra yang ptosis teangkat t kemudian jatuh dgn
cepat
• Pemeriksaan Saraf Kranial III, IV, dan VI
PENATALAKSANAAN

• Menutup satu mata


• Prisma Fresnel: prisma ini dapat melekat ke
kacamata. Meski prisma ini hanya cocok untuk
deviasi stabil yang ada di semua arah gaze, prisma
ini mengaburkan gambar dari mata itu dan
berfungsi dalam banyak hal seperti lensa oklusif.
• Pengobatan miastenia gravis
PEMBEDAHAN

• Pembedahan transposisi (pembedahan


Hummelsheim).
• Paralisis otot obliks superior Knapp
• Kemodenervasi dengan suntikan toxin botulinum
Komplikasi
• Pada bayi dan balita, diplopia dapat
menyebabkan supresi atau ambliopia1
Prognosis
• Penyebab optikal (misal dislokasi lensa, kelainan korneal)
dapat diperbaiki.
• Fraktur blow out memiliki prognosis berbeda tergantung
jumlah jaringan yang rusak
• Pusat (neurologik) menyebabkan diplopia dapat
memiliki konsekuensi yang serius dan dalam hal tumor
primer atau sekunder, prognosisnya jelek.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai