Anda di halaman 1dari 43

Jonathan Pratama Swannjo

Zetta Xena Meylina S


Claudia Anastasia
Ni Luh Parameswari

RSUD WANGAYA
Partus Prematurus Imminens (PPI) merupakan adanya suatu
ancaman untuk terjadinya persalinan prematur (preterm) pada
usia kehamilan diatas 20 minggu dan di bawah 37
minggu,dimana terdapat kontraksi uterus yang teratur disertai
dilatasi maupun penipisan serviks.

Dalam ppi terkadang terdapat pecahnya ketuban. Hal ini mirip


dengan gejala PPROM dimana pada PPROM tidak terdapat
kontraksi uterus dan tanda-tanda persalinan dimulai.
Di Indonesia angka kejadian kelahiran bayi prematur berkisar
sebesar 11,1% pada tahun 2010 dan sebesar 10,2% pada tahun
2013. Sebanyak sepertiga dari seluruh kelahiran preterm
disebabkan oleh indikasi medis obstetrik di mana pada kondisi-
kondisi tertentu ini dianggap bahwa kehamilan tidak dapat
dilanjutkan lagi.
Permasalahan yang mungkin terjadi pada
PPI bayi prematur
 Penyakit atau kelainan pada jangka pendek
(Respiratory Distress Syndrome (RDS), defisiensi imunitas, gagal
tumbuh, dan patent ductus arteriosus)
 Penyakit atau kelainan jangka panjang,
(serebral palsi, retinopati, retardasi mental, disfungsi
neurobehavioral )
 Kematian perinatal
Diagnosis dan penatalaksanaan tepat pada persalinan preterm:
 menurunkan ancaman persalinan preterm dan menurunkan
morbiditas janin.
 Bila tanpa adanya penyulit dan komplikasi, maka kehamilan
akan dipertahankan hingga cukup bulan.
 Bila terdapat penyulit maka terminasi dapat langsung dilakukan
• Timbulnya kontraksi reguler uterus yang cukup untuk
mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks yang terjadi pada
usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan atau dengan
perkiraan berat badan janin kurang dari 2500 gram

• Menurut World Health Organization (WHO), definisi persalinan


preterm atau prematur adalah setiap persalinan dengan usia
kehamilan 37 minggu atau kurang dihitung dari hari pertama
haid terakhir
• Multifaktorial
1. Overdistensi uterus
2. Stres maternal-fetal
3. Perubahan prematur serviks
4. Infeksi
5. Faktor lain seperti gaya hidup, riwayat persalinan preterm
sebelumnya, solutio plasenta
• Usia kehamilan < 37 minggu,
• His ≥ 2 kali dalam 10 menit,
• Dilatasi serviks sedikitnya 2 cm atau kemajuan yang pembukaan
serviks yang bermakna dalam waktu 2 jam oleh pemeriksa yang
sama,
• Penipisan serviks ≥ 50%,
• Keluar lender pervaginam atau mungkin bercampur darah
(bloody show)
• Persentasi janin rendah sampai spina iskiadika.
 Segera lakukan penilaian tentang : usia gestasi, demam
ada/tidak, kondisi janin, letak plasenta (untuk menilai perlukah
SC)

 Cari kemungkinan penyebab persalinan preterm (kemungkinan


sistitis, pyelonefritis, bakterimia asimptomatik, serviks
inkompeten, dll.)

 Pemberian tokolitik :
 Kalsium antagonis : NIfedipine 20mg/oral diulang 2-3 kali/jam dilanjutkan tiap 8 jam
sampai kontraksi hilang.
 Obat B-mimetik : Terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan salbutamol.
 MgSO4 (20gr MgSO4 20% dalam 500ml D5% mulai 13 tpm di naikan setiap 10 menit 6
tpm sampai dengan max 25 tpm. Di pertahankan 12 jam kemudian di turunkan 3 tpm
setiap 30 menit sampai dengan 13 tpm. Di pertahankan 24 jam.)
 Pematangan paru janin dengan kortikosteroid:
 Betametason 2x12mg/IM/ 24 jam
 Deksametason 4x6mg/IM/ 12 jam

 Bila perlu diberikan antibiotik:


 Eritromisin 3 x 500mg selama 3 hari
 Ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari

 Tentukan penanganan selanjutnya (ada 3) :


1. Pertahankan janin hingga kelahiran aterm
2. Tunda persalinan 2-3 hari untuk memberikan obat pematangan paru janin
3. Biarkan terjadi persalinan bila gagal diterapi konservatif
 Depresi pernapasan
 Perdarahan intakranial neonatal
 Infeksi
 enterokolitis nekrosis
 patent ductus arteriosus (PDA), dan retinopati akibat belum
sempurnanya pembentukan organ tubuh janin
 PRIMORDIAL
 mempersiapkan kondisi tubuh baik dari status gizi, kadar hemoglobin (Hb), tekanan
darah, dan melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi

 PRIMER
 mengetahui risiko diri sendiri seperti merokok, hipertensi, usia saat heamil, dan
komplikasi kehamilan sebelumnya; melakukan pemeriksaan untuk infeksi saluran
kencing (ISK); memperhatkan berat badan; memiliki pola makan yang baik; tetap
menjaga kebugaran tubuh; serta mencegah stres dan depresi

 SEKUNDER
 pembatasan aktivitas kerja (bekerja, perjalanan, koitus) pada ibu hamil dengan riwayat
persalinan prematur dan mengurangi pekerjaan yang menimbulkan stres; ibu dengan
kehamilan kembar harus lebih banyak beristirahat sejak minggu ke-28; melakukan
pemeriksaan USG yang diusahakan secara teratur; melakukan pemeriksaan cairan
ketuban

 TERSIER
 pemberian terapi tokolitik, kortikoteroid antenatal, dan antibiotik
Nama : NN
No MR : 628670
Usia : 20 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Buana Raya No. 5, Denpasar
MRS : 11 April 2017
• Keluhan Utama
Nyeri perut hilang timbul.

• Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang dalam keadaan sadar dengan diantar oleh suaminya ke
IRD kebidanan RSUD Wangaya pada tanggal 11 April 2017 pukul 21.00
wita dengan keluhan utama nyeri perut hilang timbul disertai dengan
keluarnya air pervaginam sejak pukul 18.00 WITA. Pasien mengaku
pernah dipijat pada bagian perut oleh ibunya pada hari Jumat, 7 April
2017. Gerakan janin masih dirasakan aktif oleh pasien. Keluhan keluar
cairan pervaginam maupun lendir bercampur darah dari kemaluan
disangkal pasien. Pasien mengaku melakukan coitus 5 hari yang lalu.
• Riwayat penyakit terdahulu • Riwayat Menstruasi
Pasien mendapatkan haid
Sebelumnya pasien tidak pernah pertama (menarche) pada usia 13
mengalami keluhan yang sama. tahun dengan siklus yang tidak
Riwayat hipertensi, diabetes teratur. Durasi haid dalam 1
mellitus, asma, dan penyakit periode adalah 3 hari dengan
jantung disangkal pasien. Pasien frekuensi mengganti pembalut 3
tidak memiliki riwayat alergi kali/hari (±60 ml). Keluhan pada
obat ataupun makanan. saat haid disangkal oleh pasien.
Hari pertama haid terakhir
(HPHT) dikatakan lupa.
• Riwayat Obstetri
Hamil ini merupakan kehamilan pertama bagi pasien.

• Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi sebelumnya.

• Riwayat Ante Natal Care


Selama kehamilan mengaku 1x memeriksakan diri ke bidan. Pasien
belom pernah melakukan USG. Pasien mengetahui telah hamil dari
tes kehamilan yang dibeli di apotek.
• Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah 1x pada tahun 2016

• Riwayat Sosial dan Keluarga


Pasien mengenyam pendidikan hingga tingkat SMA. Pasien
menetap di Denpasar, pasien bekerja sebagai pembantu rumah
tangga. Aktivitas pasien sehari-hari tergolong berat yaitu harus
membersihkan 2-3 rumah. Pasien tinggal dengan suami di sebuah
kos-kosan. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol.
Status Present

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 18x/menit
Temp. Axilla : 36,7°C
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 50 kg
IMT : 20.03kg/m2
Status General

Kepala : Normocephali
Mata : Anemis (-/-), Ikterus (-/-)
Thorax : Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikular (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : sesuai dengan status obstetri
Ekstremitas : Akral hangat : ekstremitas atas +/+
ekstremitas bawah +/+
Edema : ekstremitas atas -/-
ekstremitas bawah -/-
Status Obstetri (Abdomen)

Inspeksi
Tampak perut membesar ke depan, disertai adanya striae gravidarum (striae
livide)

Palpasi
Pemeriksaan Leopold
• Teraba bagian bulat dan lunak (kesan bokong)
• Teraba tahanan keras dan datar di kanan (kesan punggung) dan teraba
bagian-bagian kecil di kiri (kesan ekstremitas)
• Teraba bagian bulat, keras dan mudah digerakkan (kesan kepala)
• Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul (konvergen)
Status Obstetri (Abdomen)

Palpasi
Tinggi fundus uteri setengah pusat processus xyphoideus, 23cm
(TBJ: 1860 gram)
His (+) 1 kali/10’ ~ 10”-15”
Gerak janin (+)

Auskultasi
Denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kiri bawah
umbilikus dengan frekuensi 148x/menit.
Status Obstetri

Vaginal Toucher (VT) (pk 21.10 WITA) :


Pembukaan serviks 2 cm, effacement 50%, ketuban (+), teraba bagian
kepala, denominator belum jelas, penurunan hodge 1, tidak teraba
bagian kecil/tali pusat
Darah lengkap (04/03/17 pk. 21.05 Faal Hemostasis (04/03/17)
WITA)
BT : 2’00” N(1-3)’
WBC : 13.28103/uL (4.0-10.0)
CT : 12’30” N(5-15)’
RBC : 3.85 106/uL (4.20-5.40 106/uL)
HbsAg (-)
HGB : 9.3 g/dL (12-16 g/dL)
HCT : 29.0 % (37- 47%)
PLT : 275 103/uL (150-400 103/uL)
DIAGNOSIS
G1P0000 32 minggu 2 hari T/H + PPI
(TBJ: 1860 gram)

PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif
• MRS
• Tirah baring
• Nifedipine 20mg oral diberikan 2x dalam 1 jam pertama kemudian
dilanjutkan dengan 10mg oral per 3 jam (dosis maksimal 160mg per
hari).
• Dexamethasone 1x12.5 mg (diberikan selama 2 hari)
• Sulfus Ferous 1 x 300 mg

Monitoring
• Keluhan, tanda vital, his, dan denyut jantung janin (DJJ)
KIE

Menjelaskan kepada pasien mengenai kondisi pasien, janin, rencana


tindakan, dan risiko yang dapat terjadi pada pasien dan janin akibat
kondisi pasien saat ini. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang dilakukan kepada pasien.
Tanggal S O A P

11-04-2017 Nyeri perut hilang timbul (+), St.Present G1P0000 Tx :


Keluar air pervaginam (+),
Pk. 21.00 WITA Kes : CM UK 32 minggu 2 hari T/H Konservatif Bed rest hari 0
gerak anak (+) baik
dengan PPI
T:120/80 mmHg Amoxicilin 3x500mg

N : 84 x/menit Nifedipine 10 mg/2jam

R : 18x/menit Dexametasone 1 x 12 ,5 mg

T : 36,7oC Mx :

St. General : keluhan, tanda vital,

dbn chpb

St. Obstetrik

Abd : TFU 23cm

His 1x/10menit 10-15”

DJJ : 148 x/ Menit


Tanggal S O A P
12-04-2017 Nyeri perut hilang timbul (-), St.Present G1P0000 Tx :
Keluar air pervaginam (+ ),
Pk. 08.00 WITA Kes : CM UK 32 minggu 3 hari T/H Konservatif Bed rest hari 1
pusing (-), gerak anak (+)
dengan PPI
baik T : 120/80 mmHg Amoxicilin 3x500mg

N : 82 x/menit Nifedipine 10 mg/2jam

R : 20x/menit Dexametasone 1 x 12 ,5 mg

T : 36,5oC Mx :

St. General : keluhan, tanda vital,

dbn chpb

St. Obstetrik

Abd : TFU 23cm

His 1x/10menit 10-15”

DJJ : 143 x/ Menit


Tanggal S O A P
13-04-2017 Nyeri perut hilang timbul (-), St.Present G1P0000 Tx :
Keluar air pervaginam (- ),
Pk. 08.00 WITA Kes : CM UK 32 minggu 4 hari T/H Konservatif Bed rest Hari II
pusing (-), gerak anak (+)
dengan PPI
baik T:110/70 mmHg Amoxicilin 3x500mg

N : 82 x/menit Adalat oros 3x30 mg

R : 20x/menit Sulfus Ferous 1 x 300 mg

T : 36,7oC Mx :

St. General : keluhan, tanda vital,

dbn chpb

St. Obstetrik

Abd : TFU setengah pusat


processus xyphoideus

His (-)

DJJ : 143 x/ Menit


Tanggal S O A P
14-04-2017 Nyeri perut hilang timbul (-), St.Present G1P0000 Tx :
Keluar air pervaginam (- ),
Pk. 08.00 WITA Kes : CM UK 32 minggu 5 hari T/H Mobilisasi hari ke III
pusing (-), gerak anak (+)
dengan PPI
baik T:120/70 mmHg Adalat oros 3x30 mg

N : 82 x/menit Sulfus Ferous 1 x 300 mg

R : 20x/menit Vit C 1x200mg

T : 36,7oC Mx :

St. General : keluhan, tanda vital, chpb

dbn

St. Obstetrik

Abd : TFU setengah pusat


processus xyphoideus

His (-)

DJJ : 133 x/ Menit


Tanggal S O A P
15-04-2017 Nyeri perut hilang timbul (-), St.Present G1P0000 Tx :
Keluar air pervaginam (-) ,
Kes : CM UK 32 minggu 6 hari T/H Mobilisasi hari ke IV
pusing (-), gerak anak (+)
dengan PPI
Pk 08.00 WITA baik T:120/70 mmHg Adalat oros 3x30 mg

N : 82 x/menit Sulfus Ferous 1 x 300 mg

R : 20x/menit Vit C 1x200mg

T : 36,7oC Mx :

St. General : keluhan, tanda vital, chpb

dbn

St. Obstetrik

Abd : TFU setengah pusat


processus xyphoideus

His (-)

DJJ : 133 x/ Menit


Tanggal S O A P
16-04-2017 Nyeri perut hilang timbul (-), St.Present G1P0000 Tx :
Keluar air pervaginam (-) ,
Kes : CM UK 33 minggu T/H dengan Boleh Pulang
pusing (-), gerak anak (+)
PPI
Pk 08.00 WITA baik T:120/70 mmHg Adalat oros 3x30 mg

N : 82 x/menit Sulfus Ferous 1 x 300 mg

R : 20x/menit Vit C 1x200mg

T : 36,7oC Mx :

St. General : keluhan, tanda vital, chpb

dbn

St. Obstetrik

Abd : TFU setengah pusat


processus xyphoideus

His (-)

DJJ : 133 x/ Menit


 Ancaman persalinan pada kehamilan kurang dari 37 minggu
 Adanya kontraksi uterus yang berulang
 Pembukaan serviks sedikitnya 2 cm
 Dapat ditemukan selaput ketuban pecah
 Pada kasus ini, pasien primi gravida, UK 32mg 2 hr, keluhan
nyeri perut hilang timbul dan keluar air pervaginam,pembukaan
serviks 2 cm
 Penyebab: multifaktorial (faktor obstetrik, sosiodemografi, maupun faktor
medik)
 Faktor obstetrik: distensi uterus yang berlebihan (polihidramnion, gemeli),
ketuban pecah dini, ataupun trauma.
 Pada pasien didapatkan riwayat trauma yaitu dimana pasien mengaku
perutnya dipijat ibunya sehingga terdapat kemungkinan terjadi lesi
vascular pada plasenta
 Hubungan antara lesi vaskular dengan PPI terkait dengan terjadinya
iskemia uteroplasenta. Meskipun patofisologinya masih belum jelas namun
diduga thrombin berperan besar
 Trombin merangsang aktivitas kontraksi uterus sehingga berisiko plasenta
dapat terlepas lebih awal
 Faktor stress maternal-fetal: pasien ini berumur 20 tahun, dan bekerja
membersihkan 2-3 rumah per hari nya menimbulkan tingginya stress saat
bekerja
 Pasien memiliki riwayat coitus 5 hari yang lalu.
 Coitus pada ibu hamil dapat menyebabkan persalinan preterm
 Rangsangan pada puting susu dan area genital dapat memicu pelepasan
oksitosin
 Stimulasi mekanik di cervix dapat menyebabkan pelepasan
prostaglandin yang berakibat pada penipisan cervix
 Sperma yang dihasilkan mengandung prostaglandin yang dapat memicu
terjadinya penipisan cervix
 Diagnosis PPI ditegakkan saat
 UK 20-37 minggu
 adanya kontraksi yang berulang,nyeri pada punggung bawah, dapat
ditemukan adanya bercak perdarahan, serta adanya perasaan menekan
daerah serviks
 VT: pembukaan sedikitnya 2 cm, penipisan 50 - 80%, presentasi janin
rendah sampai spina isiadika, ataupun selaput ketuban pecah

Pada kasus ini, pasien UK 32 mg 2 hr, mengeluh nyeri hilang timbul pada
perut bagian bawah ditemukan adanya pengeluaran air pervaginam
Pemfis: TFU 32 cm, EFW 1860 gram, kontraksi uterus 1 kali/10’ ~ 10”- 15”,
UK 32 minggu 1hari (USG)
 Tujuan:
 menghambat proses persalinan preterm dengan tokolitik
 pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
 pencegahan infeksi dengan antibiotik jika diperlukan
Berdasarkan PPK Sanglah, pemberian tokolitik berupa Nifedipin 20 mg diulang 2-
3 kali/jam dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi hilang dengan alternatif
tokolitik lain berupa golongan β- mimmetik dan MgSO4.
Pemberian kortikosteroid dapat berupa betametason dengan dosis 2x12mg/IM/
24 jam atau deksametason 4x6mg/IM/ 12 jam selama 2 hari
Pada pasien ini dilakukan terapi konservatif dengan tirah baring untuk
meminimalisir pergerakan ibu selama 2 hari, untuk tokolitik diberikan nifedipin
20 mg per oral, dexamethasone 12 mg intravena tiap 24 jam selama 2 hari, serta
sulfus ferrous 300mg
Selain itu, berbaring ke sisi kiri ataupun kanan dengan bantal dibawah pinggul
dan tungkai membantu mengurangi beban pada serviks serta memperbaiki
sirkulasi fetomaternal
 Pasien didiagnosis mengalami partus prematurus imminens,
sesuai dengan definisi dari partus prematurus imminens
 Saat ini ibu dan janin dalam keadaan baik, dengan rencana
dipulangkan dengan KIE:
 Melakukan Ante Natal Care (ANC) secara teratur
 Menghindari faktor-faktor risiko terjadinya persalinan preterm
 Segera ke rumah sakit apabila terdapat keluhan

Anda mungkin juga menyukai