Anda di halaman 1dari 16

KEHAMILAN EKTOPIK

TERGANGGU
Oleh:
I Gusti Ayu Rosita Tri Rejeki (P07120215026)
Ni Putu Eka Ari Suardewi (P07120215027)
Ni Putu Candra Dewi (P07120215028)
Veranita Nindi Probo Utami (P07120215029)
Ni Made Whasu Pramesti (P07120215030)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


2016/2017
PENGERTIAN KET

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi


dimana telur yang telah dibuahi berimplantasi di luar
endometrium kavum uteri. Sebagian besar kehamilan ektopik
berlokasi di tuba, jarang yang berimplantasi di ovarium, perut,
kanalis servikalis uteri, kornu uterus yang rudimeter dan di
ventrikel pada uterus (Rachimhadi T, 1999)
Suatu kehamilan
disebut kehamilan ektopik bila zigot
terimplantasi di lokasi-lokasi selain
cavum uteri, seperti di ovarium, tuba,
serviks, bahkan rongga abdomen. Istilah
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
merujuk pada keadaan dimana timbul
gangguan pada kehamilan tersebut
sehingga terjadi abortus maupun rupture
yang menyebabkan penurunan keadaan
umum pasien.
Adapun yang termasuk dalam
kehamilan ektopik adalah :

• Kehamilan abdominal • Kehamilan ovarial

• Kehamilan ampula tuba • Kehamilan intraligamen

• Kehamilan ismus tuba • Kehamilan kornu

• Kehamilan interstisial tuba • Kehamilan serviks


EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian ektopik bervariasi pada setiap pusat penelitian
tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

• Pemakaian antibiotic

• Menyebabkan kesembuhan dari infeksi pada tuba, tetapi


lumennya menyempt sehingga memperbesar kejadian hamil
ektopik.

• Pemakaian alat kontrasepsi


• Meningkatkan kejadian hamil ektopik karena fungsinya
menghindari hamil tetapi tidak sekaligus mengurangi
kejadian hamil ektopik.

• Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik


berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30
tahun.

• Frekuensi kehamilan ektopik yang terjadi 0-14,6% atau


antara 1-125/330 kasus.
ETIOLOGI
Kehamilan ektopik terganggu (KET) dapat disebabkan oleh :
Faktor uterus
• Tumor uterus yang menekan tuba
• Uterus hypoplasia
Faktor tuba
• Penyempitan lumen tuba oleh karena infeksi endosalping
• Tuba sempit, panjang dan berlekuk-lekuk
Faktor ovum
• Migrasi eksterna dari ovum
• Perlekatan membrane granulosa
Kemungkinan – kemungkinan yang dapat terjadi pada
kehamilan ektopik adalah :

• Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi

• Abortus kedalam lumen tuba

• Rupture dinding tuba


KLASIFIKASI KET
Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham masing-masing
dalam bukunya mengklasifikasikan kehamilan ektopik
berdasarkan lokasinya antara lain:
1. Tuba Fallopii
2. Uterus
3. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
4. Ovarium
5. Intraligamenter
6. Abdominal
TANDA DAN GEJALA
Tanda :
• Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting
atau perdarahan vaginal.
• Menstruasi abnormal.
• Abdomen dan pelvis yang lunak.
• Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa
kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel
desidua pada endometrium uterus.
• Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
• Kolaps dan kelelahan
• Pucat
• Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
• Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak gembung.
• Gangguan kencing
Gejala:
• Nyeri:
• Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan
ektopik. Nyeri dapat bersifat unilateral atau bilateral , terlokalisasi atau
tersebar.

• Perdarahan:
• Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan
dikeluarkan dengan perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit,
perdarahan yang banyak dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke
abortus biasa.Perdarahan abnormal uterin, biasanya membentuk bercak.
Biasanya terjadi pada 75% kasus.

• Amenorhea:
• Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang
memiliki berkas perdarahan pada saat mereka mendapatkan menstruasi,
dan mereka tidak menyadari bahwa mereka hamil
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 USG

 Ultrasonografi

 Laparaskopi

 HB

 Leukosit

 Kuldossintesis
PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah
laparatomi. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut :
1. Kondisi ibu pada saat itu
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi
reproduksinya
3. Lokasi kehamilan ektopik
4. Kondisi anatomis organ pelvis
5. Kemampuan teknik bedak mikro dokter
6. Kemampuan teknologi fertilitasi in vitro setempat
KOMPLIKASI
• Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder
akibat kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat,
atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan
diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan
terjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung lokasi
kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan
perdarahan masif, syok, DIC, dan kematian.
• Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara
lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan organ
sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh
darah besar). Selain itu ada juga komplikasi terkait
tindakan anestesi.
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTROPIK
TERGANGGU

Anda mungkin juga menyukai