Anda di halaman 1dari 17

Acute Pyelonephritis in Adults

Pembimbing:
dr. Herawaty Purba Sigumonrong, M.Biomed, Sp. PD

Oleh: Yessi Oktavianti (2013730122)

STASE ILMU KESEHATAN PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
sindroma infeksi saluran kemih
(ISK) berat. Istilah pielonefritis PIELONEFRITIS
menunjukkan radang panggul
ginjal dan ginjal. AKUT
Faktor Risiko
• Sistitis (misalnya penularan saat aktivitas seksual, pasangan seksual baru,
pemaparan spermisida, riwayat pribadi atau riwayat ibu pada ISK)
• Faktor-faktor yang menghambat aliran urin (misalnya kehamilan atau
obstruksi mekanis)
• Predisposisi genetik (misalnya imunitas bawaan yang berubah dari
ekspresi CXCR1 rendah)
• Diabetes mellitus

Tanda dan Gejala


• Demam
• Menggigil
• malaise
• Nyeri panggul atau nyeri tekan
• Prostatitis akut
• Peradangan kandung kemih (misalnya frekuensi kencing, urgensi, dan disuria)
• 20% pasien tidak memiliki gejala
Patogenesis
• Pielonefritis biasanya terjadi saat bakteri
memasuki kandung kemih dan naik ke ginjal.
• Pielonefritis disebabkan bakteri Escherichia
coli atau basil gram negatif lainnya.
Penegakan diagnosis
• Pada pasien dengan nyeri panggul atau nyeri
tekan (dengan atau tanpa demam) ditambah
urinalisis yang menunjukkan piuria, bakteriuria
atau keduanya (dengan atau tanpa gejala),
pielonefritis adalah dugaan diagnosis yang tepat.
• Kultur urin (adanya 10.000 atau lebih unit
pembentukan koloni uropatogen per mililiter
urin).
• Kultur darah (+)
• pH urin 7,0 atau lebih tinggi
• GFR 40 ml/menit atau lebih rendah.
Diagnosis Banding

Kolesistitis Trombosis
akut ginjal-vena

Kelainan otot Radang


usus Prostatitis
paraspinous buntu

urolitiasis
Penyakit radang
panggul
Penatalaksanaan
• Perawatan suportif
 Resusitasi cairan dapat mengurangi malaise, mual
dan muntah.
 Pasien yang dirawat di rumahsakit secara
langsung karena sepsis atau syok septik harus
mendapat resusitasi cairan (misalnya, 30 ml
kristaloid isotonik per kgBB dalam 3 jam) dan
mungkin obat vasopressor.
 Obat untuk mengendalikan gejala, seperti
analgesik, antipiretik, dan agen antinausea dapat
diberikan sesuai kebutuhan.
Table 1. Triage and Management Considerations for Initial Disposition of Patients with Acute Pyelonephritis or Febrile Urinary Tract Infection
Aspect of care Disposition of Patients

Immediate Discharge to home Innitial Management in emergency Immediate Hospital Admission


Department or Observation Unit
Triage

Initial illness severity Mild, no vomiting Moderate, with or without vomiting Sepsis or critical modifying factors*
Suitability of oral therapy Yes; intravenous dose before discharge Yes, after initial intravenous dose or No
is optional doses
Coexisting medical conditions* None or stable None or stable Potentially unstable or critical*
Psychosocial situation* Stable Stable Potentially unstable or critical*
Supportive care

Fluid resuscitation None or minor resuscitation Moderate resuscitation, with or without Vigorous resuscitation
maintenance
Cardiopulmonary None None May need one or more of the following;
a vasopressor, suplemental oxygen, and
invasive or noninvasive mechanical
ventilation
Medications for symptoms Intravenous, oral, or both Intravenous, oral, or both Intravenous, oral, or both
Delivery of antimicrobial agent
Oral Prescription at or before discharge from Before discharge from the emergency Defer until patient’s condition is
emergency department or observation department or observation unit, if sent stabilized in hospital
unit home
Intravenous Single dose, if needed Immediate dose;can readminister in the Immediate administration; continue in
emergency department or observation hospital
unit
Source control
Imaging None If at risk for obstruction, abscess, or If at risk for obstruction, abscess, or
emphysematous pyelonephritis emphysematous pyelonephritis
Urologic evaluation or interventional None If undrained focus discovered Urgent, if undrained focus discovered
radiology
Terapi Antimikroba Awal
• Pemilihan antimikroba harus mempertimbangkan
keefektifan dalam perbaikan pada tempat infeksi
(jaringan ginjal, darah atau keduanya, bukan hanya
urin).
• Fluoroquinolone dan trimethoprim-sulfamethoxazole
dapat memberikan perbaikan pada tempat infeksi
(jaringan ginjal dan dalam urin)
• Pasien yang dipulangkan dari perawatan rumahsakit
dapat diberikan dosis tambahan awal yang lebih luas
dan tahan lama agen parenteral (misalnya ceftriaxone,
gentamicin, amikasin, atau ertapenem)
Pemantauan Efektifitas Terapi
• Pasien perlu dilakukan follow up untuk melihat perkembangan kondisinya
yang telah membaik
• Apabila klinis memburuk atau tidak mengalami perbaikan setelah 1
sampai 2 hari, maka perlu dilakukan uji kultur urin di ulangi dan dilakukan
pencitraan.

Durasi terapi
• Wanita memiliki tingkat klinis kesuksesan tinggi (>90%) dengan waktu 5
sampai 7 hari fluoroquinolone atau aminoglikosida atau trimetoprim-
sulfamethoxazole 14 hari
• Pria dengan ISK demam (yaitu demam disertai bakteriuria atau pyuria
dengan atau tanpa nyeri panggul atau nyeri tekan atau prostatitis) tingkat
kesembuhannya dengan ciprofloxacine (14 hari terapi)
• Wanita dengan pielonefritis, 10 sampai 14 hari terapi dengan sefalosporin
spektrum luas dan mecillinam-pivmecillinam mungkin cukup.
Sumber Kontrol

Indikasi pencitraan awal dan berikutnya

Terapi dengan tepat pyelonefritis selama kehamilan

Pyelonefritis pada pasien yang mengalami kelainan urologi memiliki


terapi cara yang sama seperti untuk pyelonefritis yang tidak memiliki
kelainan urologis.
Pielonefritis Akut pada Populasi
Khusus
• Pasien dengan immunocompromised
• Mereka yang mengalami penyumbatan
saluran kencing
• Usia 65 tahun atau lebih.
• Anak-anak
• 459.000 – 1.138.000 di amerika
• 10,5 jt-25,9 jt diseluruh dunia
Kesimpulan

Pasien yang terdiagnosis pielonefritis akut akan mendapat


resusitasi cairan di departemen darurat. Jika pasien perbaikan, pasien di
izinkan pulang dengan diberikan terapi oral empiris (misalnya
fluoroquinolone atau sefalosporin). Namun bakterinya dapat terjadi
resisten luas, pasien dapat diberikan terapi tambahan untuk mencegah
terjadinya multiresisten (misalnya ertapenem atau amikasin).
Saat kondisi pasien secara klinis stabil, dia bisa diobati jika agen
yang sesuai tersedia. Terapi yang dapat diberikan 7 hari fluoroquinolone
untuk bakteri yang sensitif, sedangkan 10 sampai 14 hari lebih baik dengan
trimetoprim-sulfametoksazol atau betalaktam.
Jika ada perbaikan klinis, tidak dibutuhkan tes lanjutan. Namun
jika memburuk atau kurang membaik setelah 1 sampai 2 hari, kultur harus
segera diulang dan di tambah pencitraan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai