Anda di halaman 1dari 31

LKPP

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Transparansi dan Akuntabilitas


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Melalui e-Procurement

Agus Rahardjo
Kepala LKPP
Beberapa Wahana Korupsi
• Proses Penyusunan UU
Political Corruption • Proses Penentuan Anggaran
• Proses Pengangkatan Pejabat Publik

Regulatory • Proses Pemberian Izin, Hak dan Konsesi


• Proses Pengelolaan SDM (rekrutmen, mutasi/promosi,
Corruption dll)

Law Enforcement • Proses Penegakan Hukum


Corruption • Proses “Beking” Pelanggaran Hukum

Procurement • Proses Pengadaan Barang dan Jasa (mark up, manipulasi


tender, dll)
Corruption

Public Service • Proses Pemberian Layanan Publik


2
Conrruption
P
R
O • Kolusi Vertikal (PA/KPA, PPK, Panitia
B Pengadaan-Penyedia);
L • Kolusi Horizontal (Arisan antar Penyedia);
E B
• Monopoli & Premanisme;
PASAR TIDAK • Kurangnya Akses Publik ke Pasar Pengadaan
M A TERBUKA
A R
T A
I N
K G
/ • Sistem Pengorganisasian Pengadaan yang
Lemah;
P J
• Perencanaan Pengadaan Tidak Matang
E A
• Kurangnya Kompetensi SDM;
N S MANAJEMEN • Kurangnya Penghargaan;
G A PENGADAAN • Integritas yang Lemah;
A LEMAH • Tidak Fokus (Pekerjaan Sampingan)
D
A
A
N
P
R
O • PA/KPA, PPK, dan Panitia Pengadaan tidak
B Transparan & Akuntabel;
L • Penyalahgunaan Wewenang;
E B BELUM • Pengawasan Lemah;
M A • Tidak Efisien (Pemborosan)
GOVERNANCE
A R
T A
I N
K G
/ • Suap-Menyuap;
P J • Kick Back;
E A • Menyalahi Prosedur;
N S • Mark-up Harga;
G A
BANYAKNYA • Pengaturan Tender;
A
KASUS TPK • Kerugian Negara;
D
A
A
N
Celah Korupsi dalam Pengadaan Barang/Jasa Sebelum &
Sesudah Implementasi e-Procurement
Tahap Kegiatan PBJ Modus Operandi Peran e-Proc/LPSE
Tahap Perencanaan Penggelembungan Harga Penyimpangan dalam perencanaan masih bisa terjadi,
Rencana Pengadaan yang Diarahkan
Publikasi Rencana Umum Pengadaan dalam Inaproc melalui
Rekayasa untuk Pemaketan KKN Sistem Informasi RUP (SIRUP) dan trasparansi proses pengadaan
dapat mereduksi penyimpangan ini.

Sudah tersedia aplikasi Probity Audit yang memungkinkan


Penentuan jadwal pengadaan tidak realistis pengadaan dimonitor sejak pernecanaan.
Tahap Pembentukan Panitia yang tidak transparan Panitia yang kolutif dipersempit kesempatannya dengan
Panitia penggunaan aplikasi eProc.
Integritasnya lemah
Panitia masih dapat memperketat persyaratan adm/teknis
Panitia yang memihak yang tidak relevan, namun dengan e-Proc rekam jejak
Panitia yang tidak independen persyaratan & evaluasi transparan & auditable.
Tahap prakualifikasi Konsep interopabilitas data/informasi/dokumen dalam eProc
dan pengembangan Vendor Management System akan
Dokumen Aspal
mereduksi kecurangan ini
Yang memenuhi syarat kualifikasi terbatas
Tahap penyusunan Dokumen lelang tidak standar Dengan pengembangan E-Dokumen pengadaan dokumen ini
dokumen lelang melekat dengan aplikasi sehingga sudah pasti terstandar
Rekayasa kriteria evaluasi Kekeliruan dokumen dapat dikoreksi banyak pihak karena
kemudahan mendownload dokumen
Spesifikasi yang diarahkan
Pengumuman Pengumuman fiktif TIDAK BISA DILAKUKAN DENGAN EPROC
Waktu tayang pengumuman sebentar
Media pengumuman sulit diakses
Materi pengumuman terbatas
Tahap Kegiatan PBJ Modus Operandi Peran e-Proc/LPSE
Pendaftaran dan Dokumen Lelang yang diserahkan tidak sama TIDAK BISA DILAKUKAN DENGAN E-Proc
Pengambilan Dokumen
Lelang Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari
Pendaftaran dipersulit
Syarat pengambilan dokumen dipersulit
Penjelasan (Aanwijzing) Prebid meeting yang terbatas TIDAK BISA DILAKUKAN DENGAN E-Proc
Dialog dalam penjelasan sering tidak terdokumentasi dengan
jelas -Persekongkolan horisontal antar penyedia di luar sistem
bisa terjadi, indikasi persekongkolan dapat dideteksi
Sesama Penyedia melakukan persekongkolan horizontal dengan mudah melalui analisis dokumen penawaran dalam
Panitia dan penyedia melakukan persekongkolan vertikal bentuk softfile
Tahap pemasukan dan Relokasi tempat pemasukan dokumen TIDAK BISA DILAKUKAN DENGAN E-Proc
pembukaan dokumen
Pemasukan dokumen penawaran yang terlambat
Penyerahan dokumen fiktif
-Ada beberapa kasus pemasukan dihambat secara teknis,
Pemasukan dokumen dihalang-halangi
dapat ditindaklanjuti jika ada indikasi/pengaduan.
-Akan dikembangkan LPSE Cloud sehingga aplikasi akan
Perubahan dokumen penawaran setelah batas akhir melakukan reroute ke server lain jika terjadi hambatan
Tahap evaluasi penawaran Penggantian tidak bisa dilakukan, hasil evaluasi dipublikasi
Penggantian dokumen luas
Evaluasi lelang tertutup dan tersembunyi -Evaluasi masih belum otomatis
-Masih ada panitia yang menyampaikan hasil evaluasi
Hasil evaluasi tidak dipublikasi secara detail dan luas secara minim
Tahap pengumuman Perubahan jadwal dalam eProc harus disertai alasan yang
Tanggal pengumuman sengaja ditunda jelas
Pengumuman yang tidak informatif Konten pengumuman sudah ditentukan aplikasi
Sanggahan Panitia tidak menanggapi sanggahan penting Dokumentasi sanggahan dan jawabannya auditable
Sanggahan sering terlambat/tidak sampai karena birokrasi
persuratan umum yang rumit Pasti sampai karena langsung ditujukan ke Panitia
Lain-lain Alokasi waktu dalam jadwal tidak sesuai ketentuan -Dibuat otomatisasi jadwal dalam sistem
Tahap Kegiatan PBJ Masalah Peran e-Proc/LPSE

Harga markup
Diminimasi dengan pemanfaatan e-Procurement melalui e-
Lain-lain Penyedia tidak qualified Purchasing/e-Catalogue
Kesenjangan nilai hasil pengadaan untuk paket yang sejenis
Rantai distribusi penyedia terlalu panjang
Waktu pengadaan lama
Mutu pengadaan rendah
Banyak terjadi kesalahan prosedur oleh Panitia/ULP
Banyak terjadi subjektivitas dalam evaluasi lelang
8

Efisien

Akuntabel Efektif

Prinsip
pengadaan
Adil/Tidak barang/jasa
Transparan
Diskriminatif

Bersaing Terbuka
9

Tujuan e-procurement
Meningkatkan
transparansi dan
akuntabilitas

Memenuhi Meningkatkan
kebutuhan akses akses pasar dan
informasi yang persaingan usaha
real time yang sehat

Mendukung Memperbaiki
proses tingkat efisiensi
monitoring dan proses
audit pengadaan
10

Manfaat e-procurement

1. Mendapatkan penawaran yang lebih banyak


2. Mempermudah proses administrasi
3. Mempermudah pertanggungjawaban proses
pengadaan
ULP / PP

1. Menciptakan persaingan usaha yang sehat


2. Memperluas peluang usaha
3. Membuka kesempatan pelaku usaha mengikuti
lelang
Penyedia
4. Mengurangi biaya transportasi untuk mengikuti
lelang

Memberikan kesempatan masyarakat luas untuk


mengetahui proses pengadaan
Masyarakat
No. Uraian Manual Elektronik

1. Proses Administrasi Sulit Mudah


2. Pendaftaran Vendor Berulang-ulang Satu kali saja
3. Penyerahan Dokumen Datang langsung Melalui internet

Hampir tidak ada (No


4. Frekuensi Tatap Muka Sering
human interaction)

5. Kerahasiaan Peserta Tender Tidak terjamin Terjamin


6. Transparansi Rendah Tinggi
7. Persaingan Relatif tertutup Terbuka
8. Peluang KKN Besar Kecil
9. Waktu Pelelangan 18 – 45 hari 18 hari
10. Efisiensi Rendah 10 – 30%

11. Proses Pemeriksaan Lama Cepat, Akurat

12. Monitoring Sulit Mudah, Akurat


INDEKS PERSEPSI KINERJA
PENGADAAN BARANG /JASA
SECARA ELEKTRONIK
(e-Procurement)
Indeks Persepsi Integritas PBJP
Masalah Akuntabilitas

No Dimensi %
Ketaatan terhadap prosedur 20,32
1
Kejelasan prosedur 17,84
2
Kompetensi/pemahaman pelaksana terhadap prosedur 5,26
3
Kejelasan mekanisme pengaduan publik 1,26
4
Masalah di Integritas
8. Interpretasi

Capaian Indeks Persepsi Integritas PBJP menunjukkan capaian yang


memperlihatkan adanya kesenjangan dengan aturan dalam Perpres.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal berikut:

Lemahnya
Sistem
Belum
Pengendalian Masih lemahnya Belum Adanya Masih Lemahnya
Optimalnya
dan Pengawasan Manajemen Adaptasi Jabatan Pengendalian
Pemanfaatan
yang tidak SDM dalam Fungsional Ahli Konflik
Sistem
Terintegrasi Pokja ULP/PP Pengadaan Kepentingan
Elektronik PBJ
dalam Proses
Kerja Pokja/ULP
9. Rekomendasi

Berdasarkan analisis data tersebut:


Mendorong LKPP untuk melakukan Audit terhadap sistem LPSE secara kontinyu

Mendorong LKPP untuk membangun sistem on going internal audit selama proses pengadaan

Membentuk mekanisme pengawasan publik yang mampu mengawasi proses PBJ.

Membangun sistem perlindungan terhadap PPK/Pokja, untuk mencegah terjadinya intervensi dari berbagai
pihak.

Membangun sistem untuk mencegah PPK/Pokja melakukan penyimpangan

Meningkatkan dan memperbaiki SDM PPK/Pokja

Centre of excellence (CoE) denganmengambil salah satu wilayah untuk menjadi contoh dan pilot project.
11. Harapan Vendor
KESIMPULAN
Indeks Persepsi Kinerja Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah:
– Transparansi tinggi
– Integritas masih rendah

Kesimpulan :
– harapan & kepercayaan terhadap sistem e-Procurement
tinggi
– masih ada keraguan thd integritas SDM pengelola
SOLUSI
• Solusi atas masih rendahnya integritas:
– Meminimalisasi intervensi manusia:
• Memperbanyak otomatisasi proses oleh sistem
• Jaminan keamanan/keaslian file dan kehandalan pada
sistem & transaksi elektronik
• Pengembangan/perluasan e-purchasing (melalui e-catalog)
• Pengembangan e-Reverse auction
• Single Sign-On
• Vendor Management System (VMS)
• Meningkatkan transparansi & partisipasi publik
SOLUSI
• Solusi atas masih rendahnya integritas:
– Pembinaan dan pengembangan SDM Pengelola
– Penyempurnaan tata kelola
• SOP yang lebih ketat bagi Pengelola Pengadaan
• Standarisasi LPSE
• Probity audit
– Meningkatkan persaingan usaha:
• Akuisisi Penyedia
• Meningkatkan kapabilitas Penyedia
– National Single e-Market Place  Menyatukan pasar
pengadaan nasional
Rencana Induk Pengembangan e-Procurement
1 Sistem Nasional K/L/I 2 Portal LKPP
- Kodifikasi Prov/Kab/Kota (Kemendagri) Rencana
Sistem - Kodifikasi Instansi (Kemenkeu) Penarikan
OSD-PSE - Asuransi/Bank
- Pajak E-Budgeting
Lemsaneg
- SIM Badan Hukum E-Payment
- Perijinan

3 SPSE Interkoneksi (INAPROC Service Bus)

5 Dikembangkan
4 SPSE (Client) 4+ SPSE (Sistem Pusat) Direktorat e-Proc:
PA/KPA PPK / ULP - Pokja - Pejabat Pengadaan PPK / PPHP Auditor
3 4 5
E-Swakelola ADP, Black-List,
Vendor Mgmt System Dikembangkan
E-Dok
E-Tendering UKE II lain di LKPP:
Pengadaan
E-Reverse Auction
E-RUP E-Kontrak E-Audit Agregasi Data Non Penyedia
2
E-Penunjukan Langsung
Apendo
E-Catalogue
Spamkodok E-Purchasing Dikembangkan
E-Pengadaan Langsung Klasifikasi B/J, TTS, K/L/D/I:
CRM, Portal LPSE, dll

E-Monev Pengadaan K/L/D/I


1 6
Data Colector Engine

Data Warehouse

Sistem Internal K/L/D/I


6
(Sim Aset, Simkeuda, Simpeg, Perijinan, dll)
Evolusi Pengembangan SPSE

2014

2008

V4
V2
V3
PERBEDAAN SPSE Ver. 3.5 dan SEPSE Ver. 4.0
No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0
• .
1. Pembuatan Paket Belum terasosiasi dengan e- Sudah Terasosiasi dengan e-RUP
RUP
Dokumen Lelang dibuat Dokumen Lelang dibuat secara
manual dan di upload pada elektronik melalui aplikasi SPSE
SPSE

Syarat penawaran belum Syarat penawaran sudah


tersedia pada aplikasi tersedia (terperinci) pada
aplikasi

2. Pemasukan -Menggunakan APENDO Ver. -Menggunakan APENDO Ver.4


dokumen 3 - Proses enkripsi dilakukan oleh
penawaran - Penyedia masih melakukan sistem
proses enkripsi - penawaran dikirim dengan
mengisi form atau upload
dokumen melalui Apendo
PERBEDAAN SPSE Ver. 3.5 dan SEPSE Ver. 4.0
No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0
• .
3. Pembukaan 1. Menggunakan APENDO 1. Menggunakan APENDO ver.3
Dokumen ver.3 2. proses dekripsi file
Penawaran 2. Panitia melakukan proses penawaran dilakukan oleh
dekripsi file penawaran. sistem.
3. Panitia melakukan input 3. Harga penawaran peserta
harga secara manual akan tampil otomatis di
aplikasi.
4. Proses Evaluasi 1. Evaluasi kualifikasi belum 1. Evaluasi kualifikasi sudah
menggunakan Vendor menggunakan Vendor
Management System Management System
2. Pada proses evaluasi 2. Pada proses evaluasi harga,
harga masih dilakukan koreksi aritmatik dilakukan
koreksi aritmatik secara secara otomatis oleh
manual. aplikasi.
3. Aplikasi SPSE belum 3. Aplikasi SPSE sudah
menginformasikan secara menginformasikan secara
terperinci hasil evaluasi. terperinci hasil evaluasi.
PERBEDAAN SPSE Ver. 3.5 dan SEPSE Ver. 4.0
No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0
• .
5. Pembukaan 1. Menggunakan APENDO 1. Menggunakan APENDO ver.3
Dokumen ver.3 2. proses dekripsi file
Penawaran 2. Panitia melakukan proses penawaran.
dekripsi file penawran. 3. Harga penawaran peserta
3. Panitia melakukan input akan tampil otomatis di
harga secara manual sistem

6. Proses Evaluasi 1. Evaluasi kualifikasi belum 1. Evaluasi kualifikasi sudah


menggunakan Vendor menggunakan Vendor
Management System Management System
2. Pada proses evaluasi 2. Pada proses evaluasi harga,
harga masih dilakukan koreksi aritmatik dilakukan
koreksi aritmatik secara secara otomatis oleh sistem.
manual. 3. Aplikasi SPSE sudah
3. Aplikasi SPSE belum menginformasikan secara
menginformasikan secara terperinci hasil evaluasi.
terperinci hasil evaluasi.
PERBEDAAN SPSE Ver. 3.5 dan SEPSE Ver. 4.0
No Tahapan SPSE Ver. 3.5 SPSE Ver. 4.0
• .
7. Berita Acara dan 1. Berita Acara dan SPPBJ 1. Berita Acara dan SPPBJ
SPPBJ masih dibuat oleh panitia dibuat (digenerate) melalui
secara manual dan aplikasi
diupload pada aplikasi

8. Kontrak dan 1. Kontrak belum dapat 1. Pembuatan dan manajemen


Pelaksanaan digenerate melalui aplikasi pelaksanaan kontrak dapat
Kontrak 2. Pelaksanaan kontrak dilakukan dengan
belum dapat menggunakan e-Kontrak
didokumentasikan melalui 2. Aplikasi e-Kontrak:
aplikasi a. Generate dokumen
kontrak
b. Dokumentasi pelaksanaan
kontrak
c. Berita Acara digenerate
melalui aplikasi
Cloud Sistem LPSE

Pembangunan Server repository setiap Stage1:Redundant Repository Data LPSE


propinsi Stage2:Redundant Service LPSE
Server dengan high volume data Stage3:Redundant System LPSE
Memanfaatkan data center NIX kominfo Stage4:High Availability LPSE Cluster Indonesia
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Terima kasih
Pengadaan yang kredibel, menyejahterakan bangsa

Anda mungkin juga menyukai