Anda di halaman 1dari 25

HIV-AIDS

Definisi
• AIDS atau Acquired immunodeficiency
Syndrome merupakan kumpulan gejala
atau penyakit akibat menurunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi
oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus) yang termasuk famili retroviridae.
• AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi
HIV.
Epidemiologi
• Penyebaran virus
1. Cairan tubuh-hubungan seksual
2. Paparan lewat darah yang
terkontaminasi
3. Transmisi perinatal

HIV berisiko menginfeksi seluruh kelompok


umur
• Prosentase angka penularan masing-
masing jalur transmisi bervariasi
Homoseksual
Heteroseksual (PSK)
Pengguna narkoba suntik
Donor darah
Transplasental-ASI
Petugas medis (kecelakaan kerja)
Patogenesis
Morfologi Virus
Sel target
Sel target(reseptor primer) paling sering
• 1. Sel limfosit T CD4+
• 2. Makrofag
• 3. Sel dendritik

Limfosit CD4+ merupakan target utama


karena virus mempunyai afinitas terhadap
molekul permukaan CD4+.
• Infeksi klinis lebih sering dimediasi oleh
makrofag dibandingkan sel T, melalui
koreseptor yang berbeda (reseptor
sekunder) yaitu CCR5 dan CXCR4
• HIV-1 paling sering masuk tubuh
seseorang melalui mukosa genital
• Protein pembungkus virus, yaitu GP-120
berikatan dengan molekul CD4 pada sel
dendritik
• Sel dendritik interstitial didapatkan pada
epitel cervicovaginal, tonsiler dan jaringan
adenoid, yang merupakan target
permulaan tranmisi virus melalui seks oral-
genital
• Sel yang terinfeksi HIV menyatu dengan
CD4, mengakibatkan tersebarnya virus
• Sekali virus memasuki sirkulasi darah,
akan tersebar luas ke berbagai organ
Siklus HIV
• Virus masuk
-HIV berikatan dengan sel (GP120 dg CD4)
-menyatu dengan sel dan menembus dinding
• Transfer virus
- RT membuat copi DNA dari virus RNA
- DNA polimerase membuat copi kedua
- Menyatu dalam DNA seluler (integrase)
- Translasi dari RNA ke dlm protein virus
- Protease memecah enzim virus
- Protein RNA terbentuk menjadi virus baru
• Virus keluar
Patogenesis
Stadium klinis infeksi HIV-1
1. Transmisi virus
2. Infeksi HIV primer (acute HIV infection atau
acute seroconversion syndrome)
3. Serokonversi
4. Periode laten klinis dengan atau tanpa
limfadenopati generalisata persisten
5. Inf. HIV simptomatik awal (AIDS related
complex)
6. AIDS (CD4 < 200/mm3 )
7. Inf HIV lanjut (CD4 < 50 mm3 )
1. Transmisi virus
Faktor risiko
1. Viral load
2. Tidak sirkumsisi
3. Risiko seksual
4. Ulkus karena PMS
5. Penggunaan nitrat inhalasi
6. Faktor host dan genetik
2. Infeksi HIV primer
Manifestasi klinis : Mual muntah
Demam Penurunan berat badan
Limfadenopati Hepatosplenomegali
Sakit tenggorokan
Lesi mukokutan Umumnya terjadi 2-4
Mialgia/artralgia minggu setelah
Diare transmisi
Nyeri kepala
3. Serokonversi

• Kebanyakan serokonversimenjadi HIV +


dalam 4-10 minggusetelah paparan
• 95% serokonversi dalam 6 bulan
• Dalam satu penelitian disebutkan median
63 hari
4. Periode laten klinis
• Selama periode asimptomatik biasanya fisik
diagnostik normal, kecuali limfadenopati
• Jaringan limfonodi merupakan reservoir mayor
virus HIV
• Dinamika virus : angka replikasi virus dan
destruksi tinggi, berkisar 109 sel CD4 tiap hari,
tetapi kematian sel dan penggantian relatif
seimbang
5. Gejala awal infeksi HIV
• Disebut juga “class B” atau AIDS related
complex
• Berhubungan dengan berbagai kelainan,
tetapi lebih berat dan lebih sering terjadi
pada HIV
6. AIDS
• Suatu kondisi imunosupresi yang berat
• CD4 < 200/mm3 dengan atau tanpa gejala
• Rerata waktu dari onset penyakit-AIDS 12-18
bulan
7. Infeksi HIV lanjut
• CD4 < 50/mm3
• Rerata angka harapan hidup 12-18 bulan, tanpa
terapi antiretroviral
Diagnosis
• Mendeteksi antibodi, antigen atau asam
nukleat virus (RNA/DNA)
• Jumlah sel CD4
• Penapisan darah
Diagnosis banding
• Mononukleosis e.c EBV atau CMV
• Toxoplasmosis
• Rubella
• Syphilis
• Hepatitis virus
• Disseminated gonococcal infection
• Infeksivirus lain
Penatalaksanaan
1. Menekan viral load
2. Menjaga dan mempertahankan fungsi
imunitas
3. Meningkatkan kualitas hidup
4. Menurunkan kejadian infeksi oportunis
dan mortalitas
Pengobatan
• Tidak dapat sembuh, mutasi berjalan terus

• Highly Active Antiretroviral Therapy


(HAART)
1.Fusion Inhibitor
2.Nucleoside Analogs
3.Reverse Transcriptase Inhibitors
4.Protease Inhibitors
HAART
• Fusion Inhibitors
Work by preventing HIV from
entering healthy T-cells in the body
This drug targets the gp41 protein on
HIV's surface.

• Nucleotide Analogs
Inhibit production or activity of
disease-causing proteins.
HAART
• Reverse Transcriptase Inhibitors
(RTI) Nucleotide (NRTI)
Non-nucleotide (NNRTI)

• Protease Inhibitors
Prevents maturation of virions capable
of infecting other cells.

Anda mungkin juga menyukai

  • Dsdasd
    Dsdasd
    Dokumen29 halaman
    Dsdasd
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Surat Izin
    Surat Izin
    Dokumen1 halaman
    Surat Izin
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Scribd
    Scribd
    Dokumen3 halaman
    Scribd
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • BST Keratitis Exposure
    BST Keratitis Exposure
    Dokumen35 halaman
    BST Keratitis Exposure
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • BST Keratitis Exposure
    BST Keratitis Exposure
    Dokumen35 halaman
    BST Keratitis Exposure
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Scribd
    Scribd
    Dokumen3 halaman
    Scribd
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • CSS Kalazion
    CSS Kalazion
    Dokumen1 halaman
    CSS Kalazion
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Terapi
    Terapi
    Dokumen1 halaman
    Terapi
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Edefwfefwef
    Edefwfefwef
    Dokumen4 halaman
    Edefwfefwef
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • FSDGSDXG
    FSDGSDXG
    Dokumen4 halaman
    FSDGSDXG
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Cacing
    Cacing
    Dokumen13 halaman
    Cacing
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Pada Neonatus
    Infeksi Pada Neonatus
    Dokumen21 halaman
    Infeksi Pada Neonatus
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • PANDUAN Mahasiswa Blok 4.2 PDF
    PANDUAN Mahasiswa Blok 4.2 PDF
    Dokumen41 halaman
    PANDUAN Mahasiswa Blok 4.2 PDF
    rahmi
    Belum ada peringkat
  • Ikterus Neonatrum
    Ikterus Neonatrum
    Dokumen18 halaman
    Ikterus Neonatrum
    Nadiya Kusnadi
    Belum ada peringkat
  • Afiksia
    Afiksia
    Dokumen27 halaman
    Afiksia
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Alat Musik
    Alat Musik
    Dokumen4 halaman
    Alat Musik
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Hipotermi Print
    Hipotermi Print
    Dokumen12 halaman
    Hipotermi Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Modul 4blok 3.4
    Modul 4blok 3.4
    Dokumen18 halaman
    Modul 4blok 3.4
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Hpoglikemi Print
    Hpoglikemi Print
    Dokumen37 halaman
    Hpoglikemi Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • PTT Mudul 4 Blok 3.55
    PTT Mudul 4 Blok 3.55
    Dokumen32 halaman
    PTT Mudul 4 Blok 3.55
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • DDCDCW
    DDCDCW
    Dokumen122 halaman
    DDCDCW
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Print 1
    Print 1
    Dokumen16 halaman
    Print 1
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Sars Print
    Sars Print
    Dokumen14 halaman
    Sars Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Flu Burung Print
    Flu Burung Print
    Dokumen25 halaman
    Flu Burung Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • 5 MERS CoV Kebijakan Surveilans
    5 MERS CoV Kebijakan Surveilans
    Dokumen4 halaman
    5 MERS CoV Kebijakan Surveilans
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Mers Print
    Mers Print
    Dokumen9 halaman
    Mers Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Vertigo Print
    Vertigo Print
    Dokumen19 halaman
    Vertigo Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • KJKJ
    KJKJ
    Dokumen41 halaman
    KJKJ
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Ispa
    Ispa
    Dokumen13 halaman
    Ispa
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat