Anda di halaman 1dari 41

BLOK 3.

5- 2018

PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN


Oleh : Dr. dr. Yuniar Lestari, MKes
H.L. Blum
• Dalam Planning for Health, Development and
Application of Social Change Theory

• status kesehatan masyarakat

hasil interaksi domain lingkungan, perilaku dan


genetika serta bukan hasil pelayanan medis semata-
mata.
.
HL Blum
Genetik

Derajat
Pelayanan
Lingkungan kesehatan
masyarakat kesehatan

Perilaku
• Kualitas lingkungan merupakan determinan
penting terhadap kesehatan masyarakat

• Penurunan kualitas lingkungan memiliki


peran terhadap terjadinya penyakit
Komponen
Lingkungan

 Air
 Udara
Penyakit Berbasis  Pangan
Lingkungan  Hewan
 Serangga
 Manusia Manusia Rentan

Agen • Mikro
organisme
Penyakit
• Bhn Kimia
• Faktor fisik
Penyakit Berbasis Lingkungan

• Kondisi patologis (kelainan fungsi atau morfologi)


suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi
manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang
memiliki potensi penyakit

• Penyakit yang memiliki akar atau hubungan yang


erat dengan lingkungan dan kependudukan
Agen Penyakit

• Pestisida
Kimia • Logam berat, dll

• Suhu
Fisik • Kebisingan
• Radiasi, dll

• virus
• Bakteri
Biologi • Jamur
• Parasit, dll
Media Transmisi
• Komponen lingkungan yang lazim kita kenal
sebagai media transmisi ada 5
1. Udara
2. Air
3. Pangan
4. Serangga/vektor
5. Manusia
Potensi
Penyakit
Agen

Pencemaran/
Polusi/
Kontaminasi
Media
transmisi
Contoh

Diare DBD Keracunan

Virus
E.Coli Dengue Pestisida

Aedes
Air Sayur
Agypti
Patogenesis Penyakit dalam
perspektif lingkungan dan kependudukan
(Achmadi, 2005)
Contoh Masalah Penyakit Berbasis Lingkungan

Penyakit Fakta Lingkungan

Diare Air minum, 47,5% mengandung E.Coli (Basic Human Services,2006)

BAB 47% di sungai, sawah, kolam, kebun (Indonesia Sanitation


Sector Development Program, 2006)

Akses masyarakat pada jamban yang layak baru 34% (2009)


Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat

 Angka kejadian dan kematian >>>


Balita 80% menderita penyakit berbasis lingkungan

 Re emerging disease
Kolera, Difteri, Malaria, Tuberkulosis, Demam
Dengue, dll

 New emerging disease


SARS, Avian Influenza, MERS
• ISPA  Buruknya kondisi sanitasi
• TB paru dasar
• Diare  Meningkatnya
pencemaran lingkungan
• Malaria  Kurang higienis cara
• DBD pengolahan makanan
• Keracunan  Rendahnya perilaku
makanan hidup bersih dan sehat
• Kecacingan  Buruknya
penatalaksanaan aspek
kesehatan dan
keselamatan kerja
Diare
Cara infeksi: Melalui makanan/ minuman yang tercemar

Faktor:
- Makanan tercemar
- Sumber air minum
(Tidak memenuhi syarat)
- Jamban tidak saniter
- Perilaku tidak higienis (Cuci tangan, cuci alat, jajanan,
makanan/ minuman terbuka, masak air/ makanan, dll)
- Pemberian ASI, dll

Riskesdas 2007 : prevalensi Indonesia 9%, Sumbar 9,2%


Malaria
Cara infeksi: Melalui gigitan nyamuk Anopheles
betina yang mengandung sporozoit
Faktor:
- Perindukan nyamuk (Air tergenang, selokan,
lagun, kubangan,
- Sarang nyamuk (semak-semak, pakaian
bergelantungan, dll)
- Pencegahan dari gigitan nyamuk (Kasa ventilasi,
kelambu, penyemprotan, repellent, dll
- Kebiasaan: Bergadang di luar rumah
- Pekerjaan
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Kementerian Kesehatan RI:

• Th 2015 eliminasi malaria dilakukan di Jawa, Bali, Riau dan


Aceh.
• Th 2020, eliminasi ditargetkan di Pulau Sumatera,
Kalimantan,Sulawesi, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
• Th 2030 eliminasi di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku
Utara dan Nusa Tenggara Timur.

Pemerintah menargetkan Indonesia bebas malaria pada


2030.
Demam berdarah
- Cara infeksi: Melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

- Faktor yang harus diperhatikan:


• Kontainer (TPA tertutup/ tidak, Pot bunga, kaleng/ ban
bekas, dll) --- pengurasan bak mandi
• Kondisi dalam rumah: cahaya matahari, pengap, pakaian
bergelantungan, dll
• Pencegahan dari gigitan nyamuk: kasa ventilasi, repellent,
kelambu, dll
• Sumber penularan (Jarak terbang nyamuk Aedes aegypti
+ 40 m)
• Fogging
• Abatisasi
• dll
Penyakit kecacingan

- Cara infeksi: Melalui makanan/ tangan yang mengandung


telur cacing

- Faktor risiko:
• Kepemilikan Jamban yang tidak saniter
• Pengelolaan makanan (mentah, tercemar, terbuka, tempat
tidak bersih, dll)
• Kebiasaan (makanan mentah, tidak menggunakan alas
kaki, bermain di tanah, tidak cuci tangan
• Kebersihan kuku dan tangan
• Kondisi perumahan (Lantai, tempat pembuangan sampah,
dll)
Penyakit kulit
Cara infeksi: Kontak langsung atau tidak langsung

Faktor risiko:
• Sumber air bersih (tempat, jumlah, pencemaran, dll)
• Kebersihan badan dan kuku (mandi, cuci tangan, sabun)
• Pakaian (Kebersihan, pakaian/ handuk/ sisir/ selimut
bersama)
• Kontak dengan bahan kimia
• Kondisi tempat tidur
ISPA dan TB paru
Cara infeksi: Melalui Inhalasi

Faktor risiko:
• Tingkat kepadatan hunian rumah/ kamar
(satu kamar max. untuk 2 orang, luas kamar 8 m2/ orang)
• Lantai rumah
• Kondisi rumah : Luas rumah, ventilasi (10% dari luas lantai),
pencahayaan, kelembaban (40-70%), suhu (+18 C,) cerobong asap, dll
• Sumber penularan
• Perilaku penderita bersin/ batuk (membuang ludah, menutup mulut,
tidur terpisah dll)

Sekali batuk + 3000 percikan dahak


Ventilasi mengurangi jumlah percikan, matahari membunuh kuman

Faktor terpajan TB: Konsentrasi percikan ludah yang mengandung TB dan


lamanya menghirup udara tersebut
Keracunan makanan
Faktor risiko:
• Kondisi makanan (Makanan rusak/ kadaluwarsa)
• Kualitas air bersih
• SPAL
• Makanan yang tercemar
• Pengolahan dan penyajian makanan tidak benar (Bahan
tambahan, pemanasan, tempat, penjamah makanan, dll)
• Lingkungan tidak bersih/higienis
(Tempat menyimpan makanan dan alat, tempat sampah,
dll)
Silikosis

• Cara masuk : inhalasi


• Agent : debu SiO2
• Lingkungan : Penambangan batuan, pabrik,
letusan gunung berapi
Radiasi Ion Sick Building
GEM Syndrome
Minamata
disease
Farmer’s Mandul Kasus Buyat
Lung gara-gara
Disease kucing

Banjir –
UV –
Leptospirosis
Katarak -
Kanker Global
Kulit Warming Infeksi
Nosokomial
• Kegiatan
pembangunan perumahan,
transportasi,
industri,penyemprotan
insektisida, dll.

PENGATURAN

• Dampak lingkungan
– Dampak Sosial
– Dampak Ekonomi
– Dampak Biofisik
– Dampak kesehatan
Dasar Konstitusional
1. Alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945 :
“…..melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia …..”

2. Pasal 33 ayat 3
“ Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”
UU lingkungan hidup
• UU no 4/1982 -- UULH Kebijakan perubahan:
• Perkembangan baru dlm
• UU no 23/1997 Konferensi Bumi (Rio de
UUPLH Janeiro, 1992)
• Kurang komplit (peraturan
• UU no.32/2009-- UUPPLH
pelaksanaan, audit, dll)
– Sanksi administratif,
• Meningkatnya peran serta
perdata dan pidana masyarakat
• Amdal masih formalitas
• Sanksi belum memadai
Contoh Implementasi
• Peraturan Lingkungan Perumahan

• Peraturan Lingkungan Industri

• Peraturan Lingkungan RS

• Peraturan tempat lainnya


– Pemberlakuan sesuai lingkungan
Pengaturan ????
Sampah
 UU no. 18 Tahun 2008 Tentang Sampah

 PP RI no 81 th 2012 tentang pengelolaan sampah


Rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga

 PermenLH RI no. 13 tahun 2012 Tentang pedoman


pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle melalui
Bank Sampah
Kelas Badan Air
1. Kelas A : digunakan untuk air baku
2. Kelas B : digunakan untuk pemandian alam
dan pertanian
3. Kelas C : digunakan untuk perikanan darat,
olah raga dan pariwisata
Air Bersih
Syarat Air Bersih
1. Syarat kuantitatif : 100 – 150 liter perorang / hari
2. Syarat kualitatif
a. Syarat fisik: tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau, jernih, pH 7, suhu = suhu sekitar
b. Syarat kimia: zat kimia tidak melebihi Nilai Ambang
Batas (NAB)
c. Syarat biologis: tidak mengandung ganggang, jamur,
protozoa, telur cacing dll
d. Syarat bakteriologis: tidak mengandung kuman
patogen. Indikator: kuman E-Coli
Penyediaan Air bersih RS
Air dipertahankan secara kuantitas dan kualitas agar
tidak menjadi sumber infeksi baru.

Secara umum jumlah air bersih didasarkan pada


jumlah tempat tidur. Minimal 500 liter/ TT / hari.

Kualitas air sesuai dengan Permenkes 416/1990.


Rumah Sakit

POTENSI
KEGIATAN LIMBAH PENCEMARAN

NON KLINIS KLINIS

PERATURAN
PENGELOLAAN
• PENGUNJUNG
• PETUGAS
• MASYARAKAT
Penyakit Berbasis Lingkungan pada Suatu Wilayah

• Berbagai faktor dapat berperan seperti water borne diseases, air


borne diseases, vector borne diseases, food borne diseases
• dukungan ekosistem sebagai habitat dari pelbagai vektor,
• peningkatan iklim global (global warming) yang meningkatkan
akselerasi perkembangbiakan nyamuk,
• peningkatan kepadatan populasi penduduk yang dijadikan hamparan
kultur biakan bagi berbagai macam penyakit serta sarana eksperimen
rekayasa genetika
• Mobilisasi penduduk yang memungkinkan ’ekspor-import’ penyakit
yang tidak lagi mengenal batas wilayah,
• Kemampuan mikroba pathogen untuk mengubah sifat dirinya dari
waktu ke waktu, misalnya mutasi yang menimbulkan perubahan sifat,
resistensi terhadap obat obatan
Pengendalian

• Manajemen pengendalian penyakit lingkungan


berbasis wilayah
• dengan cara mengendalikan berbagai faktor risiko
penyakit
• yang dilaksanakan secara simultan, paripurna,
terencana, dan terintegrasi
• dengan tatalaksana kasus penyakit
• dilaksanakan pada satu wilayah tertentu.
Proses Pengendalian Dampak Lingkungan Terhadap Gangguan Kesehatan
Manusia

Pengendalian Mekanisme
teknologi transport

Sumber/penghasil Konsentrasi
Emisi
Zat pencemar ambien

Pola pajanan
Pencemar masuk
Tubuh manusia
Hubungan
Dosis-respon
Efek Kesehatan
manusia
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Dsdasd
    Dsdasd
    Dokumen29 halaman
    Dsdasd
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Surat Izin
    Surat Izin
    Dokumen1 halaman
    Surat Izin
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Scribd
    Scribd
    Dokumen3 halaman
    Scribd
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • BST Keratitis Exposure
    BST Keratitis Exposure
    Dokumen35 halaman
    BST Keratitis Exposure
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • BST Keratitis Exposure
    BST Keratitis Exposure
    Dokumen35 halaman
    BST Keratitis Exposure
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Scribd
    Scribd
    Dokumen3 halaman
    Scribd
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • CSS Kalazion
    CSS Kalazion
    Dokumen1 halaman
    CSS Kalazion
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Pada Neonatus
    Infeksi Pada Neonatus
    Dokumen21 halaman
    Infeksi Pada Neonatus
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • FSDGSDXG
    FSDGSDXG
    Dokumen4 halaman
    FSDGSDXG
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Edefwfefwef
    Edefwfefwef
    Dokumen4 halaman
    Edefwfefwef
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Cacing
    Cacing
    Dokumen13 halaman
    Cacing
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Terapi
    Terapi
    Dokumen1 halaman
    Terapi
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • PANDUAN Mahasiswa Blok 4.2 PDF
    PANDUAN Mahasiswa Blok 4.2 PDF
    Dokumen41 halaman
    PANDUAN Mahasiswa Blok 4.2 PDF
    rahmi
    Belum ada peringkat
  • Ikterus Neonatrum
    Ikterus Neonatrum
    Dokumen18 halaman
    Ikterus Neonatrum
    Nadiya Kusnadi
    Belum ada peringkat
  • Afiksia
    Afiksia
    Dokumen27 halaman
    Afiksia
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Alat Musik
    Alat Musik
    Dokumen4 halaman
    Alat Musik
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Hipotermi Print
    Hipotermi Print
    Dokumen12 halaman
    Hipotermi Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Modul 4blok 3.4
    Modul 4blok 3.4
    Dokumen18 halaman
    Modul 4blok 3.4
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Hpoglikemi Print
    Hpoglikemi Print
    Dokumen37 halaman
    Hpoglikemi Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • PTT Mudul 4 Blok 3.55
    PTT Mudul 4 Blok 3.55
    Dokumen32 halaman
    PTT Mudul 4 Blok 3.55
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • DDCDCW
    DDCDCW
    Dokumen122 halaman
    DDCDCW
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Print 1
    Print 1
    Dokumen16 halaman
    Print 1
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Sars Print
    Sars Print
    Dokumen14 halaman
    Sars Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Flu Burung Print
    Flu Burung Print
    Dokumen25 halaman
    Flu Burung Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • 5 MERS CoV Kebijakan Surveilans
    5 MERS CoV Kebijakan Surveilans
    Dokumen4 halaman
    5 MERS CoV Kebijakan Surveilans
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Mers Print
    Mers Print
    Dokumen9 halaman
    Mers Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Vertigo Print
    Vertigo Print
    Dokumen19 halaman
    Vertigo Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • KJKJ
    KJKJ
    Dokumen41 halaman
    KJKJ
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Hiv Print
    Hiv Print
    Dokumen25 halaman
    Hiv Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Ispa
    Ispa
    Dokumen13 halaman
    Ispa
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat