Salah satu batasan yang paling banyak dipakai adalah kadar glukosa plasma
< 2,6 mmol/l atau < 47 mg/dl untuk neonatus cukup bulan maupun neonatus kurang
bulan (menggunakan glukometer).
untuk neonatus manapun, kadar glukosa < 40 – 45 mg/dl dianggap tidak normal.
INSIDENSI
Frekuensi Hipoglikemia pada bayi/anak belum diketahui pasti.
Insidens ini bervariasi sesuai dengan definisi, populasi, metode dan waktu pemberian makan dan tipe dari uji
glukosa.
Insidens hipoglikemia pada neonatus lebih besar daripada bayi yang lebih tua atau anak-anak.
Pemberian asi yang lebih cepat mengurangi kejadian hipoglikemia pada anak-anak. Prematur, hipotermia,
hipoksia, ibu yang menderita diabetes/gestasional diabetes, dan pertumbuhan janin terhambat meningkatkan
insidens hipoglikemia.
FAKTOR RESIKO
• Diabetes mellitus maternal (diabetes mellitus bergantung insulin
atau diabetes mellitus gestasional)
• Obesitas maternal
• Infus glukosa yang banyak atau cepat sesaat sebelum persalinan
Antenatal: • terapi agonis atau antagonis beta adrenergic pada ibu
Prematur dan bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) rentan untuk mengalami hipoglikemia.
Faktor-faktor yang bertanggung jawab terhadap tingginya frekuensi hipoglikemia pada kelompok ini
berhubungan dengan rendahnya cadangan glukosa hati, protein otot, dan lemak tubuh untuk
mencukupi kebutuhan substrat yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan energi.
Bayi-bayi ini kecil bisa karena premature atau gangguan transfer nutrisi melalui plasenta.
Pada kebanyakan kasus, kondisinya membaik sendiri, tapi bisa saja terus ada hingga umur 7 bulan.
Kontras terhadap defisiensi substrat atau enzim, sistem hormonal kebanyakan berkembang
dan berfungsi sempurna sejak lahir pada neonatus resiko rendah. Walaupun terdapat
hipoglikemia, konsentrasi plasma akan alanin, laktat dan piruvat adalah tinggi, menunjukkan
kurangnya penggunaannya sebagai substrat untuk glukoneogenesis.
Infus alanin memacu sekresi glucagon tetapi tidak berpengaruh pada peningkatan glukosa
yang signifikan.
Pada awal 24 jam kehidupan, konsentrasi asetoasetat dan β-hydroxybutyrate lebih rendah
pada bayi KMK dibanding pada bayi cukup bulan, menunjukkan terdapat kurangnya cadangan
lemak, mobilisasi asam lemak yang berkurang, ketogenesis yang terganggu, atau kombinasi
dari beberapa kondisi tadi.
Beberapa bayi dengan perinatal asfiksia dan beberapa bayi KMK bisa mengalami transient
hiperinsulinemia, yang memudahkan terjadinya hipoglikemia dan pengurangan suplai asam
lemak bebas.
Kegunaan asam lemak bebas dan oksidasinya dalam
menstimulasi glukoneogenesis neonatal adalah sangat
penting.
Pada saat kelahiran, bayi-bayi yang lahir dari ibu seperti ini
biasanya sangat besar, dan tubuh memiliki cadangan
glikogen, protein, dan lemak yang banyak.
Hipoglikemia pada bayi dengan ibu yang diabetik biasanya berhubungan dengan
hiperinsulinemia dan sedikit berhubungan dengan sekresi glucagon yang rendah.
Hipertropi dan hyperplasia dari islet biasanya ada, dan insulin memiliki respon yang
sudah matur terhadap glukosa; biasanya respon insulin seperti ini belum ada pada bayi
normal.
Bayi yang lahir dari ibu yang diabetik biasanya memiliki kadar glucagon yang subnormal
setelah lahir , sekresi glucagon yang subnormal karena rangsang stimuli dan aktivitas
simpatis yang berlebihan bisa berujung pada kelelahan adrenomodular yang tergambar
pada penurunan ekresi epinefrin di urin.
Konsekuensi dari fungsi hormonal yang abnormal ini adalah produksi glukosa endogen
yang secara signifikan terhambat dibanding pada bayi normal, sehingga merupakan
predisposisi dari terjadinya hipoglikemia.
Ibu yang diabetesnya dikontrol selama kehamilan, dan kelahiran
biasanya memiliki bayi yang berukuran hampir sama dengan bayi
normal yang kemungkinan mengalami neonatal hipoglikemi dan
komplikasi lainnya lebih kecil.
Pada kondisi tanpa tekanan, glukosa fetus berasal seluruhnya dari ibu
melalui plasenta. Oleh karena itu glukosa fetus bisa menggambarkan tapi
juga biasanya jauh lebih rendah dari glukosa ibu.
Tiga keadaan yang memfasilitasi transisi ini: perubahan hormon, perubahan reseptor,
dan perubahan aktifitas enzim utama.
Terdapat 3 hingga 5 kali lipat peningkatan konsentrasi glucagon dalam menit hingga jam
kelahiran.
Insulin akan menurun pada awalnya dan tetap pada rentang basal dan tidak bereaksi
terhadap stimulus semacam glukosa.
Akibat proses ini, konsentrasi glukosa plasma mulai stabil setelah penurunan sedikit pada saat lahir, cadangan glikogen hati berkurang
dalam beberapa jam setelah kelahiran, dan glukoneogenesis dari alanin, asam amino glukoneogenik utama, menyumbangkan ≈10%
glukosa pada neonatus pada beberapa jam pertama.
Konsentrasi asam lemak bebas juga meningkat bersamaan dengan glucagon dan epinefrin dan diikuti peningkatan keton bodies.
Glukosa sebagian besar digunakan untuk utilisasi otak sedangkan asam lemak bebas dan keton digunakan sebagai energi alternatif
untuk otot dan sebagai factor glukoneogenik yang esensial seperti acetyl coenzyme A (CoA) dan bentuk reduksi nicotinamide-adenine
dinucleotide (NADH) dari oksidasi asalm lemak hati, yang dibutuhkan untuk glukoneogenesis.
Pada masa postnatal awal, respon endokrin pancreas berhubungan dengan glucagon agar konsentrasi gula darah
dapat dipertahankan.
Perubahan adaptif terhadap sekresi hormon ini paralel dengan perubahan reseptor hormon.
Enzim-enzim utama yang terlibat dalam produksi glukosa juga berubah pada periode perinatal.
Sehingga, terdapat penurunan cepat dari aktifitas glikogen sintase, dan peningkatan yang cepat dari fosforilase
setelah kelahiran.
Mirip dengan keadaan tadi, jumlah enzim untuk glukoneogenesis, phosphoenolpyruvate carboxykinase, meningkat
secara dramatis setelah lahir, teraktivasi oleh peningkatan glucagon dan kurangnya insulin.
Ini bisa menjelaskan beberapa penyebab neonatal hipoglikemi oleh karena perubahan yang tidak sesuai terhadap
sekresi hormon dan kekurangan cadangan substrat seperti glikogen hati, otot sebagai sumber asam amino untuk
glukoneogenesis, dan cadangan lemak untuk pelepasan asam lemak.
Sebagai tambahan, aktivitas yang sesuai dari enzim-enzim utama dibutuhkan untuk mengatur homeostasis glukosa.
MANIFESTASI KLINIS
* biasa(sering)
PENATALAKSAAN
Pencegahan hipoglikemia sangat penting pada periode neonatus.
Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti diatas
2 Jam
PERIKSA KGD
24 jam 2 jam
2 jam
24 jam HIPOGLIKEMI
KGD Normal Ulangi seperti
di atas
KGD Normal
Lanjut IVFD 2 jam
Dextrose 10%
HIPOGLIKEMI
Ulangi seperti
24 jam di atas
KGD Normal
Lanjut IVFD
HIPOGLIKEMI
Dextrose 10%
Berikan Hidrokortison 5-10 mg/kg/BB
Setiap 12 jam selama 3 hari
24 jam
STOP
Lanjut ASI oral HIPOGLIKEMI
Cari Penyebab Sekunder
KOMPLIKASI
Jika kadar glukosa darah rendah, otak tidak menerima cukup glukosa
ehingga tidak dapat menghasilkan energi untuk metabolism. Sel
otak dapat mengalami kerusakan dan pada akhirnya terjadi palsi
serebral, retardasi mental, atau kematian.
PROGNOSIS
Pronosis tergantung dari berat dan lama hipoglikemia. Prognois buruk jika terdapat gejala klinik, khususnya kejang.
Hipoglikemia kambuh pada 10 – 15 % bayi sesudah pengobatan adekuat. Beberapa bayi telah dilaporkan
selambatnya timbul pada usia 8 bulan.
Kumat lebih sering terjadi jika cairan intravena keluar dari pembuluh darah atau jika cairan dihentikan terlalu cepat
sebelum makanan oral ditoleransi dengan baik.
Hipoglikemia yang lama dan berat dapat disertai dengan sequel neurologis.
Bayi hipoglikemia yang simtomatik, terutama bayi dengan berat badan lahir rendah dan bayi dari ibu diabetes,
mempunyai prognosis yang lebih jelek untuk kelanjutan perkembangan intelektual yang normal daripada prognosis
bayi yang asimtomatik.
PENUTUP
Hipoglikemia merupakan masalah metabolik yang umum pada neonatus, dan keadaan ini bisa
disebabkan oleh berbagai macam keadaan seperti inborn error of metabolism, defesiensi hormon,
prematuritas, dan penyakit- penyakit lain seperti sepsis, asfiksia,dll.
Pada hipoglikemia persisten keadaannya lebih sulit dikoreksi dibandingkan dengan yang transien.
Pada kebanyakan neonatus yang sehat, konsentrasi kadar glukosa darah yang rendah tidak
menyebabkan masalah yang serius dan merupakan proses yang normal dari adaptasi metabolisme
pada kehidupan ekstrauterin. Tetapi keadaan ini juga bisa menyebabkan dampak yang buruk apabila
tidak diterapi secara benar.
Kerena itu hal yang paling penting dari hipoglikemia adalah cara pencegahannya. Dan kita harus
dapat mendiagnosa dan memberikan terapi yang cepat dan tepat agar tidak terjadi kerusakan yang
lebih lanjut.