Anda di halaman 1dari 37

DEFINISI PADA NEONATUS

Salah satu batasan yang paling banyak dipakai adalah kadar glukosa plasma
< 2,6 mmol/l atau < 47 mg/dl untuk neonatus cukup bulan maupun neonatus kurang
bulan (menggunakan glukometer).

untuk neonatus manapun, kadar glukosa < 40 – 45 mg/dl dianggap tidak normal.
INSIDENSI
Frekuensi Hipoglikemia pada bayi/anak belum diketahui pasti.

Di Amerika : 14000 bayi menderita Hipoglikemi.


Gutber- let dan Cornblath : 4,4 per 1000 kelahiran hidup dan 15,5 per 1000 BBLR.

hipoglikemia simptomatik pada neonatus: 1.3 - 3 /1000 kelahiran.

Insidens ini bervariasi sesuai dengan definisi, populasi, metode dan waktu pemberian makan dan tipe dari uji
glukosa.

Insidens hipoglikemia pada neonatus lebih besar daripada bayi yang lebih tua atau anak-anak.

Pemberian asi yang lebih cepat mengurangi kejadian hipoglikemia pada anak-anak. Prematur, hipotermia,
hipoksia, ibu yang menderita diabetes/gestasional diabetes, dan pertumbuhan janin terhambat meningkatkan
insidens hipoglikemia.
FAKTOR RESIKO
• Diabetes mellitus maternal (diabetes mellitus bergantung insulin
atau diabetes mellitus gestasional)
• Obesitas maternal
• Infus glukosa yang banyak atau cepat sesaat sebelum persalinan
Antenatal: • terapi agonis atau antagonis beta adrenergic pada ibu

• PJT (pertumbuhan janin terhambat)


• Besar untuk masa kehamilan (BMK)
• Preterm
• Bayi yang sakit
• Iatrogenik (kekurangan makan dengan glukosa intravena yang tidak adekuat)
Neonatal: • Polisitemia
• Hipotermia
ETIOLOGI
• bayi prematur
• bayi kecil untuk masa kehamilan /wasted infants
• Stressed infants,seperti infeksi atau hipoksia. Dalam keadaan hipoksia
pembentukan energi tidak efisien. Dalam keadaan normal 1 gram glukosa
menghasilkan 38 ATP, sedangkan dalam keadaan hipoksia hanya 2 ATP.
• bayi dengan kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis sering mempunyai
Cadangan energi kurang cadangan glikogen yang rendah sehingga tidak ada cadangan energi yang dapat
diubah menjadi glukosa.

• bayi dengan distres pernapasan


• bayi hipotermia; untuk mempertahankan suhu tubuh diperlukan banyak energi
dari glukosa dan lemak coklat
• bayi dari ibu diabetes melitus, sebelum lahir terbiasa mendapat glukosa tinggi
sehingga membuat janin obesitas dan merangsang pancreas janin untuk sekresi
insulin ekstra. Saat lahir, penyediaan glukosa terhenti sedangkan produksi insulin
tetap, sehingga terjadi hipoglikemia
Pemakaian energi • bayi besar untuk masa kehamilan
meningkat • bayi dengan polisitemia
• hiperinsulinisme, islet cell dysplasia, sindrom Beckwith-Wiedemann
• pasca transfusi tukar
• inborn errors of metabolism
• defisiensi endokrin seperti GH, kortisol, epinefrin
• ibu mendapat pengobatan propanolol (mencegah glikogenolisis denganmenghambat
rangsangan saraf simpatik, mencegah peningkatan asam lemakbebas dan asam laktat
mobilisasi glukosa sesudah aktifitas dengan cara menghambat epinefrin).
Klasifikasi hipoglikemia pada neonatus
Hipoglikemia Sementara Hipoglikemia Menetap
1. Berhubungan dengan tidak adekuatnya fungsi 1. Keadaan hiperinsulinemia
substrat atau enzim a. Nesidioblastosis
a. Prematuritas. b. Hiperplasia sel beta
b. Kecil menurut umur kehamilan (KMK). c. Adenoma sel beta
c. Bayi kembar kecil d. Sindrom Beckwith-Wiedemann
d. Bayi dengan distres respiratori berat 2. Defisiensi hormon
e. Bayi dengan ibu toksikemi gravidarum. a. Panhipopituitarisme
2 .Berhubungan dengan hiperinsulinemia b. Defisiensi hormon pertumbuhan
a. bayi dari ibu diabetes c. Defisiensi ACTH
b. eritoblastosis fetalis d. Penyakit Addison
e. Defisiensi glukagon
f. Defisiensi epinefrin
3. Kekurangan substrat
a. Hipoglikemia ketotik
4. Gangguan glukoneogenesis
a. Intoksikasi alkohol akut
b. Hipoglisin
c. Intoksikasi salisilat
d. Defisiensi fruktos
e. Defisiensi piruvat karboksilase
5. Defek enzim lainnya
a. Galaktosemia
b Intoleransi fruktosa
NEONATAL TRANSIENT HIPOGLIKEMIA

Berlangsung kurang lebih 2-3 hari.

Hipoglikemi pada keadaan ini biasanya ringan,


berlangsung sebentar dan mudah untuk dikoreksi.

Paling banyak : bayi prematur dan bayi kecil untuk


masa kehamilan, bayi dengan ibu diabetes mellitus.
NEONATAL, INFANTIL, ATAU ANAK DENGAN HIPOGLIKEMIA
YANG PERSISTEN

Hipoglikemi yang terjadi lebih dari 2-3 hari.

Keadaan ini lebih sulit untuk dikoreksi.


NEONATAL, TRANSIENT, kecil untuk masa kehamlan, dan bayi
prematur

Prematur dan bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) rentan untuk mengalami hipoglikemia.

Faktor-faktor yang bertanggung jawab terhadap tingginya frekuensi hipoglikemia pada kelompok ini
berhubungan dengan rendahnya cadangan glukosa hati, protein otot, dan lemak tubuh untuk
mencukupi kebutuhan substrat yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan energi.

Bayi-bayi ini kecil bisa karena premature atau gangguan transfer nutrisi melalui plasenta.

Sistem enzim untuk glukoneogenesis belum berkembang sempurna.

Pada kebanyakan kasus, kondisinya membaik sendiri, tapi bisa saja terus ada hingga umur 7 bulan.
Kontras terhadap defisiensi substrat atau enzim, sistem hormonal kebanyakan berkembang
dan berfungsi sempurna sejak lahir pada neonatus resiko rendah. Walaupun terdapat
hipoglikemia, konsentrasi plasma akan alanin, laktat dan piruvat adalah tinggi, menunjukkan
kurangnya penggunaannya sebagai substrat untuk glukoneogenesis.

Infus alanin memacu sekresi glucagon tetapi tidak berpengaruh pada peningkatan glukosa
yang signifikan.

Pada awal 24 jam kehidupan, konsentrasi asetoasetat dan β-hydroxybutyrate lebih rendah
pada bayi KMK dibanding pada bayi cukup bulan, menunjukkan terdapat kurangnya cadangan
lemak, mobilisasi asam lemak yang berkurang, ketogenesis yang terganggu, atau kombinasi
dari beberapa kondisi tadi.

Cadangan lemak yang berkurang kemungkinan karena pemberian lemak (triglisedrida)


berujung pada peningkatan glukosa plasma, asam lemak bebas, dan keton.

Beberapa bayi dengan perinatal asfiksia dan beberapa bayi KMK bisa mengalami transient
hiperinsulinemia, yang memudahkan terjadinya hipoglikemia dan pengurangan suplai asam
lemak bebas.
Kegunaan asam lemak bebas dan oksidasinya dalam
menstimulasi glukoneogenesis neonatal adalah sangat
penting.

Penggunaan asam lemak bebas berupa pemberian


trigliserida dari susu formula atau ASI bersamaan dengan
precursor glukoneogenik bisa mencegah hipoglikemia yang
biasanya terjadi setelah puasa pada anak.

Dengan alasan ini dan berbagai alasan lainnya, pemberian


susu harus secepatnya diberikan setelah kelahiran (pada
saat kelahiran atau 2-4 jam setelahnya).
Bayi yang lahir dari ibu diabetes

Keadaan transient hiperinsulinemia, biasa terdapat pada


bayi yang dilahirkan dari ibu yang diabetik.

2% dari wanita hamil mengalami diabetes pada masa


kehamilan, dan ≈1/1,000 wanita hamil memiliki dibetes
tergantung insulin.

Pada saat kelahiran, bayi-bayi yang lahir dari ibu seperti ini
biasanya sangat besar, dan tubuh memiliki cadangan
glikogen, protein, dan lemak yang banyak.
Hipoglikemia pada bayi dengan ibu yang diabetik biasanya berhubungan dengan
hiperinsulinemia dan sedikit berhubungan dengan sekresi glucagon yang rendah.

Hipertropi dan hyperplasia dari islet biasanya ada, dan insulin memiliki respon yang
sudah matur terhadap glukosa; biasanya respon insulin seperti ini belum ada pada bayi
normal.

Bayi yang lahir dari ibu yang diabetik biasanya memiliki kadar glucagon yang subnormal
setelah lahir , sekresi glucagon yang subnormal karena rangsang stimuli dan aktivitas
simpatis yang berlebihan bisa berujung pada kelelahan adrenomodular yang tergambar
pada penurunan ekresi epinefrin di urin.

Konsekuensi dari fungsi hormonal yang abnormal ini adalah produksi glukosa endogen
yang secara signifikan terhambat dibanding pada bayi normal, sehingga merupakan
predisposisi dari terjadinya hipoglikemia.
Ibu yang diabetesnya dikontrol selama kehamilan, dan kelahiran
biasanya memiliki bayi yang berukuran hampir sama dengan bayi
normal yang kemungkinan mengalami neonatal hipoglikemi dan
komplikasi lainnya lebih kecil.

Pada pemberian glukosa pada bayi dengan hipoglikemia haruslah


sangat hati-hati agar tidak terjadi hiperglikemia yang bisa
mengakibatkan pelepasan insulin yang banyak, yang akhirnya
mengakibatkan rebound hipoglikemia.
HIPOGLIKEMIA PERSISTEN ATAU BERULANG, pada bayi
hiperinsulinemia

Hiperinsulinisme adalah penyebab tersering hipoglikemia


persisten.

Bayi hiperinsulinisme biasanya makrosomik pada saat lahir,


menggambarkan efek anabolic insulin di dalam uterus pada
kehamilan.
PATOFISIOLOGI

Pada kondisi tanpa tekanan, glukosa fetus berasal seluruhnya dari ibu
melalui plasenta. Oleh karena itu glukosa fetus bisa menggambarkan tapi
juga biasanya jauh lebih rendah dari glukosa ibu.

Pelepasan katekolamin, disebabkan oleh stress pada fetus seperti pada


hipoksia, menggerakkan glukosa fetus dan asam lemak bebas melalui
mekanisme β-adrenergic, menggambarkan aktivitas β-adrenergic pada hati
fetus dan jaringan adipose.

Katekolamin juga menginhibisi insulin fetus dan menstimulasi pelepasan


glukagon.
Interupsi akut glukosa ibu ke fetus pada saat kelahiran menyebabkan kebutuhan
mendadak terhadap glukosa endogen.

Tiga keadaan yang memfasilitasi transisi ini: perubahan hormon, perubahan reseptor,
dan perubahan aktifitas enzim utama.

Terdapat 3 hingga 5 kali lipat peningkatan konsentrasi glucagon dalam menit hingga jam
kelahiran.

Insulin akan menurun pada awalnya dan tetap pada rentang basal dan tidak bereaksi
terhadap stimulus semacam glukosa.

Epinefrin bisa meningkatkan sekresi growth hormone melalui mekanisme α-adrenergic;


growth hormone tinggi tingkatnya pada saat kelahiran.
Perubahan hormonal pada saat kelahiran ini memobilisasi glukosa melalui glikogenolisis dan glukoneogenesis, aktivasi lipolisis, dan
ketogenesis.

Akibat proses ini, konsentrasi glukosa plasma mulai stabil setelah penurunan sedikit pada saat lahir, cadangan glikogen hati berkurang
dalam beberapa jam setelah kelahiran, dan glukoneogenesis dari alanin, asam amino glukoneogenik utama, menyumbangkan ≈10%
glukosa pada neonatus pada beberapa jam pertama.

Konsentrasi asam lemak bebas juga meningkat bersamaan dengan glucagon dan epinefrin dan diikuti peningkatan keton bodies.

Glukosa sebagian besar digunakan untuk utilisasi otak sedangkan asam lemak bebas dan keton digunakan sebagai energi alternatif
untuk otot dan sebagai factor glukoneogenik yang esensial seperti acetyl coenzyme A (CoA) dan bentuk reduksi nicotinamide-adenine
dinucleotide (NADH) dari oksidasi asalm lemak hati, yang dibutuhkan untuk glukoneogenesis.
Pada masa postnatal awal, respon endokrin pancreas berhubungan dengan glucagon agar konsentrasi gula darah
dapat dipertahankan.

Perubahan adaptif terhadap sekresi hormon ini paralel dengan perubahan reseptor hormon.

Enzim-enzim utama yang terlibat dalam produksi glukosa juga berubah pada periode perinatal.

Sehingga, terdapat penurunan cepat dari aktifitas glikogen sintase, dan peningkatan yang cepat dari fosforilase
setelah kelahiran.

Mirip dengan keadaan tadi, jumlah enzim untuk glukoneogenesis, phosphoenolpyruvate carboxykinase, meningkat
secara dramatis setelah lahir, teraktivasi oleh peningkatan glucagon dan kurangnya insulin.

Ini bisa menjelaskan beberapa penyebab neonatal hipoglikemi oleh karena perubahan yang tidak sesuai terhadap
sekresi hormon dan kekurangan cadangan substrat seperti glikogen hati, otot sebagai sumber asam amino untuk
glukoneogenesis, dan cadangan lemak untuk pelepasan asam lemak.

Sebagai tambahan, aktivitas yang sesuai dari enzim-enzim utama dibutuhkan untuk mengatur homeostasis glukosa.
MANIFESTASI KLINIS

Banyak neonatus mengalami asimptomatik hipoglikemia.

Kecurigaan tinggi harus selalu diterapkan dan selalu antisipasi


hipoglikemia pada neonatus dengan faktor risiko.
Simptomatik dengan gejala tidak
sesifik:
Aktivasi sistem saraf
Depresi fungsi otak: over stimulation otak : autonom dan
pengeluaran adrenalin:
• letargi • jittery • keringatberlebihan
• hipotoni • menangis dengan • palpitasi
• malas minum suara tinggi • pucat
• menangis lemah • A fixed stare and • lemah
• apnea,sianosis fisting • lapar
• reflex moro (-) • pergerakan bola mata • tremor
abnormal
• hipotermia. • mual
• kejang.
• muntah.
Manifestasi Hipoglikemia pada Masa Anak
Gejala yang berhubungan dengan aktifitas susunan saraf otonom Gejala yang berhubungan dengan
dan pelepasan eppinefrin glukopenia serebral

 kecemasan*  Sakit kepala


 berkeringat  Gangguan Mental*
 palpitasi (takikardi)  Gangguan Penglihatan (ketajaman ↓, diplopia)*
 pucat  Perubahan kepribadian organic*
 gemetar  Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi*
 lemah  Disartria
 lapar  Parestesia
 mual  Pusing
 mutah  Amnesia
 angina (dengan arteria koronaria normal)  Ataksia, inkoordinasi
 Somnolen, lethargi
 Kejang
 Koma
 Stroke, hemiplegia, aphasia
 Posisi deserebrasi atau dekortikasi

* biasa(sering)
PENATALAKSAAN
Pencegahan hipoglikemia sangat penting pada periode neonatus.

• Menghindari faktor resiko yang dapat dicegah, contohnya


hipotermia
• Pemberian makan enteral merupakan tindakan preventif
tunggal paling penting
• Jika bayi tidak mungkin menyusui, mulailah pemberian
Pencegahan minum dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam
hipoglikemia: setelah lahir
• Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai
glukosanya sampai asupannya penuh dan 3x pengukuran
normal sebelum pemberian minum berada diatas 45 mg/dL
• Jika ini gagal, terapi intravena dengan glukosa 10% harus
dimulai dan kadar glukosa dipantau
• Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu
DM) perlu dimonitor dalam 3 hari pertama :
• Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam
• Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai
pemeriksaan glukosa normal dalam 2 kali pemeriksaan
• Kadar glukosa ≤ 45 mg/dl atau gejala positif tangani
hipoglikemia
a. Monitor • Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3
hari penanganan hipoglikemia selesai
b. Penanganan hipoglikemia dengan gejala :
– Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1
ml/menit
– Pasang jalur iv D10 sesuai kebutuhan (kebutuhan infus
glukosa 6-8 mg/kg/menit).
– Contoh : BB 3 kg, kebutuhan glukosa 3 kg x 6 mg/kg/mnt = 18
mg/mnt = 25920 mg/hari. Bila dipakai D 10% artinya 10
g/100cc, bila perlu 25920 mg/hari atau 25,9 g/hari berarti
perlu 25,9 g/10 g x 100 cc = 259 cc D10% /hari.
– Atau cara lain dengan GIR
– Konsentrasi glukosa tertinggi untuk infus perifer adalah
12,5%, bila lebih dari 12,5% digunakan vena sentral.
Penanganan hipoglikemia dengan gejala : (lanjutan)

– Untuk mencari Kecepatan Infus (GIR) = glucosa Infusion Rate

– GIR (mg/kg/min) = Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi Dextrose (%)


6 x berat (Kg)

Contoh : Berat bayi 3 kg umur 1 hari


Kebutuhan 80 cc/jam/hari = 80 x 3 = 240 cc/hari = 10 cc/jam

GIR = 10 x 10 (Dextrose 10%) = 100 = 6 mg/kg/min


6x3 18
Penanganan hipoglikemia dengan gejala : (lanjutan)

Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam

Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti diatas

Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :

• Infus D10 diteruskan


• Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
• ASI diberikan bila bayi dapat minum

Bila kadar glukosa ≥ 45 mg/dl dalam 2 kali pemeriksaan

• Ikuti petunjuk bila kadar glukosa sudah normal (lihat ad d)


• ASI diberikan bila bayi dapat minum dan jumlah infus diturunkan pelan-pelan
• Jangan menghentikan infus secara tiba-tiba

kecepatan Infus glukosa pada neonatus dinyatakan dengan GIR.


• ASI teruskan
• Pantau, bila ada gejala manajemen seperti diatas
• Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum
minum, bila:
• Kadar < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala
tangani hipoglikemi (lihat ad b)
c. Kadar glukosa darah
• Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekwensi minum
< 45mg/dl • Kadar ≥ 45 mg/dl manajemen sebagai kadar
tanpa GEJALA: glukosa normal
• IV teruskan
• Periksa kadar glukosa tiap 12 jam
• Bila kadar glukosa turun, atasi seperti
diatas
• Bila bayi sudah tidak mendapat IV,
d. Kadar glukosa normal IV periksa kadar glukosa tiap 12 jam, bila 2
teruskan kali pemeriksaan dalam batas normal,
pengukuran dihentikan.
• konsultasi endokrin
• terapi : kortikosteroid hidrokortison 5
mg/kg/hari 2 x/hari iv atau prednison 2
mg/kg/hari per oral, mencari kausa
hipoglikemia lebih dalam.
• bila masih hipoglikemia dapat ditambahkan
Persisten obat lain : somatostatin, glukagon, diazoxide,
hipoglikemia (hipoglikemia human growth hormon, pembedahan. (jarang
lebih dari 7 hari) dilakukan)
• Kebutuhan glukosa > 12 mg/kgBB/menit
menunjukan adanya hiperinsulinisme.
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan:
• hidrokortison: 5 mg/kg iv atau im setiap 12
jam
• glucagon 200 ug iv (segera atau infus
Hipoglikemia berkesinambungan 10 ug/kg/jam)
refraktori • diazoxid 10 mg/kgBB/hari setiap 8 jam
(menghambat sekresi insulin pancreas)
HIPOGLIKEMIA

Bolus Dextrose 10% Lanjut IVFD Dextrose 10% (sesuai


2 ml/kgBB kebutuhan rumatan)

2 Jam

PERIKSA KGD

KGD Normal HIPOGLIKEMI


Lanjut IVFD Bolus ulang
Dextrose 10% Lanjut IVFD Dextrose
10% (sesuai
kebutuhan rumatan)

24 jam 2 jam
2 jam

24 jam HIPOGLIKEMI
KGD Normal Ulangi seperti
di atas
KGD Normal
Lanjut IVFD 2 jam
Dextrose 10%
HIPOGLIKEMI
Ulangi seperti
24 jam di atas

KGD Normal
Lanjut IVFD
HIPOGLIKEMI
Dextrose 10%
Berikan Hidrokortison 5-10 mg/kg/BB
Setiap 12 jam selama 3 hari
24 jam
STOP
Lanjut ASI oral HIPOGLIKEMI
Cari Penyebab Sekunder
KOMPLIKASI

Jika kadar glukosa darah rendah, otak tidak menerima cukup glukosa
ehingga tidak dapat menghasilkan energi untuk metabolism. Sel
otak dapat mengalami kerusakan dan pada akhirnya terjadi palsi
serebral, retardasi mental, atau kematian.
PROGNOSIS
Pronosis tergantung dari berat dan lama hipoglikemia. Prognois buruk jika terdapat gejala klinik, khususnya kejang.

Prognosis untuk hidup baik.

Hipoglikemia kambuh pada 10 – 15 % bayi sesudah pengobatan adekuat. Beberapa bayi telah dilaporkan
selambatnya timbul pada usia 8 bulan.

Kumat lebih sering terjadi jika cairan intravena keluar dari pembuluh darah atau jika cairan dihentikan terlalu cepat
sebelum makanan oral ditoleransi dengan baik.

Hipoglikemia yang lama dan berat dapat disertai dengan sequel neurologis.

Bayi hipoglikemia yang simtomatik, terutama bayi dengan berat badan lahir rendah dan bayi dari ibu diabetes,
mempunyai prognosis yang lebih jelek untuk kelanjutan perkembangan intelektual yang normal daripada prognosis
bayi yang asimtomatik.
PENUTUP
Hipoglikemia merupakan masalah metabolik yang umum pada neonatus, dan keadaan ini bisa
disebabkan oleh berbagai macam keadaan seperti inborn error of metabolism, defesiensi hormon,
prematuritas, dan penyakit- penyakit lain seperti sepsis, asfiksia,dll.

Hipoglikemia bisa merupakan keadaan yang transien atau yang persisten.

Pada hipoglikemia persisten keadaannya lebih sulit dikoreksi dibandingkan dengan yang transien.

Pada kebanyakan neonatus yang sehat, konsentrasi kadar glukosa darah yang rendah tidak
menyebabkan masalah yang serius dan merupakan proses yang normal dari adaptasi metabolisme
pada kehidupan ekstrauterin. Tetapi keadaan ini juga bisa menyebabkan dampak yang buruk apabila
tidak diterapi secara benar.
Kerena itu hal yang paling penting dari hipoglikemia adalah cara pencegahannya. Dan kita harus
dapat mendiagnosa dan memberikan terapi yang cepat dan tepat agar tidak terjadi kerusakan yang
lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai

  • Dsdasd
    Dsdasd
    Dokumen29 halaman
    Dsdasd
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Surat Izin
    Surat Izin
    Dokumen1 halaman
    Surat Izin
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Scribd
    Scribd
    Dokumen3 halaman
    Scribd
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • BST Keratitis Exposure
    BST Keratitis Exposure
    Dokumen35 halaman
    BST Keratitis Exposure
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • BST Keratitis Exposure
    BST Keratitis Exposure
    Dokumen35 halaman
    BST Keratitis Exposure
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Scribd
    Scribd
    Dokumen3 halaman
    Scribd
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • CSS Kalazion
    CSS Kalazion
    Dokumen1 halaman
    CSS Kalazion
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Terapi
    Terapi
    Dokumen1 halaman
    Terapi
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Edefwfefwef
    Edefwfefwef
    Dokumen4 halaman
    Edefwfefwef
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • FSDGSDXG
    FSDGSDXG
    Dokumen4 halaman
    FSDGSDXG
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Cacing
    Cacing
    Dokumen13 halaman
    Cacing
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Pada Neonatus
    Infeksi Pada Neonatus
    Dokumen21 halaman
    Infeksi Pada Neonatus
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • PANDUAN Mahasiswa Blok 4.2 PDF
    PANDUAN Mahasiswa Blok 4.2 PDF
    Dokumen41 halaman
    PANDUAN Mahasiswa Blok 4.2 PDF
    rahmi
    Belum ada peringkat
  • Ikterus Neonatrum
    Ikterus Neonatrum
    Dokumen18 halaman
    Ikterus Neonatrum
    Nadiya Kusnadi
    Belum ada peringkat
  • Afiksia
    Afiksia
    Dokumen27 halaman
    Afiksia
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Flu Burung Print
    Flu Burung Print
    Dokumen25 halaman
    Flu Burung Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • DDCDCW
    DDCDCW
    Dokumen122 halaman
    DDCDCW
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Print 1
    Print 1
    Dokumen16 halaman
    Print 1
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Hipotermi Print
    Hipotermi Print
    Dokumen12 halaman
    Hipotermi Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Modul 4blok 3.4
    Modul 4blok 3.4
    Dokumen18 halaman
    Modul 4blok 3.4
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • PTT Mudul 4 Blok 3.55
    PTT Mudul 4 Blok 3.55
    Dokumen32 halaman
    PTT Mudul 4 Blok 3.55
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Alat Musik
    Alat Musik
    Dokumen4 halaman
    Alat Musik
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Hiv Print
    Hiv Print
    Dokumen25 halaman
    Hiv Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • 5 MERS CoV Kebijakan Surveilans
    5 MERS CoV Kebijakan Surveilans
    Dokumen4 halaman
    5 MERS CoV Kebijakan Surveilans
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Mers Print
    Mers Print
    Dokumen9 halaman
    Mers Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Sars Print
    Sars Print
    Dokumen14 halaman
    Sars Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Vertigo Print
    Vertigo Print
    Dokumen19 halaman
    Vertigo Print
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • KJKJ
    KJKJ
    Dokumen41 halaman
    KJKJ
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat
  • Ispa
    Ispa
    Dokumen13 halaman
    Ispa
    Ghiana Rizkyta
    Belum ada peringkat