MINGGU 3
KELOMPOK 18 C
SKENARIO 3 : NYERI OH
NYERI
• Tn. Pen, 48 tahun, bersama istrinya usia 45 tahun, datang ke Poliklinik
Saraf untuk berobat. Tn. Pen datang dengan keluhan nyeri pada
pinggang bawah kanan yang menjalar ke kaki kanan. Keluhan ini
disertai dengan adanya rasa tersentrum mulai dari paha bagian luar
hingga ke betis bagian luar. Pasien telah dikenal menderita Diabetes
melitus sejak 10 tahun yang lalu. Sejak tiga bulan terakhir ini Tn. Pen
mengeluhkan rasa kebas di telapak tangan dan telapak kaki. Tn. Pen
telah berobat ke dokter spesialis saraf, didiagnosis menderita
Polineuropati diabetik dan mendapat obat derivat vitamin B1. Setelah
mengonsumsi obat tersebut, keluhan kebas terasa berkurang.
• Istri Tn. Pen ikut juga memeriksakan diri karena nyeri kepala yang
sudah dialaminya dalam dua bulan ini. Nyeri kepala dirasakan hanya di
satu sisi dan terasa seperti berdenyut. Dalam dua bulan ini sudah
terjadi lima kali serangan yang muncul bila kurang tidur dan kelelahan.
Saat serangan, istri Tn. Pen merasakan mual yang disertai muntah.
Keluhan ini diawali dengan pandangan gelap, tapi penglihatan kembali
membaik setelah 10 menit.
SKENARIO 3 : NYERI OH
NYERI
• Ketika sedang menunggu antrian di Poliklinik, Tn. Pen bertemu seorang
remaja laki-laki, usia 20 tahun yang menggunakan kursi roda. Remaja
tersebut bercerita bahwa dia dirujuk karena kaki dan tangan terasa
lemah sejak dua minggu yang lalu. Kelemahan ini juga disertai rasa
kesemutan pada tangan dan kaki, dokter di Rumah Sakit Daerah
menduga remaja tersebut menderita SGB, sehingga harus di rujuk ke
RSUP M.Djamil untuk tatalaksana selanjutnya.
• Imunoglobulin IV
• Kortikosteroid
NO 17
• Komplikasi yang dapat terjadi adalah gagal napas,
aspirasi makanan atau cairan ke dalam paru,
pneumonia, meningkatkan resiko terjadinya infeksi,
trombosis vena dalam, paralisis permanen pada bagian
tubuh tertentu, dan kontraktur pada sendi.
• Gejala:
Nyeri sisi tubuh kontralateral
Hemihipestesia
Hemiataksia
Hemiparesis sejenak
Hemiatetosis
• Jika cabang itu dapat melintasi jaringan parut dan memasuki pita-pita
Bungner (barisan sel Schwann setelah degenerasi), maka regenerasi dng
pemulihan fungsi dapat terjadi.
REGENERASI SEL SARAF
PERIFER
• Produksi yang berlebihan dari akson yg bercabang terjadi pada tahap dini
dari regenerasi,dpt terlihat 20 akson halus dalam satu pita Bungner.
2. Fase Aura
2. Terapi abortif
a. Nonspesifik
b. Spesifik
- Gangguan tidur
Faktor Pencetus
- Kelaparan
- Dehidrasi
- Caffeine withdrawal
Patofisiologi
• Patofisiologi tension type headache (TTH) belum begitu
jelas, tetapi diduga banyak faktor yang berperan.
Mekanisme perifer sangat berperan pada patofisologi
Episodik TTH (ETTH), sedangkan mekanisme sentral
berperan dalam kronik TTH (KTTH).
• Nyeri tersebar secara difus, intensitas nyerinya mulai dari ringan sampai sedang.
• Waktu berlangsungnya nyeri kepala selama 30 menit hingga 1 minggu penuh. Nyeri
timbul sesaat atau terus menerus.
• Lokasi nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian belakang kemudian
menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian depan. Selain itu,
nyeri ini juga dapat menjalar ke bahu.
• Sifat nyeri kepala dirasakan seperti berat di kepala, pegal, rasa kencang pada daerah
bitemporal dan bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling kepala. Nyeri kepalanya tidak
berdenyut.
• Pada TTH yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang
mendasarinya seperti kecemasan dan depresi.
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula darah,dll (atas indikasi untuk
menyingkirkan penyebab sekunder)
D. Tidak didapatkan:
1. Mual atau muntah (bisa anoreksia).
2. Lebih dari satu keluhan: foto fobia atau fonofobia.
Diagnosis Banding
1. Migren
5. Psikosomatis
Tatalaksana
Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu, yaitu dengan:
Analgetik:
1. Aspirin 1000 mg/hari,
2. Asetaminofen 1000 mg/hari,
3. NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari,
asam mefenamat, ibuprofen 800 mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari).
4. Kafein (analgetik ajuvan) 65 mg.
5. Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein.
Pengobatan Fisik
1. Latihan postur dan posisi.
2. Massage, ultrasound, manual terapi, kompres panas/dingin.
3. Akupuntur TENS (transcutaneus electrical stimulation).
Edukasi
• Keluarga ikut meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau otaknya
dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya.
• Keluarga ikut membantu mengurangi kecemasan atau depresi pasien, serta
menilai adanya kecemasan atau depresi pada pasien.
Cluster Type Headache
• DEFINISI
SARAF SENSORIK
SARAF MOTORIK
SARAF OTONOM
KOMBINASI
KLASIFIKASI
BANYAK KLASIFIKASI DARI
NEUROPATI.
1.MENURUT ONSET SERANGAN:
NEUROPATI AKUT
MIS : POLINEUROPATI IDIOPATIK AKUT
NEUROPATI KRONIK
MIS : BERI BERI
DIABETES MELLITUS
LEPRA
2.MENURUT DERAJATNYA
1. NEUROPATI RINGAN :
SENSORIK SAJA
2. NEUROPATI SEDANG :
SENSORIK,
MOTORIK,
REFLEKS menurun
3. NEUROPATI BERAT :
SENSORIK,
MOTORIK,
REFLEKS menurun, ATROFI
OTOT
3. MENURUT JUMLAH SARAF YANG
TERLIBAT
1. MONONEUROPATI SIMPLEKS:
GANGGUAN PADA SATU SARAF PERIFER SAJA.
2. MONONEUROPATI MULTIPLEKS:
MENGENAI BEBERAPA SARAF TEPI, BIASANYA
TIDAK BERDEKATAN DAN TIDAK SIMETRIS.
3. POLINEUROPATI:
BBRP SARAF TEPI, SIMETRIS DAN SERENTAK,
BIASANYA PREDOMINAN DI DAERAH DISTAL.
4. MENURUT LETAK LESI
1 AKSONOPATI DISTAL:
GANGGUAN PADA AKSON.
2. MIELINOPATI :
GANGGUAN PADA SELUBUNG
MIELIN.
3. NEURONOPATI :
GANGGUAN PADA BADAN SEL SARAF
DI CORNU ANTERIOR, MEDULLA
SPINALIS ATAU PADA DORSAL ROOT
GANGLION.
ETIOLOGI
1. IDIOPATHIC INFLAMMATORY NEUROPATHIES
- POLINEUROPATI IDIOPATIK AKUT
(GUILLAIN BARRE SYNDROME)
- CHRONIC INFLAMMATORY DEMYELINATING
POLYNEUROPATHY
4. VASCULITIS NEUROPATHIES:
- POLYARTERITIS NODOSA
- RHEUMATOID ARTHRITIS
- SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS
ETIOLOGI (lanjutan)
5. NEOPLASTIC AND PARAPROTEINEMIC
NEUROPATHIES:
- COMPRESSION AND IRITATION BY
TUMOR
- PARANEOPLASTIC SYNDROME
- PARAPROTEINEMIAS
- AMYLOIDOSIS
ETIOLOGI (lanjutan)
6. DRUGS INDUCED AND TOXIC NEUROPATHIES
- DAPSON, ISONIAZIDE, PHENYTOIN,
PIRIDOKSIN
VINCRISTIN, HIDRALAZINE.
- ALKOHOL
- TOKSIN: ORGANOPHOSPHAT
ARSENIC
LEAD
THALIUM
GOLD
ETIOLOGI (lanjutan)
7. HEREDITARY NEUROPATHIES
- IDIOPATHIC
HEREDITARY MOTOR AND SENSORY
NEUROPATHIES
HEREDITARY SENSORY NEUROPATHIES
FAMILIAL AMYLOIDOSIS
- METABOLIC
PORPHYRIA
METACHROMATIC LEUCODYSTROPHY
ABETALIPOPROTEINEMIA
ETIOLOGI
8. ENTRAPMENT NEUROPATHIES
- UPPER LIMBS
MEDIAN NERVE (CARPAL TUNNEL
SYNDROME)
ULNAR NERVE
RADIAL NERVE
- LOWER LIMBS
PERONEAL NERVE
FEMORAL NERVE
OBTURATOR NERVE
PATOFISIOLOGI
ADA BEBERAPA PROSES PATOLOGI
YANG MENGENAI SERABUT SARAF
a.l.:
1. DEGENERASI WALLERIAN
TERJADI DEGENERASI AKSON DAN
SELUBUNG MIELIN KEARAH DISTAL
DARI LESI.
DEGENERASI BISA JUGA KE
PROKSIMAL SATU ATAU DUA
SEGMEN.
PATOFISIOLOGI
2. DEMIELINISASI SEGMENTAL
TIMBUL BILA TERJADI LESI PADA SEL
SCHWANN
PROSES DIMULAI DI DAERAH NODUS
RANVIER DAN MELUAS TAK TERATUR
MENGENAI SEGMEN-SEGMEN
INTERNODUS LAIN.
AKSON DAPAT MENGALAMI
DEGENERASI ATAU TIDAK
TERGANGGU SAMA SEKALI.
PATOFISIOLOGI
3. DEGENERASI AKSON PRIMER
• EMG
• Pemeriksaan Laboratorium
PENATALAKSANAAN
• Anti Depresan
• Anti Konvulsan