Anda di halaman 1dari 18

By.

Husniati
Al-Quran
 Alquran: kalam Allah swt yg diturunkan
kpd nabi Muhammad saw melalui
malaikat Jibril untuk disampaikan
kepada seluruh umat manusia dan
merupakan ibadah bagi yg
membacanya.
Nama nama lain Al-Quran:
1. Al furqan: pembeda atau pemisah
2. Adz-Dzikir: peringatan (motivator amal)
agar manusia beramal baik dan
konsisten dg kebajikannya.
3. Al-Huda: petunjuk.
4. Al-Kalam: ucapan atau pembicaraan.
5. An-Nur: cahaya.
6. As-syifa: obat (penawar).
Isi kandungan Al-Quran:
1. Prinsip-prinsip keimanan
2. Prinsip-prinsip syariah
3. Janji dan ancaman
4. Sejarah atau kisah-kisah masa lalu.
5. Ilmu pengetahuan.
Tafsir Al-Quran
 Tafsir fassara, yafassir, tafsiran:
keterangan atau penjelasan,
atau menerangkan atau
mengungkapkan sesuatu yg krg
jelas.
 Tafsir (terminologi): suatu hasil usaha
tanggapan, penalaran, atau
pemahaman manusia dalam
menyingkap nilai2 samawi atau nilai2
ilahiyah yg tdp dlm Al-Quran.
Jenis tafsir quran dr sumbernya:
1. Tafsir bilma’tsur: penafsiran Al-quran
yg didasarkan pd penjelasan Al-quran
sendiri, penjelasan Rasul, shabat.
2. Tafsir bil-arra’yi: tafsir yg
penjelasannya berdasarkan ijtihad dan
pemikiran penafsir sendiri stelh ia
memahami ilmu2 yg berhubungan dg
kajian Al-Quran.
Jenis-jenis tafsir Al-Quran dari
metodenya:
 Metode Tahlili: menafsirkan ayat2 Al-
Quran dg meneliti aspeknya dan
menyingkap seluruh maksudnya mulai dr
makna kosakata, makna kalimat, dsb.
 Metode ijmali: menafsirkan ayat-ayat Al-
Quran secara global.
 Metode muqaran: menjelaskan ayat-ayat
al-Quran dg merujuk kepada penjelasan2
ahli tafsir.
 Metode maudhu’: menafsirkan ayat2 al-
quran berdasarkan tema yg telah
ditetapkan.
Pengertian
 Secara Bahasa sunnah: tata cara,
tradisi, atau perjalanan, sedang hadits:
berita, ucapan atau pernyataan atau
sesuatu yg baru.
 Secara Istilah: segala yg disandarkan
kepada Rasulullah SAW berupa ucapan
(qauliyah), perbuatan (fi’liyah), dan
ketetapannya (taqririyah).
Macam-macam sunnah:
 Sunnah Qauliyah: sunnah dalam bentuk
perkataan atau ucapan Rasulullah
 Sunnah fi’liyah: sunnah dalam bentuk
perbuatan yg menerangkan cara
melaksanakan ibadah (shalat, wudhu,
manasik haji, dsb).
 Sunnah taqririyah: ketetapan Rasulullah
saw atau diamnya terhadp perkataan atau
perbuatan para sahabatnya atau nabi
membiarkannya, tidak menegur atau
melarangnya.
Sunnah Rasulullah yg tdk
membentuk suatu hukum tasyri’
 Kebutuhan yg bersifat manusiawi (al
haajah basyariah), ex. Makan, minum.
 Mencerminkan tradisi pribadi dan
masyarakat, ex. Pertanian dan
pengobatan.
 Pengaturan urusan tertentu, ex. Strategi
perang.
Sunnah tasyri’
 Persoalan pengewajantahan dr misi
kerasulan, ex. Ibadah, halal-haram.
 Aturan yg berkaitan dg imamah
(kepemimpinan) dan tadbir
(kepengurusan) utk kepentingan umat.
Ex. Baitul mal, zakat.
 Keputusan-keputusan Rasul dalam
kedudukannya sbg hakim.
Fungsi sunnah:
 Menguatkan hukum yg telah ditetapkan alquran. Sunnah
dikaitkan sebagai pengukuh ayat-ayat al-Qur’an apabila
makna yang terkandung di dalamnya cocok dengan
dengan makna yang terkandung di dalam ayat-ayat al-
Qur’an. Nabi saw. bersabda :
ُ ‫م ُي ْفلِ ْت‬
‫ه‬ ْ َ‫ ل‬،‫ذ ُه‬ َ ‫خ‬ َ َ ‫ذا أ‬
َ ‫ف ِإ‬ ِ ِ‫ملِي لِلظَّال‬
َ ،‫م‬ َ َّ ‫ن‬
ْ ‫َّللا ُي‬ َّ ‫ إ‬
ِ
“Sesungguhnya Allah swt. memanjangkan kesempatan
kepada orang-orang zalim, apabila Allah menghukumnya
maka Allah tidak akan melepaskannya.”
Hadis\ tersebut cocok dengan firman Allah swt. :
ٌ ‫ذ ُه أَلِي‬
‫م‬ َ ‫خ‬ ْ َ‫ن أ‬ َّ ‫ة إ‬
ِ
ٌ ‫م‬
َ ِ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ظ‬ ‫ي‬
َ ‫ه‬ ِ َ
‫و‬ ‫ى‬ َ
‫ر‬ ُ
‫ق‬ ْ ‫ذ‬
‫ال‬ َ َ
‫خ‬ َ ‫ذا أ‬َ ِ ‫إ‬ َ
‫ك‬ ِ ‫ب‬ َ
‫ر‬ ُ ‫خ‬
‫ذ‬ ْ َ‫ك أ‬ َ ‫ك‬
َ ِ ‫ذل‬ َ ‫و‬
َ 
ٌ ‫د‬
‫يد‬ ِ ‫ش‬ َ
“dan Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab
penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim.
Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi
keras.”
 Memberikan rincian terhadap pernyataan
Al-Quran yang masih bersifat global.
Hadits berfungsi menjelaskan sesuatu
yang berhubungan dengan ibadah dan
hukum-hukumnya, dari segi praktiknya,
syarat, waktu, dan tatacaranya, seperti
masalah shalat dimana di dalam al-Qur’an
tidak disebutkan secara rinci tentang
bilangan rakaat, waktu, rukun, syarat, dan
sebagainya.
 Membatasi makna Alquran yang bersifat
umum atau mutlaq.
Ex. membatasi kemut}lakan lafaz dari ayat

‫ج َزا ًء‬ َ ‫ديَ ُه‬


َ ‫ما‬ ْ َ
ِ ‫عوا أ‬
‫ي‬ ُ َ‫اقط‬ ْ ‫ف‬
َ ‫ة‬ُ ‫ق‬
َ ‫السا ِر‬
َّ ‫ق َو‬ُ ‫السا ِر‬
َّ ‫ َو‬
‫م‬ ٌ ‫كي‬ ِ ََ ‫زي ٌز‬
ِ ََ ‫َّللا‬ُ َّ ‫َّللا َو‬
ِ َّ ‫ن‬ َ ‫م‬ِ ‫اًل‬ ً ‫ك‬
َ َ‫سبَا ن‬ َ ‫ك‬َ ‫ما‬َ ِ‫ب‬
laki-laki yang mencuri dan perempuan
yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang
mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."
 Mengkhususkan atau memberi pengecualian
terhadap Alquran yang bersifat umum.
Hadis dalam kategori ini ialah seperti hadis
yang mengkhususkan makna zalim dalam
firman Allah swt. :
َ ِ‫م ُأولَئ‬
‫ك‬ ٍ ‫ظ ْل‬ُ ِ‫م ب‬ْ ‫مانَ ُه‬َ ‫سوا إِي‬ ُ ‫م يَ ْل ِب‬
ْ َ‫ول‬
َ ‫م ُنوا‬
َ ‫ين آ‬
َ ‫ذ‬ِ َّ‫ ال‬
َ ‫م ْه َت ُد‬
‫ون‬ ُ ‫م‬ ْ ‫ه‬ُ ‫و‬َ ‫ن‬ ُ ‫اْل َ ْم‬
ْ ‫م‬ُ ‫لَ ُه‬
“orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka Itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Klasifikasi Hadits
 Dilihat dari segi jumlah perawinya:
1. Hadits Mutawatir: yg diriwayatkan oleh byk org scr
terus menerus tanpa terputus hingga tercatat dlm
sebuah kitab.
2. Hadits Masyhur: yg diriwayatkan oleh byk org tp tdk
sampai mencapai drajat hadits mutawatir.
3. Hadits aziz: yg diriwatkan oleh 2 org kpd 2 org dan
seterusnya.
4. Hadits Gharib: yg diriwayatkan oleh seorang kpd
seorang dan seterusnya.
5. Hadits ahad: yg diriwayatkan oleh satu, dua, atau
tiga bahkan lebih, tp tdk mencpai syarat mutawatir
dan masyhur.
 Ditinjau dari segi kualitas;
1. Hadtis shahih: yg diriwayatkan oleh org2 adil, baik,
jujur, serta kuat hafalannya, sempurna ketelitiannya,
sanadnya bersambung kepada rasulullah dg dalil
dan periwayatan yg lebih kuat.
2. Hadits hasan: hadits yg diriwayatkan oleh org2 adil,
baik, dan jujur, sanadnya brsambung kpd rasul,tdk
mempunyai cacat, tp kekuatan hafalan dan
nketelitian perawinya kurang baik.
3. Hadits dhaif: hdis yg lemah krn perawinya tdk baik
dan tdk adil, terputus sanadnya, py cacat,
bertentangan dg dalil yg kuat.

Anda mungkin juga menyukai