Anda di halaman 1dari 19

Aspek pelayanan

apotek
Kelompok 1
1. Dewi ayu mustika sari (1504015103)
2. Ervina dwi astriani (1504015138)
3. Mawar nusafitri (1504015225)
4. Novalia utami (1504015268)
5. Wahyu ismalasari (1504015425)

Kelas 6P

Dosen pengampu : Zainul Islam, M.Farm.,Apt.


Alur pelayanan
Tata ruang apotek
Berdasarkan surat Keputusan Menkes RI No.
278/Menkes/SK/V/1981 tentang persyaratan
apotek yang kemudian diperbaharui dengan
Permenkes No. 1332/Menkes/Per/X/2002, tertulis
bahwa :
a. Bangunan apotek terdiri dari :
Ruang tunggu
Ruang peracikan dan pnyerahan obat
Ruang administrasi
Ruang laboratorium pengujian sederhana
Ruang penyimpanan obat
Ruang pencucuian alat
Toilet (WC)
b.    Bangunan apotek harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Atap dari genteng / sirap / bahan lain dan tidak
boleh bocor
2. Dinding harus kuat dan tahan air, dan
permukaan dalam harus rata, tidak mudah
mengelupas dan mudah dibersihkan
3. Langit-langit (plafon) terbuat dari bahan yang
tidak mudah rusak dan berwarna terang
4. Lantai dari ubin / semen / bahan lain dan tidak
boleh lembab
5. Harus berventilasi dan mempunyai sistem
sanitasi yang baik
c.    Perlengkapan yang harus ada pada bangunan sebuah
apotek yaitu :
1. Sumber air yang memenuhi persyaratan kesehatan
2. Penerangan yang cukup
3. Alat pemadam kebakaran minimal 2 buah yang masih
berfungsi dengan baik
d. Papan nama dari papan / seng / bahan lain pada
bagian muka apotek (minimal 60cm x 40cm dengan
tinggi huruf 5cm dan tebal 5mm) serta harus memuat :
4. Nama Apotek
5. Nama APA
6. Nomor SIA
7. Alamat Apotek
8. No telpon
Sarana dan prasarana apotek
 Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan
prasarana Apotek dapat menjamin mutu Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta kelancaran praktik
Pelayanan Kefarmasian.
 Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang Pelayanan
Kefarmasian di Apotek meliputi sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan Resep
 Ruang penerimaan Resep sekurang-kurangnya terdiri dari tempat
penerimaan Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set
komputer. Ruang penerimaan Resep ditempatkan pada bagian
paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
 
2. Ruang pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara
terbatas)
 Ruang pelayanan Resep dan peracikan atau produksi sediaan
secara terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja
peracikan. Di ruang peracikan sekurang-kurangnya disediakan
peralatan peracikan, timbangan Obat, air minum (air mineral) untuk
pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin,
termometer ruangan, blanko salinan Resep, etiket dan label Obat.
3. Ruang penyerahan Obat
 Ruang penyerahan Obat berupa konter penyerahan Obat yang dapat
digabungkan dengan ruang penerimaan Resep.

4. Ruang konseling
 Ruang konseling sekurang-kurangnya memiliki satu set meja dan
kursi konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat
bantu konseling, buku catatan konseling dan formulir catatan
pengobatan pasien.
 
5. Ruang penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
 Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi,
temperatur, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu
produk dan keamanan petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi
dengan rak/lemari Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari
pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika,
lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu dan kartu suhu.
 
6. Ruang arsip
 Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan
Prasarana Apotek paling sedikit
terdiri atas:
a. instalasi air bersih;
b. instalasi listrik;
c. sistem tata udara;dan
d. sistem proteksi kebakaran.
Model pelayanan apotek
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI
Perencanaan dan
pengadaan
Penerimaan

Penyimpanan

Pendistribusian/Pelayanan
Dokumentasi dan
Evaluasi
A. Perencanaan
◦ Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya
dan kemampuan masyarakat.
B. Pengadaan
◦ Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka
pengadaan Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. Penerimaan
◦ Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima.
D. Penyimpanan Obat
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi
dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah
terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya
memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang
sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan
bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara
alfabetis.
4. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First
Out) dan FIFO (First In First Out)
e. Pelayanan resep
Skrining Resep
Persyaratan administratif Kesesuaian farmasetik

Penyiapan obat
Peracikan obat Kemasan dan etiket

Penyerahan Pemberian
Obat informasi dan
Pemeriksaan akhir
konseling

Monitoring Penggunaan Obat


f. Pelayanan Resep Narkotika
Narkotika hanya digunakan untuk
kepentingan pengobatan dan ilmu
pengetahuan
Narkotika hanya dapat diserahkan kepada
pasien untuk pengobatan penyakit
beerdasarkan resep dokter
Apoteker dilarang mengulangi menyerahkan
narkotika atas dasar salinan resep dokter
Salinan resep narkotika dalam tulisan “iter”
tidak boleh dilayani sama sekali
g. Pelayanan Resep Psikotropika
Penyerahan psikotropika oleh
apotek hanya dapat dilakukan
kepada apotek lainnya, rumah
sakit, puskesmas, balai
pengobatan, dokter dan kepada
pengguna/pasien berdasarkan
resep dokter.
h. Penyimpanan Resep
Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang
sama dan diurutkan sesuai no resep.
Resep yang berisi narkotika dipisahkan atau digaris
bawah dengan tinta merah.
Resep yang berisi psikotropika digaris bawah
dengan tinta biru
Resep dibendel sesuai dg kelompoknya
Penyimpanan bendel resep dilakukan secara
berurutan dan teratur sehingga memudahkan
untuk penelusuran resep
Resep yang telah disimpan lebih dari 3 tahundapat
dimusnahkan sesuai tata cara pemusnahan.
i. Pelaporan
Pelaporan
Pelaporan
Psikotropi
narkotika
ka
Dibuat Dibuat
setiap setiap
bulan bulan

Dikirim ke Dikirim ke
Dinkes Dinkes
Kab/Kota Kab/Kota

BPOM BPOM

Arsip Arsip
j. Penghapusan dan Pemusnahan
Sesuai peraturan
perundangan yang berlaku

Mencegah pencemaran
lingkungan dan jatuhnya
obat/resep ditangan orang
yang tidak berwenang

Harus terdokumentasi
dengan baik
Sistem control dalam pelayanan
Evaluasi mutu di Apotek dilakukan
terhadap:
A. Mutu Manajerial
1. Metode Evaluasi
a. audit
b. review
c. observasi
2. Indikator evaluasi mutu
a. kesesuaian proses terhadap standar
b. efektifitas dan efisiensi
B. Mutu pelayanan farmasi klinik
1.Metode evaluasi mutu
a. audit
b. review
c. survei
d. observasi

2. Indikator evaluasi mutu


a) Pelayanan farmasi klinik diusahakan zero deffect dari medication
error
b) Standar Prosedur Operasional (SPO): untuk menjamin mutu
pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
c) Lama waktu pelayanan Resep antara 15-30 menit
d) Keluaran Pelayanan Kefarmasian secara klinik berupa
kesembuhan penyakit pasien, pengurangan atau hilangnya gejala
penyakit, pencegahan terhadap penyakit atau gejala,
memperlambat perkembangan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai