Kebugaran Jasmani
XI MIA 1
Achmad Andeza
Arya Larskanuga
Chairani Ulfah
Faiz Akbarsyah
Hendrawan Rivaldi
M. Ariz Dloli
M. Ikhwanul Hafiz
M. Khairul Akbar
Tantia Irani
Pengertian Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan kemauan
seseorang untuk melakukan tugas atau kegiatan
sehari-hari yang tanpa mengalami kelelahan atau
kecapekan yang masih memiliki tenaga cadangan
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan pada berikutnya. Agar kita mendapatkan
kebugaran jasmani yang cukup baik, kita perlu
melatih semua komponen yang menjadi dasar
kebugaran jasmani.
Bentuk – Bentuk Latihan
Kebugaran Jasmani
Latihan kekuatan atau strength training
Pada latihan kecepatan yang masih bersifat umum ini diberikan dalam bentuk sebuah latihan
lari serta sekaligus dengan bentuk latihan reaksi. Beberapa buah catatan yang perlu diperhatikan dalam
latihan kecepatan yaitu :
Latihan kecepatan itu dilakukan pada awal dari sebuah unit latihan, disaat otot kita masih
kuat.
Intensitas sebuah latihan berada pada tingkat sub yang maksimal. Diperlukan sebuah konsentrasi penuh
serta kemauan tinggi untuk bisa melakukan latihan ini.
Jarak diantara 30 sampai 80 meter dianggap sebagai jarak yang cukup baik untuk pelatihan kecepatan
secara umum.
Jumlah pengulangan antara 10 sampai 16 kali dan juga terdiri dari 3 sampai 4 seri.
Untuk kecepatan daya ledak atau eksplosive speed dapat dilatih dengan cara penambahan beban yang
tidak lebih dari 20 persen dari beban maksimalnya.
Waktu istirahat antara pengulangan atau repetition 1 sampai 3 menit, sedangkan waktu untuk istirahat
antara seri lebih lama sampai kurang lebih 6 menit.
Perlu untuk diingat bahwa agar latihan kecepatan menjadi lebih efektif, perlu rangsangan stimulus luar
yang seperti bunyi peluit, tanda dengan tepakan tangan, ataupun suara sebagai komando untuk memulai
yang sekaligus juga untuk melatih reaksi pemain.
Bentuk – Bentuk Latihan Kebugaran
Jasmani
Latihan daya tahan atau endurance training
Peregangan dinamis
Peregangan dinamis ini dilakukan dengan cara menggerakkan tubuh/anggota tubuh dengan
berirama atau dengan cara mantulkannya (bouncing) , yang sehingga otot-otot menjadi terulur
dan teregang.
Peregangan statis ini dilakukan dengan cara meregangkan tubuh atau anggota tubuh,
dan kemudian mempertahankan sikap tersebut tanpa bergerak atau disebut statis
dalam waktu beberapa saat.