Anda di halaman 1dari 33

Modul penyakit

mata triger 1
Tutorial 3
Seorang petani, laki – laki usia 38 tahun diantar oleh sanak keluarga ke
poliklinik RS dengan keluhan pandangan mata kanan kabur, terasa pedih, dqan
mata kanan tersebut selalu berair sejak 6 bulan yang lau. Pasien mengatakan
bahwa 6 bulan sebelumya mata kanan pasien terkenaa daun padi. Setelah
dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis mata, didapatkan visus mata kanan
(OD) 1/300, visus mata kiri (OS) 5/5. pada mata kanan ditemukan konjungtiva
hiperemis, sekret konjungtiva (+), hipopion (+) di COA (camera oculi anterior),
terdapat ulkus pada daerah sentral kornea berbentuk bulat dengan diameter
3mm, berwarna abu-abu, dan didapatkan lesi satelit disekitar ulcus. Dokter
menemukan bahwa ulkus sudah sampai kelapisn stromal kornea.

Triger 1 Pak Tani si Mata


Kabur
Dokter spesialis mata tersebut juga melakaukan pemeriksaan
penunjang KOH terhadap sekret konjungtiva pasien, dan menemukan
adanya hifa. Dokter spesialis mata kemudian menerangkan kepada
pasien bahwa pasien menderita infeksi pada kornea sehingga harus
diobati dengan tetes mata dan obat sesui penyebabnya. Serta
penyembuhan dengan timbulnya skiatrik pada kornea pasien nantinya.
Dokter juga menjelaskan tentang prognosis penyakit tersebut.
Selanjutnya dokter memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya. Keluarga pasien bertanya: apakah penglihatan mata kanan bisa
kembali nomal?
1. Visus : ketajaman pada penglihatan
2. Hipopion : akumulasi sel darah putih (nanah) diruang anterior mata
3. Ulkus : luka
4. Stroma kornea : lapisan ketiga dari luar pada kornea
5. Hifa : struktur fungi yang berbentuk tabung
6. Skiatrik : penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan
fibrosasebagai pengganti jaringan kolagen normal.

Step 1
1. Kenapa mata pak tani tidak sembuh – sembuh selama 6 bulan?
2. Kenapa visus mata kanan dan kiri pak tani berbeda?
3. Kenapa terdapat hipopion di COA?
4. Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan KOH pada pak tani?
5. Kenapa pada penyembuhannya akan menumbukan skiatrik pada
kornea mata?
6. Bagaimana prognosis kemungkinan diagnosis pak tani?
7. Apakah mata kanan bisa kembali normal?

Step 2
1. - Kemungkinan tidak adanya tindak lanjut setelah matanya terkena daun
padi
- Kemungkinan obat tidak adekuat?
- Kemungkian obat tidak sesuai
2. – kemungkinan karena hanya mata kanan terkena infeksi dan kiri tidak
- Mata kanan mengalami peenurunan visus karena terdapatnya hipopion do
COA
3. Karena infeksi yang tedapat di COA
4. Untuk melihat apakah terdapat infeksi yang disebabkan oleh jamur
5. Karena pada penyembuhan luka pak tani terjadi pergantian jaringan tapi
jaringan yang diganti tidak akan sama dengan yang semula
6. bonam, apabila pasien oatuh terhadap pengobatan
7. bisa, tapi akan meninggalkan skiatrik

Step 3
Ilmu penyakit
mata

Ulkus korna

• o
defenisi etiologi gejala anamnesa p. fisik
patofiologi

p. penunjang tatalaksana komplikasi prognosis

Step 4
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :
Ulcus Kornea
a. Defenisi
b. Etiologi
c. Gejala
d. Patofisologi
e. Anamnesa
f. Pemeriksaan fisik
g. Pemeriksaan penunjang
h. Tatalaksana
i. Komplikasi
j. Prognosis

Step 5
• BELAJAR MANDIRI

Step 6
Ulcus Kornea

Step 7
Ulkus kornea adalah luka terbuka yang
terbentuk pada kornea oleh berbagai sebab,
penyebab tersering adalah infeksi. Kornea mata
adalah lapisan bening yang berada di bola mata
bagian depan. Sebagai jendela mata
kornea memungkinkan cahaya untuk masuk ke
mata.

Defenisi
Setiap waktu air mata
membersihkan kornea terhadap bakteri,
virus, dan jamur yang berpotensi bahaya.
Namun fungsi ini menjadi terganggu ketika
kornea mengalami erosi. Bahkan luka kecil
atau erosi yang disebabkan oleh
pemakaian lensa kontak yang terlalu lama
dapat menyebabkan infeksi dan akhirnya
terjadilah ulkus kornea.
• Faktor penyebabnya antara lain:
1.Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan
sistem air mata (insufisiensi air mata,
sumbatan saluran lakrimal), dan sebagainya
2.Faktor eksternal, yaitu : luka pada kornea
(erosio kornea), karena trauma,
penggunaan lensa kontak, luka bakar pada
daerah muka

Etiologi
• 3.Kelainan-kelainan kornea yang disebabkan oleh :
oedema kornea kronik, exposure-keratitis (pada
lagophtalmus, bius umum, koma) ; keratitis karena
defisiensi vitamin A, keratitis neuroparalitik, keratitis
superfisialis virus.
4.Kelainan-kelainan sistemik; malnutrisi, alkoholisme,
sindrom Stevens-Jhonson, sindrom defisiensi imun.
5.Obat-obatan yang menurunkan mekaniseme imun,
misalnya : kortikosteroid, IUD, anestetik lokal dan
golongan imunosupresif.
• Secara etiologik ulkus kornea dapat disebabkan oleh :
1.Bakteri : Kuman yang murni dapat menyebabkan
ulkus kornea adalah streptokok pneumoniae,
sedangkan bakteri lain menimulkan ulkus kornea
melalui faktor-faktor pencetus diatas.
2.Virus : herpes simplek, zooster, vaksinia, variola
3.Jamur : golongan kandida, fusarium, aspergilus,
sefalosporium
4.Reaksi hipersensifitas : Reaksi terhadap stapilokokus
(ulkus marginal), TBC (keratokonjungtivitis flikten),
alergen tak diketahui (ulkus cincin).
Gejala Subjektif
• Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva
• Sekret mukopurulen
• Merasa ada benda asing di mata
• Pandangan kabur
• Mata berair
• Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
• Silau
• Nyeri
Infiltat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada
perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea

Gejala ulcus kornea


Gejala Objektif
• Injeksi siliar
• Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan
adanya infiltrat
• Hipopion
patofisiologi
Dari riwayat anamnesis, didapatkan adanya gejala subjektif
yang dikeluhkan oleh pasien, dapat berupa mata nyeri,
kemerahan, penglihatan kabur, silau jika melihat cahaya,
kelopak terasa berat. Yang juga harus digali ialah adanya
riwayat trauma, kemasukan benda asing, pemakaian lensa
kontak, adanya penyakit vaskulitis atau autoimun, dan
penggunaan kortikosteroid jangka panjang

Anamnesa
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala :
• obyektif berupa adanya injeksi siliar
• kornea edema
• terdapat infiltrate
• hilangnya jaringan kornea
• Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang
disertai dengan hipopion.

Pemeriksaan fisik
Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik
seperti :
§ Ketajaman penglihatan
§ Tes refraksi
§ Tes air mata
§ Pemeriksaan slit-lamp
§ Keratometri (pengukuran kornea)
§ Respon reflek pupil
§ Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
§ Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram,
giemsa atau KOH)
• Tes fluoresein

Pada ulkus kornea, didapatkan hilangnya sebagian


permukaan kornea. Untuk melihatadanya daerah yang
defek pada kornea. (warna hijau menunjukkan daerah
yang defek pada kornea, sedangkan warna biru
menunjukkan daerah yang intak).

Pemeriksaan penunjang
• Pewarnaan gram dan KOH
Untuk menentukan mikroorganisme penyebab
ulkus, oleh jamur.

• Kultur
Kadangkala dibutuhkan untuk mengisolasi
organisme kausatif pada beberapa kasus.
Penatalaksanaan medikamentosa
• Antibiotik
• Anti jamur
• Anti viral
• Anti acanthamoeba

Tatalaksana
• Penatalaksanaan non medikamentosa
a. Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskan-
nya;
b. Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang;
c. Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering
mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang
bersih;
d. Menghindari asap rokok, karena dengan asap rokok dapat
memperpanjang proses penyembuhan luka.
• Obat-obatan lainnya yang dapat
diberikan yaitu
a. Sulfas atropin sebagai salep atau larutan. Kebanyakan
dipakai sulfas atropin karena bekerja lama 1-2 minggu.
Efek kerja sulfas atropin:
1. Sedatif, menghilangkan rasa sakit.
2. Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.
b. Analgetik.
Untuk menghilangkan rasa sakit,dapat diberikan tetes
pantokain, atau tetrakain tetapi jangan sering-sering.
• Penatalaksanaan bedah
a. Flap Konjungtiva
Tujuan dari flap konjungtiva adalah mengembalikan
integritas permukaan kornea yang terganggu dan
memberikan metabolisme serta dukungan mekanik
untuk penyembuhan kornea.
b. Keratoplasti
Merupakan jalan terakhir jika penatalaksanaan diatas
tidak berhasil. Indikasi keratoplasti
1. Dengan pengobatan tidak sembuh;
2. Terjadinya jaringan parut yang menganggu
penglihatan;
3. Kedalaman ulkus telah mengancam terjadinya
perforasi.
Ada dua jenis keratoplasti yaitu:
A. Keratoplasti penetrans,
berarti penggantian kornea seutuh-nya.
B. Keratoplasti lamelar,
berarti penggantian sebagian dari kornea.
Komplikasi yang paling sering timbul berupa:
1. Kebutaan parsial atau komplit karena endoftalmitis
2. Prolaps iris

Komplikasi
3. Sikatrik kornea
4. Katarak
5. Glaukoma sekunder.
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat
keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis
mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul
penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang
timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu
penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat
avaskular. Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya
mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka
prognosisnya menjadi lebih buruk. Penyembuhan yang
lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat.

prognosis
Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan
penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika
maka dapat menimbulkan resistensi.
Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan harus
disembuhkan dengan pemberian terapi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai