GIZI
PUSKESMAS
Oleh:
1. Rizzanjeni Berril R
2. Himmatul Ulya
3. Deny Aryadi
Bentuk pelayanan:
Kegiatan pelayanan gizi meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang dilaksanakan di wilayah kerja
puskesmas
Langkah 1 : Asesmen Gizi
Tujuan
Mengidentifikasi problem gizi dan faktor
penyebabnya melalui pengumpulan, verifikasi
dan interpretasi data secara sistematis.
Langkah 2 : Diagnosis Gizi
Tujuan
Mengidentifikasi adanya problem gizi,
faktor penyebab yang mendasarinya, dan
menjelaskan tanda dan gejala yang
melandasi adanya problem gizi.
Langkah 3: Intervensi Gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana
yang ditujukan untuk merubah perilaku gizi, kondisi
lingkungan, atau aspek status kesehatan individu.
Tujuan
Mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi melalui
perencanaan dan penerapannya terkait perilaku, kondisi
lingkungan atau status kesehatan individu, kelompok atau
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi klien.
Langkah 4 : Monitoring dan Evaluasi Gizi
Tujuan
untuk mengetahui tingkat kemajuan pasien
dan apakah tujuan atau hasil yang
diharapkan telah tercapai. Hasil asuhan gizi
seyogyanya menunjukkan adanya
perubahan perilaku dan atau status gizi
yang lebih baik.
PELAYANAN GIZI DI LUAR
GEDUNG
Pelayanan Gizi yang ditekankan kearah
Promotif dan Preventif serta sasarannya
Masyarakat Wil. Kerja Puskesmas Meliputi:
1. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
2. Konseling ASI Eksklusif dan Konseling PMBA
3. Konseling Gizi PTM melalui POSBINDU PTM
4. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
5. Pemberian Vitamin A
6. Pemberian TTD Ibu Hamil dan Ibu Nifas
7. Edukasi Pencegahan Anemia Remaja Putri dan WUS
8. Pembererian MP-ASI dan PMT Pemulihan
9. Pemulihan Gizi berbasis Masyarakat
10. Surveilans Gizi (PSG, PKG, PWS-Gizi dan SKD-KLB Gizi
Buruk)
11. Pembinaan Gizi di Institusi (Sekolah, kantin, LP dll)
12. Kerjasama lintas sektor dan Program (PKK, BPM
Kecamatan, Kepala Desa/Kelurahan dan Program
lainnya)
Kinerja pelaksanaan Pelayanan gizi dimonitor
dan dievaluasi dengan menggunakan
indikator:
3. Rujukan standar
Standar yang digunakan dapat berupa rujukan internasional
maupun nasional.
Contoh: untuk pembanding data antropometrik (WHO) atau
laboratorium (standar kadar gula darah mengikuti Konsensus
Diabates Mellitus).
TERIMA KASIH