B-KBD
Traktus gastrointestinal dimulai dari mulut sampai
ke anus dan dibagi atas dua bagian yaitu GI bagian
atas dan GI bagian bawah.
Dibatasi oleh ligamentum Treitz di duodenojejunal
junction.
Klasifikasi :
◦ Perdarahan GI bagian atas (proximal sampai ke DJ
flexure)
Perdarahan Variceal
Perdarahan Non-variceal
◦ Perdarahan GI bagian bawah (distal sampai ke DJ
flexure)
Malignancy 5
Mallory Weiss tear 5
Vascular Malformation 3
Other (e.g. Aortoenteric rare
fistula)
Pemeriksaan awal (primary survey) :
◦ Kesadaran, TD dan nadi saat berbaring, perubahan
ortostatik, akral dingin, nafas, produksi urin.
Stabilisasi hemodinamik :
◦ Cairan kristaloid dan pemasangan CVP
Pemeriksaan lanjutan : anmanesis,
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan-
pemeriksaan lain.
Klasifikasi perdarahan saluran cerna atas atau
bawah
Tata laksana berdasarkan diagnosis kerja
Anamnesis
• Riwayat peptic ulcer, liver disease, keganasan, pembedahan
pada perut, gangguan perdarahan, penurunan berat badan,
alkohol, pengguna NSAID, riwayat muntah yang mengarah
pada Mallory-Weiss tear
• Haematemesis (vomiting of fresh blood)
• Coffee ground vomit (partially digested blood)
• Melaena (black tarry stools PR)
Pemeriksaan Fisik :
Penurunan kesadaran
Pucat dan berkeringat
Akral dingin
CRT menurun
Takikardi
Hypotensi dengan tekanan nadi menyempit
Nyeri tekan pada abdomen
Stigmata dari chronic liver disease (palmer erythema, leukonychia,
dupuytrens contracture, liver flap, jaundice, spider naevi,
gynacomastia, shifting dullness/ascites)
Splenomegaly, massa pada abdomen atau lymphadenophaty
Manifestasi gangguan sistemik cutaneous atau mucocutaneous dari
perdarahan GI
Digital rectal examination dapat ditemukan melena, darah berwarna
merah gelap atau merah terang
Endoscopy
Sigmoidoscopy and colonoscopy
Medikamentosa
PPI (infus) – pH >6 stabilises clots and reduces risk of re-
bleeding following endoscopic haemostasis
Asam traneksamat (anti-fibrinolytic)
Jika H.pylori positif terapi antibiotik
Hentikan pemberian
NSAIDs/aspirin/clopidogrel/warfarin/steroids
Pembedahan
• Umur > 60 tahun
• Perdarahan massive
• Perdarahan yang terus berlanjut lebih dari 4
unit darah yang di transfusi
• Stigmata endoskopi
– Vessel in base of ulcer.
– Arterial spurter
– Adherent clot
• Perdarahan berulang dalam beberapa jam
atau beberapa hari
Medikamentosa
Somatostatin/octreotide – vasoconstricts splanchnic circulation and reduces
pressure in portal system
Terlipressin – vasoconstricts splanchnic circulation and reduces pressure in
portal system
Propanolol – used only in context of primary prevention (in those found to
have varices to reduce risk of first bleed)
Endoscopy
Band ligation
Injection sclerotherapy
Radiological procedure
Balloon tamponade – sengstaken-blakemore tube
Pembedahan
Surgical porto-systemic shunts (often spleno-
renal)
Liver transplantation (patients often given
TIPP/surgical shunt whilst awaiting this)
Perdarahan GI bagian bawah:
◦ Didefinisikan sebagai perdarahan pada bagian distal dari
ligamentum tritz. Dapat bervariasi mulai dari ringan hingga berat
◦ PGITB mencakup 20% dari keseluruhan perdarahan saluran cerna
◦ Perdarahan terjadi terbanyak pada colon dibanding usus halus
◦ Kejadian pertahun sebanyak 21 per 100.000
◦ Kejadian meningkat pada pria dan pada pasien lebih tua (rata-rata
terjadi pada umur 63-77 tahun)
◦ Pada 80-90% kasus, perdarahan akan berhenti spontan
◦ Pada 25% kasus akan terjadi perdarahan berulang, baik selama
perawatan di rumah sakit ataupun setelah perawatan di rumah
sakit
◦ Angka kematian sebanyak 2-4%
◦ Dari semua kasus PGITB, penyakit divertikel merupakan penyebab
terbanyak, diikuti kelainan vaskuler kolitis iskemik
• Anorectal : hemorrhoid, fissura anal dan
rectal ulcer (radiasi, sexual transmitted
disease, NSAIDs, liver disease, trauma)
• Diverticular disease: 20-60% dari
keseluruhan kasus GI bagian bawah
• Angiodysplasia
• Colorectal neoplasm
• Ischemic colitis
Etiologi Colonic yang lain :
◦ Inflammatory bowel disease
◦ Infectious colitis or enteritis
◦ Radiation colitis/proctitis
◦ Trauma, hematologic disorders and NSAIDs
◦ Post polypectomy
◦ Bleeding from CR-anastomosis
• 3-5% dari kasus perdarahan GI bagian bawah
adalah small bowel :
– Angiodysplasia adalah kasus perdarahan small
bowel paling sering (70-80%)
– small bowel diverticula
– Meckel’s diverticula
– neoplasia
– Crohn’s disease
– aorto-enteric fistulas
Colon Rectum Anus
Colitis
Angiodysplasia
Anamnesis :
-Perubahan kebiasaan buang air besar, riwayat diare atau
hemorrhoid, personal atau riwayat dalam keluarga inflammatory
bowel disease, riwayat terapi radiasi, riwayat keluarga gangguan GI,
keganasan atau gangguan perdarahan.
-Darah berwarna merah gelap, sumber perdarahan lebih ke proximal
( misalnya distal small bowel, colon)
-Darah berwarna merah terang, sumber perdarahan lebih ke distal (
misalnya rectum, anus )
-Jika darah campuran dengan stool mengarah ke perdarahan bagian
proximal
-Jika perdarahan sangat lambat dan tersembunyi dapat merupakan
suatu iron deficiency anemia
Pemeriksaan Fisik :
Penurunan kesadaran
Pucat dan berkeringat
Akral dingin
CRT menurun
Takikardi
Hypotensi dengan tekanan nadi menyempit
Nyeri tekan pada abdomen
Stigmata dari chronic liver disease (palmer erythema, leukonychia,
dupuytrens contracture, liver flap, jaundice, spider naevi,
gynacomastia, shifting dullness/ascites)
Splenomegaly, massa pada abdomen atau lymphadenophaty
Manifestasi gangguan sistemik cutaneous atau mucocutaneous dari
perdarahan GI
Digital rectal examination dapat ditemukan melena, darah berwarna
merah gelap atau merah terang
• Initial assessment, resusitasi dan triage:
– Perdarahan GI mungkin memiliki manifestasi klinis yang
berbeda
• hematemesis atau hematochezia dengan hemodinamik yang
tidak stabil
• melena atau perdarahan pada rectal tanpa hemodynamic
compromise.
• Perdarahan GI chronic dengan asimptomatik iron-deficiency
anemia, atau hemoccult-positive stool dengan screening kanker
colorectal
– Pasien dengan hemodinamik tidak stabil datang ke UGD :
• Dua jalur akses intravena
• NGT
• Pasien dengan status mental yang berubah-ubah sebaiknya
pasang ETT untuk proteksi airway
• Pasien harus stabil sebelum prosedur endoscopy
• Radiological : CT angiogram (hanya untuk diagnosis,
non-invasive), mesentric angiogram (diagnostik dan
terapi, invasive)
• Sigmoidoscopy and colonoscopy
• Angiography
• Radionuclide scanning
• Multidetector row CT
• Capsule endoscopy +double balloon enteroscopy for
obscure GI bleeding.
• Perdarahan yang terus berlanjut meskipun
sudah diterapi nonoperatif
• Keutuhan transfusi > 6 unit dalam 24 jam
• Pasien dengan hemodinamik stabil yang
mengalami perdarahan yang terus berlanjut
dan tidak merespon resusitasi awal
Pembedahan – Last resort in management as
very difficult to determine bleeding point at
laparotomy
Segmental colectomy – jika lokasi perdarahan
diketahui
Subtotal colectomy – jika lokasi perdarahan tidak jelas
Beware of small bowel bleeding – always embarassing
when bleeding continues after large bowel removed
Questions???