Anda di halaman 1dari 11

Tatalaksana infeksi jamur

pada kulit
Dermatofitosis
Tatalaksana jamur
pada kulit
Non-
dermatofitosis
Tatalaksana dermatofitosis
Tatalaksana dermatofitosis
Griseovulfin:
• Obat ini bersifat fungistatik.
• Secara umum griseovulfin dalam bentuk fine particle dapat diberikan
dengan dosis 0,5 – 1 untuk orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g untuk
anak- anak sehari atau 10 – 25 mg per kg berat badan.
• Untuk mempercepat waktu penyembuhan, diperlukan tindakan
khusus atau pemberian obat topikal tambahan.
Tatalaksana dermatofitosis
• Ketokonazol
• Obat ini bersifat fungistatik.
• Pada kasus resisten terhadap griseovulfin dapat diberikan obat
tersebut sebanyak 200 mg perhari selama 10 hari – 2 minggu pada
pagi hari setelah makan
• Kontraindikasi untuk penderita kelainan hepar
• obat ini memiliki sifat hepatotoksik terutama bila diberikan >10 hari
• Sebagai pengganti nya dapat di berikan obat triazol yaitu itrakonazol
Tatalaksana dermatofitosis
• Itrakonazol
• Pemberian obat untuk penyakit kulit dan selaput lendir oleh penyakit
jamur
• Dosis cukup 2 x 100-200 mg/hari dalam kapsul selama 3 hari

• Terbinafin
• Bersifat fungisidal, diberikan sebagai pengganti griseofulvin
• Diberikan selama 2-3 minggu, dosis 62,5 mg – 250 mg sehari tergantung
berat badan
• Efek samping : gangguan gastrointestinal diantaranya nausea, vomitus, dan
nyeri lambung.
Tatalaksana Non-
dermatofitosis
Tatalaksana Non-dermatofitosis
• Terapi dapat dilakukan secara sistemik atau topikal, dengan
pertimbangan
• Obat topikal
• dapat digunakan antara lain selenium sulfide bentuk sampo 1,8% atau
bentuk losio 2,5% yang di oleskan setiap hari selama 15-30 menit
kemudian di bilas. Aplikasi yang dibiarkan sepajang malam dengan
frekuensi 2 kali seminggu.
• Pengolesan di anjurkan di seluruh badan selain di kepada dan
genitalia
Tatalaksana Non-dermatofitosis
• Ketokonazol 2% dalam bentuk sampo, Serupa dengan sampo
selenium sulfid.
• Alteratif lain adalah solutio propilen glikol 50%. Untuk lesi terbatas
berbagai krim devirat azol misalnya mikonazol, klotrimazol,
isokonazol, ekonazol.
• Obat topikal sebaiknya diteruskan 2 minggu setelah hasil pemeriksaan
lampu wood & pemeriksaan mikologis langsung kerokan kulit negatif.
Tatalaksana Non-dermatofitosis
• Obat sistemik
• dipertimbangkan pada lesi luas, kekambuhan, dan gagal dengan terapi
topikal. Antara lain dengan ketokonazol 200mg/hari selama 5-10 hari
atau itrakonazol 200 mg/hari selama 5-7 hari.
• Obat rumatan (maintenance)
• untuk menghindari kekambuhan pada pasien yang sulit menghindari
faktor predisposisi, antara lain di gunakan dengan sampo selenium
sulfide secara periodis atau dengan obat sistemik ketokonazol 400 mg
sekali setiap bulan atau 200mg selama 3 hari tiap bulan.
refrensi
• http://digilib.unila.ac.id/6648/19/BAB%20II.pdf
• Ilmu kulit dan kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai