Anda di halaman 1dari 60

Agus Suhendar.SAP. M.

Kes
Outline
▪ Pendahuluan
▪ Perkembangan Regulasi
▪ Perkembangan Kepesertaan
▪ Peran Pemda dan K/L
▪ Pelayanan Kesehatan Dalam Program Jaminan
Kesehatan Nasional Di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
▪ Penutup
Pendahuluan
VISI DAN MISI PRESIDEN

3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR


UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
TRISAKTI:

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA


Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang
politik; Berkepribadian dlm budaya

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)


Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas
Hidup Manusia Indonesia

PROGRAM INDONESIA
PROGRAM PROGRAM KERJA
INDONESIA PINTAR INDONESIA SEHAT PROGRAM INDONESIA
SEJAHTERA

PARADIGMA PENGUATAN
SEHAT YANKES JKN

 Pengarusutamaan kes dlm


 Peningkatan akses yankes
pembangunan
 Optimalisasi sistem rujukan  Perluasan sasaran dan manfaat
 Penguatan upaya promotif dan
 Peningkatan mutu yankes  Kendali mutu dan biaya
preventif
 Intervensi berbasis risiko kes
 Pemberdayaan masyarakat
Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh Penduduk
(Universal Health Coverage)

Adalah salah satu bentuk perlindungan sosial di


bidang kesehatan untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan dasar kesehatan yang layak melalui
penerapan sistem kendali biaya dan kendali mutu,
dan diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi
sosial dan ekuitas bagi seluruh penduduk di wilayah
Republik Indonesia.
TUJUAN JKN AGAR MASYARAKAT DAPAT MEMPEROLEH
PELAYANAN KESEHATAN YANG BERKUALITAS TANPA MENEMUI
HAMBATAN FINANSIAL YANG BERARTI
Perkembangan Regulasi Program
Jaminan Kesehatan Nasional
SJSN SEBAGAI KEWAJIBAN NEGARA
Mandat Konstitusi :
“Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, …” -
(Pembukaan UUD 1945 alinea 4)
“Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat ...,” - (Pasal
34 UUD 45 ayat 2)

UNDANG-UNDANG NO. 40/2004


TENTANG
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN)
REGULASI YANG BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN KESEHATAN ERA JKN
1. UU No. 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
NEW
2. UU No. 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

3. Perpres No. 12 Tahun 2013


tentang Jaminan Kesehatan Perpres No. 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Presiden
4. Perpres No. 111 Tahun 2013 Nomor 12 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 Permenkes No. 99 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri
5. Permenkes No. 71 Tahun 2013 Kesehatan No. 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Kepmenkes No.523 Tahun 2015 tentang
Nasional
Formularium Nasional  di revisi menjadi
Kepmenkes 137 Tahun 2016 tentang
6. Kepmenkes No 328 Tahun 2013 Perubahan Formularium Nasional Tahun
tentang Formularium Nasional 2016
REGULASI YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN
KESEHATAN ERA JKN
7. Kepmenkes No. 455 Tahun 2013
tentang Asosiasi Faskes 14. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas

8. Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Thn 2014 tentang 15. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP
milik Pemerintah Daerah
9. Permenkes Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa Pelayanan Kesehatan
10. Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik dan Dukungan Biaya Operasional pada FKTP Milik Pemerintah
Daerah
11. Permenkes No. 24 Tahun 2014 tentang Rumah Sakit Kelas
D Pratama 17. Kepmenkes No HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik
Klinik Bagi Dokter Gigi
12. Permenkes No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program JKN 18. Peraturan BPJS Kesehatan No. 2 Tahun 2015 tentang Norma
Penetapan Besaran Tarif Kapitasi dan Pembayaran Kapitasi Berbasis
13. Permenkes No 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada FKTP
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Nasional 19. Peraturan BPJS Kesehatan No. 3 Tahun 2015 tentang perubahan
atas Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015

Permenkes No. 64 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permenkes No 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua
Permenkes No. 52 Tahun 2016 Permenkes No. 52 Tahun 2016
Perkembangan Kepesertaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional
Berlandaskan Undang-Undang
Dasar 1945, UU 40 Tahun 2004
dan UU 24 Tahun 2011

Bertujuan untuk menjamin agar Merupakan asuransi kesehatan


peserta memperoleh manfaat Sosial dengan prinsip nirlaba,
pemeliharaan kesehatan dan akuntabilotas, portabilitas,
perlindungan dalam memenuhi kegotongroyongan
kebutuhan dasar kesehatan.

Kepesertaan bersifat Wajib untuk


Diselenggarakan oleh seluruh penduduk di Indonesia
BPJS Kesehatan

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL


KEPESERTAAN
Peserta IURAN

Pekerja &
Penerima upah
Pemberi Kerja

Kelompok/
Non Penerima
WAJIB Upah Keluarga/
Individu

Penerima
Bantuan Iuran Pemerintah
(PBI)

JAMINAN 12
KESEHATAN
NASIONAL
Perkembangan Jaminan Kesehatan di Indonesia
Sebelum Tahun 2014

Miskin dan Tidak PNS/Pensiunan Pekerja


Formal Sektor
Mampu PNS, TNI-POLRI Informal

Setelah Tahun 2014

PNS/Pensiunan
Miskin dan Tidak Mampu Formal Sektor Pekerja Informal
PNS, TNI-POLRI
Pekerja Bukan
-PBI APBN
Pekerja Penerima Upah Penerima Upah dan
-Peserta yg didaftarkan Bukan Pekerja
oleh pemerintah daerah Kontribusi : 5% dari Upah
Kelas I : Rp.80.000
Kontribusi Rp. 23.000 Kelas II: Rp.51.000
POPB Kelas III: Rp.25.500

Sumber : Perpres 19/2016 dan Perpres 28/2016


Perkembangan Cakupan JKN/KIS Nasional
257 juta
jiwa
200,000,000 67,7%
67%
180,000,000 60% 174,653,583
171,939,254
52% 156,790,287
160,000,000

140,000,000 133,423,653

120,000,000

100,000,000 91,099,279 92,100,358


86,400,000 87,828,613
80,000,000

60,000,000
37,862,552 41,027,299 41,014,706
40,000,000
24,327,149 24,397,458 25,232,073
19,928,537 15,415,288 16,306,446
20,000,000 13,929,275 11,170,615
8,767,229
-
2014 2015 2016 Maret 2017 2019
Total Peserta PBI Peserta didaftarkan Pemda PPU PBPU dan BP Linear (Total Peserta)
• Isu Kepesertaan (1) : Perluasan Cakupan Menuju
UHC ?
Cakupan Kepesertaan menuju UHC 2019
Kepesertaan 257,5
61,9 66,4 juta penduduk
Indonesia di 2019
9595 (Roadmap JKN )
85
77
68
60
Kegiatan dalam mencapai UHC 2019

1. Integrasi Jamkesda ke dalam JKN

2015 2016* 2017* 2019 2. Perluasan Cakupan Kepesertaan sector PPU, PBPU dan BP
Target Capaian

3. Pengalihan Askes PNS, BUMN, TNI Polri

Sumber : RPJMN 2015-2019


ISU Kepesertaan (2) :Koordinasi antar kementerian dalam kepesertaan PBI

Tiga K/L yang berperan dalam kepesertaan PBI (PP No.101/ 2012 tentang PBI
dan perubahannya PP 76 Tahun 2015 )

1. Menetapkan kriteria PBI 1. Mendaftarkan peserta PBI ke 1. Memberikan Nomer


2. Melakukan Verifikasi dan Validasi BPJS Kesehatan identitas tunggal kepada
kepesertaan PBI (TNP2K turut 2. Menyampaikan usulan anggaran peserta PBI JKN
berperan dalam ranking pendapatan PBI kepada Kementerian
atas data BPS) Keuangan 2. Mencetak dan
3. Menetapkan data PBI dan melakukan
mendistribusikan kartu
3. Membayarkan Iuran PBI Kepada
Perubahan data PBI paling lambat tiap BPJS Kesehatan 3. Membayarkan biaya
6 bulan sekali, saat ini dilakukan 1 Pelayanan Kesehatan
bulan sekali kepada Fasilitas Kesehatan
4. Menyampaikan hasil penetapan dan
perubahan data PBI kepada ke
Kementerian Kesehatan
ASPEK KEPESERTAAN (1) Pemda Berperan Aktif dalam Pemukhtahiran Data
PBI JKN

Target Kepesertaan PBI RPJMN dan RKP Perkembangan Kepesertaan PBI 2014-2017

TARGET CAPAIAN
No TAHUN %
PESERTA PESERTA

1. 2014 86.400.000 86.400.000 100

2. 2015 88,231,816 87.882.867 97.7

3. 2016 92.400.000 91.125.019 97,3

4 2017 92.400.000 92.117.829*

*(per 10 feb 2017)

SK Mensos No.351/HUK/2016 menetapkan Jumlah PBI berdasarkan Basis


Data Terpadu sebanyak 92,4 juta jiwa untuk Tahun 2017, yang terdiri atas:
1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan sebesar 92,3 juta jiwa (seluruh Indonesia)
2. Bayi Baru Lahir dari peserta PBI pada Tahun 2017 sebesar 100.000 jiwa
PETA JALAN MENUJU KEPESERTAAN SEMESTA (UHC)
86,4 juta PBI

111,6 juta peserta


dikelola BPJS KEGIATAN: 257,5 juta peserta
Keesehatan Pengalihan, Integrasi, Perluasan (semua penduduk)
Penduduk yang dijamin di dikelola BPJS
berbagai skema 148,2 jt jiwa 60,07 Juta pst dikelola Keesehatan
o/ Badan Lain `Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018 2019
USAHA BESAR 20% 50% 75% 100%
73,8 juta belum jadi Tingkat Kepuasan
90,4juta belum jadi peserta USAHA SEDANG 20% 50% 75% 100%
peserta USAHA KECIL 10% 30% 50% 70% 100% Peserta 85%
USAHA MIKRO 10% 25% 40% 60% 80% 100%

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019


Pengalihan Peserta JPK Jamsostek, Jamkesmas, Integrasi Kepesertaan Jamkesda dan askes komersial ke BPJS
Askes PNS, TNI Polri ke BPJS Kesehatan Kesehatan
Pengalihan
Perpres Dukungan
Kepesertaan
Operasional Kesehatan
bagi TNI Polri TNI/POLRI ke BPJS
Kesehatan

Penyusunan Perluasan Peserta di Usaha Besar, Sedang, Kecil & Mikro


Sisdur Pemetaan
Kepesertaan & Perusahaan & B 20% 50% 75% 100%
Pengumpulan sosialisasi S 20% 50% 75% 100%
Iuran
K
10% 30% 50% 70% 100% 100%
Sinkronisasi Data Kepesertaan: JPK
Jamsostek, Jamkesmas dan Askes
Pengukuran kepuasan peserta berkala, tiap 6 bulan
PNS/Sosial -- NIK
Kajian perbaikan manfaat dan pelayanan peserta tiap tahun 18
Peran Pemerintah Daerah
dalam JKN dan K/L
PERAN PEMERINTAH DAERAH
Kepesertaan
DALAM JKN

Monev
PEMERINTAH Supply Side
DAERAH

Pemanfaatan
Dana
Kapitasi &
Non Kapitasi
Verifikasi dan Validasi Data PBI Jaminan Kesehatan
Dinas Dinas
Sosial Kementeri
Sosial
Kab/Kota an Sosial
Propinsi

Keterangan:
1. Verifikasi dan validasi dilakukan di Dinas Sosial melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK). Hasil verifikasi dan validasi diteruskan ke Dinas Sosial Propinsi,
kemudian diteruskan ke unit kerja pengolah data dan informasi kesejahteraan sosial
Kementerian Sosial.
2. Verifikasi dan validasi dilakukan dengan pengecekan langsung ke RT dan atau
musyawarah desa menggunakan tabel instrumen
3. Penetapan hasil verifikasi dan validasi data PBI JK setiap 1 bulan sekali.
PERAN K/L DALAM JKN
Penyempurnaan regulasi, evaluasi
pengkajian sistem tarif, ketersediaan
obat dan alkes
DPR KPK

Kementerian
Kesehatan

Pengawasan
Kementerian Pengawasan
kepatuhan Badan DJSN
Usaha terhadap JKN Ketenagakerjaan

JKN/
BPJSK
Mendorong Pemda
untuk integrasikan Pendataan dan
Jamkesda dan Kementerian Kementerian Mutasi Peserta PBI
mengoptimalkan Dalam Negeri Sosial
system pelayanan
kesehatan di daerah
Kementerian
Keuangan
Asosiasi Organisasi
Faskes Profesi
Tarif dan Iuran
PELAYANAN KESEHATAN DALAM
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL DI FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA (FKTP)
JUMLAH FKTP PROVIDER JKN
25000
20708
19969
20000 18437
16047 Fasilitas Kesehatan yang Melayani JKN
15000

10000
Provider Jumlah
5000
FKTP
0 (Puskesmas/ Klinik/Dokter 20.696
2014 des 2014 2015 des 2016
Praktek )
2014 des 2014 2015 des 2016

JUMLAH RS PROVIDER JKN FKRTL (RS) 2.097

Apotik 2.131

Optik 972

Lab 333

Total 26.229

Data BPJS Kesehatan, Februari 2017


SUPPLY SIDE : PEMENUHAN FASILITAS KESEHATAN

KEWAJIBAN DAERAH DALAM URUSAN KESEHATAN

- RSUD
Menyiapkan infrastruktur / peralatan - Puskesmas
kesehatan - Pembangunan/perbaikan

- Menyiapkan dan merekrut tenaga dokter


Tersedianya Dokter/ Tenaga Medis sesuai kebutuhan (pola penyakit)

Tersedianya obat-obatan - Pengadaan obat-obatan

Sistem Informasi
SUMBER BIAKES FKTP
APBD
DAK
BOK DEKON
KAB/KOTA
PROV
PUSAT
LAIN PHLN
JKN
CSR

DUPLIKASI PUSKESMAS SINERGIS

LOKMIN & POA PUSKESMAS

26
Pendanaan Program Indonesia Sehat melalui
Pendekatan Keluarga

Pemanfaatan Dana BOK:


1. Transport lokal Pemanfaatan Dana
2. Perjalanan dinas Kapitasi:
3. Pembelian BHP; Dana 1. Jasa Pelayanan
bahan/material untuk Dana BOK 2. Dukungan Biaya
mendukung pelayanan Kapitasi Operasional
promotif preventif
4. Belanja cetak Pelayanan
/penggandaan Kesehatan:
5. Belanja a.Belanja barang
makanan&minuman operasional
6. Penyelenggaraan rapat b.Belanja Modal
sosialisasi,pertemuan Program Indonesia
7. Honorarium PNS dan non Sehat melalui
PNS
Pendekatan Keluarga
Permenkes 71/2016 Permenkes 39/2016 Permenkes 21/2016
Pendanaan yang terintegrasi pada Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga dengan memperhatikan:
1. Alokasi pembiayaan daerah dan Kebutuhan Puskesmas
2. Menghindari Pembiayaan ganda
3. Efektif dan Efisien
PROVIDER JKN

FASKES TK. PERTAMA FASKES RUJUKAN TK.


(FKTP) LANJUTAN (FKRTL)

PUSKESMAS, DOKTER PRAKTEK, RS PEMERINTAH & SWASTA,


KLINIK PRATAMA, RS D KLINIK SPESIALIS
PRATAMA
SISTEM PELAYANAN JKN

Portabilitas
3. TERSIER

Rujukan berjenjang
– Kewenangan
2. SEKUNDER
Kecuali Emergency

1. FKTP/ GATE KEEPER


- Puskesmas
- Klinik Pratama
- Dokter Praktek Perorangan
JENIS PELAYANAN
Manfaat Jaminan
Kesehatan

Manfaat non
Manfaat medis
Medis
akomodasi dan
pelayanan kesehatan ambulan

Ambulans hanya diberikan utk pasien rujukan dari Faskes


dg kondisi tertentu yg ditetapkan oleh BPJS Kes.
Pelayanan yang Dijamin dalam Program JKN
di FKTP
1. Administrasi Pelayanan

2. Pelayanan promotive dan preventif

3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis

4. Tindakan medis non spesialistik

5. Pelayanan obat dan BMHP

6. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama

7. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi medis


PELAYANAN YANG TIDAK DIJAMIN
Tidak sesuai prosedur

Pelayanan diluar Faskes yg bekerjasama dgn BPJS

Pelayanan bertujuan kosmetik

General check up, pengobatan alternatif

Pengobatan utk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi

Yankes pd saat bencana

Pasien bunuh diri /penyakit yg timbul akibat kesengajaan utk


menyiksa diri sendiri/ bunuh diri/narkoba
32
Pelayanan Kesehatan pada Korban Kecelakaan Lalu lintas

Penjaminan peserta JKN yang mengalami KLL


baik pelayanan rawat jalan maupun rawat inap, di
Sebagai Penjamin Pertama/ FKTP atau FKRTL sampai dengan batas
Primary Payer maksimal biaya perawatan yang diatur Peraturan
Menteri Keuangan No.36/PMK.010/2008 dan
Peraturan Menteri Keuangan No.36/PMK.010/
2008

Jika biaya perawatan telah melampaui


Sebagai Penjamin Kedua/ batas maksimal dan masih membutuhkan
Secondary Payer perawatan, maka perawatan lanjutan
dijamin oleh JKN sesuai ketentuan yang
berlaku.
Cara bayar Faskes JKN
Pasal 39 Perpres 19/2016 tentang Jaminan Kesehatan

BPJS KES

PEMBAYARAN

FASKES TK. LANJUTAN


FASKES TK. PERTAMA
KAPITASI & Non Kapitasi INA CBG
PEMBAYARAN PELAYANAN JKN di FKTP
Permenkes No. 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan JKN, Pasal 4 :
Besaran tarif kapitasi yang diterima oleh FKTP ditentukan dengan mempertimbangkan kriteria berikut
secara bertahap : Sumber daya manusia, Kelengkapan sarana dan prasarana, Lingkup pelayanan, dan
Komitmen pelayanan

Puskesmas
Ketersediaan SDM Dokter Dokter Gigi Besaran Kapitasi
- - 3,000 Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan :
- 1 3,500 Pemenuhan indikator yang meliputi :
1
1 - 4,500 1. Angka Kontak
1 1 5,000
≥2 - 5,500
2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik
≥2 1 6,000 3. Rasio Peserta Prolanis Berkunjung
Klinik 4. Pelaksanaan kunjungan rumah dalam rangka
1 - 8,000 pendekatan keluarga
2
≥2 - 9,000
≥2 1 10,000
3Dokter Praktek Mandiri 8,000
Akan diterapkan di seluruh Puskesmas, kecuali DTPK
4Dokter Gigi 2,000
5RS Kelas D Pratama 10,000
6 dengan dokter 10,000
FKTP daerah Terpencil &
Tanpa Dokter
kepulauan 8,000
7 (Bidan/Perawat)
PEMANFAATAN DANA KAPITASI

LANDASAN KEBIJAKAN
PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
JKN DI FKTP MILIK PEMDA

Perpres 32/2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi


JKN Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah

Permenkes 21/2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan


Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan
Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah

SE MDN Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014, Hal Petunjuk Teknis


Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Serta
Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP Milik Pemerintah
Daerah
36
PEMANFAATAN DANA KAPITASI

IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014


Dana Kapitasi digunakan seluruhnya
untuk: JASPEL DI FKTP DI
Jasa pelayanan kesehatan (Jaspel) TETAPKAN SEKURANG
KURANGNYA 60% dari
meliputi Jaspel perorangan yang Total Kapitasi yg diterima
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan dan Sisanya untuk
tenaga non kesehatan Operasional Pelayanan
Operasional pelayanan kesehatan, Kes Lainnya
meliputi biaya Obat, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai dan biaya
operasional pelayanan kesehatan
lainnya

KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PROPORSI


JASPEL DAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN
KESEHATAN DIATUR DENGAN PERMENKES No.3721/ 2016
PEMANFAATAN DANA KAPITASI

IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016


PERMENKES 21/2016

No. VARIABEL DATA


1. Dana Kapitasi JKN FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk Jasa
Pelayanan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
2. Jasa Pelayanan Kesehatan sekurang-kurangya 60% dari Dana Kapitasi
yang diterima
3. Penetapan Pemanfaatan ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan
Kepala Daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan

Penetapan dengan mempertimbangkan:


a. Tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah;
b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka
mencapai target kinerja di bidang upaya kesehatan perorangan;
dan
c. Kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
38
RUANG LINGKUP PENGATURAN
KEMENKES

PERMENKES 21/2016 (Perpres 32/2014, Ps. 12 Ay 5)

Pengaturan penggunaan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional ditujukan
bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik pemerintah daerah
yang belum menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum
daerah (BLUD).
.

39
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (3)
KEMENKES

JASA PELAYANAN KESEHATAN UNTUK TENAGA KESEHATAN & NON KESEHATAN YG


MELAKUKAN PELAYANAN DI FKTP
Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan pegawai tidak tetap

PEMBAGIAN JASPEL DITETAPKAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN


a. Jenis ketenagaan dan/atau jabatan b. Kehadiran

Variabel jenis ketenagaan dan/atau jabatan, dinilai sebagai berikut:


a. tenaga medis, diberi nilai 150;
b. tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan (Ners), diberi nilai 100;
c. tenaga kesehatan paling rendah S1/D4, diberi nilai 80;
d. Tenaga kesehatan D3, diberi nilai 60;
e. tenaga non kesehatan paling rendah D3, atau asisten tenaga kesehatan, diberi nilai 50; dan
f. tenaga non kesehatan di bawah D3, diberi nilai 25.

40
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (4)
KEMENKES

a. tambahan nilai 100, untuk tenaga yang merangkap tugas sebagai kepala
FKTP;
b. tambahan nilai 50, untuk tenaga yang merangkap tugas sebagai bendahara
dana kapitasi JKN; dan
c. tambahan nilai 30, untuk tenaga yang merangkap tugas sebagai Kepala Tata
Usaha atau penanggungjawab penatausahaan keuangan.

Tenaga yang merangkap tugas sebagai penanggung jawab program atau yang
setara, diberi tambahan nilai 10 untuk setiap program atau yang setara.

41
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (5)
KEMENKES

Perhitungan poin untuk masa kerja


a. 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun, diberi tambahan nilai 5;
b. 11 (sebelas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun, diberi tambahan
nilai 10;
c. 16 (enam belas) tahun sampai dengan 20 (dua puluh) tahun, diberi
tambahan nilai 15;
d. 21 (dua puluh satu) tahun sampai dengan 25 (dua puluh lima) tahun, diberi
tambahan nilai 20;
e. lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun, diberi tambahan nilai 25;

42
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (6)
KEMENKES

Variabel kehadiran dinilai sebagai berikut:


a. hadir setiap hari kerja, diberi nilai 1 poin per hari; dan
b. terlambat hadir atau pulang sebelum waktunya yang diakumulasi sampai
dengan 7 (tujuh) jam, dikurangi 1 (satu) poin.

Ketidakhadiran karena sakit dan/atau penugasan kedinasan oleh pejabat yang


berwenang paling banyak 3 (tiga) hari kerja tetap diberikan nilai seperti di atas.

43
JASA PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

Formula Perhitungan Jumlah Jasa Pelayanan Yang Diterima Oleh Masing-masing


Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan

44
JASA PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

45
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (7)
KEMENKES

DUKUNGAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN:


a. obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai; dan
b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya

Pengadaan obat, alat kesehatan bahan medis habis pakai dan pengadaan
barang/jasa yang terkait dengan dukungan biaya operasional pelayanan
kesehatan lainnya dapat dilakukan oleh SKPD dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

46
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (8)
KEMENKES

Pengadaan obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan pengadaan
barang/jasa harus mempertimbangkan ketersediaan yang dialokasikan oleh
pemerintah dan pemerintah daerah

Pengadaan obat, bahan medis habis pakai harus berpedoman pada formularium
nasional

Dalam hal obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan tidak tercantum
dalam formularium nasional, dapat menggunakan obat lain termasuk obat
tradisional, obat herbal berstandar dan fitofarmaka secara terbatas, dengan
persetujuan kepala dinas keehatan kabupaten/kota.

47
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 (9)
KEMENKES

KEGIATAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA:


a. Pelayanan kesehatan dalam gedung
b. Pelayanan kesehatan luar gedung
c. Operasional dan pemeliharaan kendaraan puskesmas keliling
d. Bahan cetak atau alat tulis kantor
e. Administrasi, koordinasi program dan sistem informasi
f. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan
g. Pemeliharaan sarana dan prasarana

Belanja modal untuk sarana dan prasarana pelaksanaannya sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan

48
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI
A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

1. Belanja Obat
Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja obat-obat untuk pelayanan kesehatan kepada semua pasien yang
mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk peserta JKN di FKTP milik Pemerintah Daerah.

Contoh belanja:
Paracetamol (Tab, Syrup), Amoksisillin (Tab, Syrup), Antacida (Tab, Syrup), CTM (Tab), Alopurinol (Tab), Asam
Askorbat/Vit C (Tab), Captopril (Tab), Deksamethason (Tab), Asam Mefenamat (Tab), Lidokain, dan lain-lain.

2. Belanja Alat Kesehatan


Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan, alat-alat laboratorium
untuk pemeriksaan laboratorium di FKTP milik Pemerintah Daerah.

Contoh belanja:
Dental unit, stebilisator, stetoskop, tensi meter, tabung gas oksigen, gunting, bejana pemeriksaan, labu
pemeriksaan lab, pinset, dan lain-lain. 49
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI

A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

3. Belanja Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)


Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja bahan medis habis pakai yang berkaitan langsung dengan pelayanan
kesehatan (medis dan laboratorium) di FKTP milik Pemerintah Daerah.

Contoh belanja:
Kasa pembalut/perban, reagen, dan lain-lain.
4. Pelayanan Kesehatan Dalam Gedung
Ruang lingkup pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi semua pasien termasuk peserta JKN yang
mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di FKTP milik Pemerintah Daerah.

Contoh belanja:
Konsumsi untuk penyuluhan/sosialisasi, transport (bagi peserta pertemuan, narasumber), uang harian bagi
narasumber, konsumsi rapat, biaya petugas piket/jaga (honor lembur + uang makan), dan lain-lain.
50
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI
A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

5. Pelayanan Kesehatan Luar Gedung


Ruang lingkup Pelayanan di luar gedung mencakup pelayanan kesehatan yang bersifat upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif, serta kunjungan rumah pada peserta JKN dalam penyelenggaraan program JKN.

Contoh belanja:
Uang transport, uang harian petugas dalam kunjungan rumah, konsumsi penyuluhan/sosialisasi, transport dan
honor narasumber pada penyuluhan/sosialisasi dan lain-lain.

6. Operasional dan Pemeliharaan Kendaraan Puskesmas Keliling


Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk operasional dan pemeliharaan puskesmas keliling (pusling) sehingga
pusling selalu siap dan dalam kondisi prima sehingga optimal dalam pelayanan kesehatan.

Contoh belanja:
Bahan Bakar Minyak (BBM), penggantian oli, penggantian suku cadang pusling, service berkala dan pemeliharaan
kendaraan puskesmas keliling, dan lain-lain. 51
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI
A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

7. Bahan Cetak atau Alat Tulis Kantor


Lingkup untuk kegiatan ini mencakup kebutuhan akan cetakan dan alat tulis kantor yang diperlukan FKTP
Milik Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Contoh belanja:
Cetak family folder, belanja alat tulis kantor, computer supplies, tinta printer, cetak leaflet, brosur, poster, dan
lain-lain.
8. Administrasi, Koordinasi Program dan Sistem Informasi
Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk kegiatan administrasi, koordinasi program dan pelaksanaan sistem
informasi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Contoh belanja:
Transport, uang harian, honor panitia pengadaan dan penerima barang, konsumsi, meterai, perangko,
hardware dan software sistem informasi (komputer, laptop), mouse, printer, langganan internet, LCD, dan lain-
lain. 52
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI
A. BELANJA BARANG OPERASIONAL

9. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan


Ruang Lingkup belanja ini adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan/peningkatan kapasitas SDM
petugas di FKTP milik pemerintah daerah.

Contoh belanja:
Transport, uang harian, biaya penginapan, biaya paket pelatihan/kursus, honor narasumber, konsumsi, dan lain-
lain.

10. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk pemeliharaan sarana dan prasarana FKTP milik pemerintah daerah
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik pada masyarakat termasuk peserta JKN.

Contoh belanja:
Belanja penggantian kunci pintu, engsel pintu, bohlam lampu, pengecetan FKTP, perbaikan saluran air/wastafel,
biaya tukang, penggantian pintu dan jendela yang rusak, pemeliharaan AC, perbaikan dan pengecatan pagar
FKTP, service alat kesehatan, dan lain-lain.
53
DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES

No PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN


DARI DANA KAPITASI

B. BELANJA MODAL

1. Pengadaan Sarana dan Prasarana yang Berkaitan Langsung Dengan Pelayanan Kesehatan
Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk penyediaan sarana dan prasarana di FKTP milik pemerintah daerah yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan kesehatan di FKTP milik pemerintah daerah
pemerintah daerah.

Contoh belanja:
Belanja kursi tunggu pasien, lemari obat, toilet, gorden, linen, lemari arsip, meja kerja petugas, AC, genset,
pembuatan papan nama, pembuatan billboard, pembuatan pagar FKTP, dan lain lain.

54
PEMANFAATAN DANA SISA KAPITASI
KEMENKES

Pendapatan dana kapitasi yang tidak digunakan seluruhnya pada tahun anggaran
berkenaan, sisa dana kapitasi dimanfaatkan untuk tahun anggaran berikutnya.

Dalam hal sisa dana kapitasi berasal dari dana dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk
dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.

Dalam hal sisa dana kapitasi berasal dari dana jasa pelayanan kesehatan maka
pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk jasa pelayanan.

55
PEMANFAATAN DANA SISA KAPITASI
KEMENKES

Pemanfaatan sisa dana kapitasi harus dimasukkan dalam rencana pendapatan


dan belanja dana kapitasi JKN yang dianggarkan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Dinas Kesehatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

56
KEMENTERIAN KESEHATAN

PERMENKES 52/2016
STANDAR TARIF PELAYANAN
KESEHATAN

57
KEMENKES
NON KAPITASI
Tarif Non Kapitasi
1. Pelayanan Ambulance  tarif mengacu pada aturan daerah
2. Obat rujuk balik  DM, hipertensi, jantung asma dll (harga E Katalog)
3. Pelayanan Penunjang Rujuk Balik
1. Pemeriksaan gula darah ( Rp. 10 ribu - 20 ribu)
2. Pemeriksaan HbA1c (Rp. 160 rb - 200 rb)
3. Pemeriksaan microalbuminuria Rp. 120rb, ureum Rp. 30rb, kreatinin Rp. 30rb, kolesterol total Rp. 45rb,
LDL Rp. 60rb, HDL Rp. 45rb, trigliserida Rp. 50rb
4. Pemeriksaan IVA Rp. 25rb,- Pemeriksaan Papsmear Rp. 125rb, terapi krio Rp. 150rb, GDP/GDPP Rp 10rb -
20rb
5. Rawat inap Rp. 120rb - 200rb
6. ANC paket Rp. 200rb, tidak paket Rp. 50rb per kunjungan
7. Persalinan normal bidan Rp. 700rb, dokter Rp. 800rb
8. Persalinan PONED Rp. 950rb
9. PNC Rp. 25rb perkunjungan
10.Pasca persalinan PKM PONED Rp. 175rb
11.Pra rujukan komplikasi kebidanan Rp. 125rb
12. Pelayanan KB: IUD Rp. 100rb, suntik Rp. 15rb, komplikasi Rp. 125rb, vasektomi Rp 350rb
58
ALUR PENGELOLAAN
KEMENKES DANA NON KAPITASI JKN

PENGAJUAN KLAIM PENGAJUAN KLAIM

BPJS KES

YAN YAN
KES
BAYAR KLAIM
KES
PKM SDH BLUD PKM BLM BLUD

SESUAI RKA-DPA
RBA-DPA BLUD
KAS DAERAH DINKES/PKM
(KASDA)

59
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai