Anda di halaman 1dari 16

Pengukuran Tekanan

Darah pada Posisi Berdiri,


Duduk, dan Berbaring
Oleh :
Monika Roosyidah
142011101106

Pembimbing:
dr. Dandy Sp.JP

SMF/LAB ILMU PENYAKIT DALAM


RSD dr. SOEBANDI JEMBER-FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika
Tekanan
darah di pompa oleh jantung ke seluruh tubuh.
darah

Sistolik tekanan darah saat jantung berkontraksi.

tekanan darah saat jantung berelaksasi.


Diastolik

Alat untuk raksa aneroid


mengukur
tekanan
darah digital
Persiapan pengukuran
tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah
berbagai posisi
• Pasien diminta duduk dan lengan kanan pasien diletakkan pada
meja pemeriksa yang tingginya di atas pinggang pasien, jika pasien
berbaring maka lengan sejajar atrium kanan kira-kira setengah
jarak bed dengan sternum. Jika pasien berdiri maka lengan kanan
pasien disangga oleh pemeriksa setinggi bagian tengah dadanya

• Pasanglah balon manset yang bisa digembungkan tepat di tengah


arteri brakialis

• Batas bawah manset harus 2,5 cm diatas fosa antekubiti

• Pasang manset dengan pas

• Atur posisi lengan pasien dalam kedudukan agak fleksi pada sendi
sikunya
• Perkirakan tekanan sistolik melalui palpasi

• Raba arteri radialis dengan jari dari salah satu tangan pemeriksa

• Pompa dengan cepat manset tensimeter sampai denyut arteri


radialis tersebut tidak teraba lagi

• Baca tekanan pada manometer dan tambahkan 30 mmHgpada


angka yang terlihat. Kempiskan manset lalu tunggu 15 sampai 30
detik

• Gunakan stetoskop. Letakkan bagian bell stetoskop dengan


tekanan yang ringan di daerah arteri brakialis

• Tahan sungkup tersebut agar kedap udara

• Pompa manset dengan cepat sampai angka yang telah


ditentukan di awal tadi
• Kempiskan manset perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg / detik

• Perhatikan tinggi tekanan saat mendengar dua bunyi denyutan yang


berurutan.Tinggi tekanan tersebut merupakan tekanan sistolik

• Lanjutkan penurunan tekanan tersebut dengan perlahan sampai bunyi


yang terdengar menjadi redup dan kemudian menghilang

• Titik hilangnya bunyi tersebut merupakan estimasi yang tepat untuk


tekanan diastolik

• Tunggu 2 menit atau lebih dan ulangi pembacaan atau pengukuran ini

• Kemudian tentukan nilai rata-rata pengukuran , jika diantara kedua


pengukuran terdapat selisih lebih dari 5 mmHg maka lakukan pengukuran
tambahan
Tekanan darah harus diukur pada kedua lengan paling tidak
sebanyak satu kali dengan jarak pengukuran 1 menit.
Biasanya terdapat perbedaan <5 mmHg. Bila terdapat
perbedaan lebih dari 5 mmHg tambahkan pengukuran
selanjutnya lalu hasil pengukuran di rata-rata.
• Pada pasien yang menggunakan obat-
obatan antihipertensi atau yang memiliki
riwayat sinkop, pening ketia berdiri atau
mungkin deplesi volume darah maka
pengukuran harus dilakukan pada 3
posisi :

berbaring terlentang , duduk, berdiri.


• Tekanan sistolik posisi berbaring
lebih besar 8-10 mmHg daripada
tekanan sistolik posisi duduk.
Sedangkan posisi berbaring memiliki
tekanan diastolik lebih rendah 5
mmHg daripada posisi duduk.
• Pengukuran tekanan darah posisi berdiri
akan mengalami perbedaan tekanan
sistolik dan diastolik 3-4 mmHg lebih rendah
daripada posisi berbaring. Pengukuran
tekanan darah saat berdiri biasanya
dilakukan untuk menentukan hipotensi
ortostatik.

• Pasien diminta berdiri selama 3 menit


terlebih dahulu setelah posisi duduk atau
berbaring. Setelah itu pasien diukur tensinya
Tekanan darah sistolik yang menurun
20 mmHg / diastolik menurun 10mmHg
atau lebih dari pengukuran
duduk/berbaring ke posisi berdiri, maka
pasien tersebut memiliki hipotensi
ortostatik
• Posisi lengan juga
mempengaruhi hasil
pengukuran tekanan darah.

• Saat pengukuran posisi


berbaring, dianjurkan agar
lengan pasien disangga
dengan bantal agar lengan
berada di tengah antara bed
dan sternum. Hal tersebut
dimaksudkan agar lengan
sejajar atrium kanan.

• Ketika lengan letaknya lebih


rendah dari jantung maka akan
terjadi peningkatan tekanan
darah, namun jika lebih tinggi
maka akan terjadi penurunan
tekanan darah
Ada beberapa hal yang terjadi pada tubuh sebagai respon
perubahan posisi terutama pada jumlah detak jantung dan
tekanan darah. Ketika seseorang berbaring maka level gravitasi
pada jantung, pembuluh darah pada ekstremitas dan kepala
adalah sama. Maka ketika berbaring , tekanan darah seluruh
tubuh akan sama.

Namun ketika seseorang berdiri, tanpa bergerak setelah


posisi berbaring maka seseorang akan merasa pusing. Hal tersebut
terjadi karena efek gravitasi pada sistem kardiovaskular. Terdapat
gradien vertikal gravitasi yang kuat pada darah. Jantung akan
berada di bawah kepala dan leher, dan diatas tungkai. Tekanan
darah akan menurun pada kepala dan leher sedangkan pada
tungkai akan meningkat.
Mekanisme awal tubuh saat perubahan posisi dari
berbaring/duduk ke berdiri :

• 1. Terjadi penurunan aliran darah balik vena ke jantung akibat


gaya gravitasi yang kuat pada darah di ekstremitas bawah.

• 2. Penurunan volume darah jantung karena penurunan aliran


balik vena.

• 3. Terjadi penurunan volume darah arteri dan tekanan darah


kepala dan leher sehingga pasien akan merasakan symptom
pusing
Mekanisme kompensasi tubuh untuk
mempertahankan detak jantung dan tekanan darah saat
perubahan posisi:

1. Detak jantung akan ditingkatkan

2. Vena akan mempertahankan ‘one way valve’ agar


terjadi aliran darah balik vena ke jantung yang sempurna

3. Medula oblongata akan menstimulasi vasokonstriksi


otot polos arteriol terutama yang menuju ke otak untuk
meningkatkan tekanan darah melawan gaya gravitasi.
Daftar Pustaka
1. Netea, RT., JWM, Lenders., P, Smits., dan Th, Thien. 2003. Both body and
arm position significantly influence blood pressure measurement. Journal
of human hypertension 17: 459-462

2. Ogedegbe, Gbenga., Pickering Thomas. 2010. Principles and techniques


of blood pressure measurement. NIH Public Access 28(4): 571-586

3. Pickering, Thomas, dkk. 2005. Recommendations for Blood Pressure


Measurement in Humans and Experimental Animals Part 1: Blood Pressure
Measurement in Humans A Statement for Professionals From the
Subcommittee of Professional and Public Education of the American Heart
Association Council on High Blood Pressure Research. AHA Scientific
Statements.

4. Netea, R.T., dkk. 2002. Body position and blood pressure measurement in
patients
with diabetes mellitus. Journal of Internal Medicine 251: 393–399

Anda mungkin juga menyukai