Anda di halaman 1dari 27

SKILL LAB

FEBRIS
Oleh:
Nastiti Bekti Utami
142011101087

Pembimbing:
dr. Hoedoyo, Sp.PD

LAB/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSD dr. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2018
Definisi

Demam
peningkatan suhu tubuh di atas variasi sikardian
yang normal akibat perubahan pada pusat
termoregulasi (hipotalamus anterior)

Hipertermia
peningkatan suhu tubuh yang tidak terkontrol
akibat dari kehilangan panas yang tidak
memadai tanpa perubahan set point di
hipotalamus

Hiperpireksia
Demam dengan suhu >41,2° C

2
Kriteria

Suhu Normal Demam Hiperpireksia

36,8° C >37,2° C >41,2° C

Subnormal Hipotermia

<36° C <35° C

3
Etiologi

Infeksi Non Infeksi


•Demam Tifoid •Keganasan
•Malaria •Reaksi pemakaian
•TBC obat
•ISK •Proses autoimun
•dll •Tumbuh gigi pada
anak
•Efek samping
imunisasi
•dll

4
Patofisiologi

Agen Infeksius
Toksin Leukosit, Sitokin Hipotalamus
Mediator makrofag pirogenik Anterior
Inflamasi

Peningkatan Perubahan Peningkatan


Demam produksi panas termoregulasi PGE2

5
Fase Demam

Fase Fase Fase


Kedinginan Demam Kemerahan

• Peningkatan suhu tubuh


• Fase keseimbangan • Penurunan suhu
• Vasokonstriksi
antara produksi panas
• Vasodilatasi
• Peningkatanaktivitas otot dan kehilangan panas
untuk menghasilkan di titik patokan suhu • Berkeringat
untuk
panas  tubuh yang sudah meningkat menghilangkan panas
kedinginan dan menggigil

6
• Gejala yang Menyertai

Myalgia Chills (kedinginan)


Artralgia Perasaan dingin sebagai
respon SSP terhadap set
Anoreksia point yang meminta lebih
Somnolen banyak panas

DEMAM

Prespirasi
Rigors (menggigil)
Mekanisme pelepasan
Gejala kedinginan yang
panas yang bisa disebakan
lebih intensif disertai gigi
oleh obat antipiretik atau
gemeletuk dan gemetaran
hilangnya stimulus untuk
hebat.
menimbulkan panas

7
TIPE DEMAM

Demam Septik

Demam Hektik

Demam Remiten

Demam Intermiten

Demam Kontinyu

Demam Siklik

8
Demam Septik

Suhu badan naik ke tingkat yang tinggi sekali pada


malam hari & turun kembali ke tingkat di atas normal
pada pagi hari.

9
Demam Hektik

Suhu badan naik ke tingkat yang tinggi sekali pada


malam hari & turun kembali ke tingkat normal pada
pagi hari.

10
Demam Remiten

Suhu badan turun setiap hari tetapi tidak pernah


mencapai suhu badan normal.

11
Demam Intermiten

Suhu tubuh turun ke tingkat yang normal selama


beberapa jam dalam satu hari.

12
Demam Kontinyu

Demam dengan variasi suhu sepanjang hari tidak


berbeda lebih dari 0,4ºC selama periode 24 jam

13
Demam Siklik

Kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang


diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa
hari, kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula.

14
TIPE DEMAM

Berdasarkan onsetnya:

Demam Akut
• <1 minggu

Demam Kronis
• >1 minggu

15
Demam <7hari Demam >7hari
•ISK •Salmonelosis
•OMA •Demam tifoid
•GEA •TB
•Demam pasca •Leptospirosis
imunisasi •Hepatitis virus
•Malaria •Limfoma hodgkin
•DHF •Leukimia
•Demam reumatik akut

16
DIAGNOSIS DEMAM
 ANAMNESIS
Onset demam
Waktu timbul demam
Sifat demam
Suhu demam
Pemicu demam
Yang dilakukan saat demam muncul
Keluhan penyerta selain demam
Adakah penyakit infeksi endemik

Riwayat perjalanan, kontak dengan


orang sakit
Riwayat pemakaian obat-obatan
17
PEMERIKSAAN FISIK

 Tanda-tanda klinis dari demam tifoid, yang


penting: demam, hepatosplenomegali, nyeri
perut dan meteorismus, diare atau obstipasi,
toksemia dan bradikardi relatif.
 Tanda-tanda malaria, yaitu febris intermiten,
menggigil, berkeringat, anemia serta spleno
megali.
 Tanda dari tuberkulosa paru, misalnya batuk
yang menahun, batuk darah, sesak nafas,
cachexi.
 Tanda-tanda klinis dari penyakit keganasan
misalnya penurunan berat badan, keadaan
umum yang jelek, serta adanya benjolan.
18
PEMERIKSAAN FISIK

 Tanda-tanda penyakit sistemik seperti lupus


eritematosus sistemik, arthritis rematoid,
demam rheumatik, dan sebagainya
 Tanda-tanda perdarahan seperti
hematemesis, melena, hematuri, epistaksis,
petechie dan echymosis.
 Tanda-tanda dari penyakit endokarditis
bakterial subakut, misalnya panas badan,
anemia, kelainan katub jantung.
 Apakah ada pembesaran hati, limpa dan
kelenjar getah bening.

19
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Pemeriksaan laboratorium yang utama:


• DL dan UL
• Hapusan darah tepi
• Reaksi Widal
• Kultur urine
• Foto thorax
 Tes serologi
 Pemeriksaan kimia darah
 Pemeriksaan biopsi sutul, aspirasi cairan
lambung dan biakan kuman tuberkulosa.
 Pemeriksaan radiologi seperti IVP, Barium
enema, foto saluran cerna atas, foto
tulang.
20
TATALAKSANA DEMAM

Terapi
non farmakologi

Terapi farmakologi

21
Terapi Non Farmakologi

• Istirahat cukup
• Kompres hangat
• Pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi

22
Terapi Farmakologi

• Mengatasi penyebab primer


• Antipiretik
• Pada penyakit autoimun/granulomatosa 
steroid

23
FUO (Fever of Unknown Origin)

Demam suhu >38.3o C pada FUO klasik


beberapa kali pengukuran

FUO
nosokomial
Durasi > 3 Minggu Klasifikasi
FUO
neutropenik
Kegagalan mendiagnosis
setelah dilakukan pemeriksaan FUO
di RS selama 1 minggu berhubungan
dengan HIV

24
FUO klasik :

• Penderita telah diperiksa 3 hari berturut-turut tanpa diketahui penyebab.


Atau 3 minggu dengan diagnostik invasif maupun non invasif tanpa hasil.

FUO Nosokomial

• Demam >38,3 ͦC pada beberapa kali pemeriksaan pasien rawat inap tanpa
tanda infeksi pada waktu MRS dengan 3x pemeriksaan & 2x kultur tidak
memberikan hasil yang bermakna.

FUO neutropenik :

• Demam >38,3 ͦC beberapa kali pemeriksaan minimal 3 hari pemeriksaan & 2


hari kultur tidak memberikan hasil bermakna. Pada pasien dengan netrofil
<500/μL atau diprediksi akan mencapai <500/μL dalam 1-2 hari kemudian

FUO HIV:

• Demam >38,3 ͦC beberapa kali pemeriksaan dalam waktu 4 minggu/>3 hari


pada pasien rawat inap tanpa penyebab yang jelas pada pasien yang
terinfeksi HIV
25
Terapi Ad Juvantis

Prinsip : obat yang digunakan harus sesuai indikasi yang


kuat sesuai pengalaman setempat dan bersifat spesifik

Seperti:
kloramfenikol untuk persangkaan demam tifoid
aspirin untuk demam reumatik
kortikosteroid pada keadaan seperti sle

26
TERIMA KASIH

27

Anda mungkin juga menyukai