Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

ENDOMETRIOSIS

OLEH :dr. Citra Aulia


DPJP: dr. Eko Herdiyanto, SpOG
IDENTITAS

Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur :40 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Villa Pesona Asri
Tanggal Masuk: 16 juli 2018
Anamnesis

Keluhan utama: Nyeri perut bagian


bawah selama menstruasi
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poliklinik kandungan RSBK dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah selama menstruasi yang
dirasakan sejak 15 tahun yang lalu dan jumlah darah
ketika haid banyak,dalam sehari pasien mengganti
pembalut hingga 6 kali, darah yang keluar selama
menstruasi berwarna merah segar disertai gumpalan
berwarna merah kehitaman. Pada tahun 2008 yang lalu
pasien pernah memeriksakan diri kedokter ahli kandungan
di RS luar dan diagnosis menderita endometriosis, pasien
juga sudah mendapatkan terapi hormon. Setelah
mendapatkan terapi tersebut pasien mengatakan bahwa
jumlah darah ketika haid berkurang namun nyeri perut
masih terasa mengganggu dan pasien mengatakan sulit
menjalankan aktifitas seperti biasa setiap mengalami
menstruasi
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA

a. Penyakit a. Penyakit
Jantung:disangkal Jantung:disangkal
b. Penyakit Paru : b. Penyakit Paru : disangkal
disangkal c. Penyakit DM : disangkal
c. Penyakit DM : d. Penyakit Ginjal:disangkal
disangkal e. Penyakit HT : disangkal
d. Penyakit Ginjal : f. Riwayat Alergi :disangkal
disangkal g. Riwayat keluarga
e. Penyakit HT : mempunyai keluhan atau
disangkal penyakit yang sama:
f. Riwayat Alergi : disangkal
disangkal
Riwayat Menstruasi

a. Menarche: 13 tahun
b. Lama Haid: ±7 hari
c. Siklus Haid: teratur
d. Dismenorrhea : ada
e. Jumlah darah haid : 6 kali ganti
pembalut dalam sehari
Riwayat Menikah:
Pasien sudah
menikah
Riwayat Ginekologi:
sejak umur 25 tahun
a. Riwayat Operasi :
tidak ada
Riwayat Obstetri :
a. Riwayat Kuret :
P0A0
tidak
ada
a. Riwayat
Riwayat KB:
Keputihan :
Pasien tidak pernah
tidak ada
menggunakan KB
dalam bentuk
apapun sebelumnya
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sakit Sedang


Kesadaran :Compos Mentis (E4M6V5)
Vital sign
TD : 110/80 mmHg
HR : 98 x/ menit
RR : 20 x/menit
Temperatur : 36,3 °C
Status Gizi :Cukup
Status Generalisata
a. Pemeriksaan Kepala
• Bentuk kepala:
Normocephal
• Mata: simetris, b. Pemeriksaan Leher
konjungtiva anemis
-/- , sklera ikterik -/-, Inspeksi : simetris ,
refleks pupil +/+, retraksi (-), trakea
isokor, diameter 3/3 deviasi (-)
mm, edema
palpebra -/- Palpasi : Pembesaran
• Telinga : dalam KGB (-), distensi vena
batas normal, jugularis (-)
serumen -/-
• Mulut : sianosis (-) ,
lidah kotor (-)
2. Jantung
c. Pemeriksaan Thoraks
•Inspeksi : Pulsasi iktus
1. Paru
kordis tidak terlihat
• Inspeksi : dada simetris,
•Palpasi: Ictus cordis kuat
ketinggalan gerak (-),
angkat (-)
retraksi intercostal (-)
•Perkusi : batas jantung
• Palpasi : vokal fremitus
Kanan atas SIC II LPSD
paru kanan= paru kiri
Kiri atas SIC II LPSS
• Perkusi : sonor pada
Kanan bawah SIC IV LPSD
seluruh lapangan paru
Kiri bawah SIC V 2 jari
• Auskultasi : vesikuler
medial LMCS
+/+, rhonki -/-,
•Auskultasi : S1 > S2,
wheezing -/-
reguler, murmur (-),gallop(-)
Pemeriksaan
Pemeriksaan Ekstremitas
Abdomen

•Inspeksi : Datar,
venektasi (-) •Superior : edema -/-,
•Auskultasi : Bising jari tabuh -/-, sianosis
usus (+) normal -/-
•Perkusi : Tympani, •Inferior : edema -/- ,
•Palpasi : soepel , jari tabuh -/- , sianosi
nyeri tekan (-) -/-
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Genitalia eksterna :

Perdarahan pervaginam >> 1


pembalut penuh, darah berwarna
merah segar disertai dengan
gumpalan berwarna merah
kehitaman, fluor albus (-)
Pemeriksaan Penunjang

Kesan: endometriosis
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Leukosit (WBC) 6700 4000-11000 /ul
Eritrosit (RBC) 4,25 4,00-6,00 juta/dl
Hemoglobin (HGB) 11,8 11,0-16,5 gr/dL
Hematokrit (HCT) 32,9 35,0-50,0 %
Trombosit (PLT) 241.000 150000-450000/ul
MCV 77 80.0-97,0 fL
MCH 27,3 25,6-33,5 pg
MCHC 33,2 31,5-35,5 gr/dL
Limfosit 22,4 17,0-48,0 %
Monosit 5,7 4,0-10,0 %
Netrofil 61.8 37,0-72,0 %
DIAGNOSA

Endometriosis
PENATALAKSANAAN

-IVFD RL 500 ml/ 12 jam


-Injeksi amoxan 3 X 1 ampul
-Injeksi ketorolac 3 X 1 ampul
-Pronalges 3 X 1 supp
Follow up
Tanggal S O A P

16-07- Nyeri perut TD: 110/80 endometriosis -IVFD RL 500


2018 bagian bawah mmHG ml/ 12 jam
HR: 88 x/I -Injeksi amoxan
RR: 18 x/I 3 X 1 ampul
Temp : 36,8 °C -Injeksi
ketorolac 3 X 1
ampul
-Pronalges 3 X
1 supp

17-07- Nyeri perut TD: 110/70 endometriosis Pasien boleh


2018 bagian bawah mmHG pulang
sudah HR: 80 x/I
berkurang RR: 20 x/I - Ketorolac
Temp : 36,4 °C tablet 3 X 1 / KP
TINJAUAN
PUSTAKA

ENDOMETRIOSIS
DEFINISI
ENDOMETRIOSIS

Endometriosis berasal dari bahasa Latin (Yunani) “Endo”


yang berarti di dalam dan “Metra” yang berarti rahim. Secara utuh
arti endometriosis adalah implan jaringan (sel-sel kelenjar dan
stroma) endometrium fungsional diluar cavum uterus maupun
didalam cavum uterus (myometrium).
ETIOLOGI

1 Teori Implantasi

2 Teori Metaplasia

3 Teori Hormonal

4 Teori Imunologik
ETIOLOGI

1. Teori Implantasi
menerangkan adanya darah haid yang dapat menjalar dari
cavum uteri melalui tuba falopii, tetapi teori ini tidak dapat
menerangkan kasus endometriosis diluar pelvis.
ETIOLOGI

2. Teori Metaplasia
terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom yang berubah
menjadi endometrium. Perubahan ini dikatakan sebagai akibat
dari iritasi dan infeksi atau hormonal pada epitel coelom. Secara
endokrinologis hal ini benar karena epitel germinativum dari
ovarium, endometrium dan peritoneum berasal dari epitel
coelom yang sama.
ETIOLOGI

3. Teori Hormonal
Baziad dan Jacoeb tahun 1989 menemukan kadar E2 yang
cukup tinggi pada kasus-kasus endometriosis. Rendahnya
kadar FSH, LH dan E2 dapat menghilangkan endometriosis.
Pemberian steroid seks dapat menekan sekresi FSH, LH, dan
E2.
ETIOLOGI

4. Teori Imunologik
Secara embriologis, sel epitel yang membungkus peritoneum
parietal dan permukaan ovarium sama asalnya, oleh karena itu
sel endometriosis sejenis dengan mesotel. Telah diketahui
bahwa CA-125 merupakan suatu antigen permukaan sel yang
semula diduga khas untuk ovarium. Mengingat bahwa
endometriosis merupakan proses proliferasi sel yang bersifat
destruktif, maka lesi jinak yang ganas ini akan meningkatkan
kadar CA-125.
KLASIFIKASI

1 Adenomiosis Uteri

2 Endometriosis Tuba

3 Endometriosis Ovarii

4 Endometriosis Retroservicalis

5 Endometriosis Ekstragenital
KLASIFIKASI

1. Adenomiosis Uteri
terjadinya implantasi multiolkuler di otot uterus. Terdapat
penebalan atau pembesaran uterus. Ada 2 gejala khas
adenomiosis uteri :

• Nyeri haid

• Perdarahan haid

banyak

(haid memanjang)
KLASIFIKASI

2. Endometriosis Tuba
sering terjadi pada bagian proksimal tuba

infertilitas
KLASIFIKASI

3. Endometriosis Ovarii
terjadi implantasi pada ovarium.
Akibat adanya endometriosis pada
ovarium akan terbentuk kista coklat.
Kista coklat ini sering mengadakan
perlekatan dengan organ-organ
disekitarnya dan membentuk suatu
konglomerasi.
KLASIFIKASI

4. Endometriosis Retroservikalis (Douglas)


Pada rectal tuocher sering teraba benjolan yang nyeri pada
cavum Douglas. Benjolan-benjolan ini akan melekat dengan
uterus dan rectum, akibatnya adalah :
• Nyeri haid
• Nyeri senggama, nyeri defekasi dan nyeri pinggang
KLASIFIKASI

5. Endometriosis Ekstragenital
Setiap nyeri yang timbul pada organ tubuh tertentu bersamaan
dengan datangnya haid harus dipikirkan adanya endometriosis
(mata, paru-paru).
GEJALA KLINIS

1 Dismenorea

2 Dispareunia

3 Nyeri defekasi saat menstruasi

4 Polimenorea & Hipermenorea

5 Infertilitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laparoskopi
Bila ada kecurigaan endometriosis panggul, maka untuk
menegakkan diagnosis yang akurat diperlukan pemeriksaan
secara langsung kedalam rongga abdomen per laparoskopi.

Pemeriksaan laparoskopi sangat diperlukan untuk


diagnostic pasti endometriosis, guna menyingkirkan diagnosis
banding antara radang pelvis dan keganasan didaerah pelvis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laparoskopi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

2. USG

Secara pemeriksaan, USG tidak dapat


membantu menentukan adanya
endometriosis, kecuali bila ditemukan
masa kistik di daerah parametrium,
maka pada pemeriksaan USG
didapatkan gambaran sonolusen
dengan echo dasar kuat tanpa gambaran yang spesifik untuk
endometriosis.
DIAGNOSA KERJA

Diagnosis biasanya dibuat atas dasar anamnesis dan


pemeriksaan fisik, dipastikan dengan pemeriksaan
laparoskopi. Pembuatan foto Roentgen dengan memasukkan
barium dalam kolom dapat memberi gambaran dengan filling
defect pada rektosigmoid dengan batas-batas yang jelas dan
mukosa yang utuh. Laparoskopi merupakan pemeriksaan
yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dari
kelainan-kelainan dipelvis.
DIAGNOSA BANDING

1 Adenomiosis Uteri

2 Mioma Uteri

3 Kista Ovarium
PENATALAKSANAAN

1. Observasi
Harus dilakukan pemeriksaan secara periodik dan teratur
untuk meneliti perkembangan penyakitnya. Pada wanita yang
sudah berumur lebih dari 40 tahun, pengawasan bisa
dilanjutkan sampai menopause, karena sesudah itu gejala
endometriosis hilang dengan sendirinya. Begitu juga pada
wanita lebih muda yang tidak mempunyai persoalan tentang
infertilitas, akan tetapi pada wanita yang ingin mempunyai
anak, jika setelah ditunggu 1 tahun tidak terjadi kehamilan,
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap infertilitas dan diambil
sikap yang lebih aktif.
PENATALAKSANAAN

2. Farmakologi
Terapi obat analgetik untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu
juga menggunakan terapi hormonal (androgen, kombinasi
esterogen dan progesteron dan progesteron).
PENATALAKSANAAN

2. Farmakologi
Dosis kombinasi esterogen dan progesteron :

Terapi standar yang dianjurkan adalah 0,03 mg etinil


estradiol dan 0,3 mg norgestrel/hari. Bila terjadi breakthrough
bleeding, dosis ditingkatkan menjadi 0,05 mg estradiol dan 0,5
mg morgestrel/hari atau maksimal 0,08 mg estradiol dam 0,8
mg norgestrel/hari. Pemberian tersebut terus menerus setiap
hari selama 6-9 bulan, bahkan ada yang menganjurkan
minimal 1 tahun bila perlu 2-3 tahun.
PENATALAKSANAAN

3. Operatif
Umumnya pada terapi pembedahan yang konservatif sarang-
sarang endometriosis diangkat dengan meninggalkan uterus
dan jaringan ovarium yang sehat, dan perlekatan sedapat
dapatnya dilepaskan. Terutama pada wanita muda yang ingin
memiliki anak.

Anda mungkin juga menyukai