mempengaruhi
survival, replikasi/
perkembangbiakan ,&
transmisi
mikroorganisme
▶ Cindy Tikawati () ▶ Fadhilatunnisa
▶ Ellien() (1606833910)
▶ Luthviana Sari ()
Etiologi
Diare
▶ Diare suatu kumpulan dari gejala infeksi pada
saluran pencernaan yang disebabkan oleh
organisme renik seperti bakteri dan virus.
▶ Organisme penyebab: E.coli, Shigella,
Campylobacter, Salmonella ,Vibrio cholera,
rotavirus, dll
▶ 3 jenis diare:
1. Diare cair akut
2. Diare akut berdarah
3. Diare persisten
Masa Inkubasi
Penyakit Diare
Gejala dan Tanda Diare
Gejala Tanda
Oralit
NaCl, KCl, trisodium sitrat , dan glukosa
anhidrat.
▶ Pemberian oralit osmolaritas rendah
bertujuan untuk:
▶ mengganti cairan yang hilang
▶ mencegah terjadinya dehidrasi
▶ mengurangi rasa mual dan muntah
▶ Penderita diare yang tidak dapat minum
oralit, harus segera di bawa ke sarana
kesehatan untuk mendapat pertolongan
cairan melalui infus
Dosis Pemberian
Oralit
Penderita
Penderita diare
diare tanpa dehidrasi
dehidrasi Ringan/sedang
Penderita diare
▶ Umur < 1 tahun : ¼ - ½ Dosis oralit yang dehidrasi berat
gelas setiap kali anak diberikan dalam 3 jam
mencret pertama 75 ml/kg bb Harus segera dirujuk
▶ Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 dan selanjutnya
gelas setiap kali anak
ke Puskesmas untuk
diteruskan dengan di infus
mencret
▶ Umur diatas 5 Tahun : 1
pemberian oralit
– 1½ gelas setiap kali seperti diare tanpa
anak mencret dehidrasi.
Berika
2
• Zinc menghambat enzim INOS
(Inducible Nitric Oxide Synthase),
dimana ekskresi enzim ini meningkat
selama diare dan mengakibatkan
hipersekresi epitel usus.
karena shigellosis),
dan suspek kolera
5
Pemberian
Nasehat
Ibu atau pengasuh harus diberi nasehat
tentang :
a. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
b. Kapan harus membawa kembali balita ke
petugas kesehatan bila:
▶ Diare lebih sering
▶ muntah berulang
▶ sangat haus
▶ Makan/minum sedikit
▶ timbul demam
▶ tinja berdarah
▶ tidak membaik dalam 3 hari
Faktor- Faktor yang
Berpengaruh
Terhadap Diare
1. Faktor Perilaku
a. Bayi tidak diberikan ASI
b. Memberikan MPASI terlalu dini. Hal ini akan mempercepat bayi kontak terhadap
kuman
c. Mencuci wadah makanan/ minuman dengan air yang tidak bersih (telah
terkontaminasi kuman diare)
d. Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah
BAB
e. Penyimpanan makanan yang tidak higienis
f. BAB sembarangan. (Bukan di MCK)
Faktor- Faktor yang
Berpengaruh
Terhadap Diare
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi diare yaitu:
a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai,
b. Kurangnya ketersediaan Mandi Cuci Kakus (MCK)
c. Kebersihan lingkungan yan buruk
Mencapai usus
halus
S.typhi
ditangkap oleh
makrofag
S.typhi
Pengunyahan
Keasaman
makanan dengan
Lambung
baik
Menimbulkan Kembali masuk
Muncul gejala
bakterimia peredaran
klinis
sekunder darah
Masa Inkubasi dan
Masa Menular
Terjadi sekitar 7-
14 hari
Bakteri tinggal di Terjadi ketika
empedu Salmonella Typhi
pengobatan tidak melalui saluran
sempurna limfe mesentrik
penderita karier
Muncul bintik-bintik
Denyut jantung Denyut jantung merah (rose spots)
Sering mengigau
Malaise (tenang hingga
melemah lemah pada bawah dada
gelisah)
dan sekitar perut
Lidah ditutupi
selaput putih Suara pernafasan
Limpa dan hati Nyeri dibagian
Sakit kepala kasar (rhonci) di
kotor (coated dasar paru-paru
membesar bawah kanan perut
tongue)
Masih terjadi
demam namun Jumlah
berangsur trombosit turun
menurun
Pengobatan
Penggunaa
Cara
Cairan Diet n
Berbaring
Antibiotik
Dewasa : 4 x 500mg
digunakan dan telah lama
dikenal efektif untuk tifoid
Penggunaan
Kloramfenikol
(2gr) selama 14 hari
Anak : 50-100mg/Kg
Murah, dapat diberikan
melalui oral, dan sensitivitas Anti Mikroba
(Anti Biotika)
BB/hr max 2 gr selama masih tinggi
10-14 hari Pemberian PO/IV
Dewasa : 2x (160-180)
Tidak diberikan bila lekosit tidak mahal
selama 2 minggu
<2000/mm3 Kotrimoksasol pemberian peroral
Anak : 6-10mg/Kg
Dewasa : (2-4)gr/hr cepat menurunkan suhu,
BB/hr selama 10 hari
selama 3-5hari lama pemberian pendek,
Seftriakson Anak : 80mg/Kg BB/hr dapat dosis tunggal serta
Dosis tunggal selama 5 cukup aman untuk anak
hari Pemberian IV Dewasa : 15-20mg/Kg aman untuk anak
aman untuk penderita hamil Cefixime BB/hr dibagi 2 dosis efektif
sering dikombinasi dengan selama 10 hari pemberian peroral
Dewasa : (3-4) gr/hari
kloramfenikol pada pasien
Ampisilin dan selama 14 hari
kritis
Amoksilin Anak : 10mg/Kg BB/hari Dapat untuk anak dan
tidak mahal
selama 10 hari Dewasa : 4x500mg dewasa
pemberian PO/IV
Tiamfenikol Anak : 50mg/Kg BB/hr Dilaporkan cukup
selama 5-7 hari sensitif pada
beberapa daerah
Fa k t o r- f a k t o r y a n g
Memengaruhi
Pengelolaan air
limbah,
Higienitas
Higienitas kotoran,
makanan dan
perorangan Sanitasi buruk sampah tidak
minuman yang
yang rendah memenuhi
rendah
syarat
kesehatan
World Health Organization. Bulletin of the World Health Organization 2008;86 (5):321–46
CACINGA
N
Kecacingan (cacing kremi)
Infeksi cacing kremi adalah
infeksi cacing yang disebabkan
oleh cacing kecil, kurus, cacing
tanah berwarna putih yang
termasuk dalam spesies
Enterobius vermicularis.
Biasanya cacing kremi akan
menginfeksi semua orang yang
kontak dengan cacing ini,
namun yang paling sering
adalah anak-anak. Penyakit ini
juga bersifat autoinfection.
Etiologi Penyakit Kecacingan
Soedarmo S, Poorwo, Herry G, Sri Rezeki S, Hindra I. 2008. Buku Ajaran : Infeksi dan Pediatri Tropis. Edisi 2. Jakarta: IDAI.
Referensi
• Date, Kashmira A; Bentsi-Enchill,Adwoa;Marks, Florian;Fox, Kimberley. (2015). Thypoid
fever vaccination strategies. 33 : C55-C51
• WHO. Background document : The diagnosis, treatment, and prevention of typhoid fever.
Available at : http://www.who.int/rpc/TFGuideWHO.pdf (cited on : 28 February 2018)
• Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 (19 Mei 2016) tentang
Pedoman Pengendalian Demam Tifoid
• A. Crump, John et al. 2004. The Global Burn of Typhoid Fever. [Onilne]
• Ochiai RL, Acosta CJ, Agtini M, et al. The use of typhoid vaccines in Asia: the DOMI experience. Clin
Infect Dis 2007; 45(suppl 1):S34–S38.
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 365/ MENKES /SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian
Demam Tifoid.
• World Health Organization. Bulletin of the World Health Organization 2008;86 (5):321–46
Referensi
Adisasmito W. 2007. Faktor Risiko Diare Pada Bayi Dan Balita Di Indonesia: Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan
Masyarakat. Makara Kesehatan.;11:1-10
Atmojo, Andi Tri, 2016. Oxyuris vermicularis (Cacing Kremi). Available at : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/ diakses pada 27
Februari 2018.
CDC, 2013. Parasites-Enterobiasis . Available at : https://www.cdc.gov/parasites/pinworm/ diakses pada 27 Februari 2018.
CDC, 2013. Parasites-Enterobiasis (Prevention and Control). Available at : https://www.cdc.gov/parasites/pinworm/prevent.html
diakses pada 27 Februari 2018.
CDC,2013. Parasites-Enterobiasis (Epidemiology and Risk Factor). Available at : https://www.cdc.gov/parasites/pinworm/epi.html
diakses pada 27 Februari 2018.
CDC. 2016. Parasites-Enterobiasis (Treatment). Available at : https://www.cdc.gov/parasites/pinworm/treatment.html diakses pada
27 Februari 2018.
Date, Kashmira A; Bentsi-Enchill,Adwoa;Marks, Florian;Fox, Kimberley. (2015). Thypoid fever vaccination strategies. 33 : C55-C51
Depkes, 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Available at: http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf diakses pada 1 Maret 2018.
Depkes, 2010. Penyakit Kecacingan masih Dianggap Sepele. available at : http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=1135 diakses pada 1
Maret 2018.
Referensi
Dodi NS. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Diare Pada Anak Di Kelurahan
Pucangsawit Surakarta [skripsi]. Universitas Sebelas Maret; Surakarta.
Fediani, T. (Tanpa Tahun). Diare. [Internet]. (diakses pada tanggal 2 Maret 2018). Tersedia di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31092/Chapter?sequen ce=4
Huh, Sun, 2017. Pinworm (Enterobiasis). Availabe at : https://emedicine.medscape.com/article/225652-overview#a5
diakses pada 27 Februari 2018.
Kamus Kesehatan, 2018. Jalur Fekal-oral. Available at : http://kamuskesehatan.com/arti/jalur-fekal-oral/ diakses pada 1
Maret 2018.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 (19 Mei 2016) tentang Pedoman Pengendalian Demam
Tifoid
Kementerian Kesehatan. (2011). Buletin Jendela Datadan Informasi Kesehatan Volume 2 : Situasi Diare di Indonesia.
[Internet] (diakses pada tanggal 1 Maret 2018). Tersedia di http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/buletin/buleti n-diare.pdf
Notoatmodjo S. 2010. Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Rineka Cipta; Jakarta.
Notoatmodjo S. 2003. Prinsip–Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta; Jakarta
Referensi
Octama, Carla Isati, 2015. Angka Prevalensi Cacingan di Indonesia Mencapai 28,12 Persen. Available at :
http://www.beritasatu.com/kesehatan/319918angka-prevalensi-cacingan-di-indonesia-mencapai-2812-persen.html diakses pada 1 Maret 2018
PT. Autoimun Care Indonesia, 2017. Data Penyakit Thypoid Menurut WHO. Available at : http://aici.co.id/data-penyakit-thypoid-menurut/
diakses pada 1 Maret 2018.
Rahmawati. 2009. Faktor–Faktor Perilaku Penyebab Diare [skripsi]. Universitas Sebelas Maret; Surakarta.
Rochmah, Siti. (2016). Etiologi, Masa Inkubasi, Gejala, Sumber dan Cara Penularan Diare. [Internet]. (diakses pada tanggal 2 Maret 2018).
Tersedia di https://id.scribd.com/doc/305309451/Etiologi-Masa-Inkubasi-Gejala-SumberDan-Cara-Penularan-Penyakit-Berpotensi-KLB-Diare
Sander MA. 2005. Hubungan Faktor Sosio Budaya Dengan Kejadian Diare Di Desa Candinegoro Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Jurnal Medika.;
2(2):16393.
Susana SS, Yuni SA, Nuzul Q. 2015. Faktor Kejadian Diare Pada Balita Dengan Pendekatan Teori Nola J. Pender Di Igd Rsud Ruteng. Jurnal
Pediomaternal. 2(3):238-40.
Tarwoto W. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Salemba Medika ; Jakarta.
WHO. Background document : The diagnosis, treatment, and prevention of typhoid fever. Available at :
http://www.who.int/rpc/TFGuideWHO.pdf (cited on : 28 February 2018) 26. Widyiastuti P. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar. Edisi 2. EGC;
Jakarta 27. Zein,U. dkk. (2004). Diare Akut Disebabkan Bakteri. [Internet] (diakses pada tanggal 1 Maret 2018). Tersedia di
http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf