Anda di halaman 1dari 22

HERPES SIMPLEKS

ORAL
HERPES VIRUS

◆Penyakit herpes disebabkan ◆Umumnya HSV-1 dikaitkan


oleh virus herpes yang disebut dengan penyakit orofasial,
dengan human herpes virus sedangkan HSV-2 dikaitkan
(HHV) dengan penyakit genital,
◆Dari 8 macam HHV, HHV tipe 1 namun lokasi lesi tidak selalu
atau herpes simplex virus (HSV) menunjukkan jenis virus.
tipe 1 dan HHV tipe 2 atau HSV ◆Sekitar 80% infeksi HSV
tipe 2 yang paling sering diteliti asimptomatik, dan 20% sisanya
◆Kedua virus ini menimbulkan simptomatik dengan tingkat
manifestasi klinis serta morbiditas dan rekurensi yang
dampak epidemiologi yang bermakna
berbeda.
HERPES SIMPLEKS 1
ETIOLOGI

Herpes simpleks virus tipe 1 (HSV-1)


HSV-1 ditularkan terutama melalui kontak
dengan saliva terinfeksi
Contoh :
ciuman mulut atau bertukar alat makan seperti
sendok – garpu (misalnya suap-suapan dengan
teman).

HSV-1 disebut juga herpes simpleks
labialis atau herpes simpleks oral
EPIDEMIOLOGI

◆Terjadi di seluruh dunia


◆Tidak memiliki variasi musim
◆Prevalensi akan meningkat sejalan dengan usia
karena infeksi bersifat seumur hidup, berawal
pada usia muda dan mencapai puncaknya pada
usia 35-59 tahun
FAKTOR RESIKO

Timbulnya penyakit herpes bisa dipicu oleh:


1. Pemaparan cahaya matahari
2. Demam
3. Stres fisik/emosional
4. Penekanan sistem kekebalan
5. Obat-obatan atau makanan tertentu
PATOFISIOLOGI

◆Infeksi pertama HSV pada manusia yang


sebelumnya tidak pernah terkena HSV-1 dan HSV-2
disebut infeksi primer
◆Gejala tidak selalu ada selama infeksi pertama,
dan karena itu pasien mungkin tidak menyadari
bahwa mereka telah terpapar virus
PATOFISIOLOGI

HSV merupakan virus DNA untai ganda dari famili


Herpesviridae dan subfamili Alphaherpesvirinae dengan
kemampuan biologis berupa neurovirulensi, latensi, dan
reaktivasi
Neurovirulensi adalah kemampuan menginvasi dan
bereplikasi dalam sistem saraf.
Latensi adalah kemampuan membentuk dan
mempertahankan infeksi laten pada sel saraf ganglia
proksimal sampai ke lokasi infeksi. Infeksi orofasial paling
sering melibatkan ganglia trigeminal
Reaktivasi adalah kemampuan HSV laten untuk aktif
kembali dan bereplikasi di daerah yang dipersarafi oleh
ganglia tempat pembentukan infeksi latennya. Berbagai
stimulus, seperti demam, trauma, stres emosional, sinar
matahari, dan menstruasi dapat memicu reaktivasi.
Reaktivasi akan lebih sering dan lebih berat pada pasien
imunokompromais dibandingkan pasien imunokompeten
GEJALA KLINIS

◆Pada infeksi primer, gejala biasanya terjadi dlm waktu 3-7


hari.
◆Masa inkubasi 2-20 hari.
◆Gejala prodromal
a. Limfadenopati
b. Malaise
c. Anoreksia
d. Demam
e. Nyeri setempat dan pembengkakkan
f. Rasa terbakar sering terjadi sebelum timbulnya lesi
mukokutan.
DIAGNOSIS

◆Anamnesis
◆Pemeriksaan fisik
◆Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Laboratorium

Pewarnaan Tzanck
◆Spesimen diperoleh dari dasar blister yang segar dan telah ruptur,
dan pewarnaan dilakukan dengan spesimen diletakkan pada kaca
objek dan diwarnai dengan Giemsa atau pewarna lain.
◆Hasil pewarnaan yang positif akan memperlihatkan efek dari virus
herpes yaitu dengan ditemukannya keratinosit dengan inti balon dan
sel raksasa multinuklear dengan perubahannya.
◆Kultur Virus
◆Polymerase Chain Reaction (PCR)
Tes PCR -> sampel berasal dari spesimen blister yang
menunjukkan sensitivitas 83% dimana tes ini sama dengan
kultur.
PCR memberikan hasil yang cepat dan dapat membedakan
HZV dan HSV-1 dan HSV-2 dan HZV. Selain itu tes ini juga positif
ketika spesimen diambil dari krusta dan material yang berasal
dari lesi dimana hasil kultur, Tzanck, RIF sulit dinilai.
Namun teknologi ini mahal dan tidak tersedia di semua
tempat. PCR sebaiknya dilakukan untuk kasus-kasus yang atipik
atau pada keadaan-keadaan tertentu.
TATALAKSANA
TATALAKSANA (NONFARMAKOLOGI)

a) Higiene Personal
◆ Sering membersihkan diri dengan mandi menggunakan air yang
bersih. Idealnya saat musim panas mandi 2 kali pagi dan sore.
◆ Ganti pakaian satu hari minimal 2 kali sehabis mandi agar tubuh
tetap terjaga kebersihannya.
◆ Cucilah seprai, handuk dan pakaian yang dipakai dengan air
yang bersih dan menggunakan deterjen
◆Pencegahan kontak dengan saliva penderita HSV dapat dilakukan
dengan menghindari berciuman dan menggunakan alat-alat makan
penderita serta menggunakan obat kumur yang mengandung
antiseptik yang dapat membunuh virus sehingga menurunkan
risiko tertular.
TATALAKSANA (NONFARMAKOLOGI)

◆b) Sanitasi lingkungan


◆ Menjaga lingkungan agar tetap bersih
◆ Menggunaan air bersih yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai

  • Patent Ductus Arteriosus
    Patent Ductus Arteriosus
    Dokumen13 halaman
    Patent Ductus Arteriosus
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis G
    Hepatitis G
    Dokumen9 halaman
    Hepatitis G
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • TROMBOFLEBITIS
    TROMBOFLEBITIS
    Dokumen17 halaman
    TROMBOFLEBITIS
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis E
    Hepatitis E
    Dokumen10 halaman
    Hepatitis E
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis D
    Hepatitis D
    Dokumen14 halaman
    Hepatitis D
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • TROMBOFLEBITIS
    TROMBOFLEBITIS
    Dokumen17 halaman
    TROMBOFLEBITIS
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Patent Ductus Arteriosus
    Patent Ductus Arteriosus
    Dokumen13 halaman
    Patent Ductus Arteriosus
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis G
    Hepatitis G
    Dokumen9 halaman
    Hepatitis G
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Ensefalitis
    Ensefalitis
    Dokumen23 halaman
    Ensefalitis
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Hemofilia
    Hemofilia
    Dokumen14 halaman
    Hemofilia
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis E
    Hepatitis E
    Dokumen10 halaman
    Hepatitis E
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Leopold
    Pemeriksaan Leopold
    Dokumen9 halaman
    Pemeriksaan Leopold
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis D
    Hepatitis D
    Dokumen14 halaman
    Hepatitis D
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen40 halaman
    Anatomi
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Transien Tischemic Attack
    Transien Tischemic Attack
    Dokumen13 halaman
    Transien Tischemic Attack
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Limfedema
    Limfedema
    Dokumen11 halaman
    Limfedema
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Gawat Janin
    Gawat Janin
    Dokumen9 halaman
    Gawat Janin
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • DISTOSIA
    DISTOSIA
    Dokumen20 halaman
    DISTOSIA
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen15 halaman
    Anemia
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Gawat Janin
    Gawat Janin
    Dokumen9 halaman
    Gawat Janin
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • DISTOSIA
    DISTOSIA
    Dokumen20 halaman
    DISTOSIA
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Saraf
    Komunikasi Saraf
    Dokumen22 halaman
    Komunikasi Saraf
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Trauma Uretra
    Trauma Uretra
    Dokumen31 halaman
    Trauma Uretra
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • BPPV
    BPPV
    Dokumen14 halaman
    BPPV
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Ulkus
    Ulkus
    Dokumen21 halaman
    Ulkus
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • ST Elevation Myocard Infarction
    ST Elevation Myocard Infarction
    Dokumen26 halaman
    ST Elevation Myocard Infarction
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Nasional Penanganan IMS 2015 LENGKAP Nov2015 PDF
    Pedoman Nasional Penanganan IMS 2015 LENGKAP Nov2015 PDF
    Dokumen116 halaman
    Pedoman Nasional Penanganan IMS 2015 LENGKAP Nov2015 PDF
    dian jenova
    Belum ada peringkat
  • Presentasi
    Presentasi
    Dokumen8 halaman
    Presentasi
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat
  • Atrial Fibrilasi
    Atrial Fibrilasi
    Dokumen16 halaman
    Atrial Fibrilasi
    Hanna Siregar
    Belum ada peringkat