Anda di halaman 1dari 30

BIOLOGI

PORIFERA

Didedikasikan oleh Kelompok 1 :


NURLAILLI
NOVA RAMADHANI
AGLESYA WASTINA HUTASOIT
M. FAJAR BADIANTO
SEPTIA ADINDA
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MINAS
Jln. KH. Suman HS Km. 27
KECAMATAN MINAS
KABUPATEN SIAK
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
INFO
SEJARAH

Porifera telah ada di laut sejak zaman Prakambrium sekitar


600 juta tahun yang lalu, berdasarkan catatan fosil.
Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan
turunan dari koloni protozoa jenis 'choanoflagellata'.
'Hewan spons' itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan
seluruh permukaan tubuh hewan ini lubang-lubang kecil (pori).
Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme
multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah
ditemukan 5000 - 10.000 species, dan hanya 150 species yang
hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai
biotik di perairan.
Porifera berasal dari kata porus = lubang
kecil dan ferre = membawa/mengandung.

Jadi dapat diartikan bahwa porifera adalah


hewan yang tubuhnya mengandung lubang-
lubang kecil atau hewan berpori-pori.

Porifera memiliki sistem kanal atau


saluran air untuk mensirkulasikan air
di dalam tubuhnya
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka
tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang
terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau
kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki
serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin.
Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis.
Bila sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan
larva kecil yang dapat ”berenang”
pembersih. Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang dengan
melekat pada suatu substrat, harus mempunyai cara untuk bebas. Larva tersebut memisahkan diri
menyebar keturunannya ke tempat lain. dari
induknya dan setelah menemukan
tempat hidup yang sesuai larva akan
melekat disitu dan berkembang
menjadi
hewan dewasa.Berdasar fosil porifera
yang
ditemukan menunjukkan bahwa
sponsa
adalah salah satu hewan yang pertama
kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada
bukti
bahwa ada hewan yang berkembang
dari
sponsa. Sponsa seakan-akan
menempati suatu tempat yang agak
unik dalam dunia hewan,
oleh karena itu beberapa ahli
taksonomi,
porifera dimasukkan dalam suatu
kelompok yang
disebut parasoa.
1. Tubuhnya diploblastik (terdiri dari 2 lapisan), yaitu
ektodermis (kulit luar) dan endodermis (kulit dalam).
2. Disebut sebagai hewan spons dan juga hewan berpori,
karena tubuhnya terdapat lubang-lubang kecil.
3. Tubuhnya terdapat spikula-spikula yang mengandung zat
kapur (kalsium), zat kersik (silikat) atau benang-benang
spongin.
4. Hidup dengan tipe sessil (menetap) di dasar perairan.
5. Tubuh dilengkapi saluran air guna mensirkulasikan air
didalam tubuhnya.
6. Reproduksi secara vegetatif dengan kuncup (budding) dan
gemmulae, dan secara generatif melalui pembuahan ovum
oleh sperma.
Karakteristik Filum Porifera

■Filum Porifera merupakan metazoa pada tingkatan konstruksi


seluler, tanpa jaringan nyata, dan porifera dewasa tidak simetris
(asimetri) atau simetris radial superfisia (buatan).
■Sel bersifat totipotent.
■Memiliki sel yang berflagella, koanosit, yang mengatur air
melalui kananl dan ruangan yang menyusun sistem kanal air.
■Dewasa bersifat sesil dan pemakan suspensi (suspension
feeder); pada fase larva bersifat motil dan biasanya bersifat
lecithotropic.
■Bagian luar dan dalam lapisan sel kekurangan membran
dasar.
■Lapisan tengah, atau mesohyl, berada pada sel motil dan
pada materi skeletal (spikula)
■Bahan penyusun rangka porifera (spikula), tersusun atas
kalsium karbonat atau silikon dioksida, dan atau serat kolagen.
1). Tubuh memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari
sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan daerah
eksternal dengan darah internal
2). Tubuh tidak dilengkapi dengan apendiks dan bagian yang
dapat digerakkan
3). Belum memiliki sistem saluran pencernaan.

1. Sudah merupakan Metazoa (Metazoa tingkat rendah), (Metazoa = hewan bersel banyak), sebab walaupun
tubuhnya sudah berdiri dari banyak sel tetapi jaringan tubuhnya masih sederhana karena :
a. Belum mempunyai organ tubuh yang khusus
b. Belum mempunyai sistem saraf
Yang menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.
c. Belum mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus.
Pencernaan makanan secara intra seluler (pencernaan makanan dalam sel) karena masih intraseluler maka
disebut Parazoa.
2. Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut Porifera) dan sudah mempunyai sistem canol.
3. Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis antara lain :
a. Lapisan luar = epidermis
Tersusun dan dermal-dermal epitelium
b. Lapisan dalam
Tersusun dari Choanocyte = deretan sel leher masing-masing Choanocyle dilengkapi dengan Flogellum
diantara 2 lapisan (lapisan dalam dan luar) terhadap zat antara berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau
Mesenchym.
 Hewan yang paling sederhana, tubuh
tersusun atas lapisan-lapisan sel yang
tersusun longgar dan belum terspesialisasi
dan belum memiliki jaringan atau organ
dengan sel ber diri sendiri-sendiri.
 Sebagian besar hidup di laur dengan warna
lebih cerah dibandingkan porifera yang hidup
di air tawar.
 Hidup menempel pada dasar (sessil) dan
sangat tergantung pada aliran air untuk
megambil makanan dan oksigen serta
membuang zat sisa.
 Sel-sel tubuh tertanam dalam matriks gelatin
dan tubuh berbentuk kaku karena adanya
spikula yang terbuat dari calsium carbonat,
silika dan kolagen.
 Tidak memiliki sistem syaraf dan indra, dan
memiliki element penggerak tubuh yang
sederhana.
 Ukuran tubuh bervariasi dari yang kecil 2 cm
sampai yang berukuran besar 2 m.
Pada umumnya porifera hidup di air laut, yaitu tersebr atau terbentang sejak
daerah perairan pantai (tide) yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5
km. Familia yang hidup di air tawar. biasanya termasuk pada familia
Spongilidae. Fase dewasa bersifat sesil, artinya menetap pada suatu tempat
tanpa mengadakan perpindahan. Hewan ini mengikatkan diri pada suatu
obyek yang keras yang dipakai sebagai tambahan, misalnya batu-batuan,
kayu-kayu yang tenggelam didalam air dan ada juga yang melekat pada
cangkok hewan-hewan Mollusca. Antara bagian tubuh utamanya dengan
tambatan dihubungkan oleh tangkal atau pendekula yang dibagian proksimal
mengadakanpelebaran sebagai bentuk cakram atau bentuk yang
menyerupai akar. Bentuk tubuh sangat bervariasi, yaitu ada yang
menyerupai kipas, jambangan bunga, batang, globural, genta, terompet dan
lainnya: hewan porifera sebagian besar membentuk koloni yang sering
tampak tidak teratur, sehingga tampak seperti tumbuhan. Warna tubuh
porifera bermacan-macan misalnya berwarna kelabu, kunig, merah, biru,
hitam, putih keruh coklat, jingga, hijau dam lain-lainnya. Warna tubuh sering
berubah, tergantung tempat sinar. Warna-warna itu diperkuat atau
diperlemah warna lain, karena didalam tubuhnya mengandung ganggang
yang memiliki warna juga. Ganggang ini rupanya mengadakan simbiosis
dengan porifera.
Porifera hidup secara heterotof.
Makanannya adalah bakteri dan
plankton.Makanan yang masuk kedalam
tubuhnya berbentuk cairan sehingga
porifera disebut juga sebagai pemakan
cairan. Pencernaan dilakukan secara
intraseluler di dalam koanosit dan
amoebosit. Habitat porifera umumnya di
laut, mulai dari tepi pantai hingga laut
dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis
porifera hidup di ait tawar, misalnya
Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera
yang telah dewasa tidak dapat berpindah
tempat (sesil), hidupnya menempel pada
batu atau benda lainya di dasar laut. Karena
porifera yang bercirikan tidak dapat
berpindah tempat, kadang porifera dianggap
sebagai tumbuhan.
Diantara epidermis dan koanosit terdapat lapisan tengah
berupa bahan kental yang disebut mesoglea atau
mesenkim. Di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis
sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, sel arkheosit.
Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk
mengambil makanan yang telah dicerna di dalam
koanosit. Sel skleroblas berfungsi membentuk duri
Macam-macam bentuk Spikula (spikula) atau spongin. Spikula terbuat dari kalsium
karbonat atau silikat. Sedangkan spongin tersusun dari
serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti
spon.
Sedangkan sel arkheosit berfungsi sebagai sel
reproduktif, misalnya pembentuk tunas, pembentukan
gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak dan
regenerasi.
Pembiakan secara aseksual dengan pembentukan tunas
(budding). Sedangkan pembiakan secara seksual
berlangsung dengan persatuan antara sel telur dan
spermatozoid, dan menghasilkan zigot yang selanjutnya
berkembang menjadi larva berflagel. Larva tersebut dapat
berenang dan keluar melalui oskulum. Bila menemukan
tempat yang sesuai, larva akan menempel kemudian
tumbuh menjadi Porifera baru.
Makanan
Porifera mengambil makanan dengan cara menyaring makanan yang terlarut dalam air.
Flagel menarik bakteri, protozoa dan alga yang melekat pada leher dari sel koanosit,
kemudian dicerna dalam sel koanosit.
Sel amoebosit mengambil hasil pencernaan yang dilakukan oleh koanosit untuk di
edarkan keseluruh tubuh.
kelebihan air dan makanan dikeluarkan melalui lubang oskulum.

Dinding tubuh tersusun atas dua lapis yaitu :


1). Lapis luar yang disebut epidermis ayau ephitelium dermal tapi menurut ¬–
ambenfels sel-sel itu bukan sel ephitelium sebenarnya, dan sering disebut Pinacocyt
dan kadang-kadang mempunyai satu flagellum.
2). Lapis dalam yang terdiri atas jajaran sel-sel berleher yang disebut Choanocyt
yang berbentuk botol yang berbahan gelatin. Didalam zat antar itu terdapat :
a) Amoebocyte yang berfungsi mengedarkan zay-zat makanan ke sel lainnya dan
menghasilkan gelatin
b) Porocyte (sel pori) atau myocyt
c) Scleroblast yang berfungsi membentuk spikula (kerangka tubuh)
d) Archeocyt merupakan sel amoebosit embrional yang tumpul dan dapat
membentuk sel-sel lainnya misalnya sel-sel reproduktif
e) Spicula yang merupakan unsur pembentuk tubuh
Porifera adalah makhluk hermaprodit, bagian tubuh
koanosit memproduksi spermatozoid sedangkan
bagian amoebosit memproduksi ovum. Zigot akan
terbentuk ketika spermatozoid berhasil membuahi
ovum. Setelah itu zigot akan berkembang menjadi
embrio baru, embrio kemudian keluar dari induknya
melalui bagian oskulum dan mencari tempat
perlekatan yang baru untuk tumbuh menjadi individu
yang baru lagi.
Adapun reproduksi secara aseksual dapat terjadi
dengan cara membentuk tunas eksternal maupun
tunas internal (gemmula). Pada kondisi tertentu
dimana lingkungan sangat buruk untuk pertumbuhan
porifera maka induknya akan matu selanjutnya tunas
internal akan mencoba untuk bertahan tumbuh
menjadi individu yang baru lagi.
1). reproduksi secara aseksual
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Dilakukan
dengan membentuk tunas pada tubuh induk., lama-kelamaan akan terbentuk koloni porifera.
Fragmen-fragmen kecil melepaskan diri dari spons induk, menempel pada substrat, dan
tumbuh menjadi spons baru.
Reproduksi aseksual porifera air tawar bisa juga dilakukan untuk mengatasi kondisi
lingkungan yang kering dengan pembentukan gemule (butir benih/tunas internal), yaitu sel
amebosit yang dibungkjus oleh tiga lapisan kuat.
Proses pembentukan gemmulae adalah sebagai berikut : Pertama-tama arkeost
mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga
tubuh. Sel tertentu kemudian mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya.
Terbentuklah kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat
gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi membentuk spons
baru Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air
tawar.Gemule akan terlihat pada saat induk hancur. Jika kondisi lingkungan membaik
kemabali, maka lapisan pelindung pecah dan kehidupan dilangsungkan kembali.
2). Reproduksi secara seksual
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembuahan sel telur suatu porifera oleh sel
sprema porifera yang lain secara internal. Perkembangbiakan generatif berlangsung secara
anisogami, yaitu dengan peleburan gamet jantan (mikrogamet) dengan gamet betina
(makrogamet). Masing-masing individu menghasilkan sperma dan ovum. Kedua sel kelamin
terbentuk dari perkembangan sel-sel amebosit atau koanosit. Sel-sel sperma dilepaskan ke
dalam air, kemudian masuk ke tubuh spons lain bersama aliran air melalui ostium untuk
melakukan fertilisasi. Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva
bersilia. Larva tersebut akan keluar dari tubuh porifera induk melalui oskulum, kemudian
melekat di dasar perairan untuk tumbuh menjadi dewasa
Sistem Reproduksi Porifera
Porifera berkembang biak dengan baik cara vegetatif dan generatif. Kebanyakan porifera yang
berkembang biak 1.dengan cara generatif adalah hermaprodit dan menghasilkan telur dan sperma
pada waktu yang berbeda. Sperma sering "dikeluarkan" ke dalam air.
Porifera bereproduksi secara vegetatif maupun generatif.
2. Reproduksi secara vegetatif dengan cara pembentukan tunas (budding) dan gemula (gemmule,
tunas internal). Tunas merupakan salah satu jenis sel-sel amebosit yang mudah dilepaskan.
Sekelompok sel yang dilepaskan akan tumbuh menjadi individu baru. Gemula merupakan
sekumpulan arkeosit (archeocyte) yang mengandung cadangan makanan dan dikelilingi oleh
amebosit yang membentuk lapisan luar yang keras atau terkadang mengandung spikula. Arkeosit
merupakan amebosit dengan pseudopodia yang tumpul dan bernukleus besar. Namun beberapa
jenis Porifera membentuk gemula tanpa cangkang atau kadang-kadang berbentuk larva yang
berenang bebas. Di daerah tropis, gemula terbentuk sepanjang tahun terutama menjelang musim
kemarau, sedangkan di daerah empat musim, pembentukan gemula terutama terjadi pada musim
gugur sebagai upaya pertahanan diri menghadapi musim dingin.
Pada umumnya Porifera bersifat hermafrodit, tetapi sel telur dan sperma diproduksi pada waktu
yang berbeda. Beberapa jenis ada yang diesis (dioecious). Sperma dikeluarkan bersama aliran air
melalui oskulum dan masuk ke individu lain melalui ostium. Fertilisasi sel telur oleh sperma terjadi
di mesohil dan menghasilkan embrio. Embrio akan tumbuh menjadi larva berflagela yang
disebutlarva amfiblastula. Larva amfiblastula keluar dari mesohil, kemudian bersama aliran air
keluar melalui oskulum. Larva amfiblastula berenang bebas dan menempel di suatu substrat
hingga tumbuh menjadi Porifera dewasa.
Perbedaan Calcarea Hexactinellida Demospongia

Penyusun kerangka tubuh Spikula seperti duri-duri kecil Spikula yang mengandung Serabut spongin atau
dari Kalsium Karbonat. silikat atau kersik (SiO2). Ujung campuran spongin dan zat
spikula berjumlah 6. kersik.
Ukuran tubuh Tinggi kurang dari 10 cm. Tinggi rata-rata 10-30 cm. Tinggi dan diameter mencapai
lebih dari 1 m.

Warna Pucat Pucat Cerah, mengandung pigmen pada


amoebosit yang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari sinar
matahari.
Bentuk tubuh Seperti vas bunga, kendi, dompet, Seperti vas bunga atau mangkuk. Tidak beraturan dan bercabang.
atau silinder.

Tipe saluran air - Tipe sikonoid Tipe leukonoid

Laut dangkal Kedalaman laut 200 - 1.000m. Laut dalam maupun dangkal,
meskipun ada yang di air tawar.
Habitat

Contuh spesiesnya Sycon sp ,Clatharina sp Pheronema sp, Euolectellasp Euspingia sp,Callyspongia sp,
danPhyllospongia sp
Secara ekonomis, Porifera tidak
mempunyai arti penting. Hewan
Demospongia yang hidup di laut dangkal
dapat dimanfaatkan oleh manusia
misalnya : spons untuk mandi dan,
pembersih kaca.
Rangka tubuh porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena
dapat dimanfaatkan sebagai :
1.alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok
(tempat duduk) kendaraan bermotor.
Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk
mencuci, sedangkan Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai
alat pembersih toilet yang harganya mahal. Beberapa jenis Porifera
seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons
mandi.
2.Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai
pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan
obat-obatan. Spesies Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa
bioaktif yang berkhasiat sebagai : obat anti kanker, sedangkan obat
anti-asma diambil dari Cymbacela. SponsLuffariella variabilis
menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang
bernilai jual sangat tinggi.
KESIMPULAN
Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan
turunan dari koloni protozoa jenis ‘choanoflagellata’ , hewan
spons’ itulah sebutan untuk filum porifera karena seluruh
permukaan tubuh hewan ini lobang-lobang kecil (pori).
Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme
multiseluler dan sebagian besar hidup dilaut. Porifera
bereproduksi melalui dua cara yaitu secara generatif ataupun
vegetatif. Tubuh porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan
sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu
dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada
akuarium.
KELOMPOK 1:
NURLAILLI
NOVA RAMADHANI
AGLESYA WASTINA HUTASOIT
M.FAJAR BADIANTO
SEPTIA ADINDA

Anda mungkin juga menyukai