Anda di halaman 1dari 22

Etiologi

KONGENITAL
• Atresia Koana - Laringomalasia
• Stenosis Subglotis - Sindrom Pierre Robins

RADANG
• Tonsilitis - Epiglotitis Akut
• Sindroma Croup - Abses Leher Dalam

Trauma
• Trauma Maksilofasial - Menelan Bahan Kaustik
• Trauma Laring - Paralisis Laring
Etiologi
Tumor : - Papilloma Laring
-Tumor Ganas Laring

Lain Lain : - OSAS


- Corpus Alineum
Gejala
Obstruksi Total Obstruksi Parsial

• Kejadiannya berlangsung sangat cepat • Tanda dan gejala mungkin ringan


pasien tidak dapat bernafas, biasanya ditandai dengan batuk,
berbicara, atau batuk stridor inspirasi, pernapasan yang
• Cemas dan gelisah. Upaya kuat untuk bising, dysphonia, aphonia, tersedak,
respirasi dengan retraksi interkostal meneteskan air liur dan tersedak
dan supraklavicular. • Dyspnea, batuk lemah, gangguan
• Denyut jantung dan tekanan darah pernapasan dan tanda-tanda
meningkat. hipoksemia dan hiperkarbia seperti
• Pasien menjadi cepat sianosis kecemasan, kebingungan, kelesuan
• Hilang kesadaran, bradikardi dan dan sianosis dapat terjadi saat
hipotensi obstruksi memburuk.
• Kematian tidak dapat dihindari jika • Obstruksi jalan nafas parsial yang
obstruksi tidak ditangani dalam 2-5 memburuk harus dikelola secara baik
menit sejak kejadian dan lakukan persiapan segera untuk
penanganan obstruksi total.
KONGENITAL
Laringomalasia
Laringomalasia adalah penyebab paling
banyak dari stridor pada neonatus dan bayi.
Gejala dan tanda :
• Stridor pada saat bayi bernapas
• Retraksi ringan leher dan dinding dada
• Refluks makanan dari lambung
• Kondisi berat disertai sianosis

Tatalaksana :
• Tindakan bedah : Supraglottoplasty
Atresia Koana
Atresia koana adalah suatu gangguan
kongenital dimana tertutupnya satu atau
kedua posterior cavum nasi oleh membrane
abnormal.
Gejala dan tanda :
• Bilateral : Terdapat sianosis pada bayi
menangis. Merupakan keadaan gawat
darurat.
• Unilateral : Tidak menimbulkan gejala
pada awal kehidupan. Namun
menyebabkan gangguan drainase nasal
kronis.

Tatalaksana : Keadaan darurat dilakukan


intubasi endotrakeal dan trakeostomi.
Stenosis Subglotis
Stenosis subglotik adalah penyempitan
saluran udara di bawah pita suara dan di
atas trakea.
Gejala dan tanda :
• Stridor
• Dyspnea
• Retraksi suprasternal, epigastrium,
intercostal dan subklavikula.
• Sianosis dan apnea (berat)

Tatalaksana : Trakeostomi
Pierre Robin Syndrome
• Pierre Robin Syndrome (PRS)
secara klasik digambarkan
sebagai triad micrognathia,
glossoptosis, dan obstruksi
saluran napas.
• Struktur mandibula yang lebih
kecil menggeser lidah ke
posterior, menghasilkan
obstruksi jalan napas.
• Tatalaksana : Tindakan Bedah
TRAUMA
Trauma Maksilofasial
• Trauma maksilofasial merupakan
keadaan yang sering dijumpai di
instalasi gawat darurat.
• Luka yang parah di daerah
maksilofasial dapat mempersulit
penanganan awal pasien trauma
karena kedekatannya dengan otak,
tulang belakang leher, dan saluran
napas.
• Teknik pembebasan jalan napas dan
sirkulasi (ABC).
Trauma Laring
• Trauma laring adalah cedera
traumatik yang langka dan
berpotensi fatal, dengan perkiraan
kejadian 1 dari 30.000 pasien yang
dirawat di Unit Gawat Darurat.
• Kelangkaan jenis cedera ini sering
menyebabkan keterlambatan
diagnosis.
• Oleh karena itu penting bagi dokter
yang mengobatinya untuk memiliki
pemahaman yang komprehensif
tentang diagnosis dan
pengobatannya.
Menelan Bahan Kaustik
• Larutan asam kuat merupakan penyebab
trauma dari saluran pernapasan.
• Bila tertelan dapat mengakibatkan
terbakarnya mukosa saluran cerna.
• Diagnostik berdasarkan riwayat menelan
zat kaustik dan adanya luka bakar di
sekitar dan dalam mulut.
• Pendekatan ABC harus diikuti dengan
tujuan memastikan saluran udara yang
terlindungi, ventilasi yang memadai dan
stabilitas hemodinamik.
Paralisis Laring
1. Paralisis n. laringeus superior
• Terjadi juga perubahan nada dan
resonansi suara bila penderita bicara
keras atau menyanyi terlalu lama karena
tegangan pita suara terganggu.
• Gerakan abduksi dan adduksi pita suara
tidak terganggu.

2. Paralisis n. laringeus rekurens


• Paralisis n. laringeus inferior
mengakibatkan suara mendesau.
• Gejala ini dapat menghilang dalam
beberapa minggu bila terjadi kompensasi
oleh otot aduktor kontralateral sehingga
pita suara yang sehat bergerak melewati
garis tengah sehingga bertemu dengan
pita suara yang lumpuh.
RADANG
Tonsilitis

Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik


Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronis
• Tonsilitis akut dapat didefinisikan sebagai • Tonsilitis kronis umumnya terjadi akibat
radang amande. komplikasi tonsilitis akut, terutama yang tidak
• Bakteri yang paling umum adalah Grup A mendapat terapi adekuat.
beta-haemolytic streptococci (GAS). • Gejala-gejala yang menunjukkan tonsilitis
kronik adalah demam, sakit tenggorokan,
• Diagnosis didasarkan pada riwayat demam,
nyeri pada saat menelan, eritema tonsil dan
sakit tenggorokan disertai nyeri pada saat
eksudat serta adanya pembesaran tonsil dan
menelan, dan ditemukan faring hiperemis
kelenjar limfadenopati.
dengan atau tanpa eksudat tonsil dan
pembesaran kelenjar di leher.
Sindroma Croup
• Croup atau laringotrakeobronkitis akut (LTBA) merupakan penyakit peradangan akut di daerah
subglotis larings, trakea, dan bronkus.
• Penyakit ini merupakan penyebab tersering obstruksi saluran nafas atas pada anak-anak
• Gejala ditandai dengan suara serak, batuk kering seperti menggonggong, dan stridor inspirasi.
• Pada kondisi yang berat dapat menjadi gagal napas.
• Pada kasus yang berat proses penyembuhan terjadi setelah 7-14 hari. Terapi sindroma Croup
antara lain dengan pemberian oksigen, analgesik/antipiretik, antitusif dan dekongestan, antibiotik
serta glucocorticoid.
Epiglotitis Akut
• Epiglotitis akut penyebab paling
sering adalah Hemophilus influenzae
tipe B, tetapi infeksi dengan
Streptokokus b-hemolitik grup akhir-
akhir ini sering dijumpai.
• Kebanyakan pasien dewasa yang
datang dengan epiglotitis akut
mengeluh sakit tenggorokan dan
odinofagia.
• Tatalaksana : Antibiotik, NSAID.
Abses Leher Dalam

Abses Peritonsiler

Abses Parafaring

Abses Submandibula
Abses Leher Dalam

Abses Retrofaring

Angina Ludwig
TUMOR

Papilloma Laring
Gejala : Suara serak, batuk, sesak
napas dan stridor.
Tatalaksana : Pembedahan

Karsinoma Laring
Gejala : Suara serak, afonia, batuk,
hemoptysis, nyeri tekan pada
daerah laring
LAIN LAIN

CORPUS
OSAS Corpus alineum dapat
Obstruktif sleep apnea ALINEUM terjadi di hidung, faring dan
syndrome adalah suatu laring.
sindrom dengan
ditemukannya episode Gejala dari corpus alineum
apnea atau hipopnea pada obstruksi pada daerah yang
saat tidur. tersumbat, nyeri, bahkan
bisa sampai apnea

Manifestasi klinis yang Tatalaksana : Serumen


terbanyak adalah kesulitan spoon, serumen hook,
bernafas pada saat tidur, pinset bayonet, maneuver
mendengkur saat tidur. Heimlich, Back Blow.

Anda mungkin juga menyukai