Interpretasi :
Kalibrasi 10 dengan kecepatan 25mm/V, Irama reguler, terdapat kompleks
PQRS lengkap, gelombang P ≤ 0,12 detik, aksis normal.
Kesan : normal.
FOTO THORAKS
A : Trakea berada
ditengah tidak
terdorong ke kiri atau
ke kanan
B : Tidak terlihat
adanya fraktur
C : Tidak terdapat
perbesaran CTR 48%
D : Kedua ujung paru
tampak tajam,
corakan
bronkovaskuler tidak
meningkat
Usul Pemeriksaan
• Darah lengkap (Hb, Ht, Leuko, Trombosit, CT,
BT)
• Troponin I/T
DIAGNOSIS
Diagnosis
a. Diagnosa Banding
UAP
APS
SKA NSTEMI
b. Diagnosis
diagnosis klinis : chest pain
diagnosis etiologi : UAP
diagnosis anatomi :
diagnosis kerja : chest pain ec UAP, hipertensi
PENATALAKSANAAN
- Oksigenasi nasal canul 3 lpm
- stopper
- bisoprolol 1 x ½
- aspilet 2 tab 1x1
- CPG $ tab 1 x 1
- Pro cateter jantung
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DEFINISI
Angina pektoris merupakan suatu sindrom
klinis berupa serangan nyeri dada yang khas,
yaitu dada seperti ditekan benda berat,
seperti ditusuk-tusuk dan nyeri sering
menjalar kelengan kiri atau ke kedua lengan.
Nyeri timbul biasanya saat melakukan aktivitas
dan dapat menghilang saat aktivitas
dihentikan, nyeri juga dapat dipicu oleh
aktivitas emosional. Angina terjadi sebagai
konsekuensi dari iskemia miokardium.
KLASIFIKASI
• Angina stabil
Nyeri dada yang dicetuskan oleh sejumlah stimulus, angina stabil hilang dengan
istirahat atau penghentian stimulus, gejala muncul karena iskemia miokardium
yang disebabkan oleh gangguan pasokan darah pada miokardium. Angina stabil
gejalanya bersifat reversible dan tidak progresif.
• Angina tidak stabil
Angina dengan frekuensi dan derajat keparahan yang meningkat, dengan serangan
yang lama dan hanya menghilang sebagian dengan nitrat sublingual. riwayat
penyakit biasanya pendek (beberapa minggu) dan prognosis buruk, dengan
kemungkinan bermakna untuk berkembang menjadi infark miokardium akut atau
kematian mendadak.
• Angina prinzmetal
Angina prinzmetal adalah angina yang muncul saat istirahat dan elevasi segmen ST
pada EKG yang menandakan adanya iskemik transmural. Keadaan yang tidak biasa
ini berhubungan dengan adanya tonus arteri koroner yang bertambah, yang
dengan cepat hilang melalui pemberian nitrogliserin dan dapat diprovokasi oleh
asetilkolin. Angina ini dapat terjadi pada arteri yang strukturnya normal, pada
penyakit arteri koroner campuran atau dalam keadaan stenosis oklusif koroner
berat.
GAMBARAN KLINIS
• Nyeri dada seperti pada angina biasa tapi lebih berat dan
lebih lama, mungkin timbul pada waktu istirahat, atau
timbul karena aktivitas yang minimal.
• Nyeri dada dapat disertai keluhan sesak napas, mual,
sampai muntah, kadang-kadang disertai keringat dingin.
Pada pemeriksaan jasmani seringkali tidak ada yang khas.
• Pemeriksaan fisik sewaktu angina dapat tidak menunjukkan
kelainan.
• Pada auskultasi dapat terdengar derap atrial atau ventrikel
dan murmur sistolik di daerah apeks. Frekuensi denyut
jantung dapat menurun, menetap, atau meningkat pada
waktu serangan angina.4,8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• EKG
• Ekhokardiografi
• Foto Thoraks
• Pemeriksaan Lab
PENATALAKSANAAN
• Obat anti iskemia (Nitrat, β-blocker, antagonis
kalsium)
• Obat anti agregasi trombosit
• Obat anti trombin
KESIMPULAN
Angina pektoris merupakan suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri
dada yang khas, yaitu dada seperti ditekan benda berat, seperti ditusuk-tusuk dan
nyeri sering menjalar kelengan kiri atau ke kedua lengan. Nyeri timbul biasanya
saat melakukan aktivitas dan dapat menghilang saat aktivitas dihentikan, nyeri juga
dapat dipicu oleh aktivitas emosional. Angina terjadi sebagai konsekuensi dari
iskemia miokardium.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami angina pektoris tak
stabil (UAP) disertai adanya hipertensi grade I. Secara keseluruhan untuk
penanganan pasien ini masih kurang dikarenakan belum dilakukan pemeriksaan
laboratorium, pasien ini seharusnya diobservasi lebih lanjut dan di sarankan
pemasangan kateter jantung.
DAFTAR PUSTAKA
• Hamm CW, Bertrand M, Braunwald E. Acute coronary syndrome without ST elevation :
implementation of new guidelines.Lancet 20009;358:1533-8.
• World Health Organization. Deaths from coronary heart disease. Cited 2015 July Available from URL
: http://www.who.int/cardiovasculardiseases/ cvd_14_deathHD.pdf
• Rahman AM. Angina Pektoris Stabil. Dalam : Sudoyo AW, Setiuohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati
S. (Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Penerbit FK UI,2006. Jakarta: p.1611.
• Trisnohadi, Hanafi B. 2006. Angina Pectoris Tak Stabil dalam Aru W.S, Bambang S, Idrus A, Marcelius
S.K, Siti S.S (Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV.Penerbit FK UI 2016. Jakarta.
P.1606-8.
• Hamm CW, Bertrand M, Braunwald E. A classification of unstable angina revisited. Availavle from
URL: http://circ.ahajournals.org/content/102/1/118.
• R B Guthrie, Z Vlodaver, D M Nicoloff, J E Edwards. Pathology of stable and unstable angina pectoris.
Available from URL: http://circ.ahajournals.org/content/51/6/1/1059.
• Hamm, Christian W; Bassand, Jean-Pierre; Agewall, Stefan and et al. ESC Guidelines for the
management of acute coronary syndromes in patients presenting without persistent ST-segment
elevation, 2011. Accessed 21 Feb 2014. Avalaible form: http://www.escardio.org/guidelines-
surveys/esc-guidelines/Pages/ACS-non-ST-segment-elevation.aspx
• Gunawan SG. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI; 2017.