Anda di halaman 1dari 22

KEBUTUHAN ELIMINASI

Andi Widianto (16.007)


Dimas Wahyu Andiko (16.021)
Dina Fakhrana (16.022)
Enggar Dwi Prasetiyo (16.029)
Lusi Ari Firohwati (16.022)
Rani Pratiwi (16.076)
Revy Arysa Bagaskari (16.078)
Definisi

• Eliminasi
Eliminasi adalah suatu proses pembuangan sampah dari proses
metabolik tubuh.
• Urine
Urine adalah produk sampah atau sisa zat metabolisme dari sistem
perkemihan yang berupa cairan.
• Alvi / feses
Alvi / feses (kotoran besar, defekasi) adalah produk sampah padat dari
pencernaan, terdiri dari produk akhir metabolisme dan pencernaan
makanan.
Anatomi Sistem Urinaria

• Ginjal
Ginjal merupakan organ retroperitoneal(dibelakang selaput perut), terdiri atas
ginjal sebelah kanan dan kiri tulang punggung. Ginjal berperan sebagai
pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh serta penyaring darah
untuk dibuang dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh
tubuh
• Kandung Kemih
Kandung kemih(buli-buli-bladder) merupakan sebuah kantong yang terdiri
atas otot halus, berfungsi menampung urine. Pada dasar kandung kemih
terdapat lapisan tengah jaringan otot berbentuk lingkaran bagian dalam
atau disebut otot lingkar yang berfungsi menjaga saluran antara kandung
kemih dan ureter, sehingga uretra dapat menyalurkan urine dari kandung
kemih keluar tubuh.
• Uretra
Uretra merupakan organ yang berfungsi menyalurkan urine kebagian luar.
Fungsi uretra pada wanita berbeda dengan pria. Pada pria, uretra digunakan
sebagai tempat pengaliran urune dan sistem reproduksi, Pada wanita, uretra
berfungsi sebagai tempat penyalur urine ke bagian luar tubuh.
Proses Berkemih
Berkemih (mictio, mycturition, voiding / urination) adalah proses pengosongan
fesika urinaria (kandung kemih).
Proses ini dimulai dengan terkumpulnya urine dalam fesika urinaria yang
merangsang saraf-saraf sensorik dalam dinding vesika urinaria (bagian reseptor).
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat
menimbulkan rangsangan, melalui medulla spinalis dihantarkan ke pusat
pengontrol berkemih yang terdapat dikorteks serebral, kemudian otak
memberikan rangsangan melalui medulla spinalis ke neuron motoris didaerah
saklral serta terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot svingter internal.
Komposisi Urine

Air 96 %
Larutan 4 %
Larutan organik (urea, ammonia, kreatin, dan uric acid).
Larutan anorganik (natrium klorida, kalium, sulfat, magnesium, dan fosfor).
Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine
Diet dan asupan
Respon keinginan awal untuk berkemih
Gaya hidup
Stres psikologis
Tingkat aktifitas
Tingkat perkembangan
Kondisi penyakit
Sosiokultural
Kebiasaan seseorang
Pembedahan
Pengobatan
Pemeriksaan diagnostik
Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine

• Retensi urine,
Merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan isinya, sehingga
menyebabkan distensi dari vesika urinaria.
• Inkontinensia urine
Adalah ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap
untuk mengontrol ekskresi urine. Penyebab dari inkontinensia urine yaitu
proses penuaan, pembesaran kelenjar prostat, penurunan kesadaran, dan
penggunan obat narkotik atau adatif.
• Enuresis
Enuresis merupakan ketidaksanggupan menahan kemih(mengompol)
yang diakibatkan tidak mampu mengontrol svingter ekterna. Enurosis
biasanya terjadi pada anak tau orang jompo, umunya pada malam hari.
• Ureterotomi
Ureterotomi adalah tindakan operasi dengan jalan membuat stoma pada
dinding perut untuk drainase urine.
Perubahan Pola Eliminasi Urine
Frekuensi
Meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yang meningkat, biasanya
terjadi pada sistitis, stres, dan ibu hamil.
Urgensi
Perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak karena
kemampuan sfingter untuk mengontrol berkurang.
Disuria
Rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misalnya pada infeksi saluran kemih,
trauma, dan striktur uretra.
Poliuria (diuresis)
Produksi urine melebihi normal tanpa peningkatan intake cairan, misalnya pada
pasien diabetes melitus.
Urinaria supresi
Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine secara tiba-tiba. Anuria (urine
kurang dari 100ml/24 jam) dan oliguria (urine berkisar 100-500ml/24 jam).
Volume Urine Normal
NO USIA JUMLAH / HARI

1 1-2 Hari 15-60 ml

2 3-10 Hari 100-300 ml

3 10-12 Bulan 250-400 ml

4 2 Bulan - 1 Tahun 400-500 ml

5 1-3 Tahun 500-600 ml

6 3-5 Tahun 600-700 ml

7 5-8 Tahun 700-100 ml

8 8-14 Tahun 800-1400 ml

9 14 Tahun-Dewasa 1500 ml

10 Dewasa Tua ≤ 1500 ml


Proses Defekasi

Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut dengan buang
air besar.
Feses terdiri atas sisa makanan seperti selulosa yang tidak direncanakan dan
zat makanan lain yang seharusnya tidak dipakai oleh tubuh, berbagai
macam mikroorganisme, sekresi kelenjar usus, pigmen empedu, dan cairan
tubuh. Feses normal terdiri atas masa padat dan berwarna coklat karena
disebabkan oleh mobilitas sebagai hasil reduksi pigmen empedu dan usus
kecil.
Masalah Pada Eliminasi Alvi
1. Konstipasi
2. Konstipasi Kolonik
3. Konstipasi Dirasakan
4. Diare
5. Inkontinensia Usus
6. Kembung
7. Hemorroid
8. Fecal Impaction
Faktor yang mempengaruhi defekasi
1. Usia
2. Diet
3. Asupan cairan
4. Aktivitas
5. Pengobatan
6. Gaya hidup
7. Penyakit
8. Nyeri
9. Kerusakan sensoris dan motoris
Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada kebutuhan eliminasi urine meliputi :
1. Kebiasaan berkemih
Kebiasaan ini meliputi bagaimana kebiasaan berkemih serta hambatannya.
Frekuensi berkemih bergantung pada kebiasaan dan kesempatan. Banyak
orang berkemih setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan
waktu untuk berkemih pada malam hari
2. Pola berkemih mengikuti :
a. Frekuensi berkemih
b. Urgent
c. Disuria
d. Poliurea
e. Urinaria
3. Volume urine

N USIA JUMLAH/HARI
O
1 1-2 hari 15-16 ml
2 3-10 hari 100-300 ml
3 10-2 bulan 250-400 ml
4 2 bulan-1 tahun 400-500 ml
5 1-3 tahun 500-600 ml
6 3-5 tahun 600-700 ml
7 5-8 tahun 700-1000 ml
8 8-14 tahun 800-1400 ml
9 14 tahun-dewasa 1500 ml
1 Dewasa tua ≤1500 ml
0
4. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan buang air kecil adalah :
a. Diet dan asupan (diet tinggi protein dan natrium) dapat mempengaruhi jumlah
urine yang dibentuk, sedangkan minum kopi dapat meningkatkan jumlah
urine.
b. Gaya hidup.
c. Stres psikologis dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.
d. Tingkat aktivitas.
Keadaan urine
Warna
Bau
Berat jenis
Kejernihan
pH
Protein
Darah
Glukosa
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang terjadi pada masalah kebutuhan eliminasi urine
sebagai berikut:
• Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan
• Inkontinensia fungsional
• Inkontinensia reflek berhubungan dengan
• Inkontinensia stres berhubungan dengan
• Inkontinensia total berhubungan dengan
• Inkontinensia dorongan berhubungan dengan
• Retensi urine berhubungan dengan :
• Perubahan body image berhubungan dengan inkontinensia, ureterostomi, dan
encuresis.
• Risiko terjadinya infeksi saluran kemih berhubungan dengan pemasangan
kateter, pemeriksaan sistoskopi, dan kebiasaan kebersihan perineum yang
kurang.
• Risiko perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
gangguan drainase ureterostomi.
Rencana Tindakan
Monitor / observasi perubahan faktor, tanda gejala terhadap masalah
perubahan eliminasi urine, retensi dan inkontinensia.
Kurangi faktor yang memengaruhi / penyebab masalah.
Monitor terus perubahan retensi urine.
Lakukan kateterisasi urine.
Evaluasi keperawatan gangguan kebutuhan eliminasi urine dapat
dinilai dari adanya kemampuan :
• Miksi secara normal ditunjukkan dengan kemampuan pasien
berkemih sesuai dengan asupan cairan dan pasien mampu
berkemih tanpa menggunakan obat, kompresi pada kandung
kemih, atau kateter
• Mengosongkan kandung kemih, ditunjukkan dengan berkurangnya
distensi, volume urine residu, dan lancarnya kepatenan drainase.
• Mencegah infeksi, ditunjukkan dengan tidak adanya infeksi, tidak
ditemukan adanya disuria, urgensi, frekuensi, dan rasa terbakar.
• Mempertahankan integritas kulit, ditunjukkan adanya parineal
kering tanpa inflaasi dan kulit sekitar ureterostomi kering.
• Memberikan rasa nyaman, dengan berkurangnya disuria, tidak
ditemukan adanya distensi pada kandung kemih, dan adanya
ekspresi senang mengenai perasaan.
• Melakukan bladder training, ditunjukkan dengan berkurangnya
frekuensi inkontinensia dan mampu berkemih disaat ingin berkemih.

Anda mungkin juga menyukai