Anda di halaman 1dari 52

CBD

Demam Tifoid
Pembimbing:
dr. Alok Adipurnama., Sp. A

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG

Asih Kurnia Hasanah - 1315085


• IDENTITAS PASIEN
• Nama : An M.Iqbal
• Umur : 12 tahun
• Alamat :
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Tanggal masuk RS : 8 Maret 2018
• Tanggal di periksa : 9 Maret 2018
• RIWAYAT PENYAKIT
• Keluhan utama : Demam 6 hari

• RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT SEKARANG


• RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Diare dan muntah 1 tahun yang lalu
• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Ibu asma
• KEBIASAAN
• Jajan di sekolah
• USAHA BEROBAT
• Puskesmas
• Obat paracetamol dan antibiotik
• RIWAYAT ALERGI
• Tidak ada alergi
Riwayat Imunisasi
Keterangan Dasar
BCG ✓
DTP ✓ ✓ ✓
Polio ✓ ✓ ✓
Hep. B ✓ ✓ ✓

Campak -
Asupan Makanan
• ASI sejak lahir sampe 2 tahun
• MPASI sejak 6 bulan

• Riwayat Kehamilan dan Persalinan


• Pasien merupakan anak ke-2 dari 2 anak
• Lahir aterm, spontan, ditolong oleh dokter.
• Berat Badan Lahir 4100 gram.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
• Kesadaran : Compos Mentis
• Kesan sakit : Sakit sedang

Tanda Vital
• Nadi : 70 x/menit, reguler, equal, isi cukup
• Pernapasan : 26 x/menit
• Suhu tubuh : 37,7 oC
Status gizi

• BB : 33 kg
• TB : 138 cm

• BB/U : antara garis 0 dan 2


• TB/U : antara garis 0 dan 2
• BB/TB : antara garis 0 dan 2
Status Generalis
Kepala
• Bentuk : Normal
• Rambut : Hitam, lebat
• Kulit : Normal
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
mata cekung (-)
• Telinga : Sekret -/-
• Hidung : PCH -/-, sekret -/-
• Mulut : Bibir tidak sianosis, Mukosa mulut & lidah
kering, Tonsil T1/T1, Faring hiperemis (-)
Leher
• Bentuk : Simetris
• Retraksi : Retraksi suprastrenal (-)
• KGB : Pembesaran (-)

Thorax
• Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris
• Palpasi : Taktil fremitus kanan = kiri
• Perkusi : Sonor kanan = kiri
• Auskultasi : BBS kiri = kanan , ronki -/-, wheezing -/-
• Jantung : Bunyi jantung S1=S2 normal, irama
reguler, murmur (-)
Abdomen :
• Inspeksi : Data
• Auskultasi : BU (+) normal
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium
dan RUQ
hepar dan lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2’, sianosis (-)
Neurologis : Refleks fisiologis +/+
Refleks patologis -/-
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tanggal 08/03/2018
• Hb : 10,9 g/dL (L) • Laju endap darah
• Ht : 33 % (L) 1 jam : 36 mm/jam
• Leukosit : 6500/mm3 (H)
• Trombosit : 2 jam : 66 mm/2jam
119.000/mm3 (L) • SGOT : 180 U/L (H)
• SGPT : 123 U/L (H)

Kesimpulan
Anemia ,trombositopenia , LED meningkat (adanya peradangan/infeksi),
SGOT SGPT meningkat (peradangan di hepar)
Tanggal 09/03/2018
Hematologi Urin lengkap
• Ht : 33% (L) • Warna : kuning
• Trombosit : • Kejernihan : jernih
150.000/mm3 • Berat jenis : 1.010
• pH : 8.0 (H)
Lain-lain dalam batas
normal

kesimpulan : anemia , pH urin basa


Tanggal 10/03/2018
Hematologi Hitung Jenis
• Hb : 10.7 g/dL (L) • Basofil : 0.0 %
• Ht : 33 % (L) • Eosinofil : 0.0 % (L)
• Leukosit : 7410/mm3 • Net stf : 0.0 % (L)
• Trombosit : 179000/mm3 • Net sg : 40.0 % (L)
• Eritrosit : 4.1 juta/mm3 • Limfosit : 54.0 % (H)
(L) • Monosit : 6.0
Nilai MC
• MCV : 80 fL Kesimpulan
• MCH : 26 pg/mL Anemia , limfositosis relatif
• MCHC : 32 g/dL
Tanggal 10/03/2018
• Imunoserologi widal / • S. Typhi H : negatif
salmonela titer • S. Paratyphi AH : negatif
• S. Typhi O : (+) 1/80 • S. Paratyphi BH : negatif
• S. Paratyphi AO : (+) 1/40 • S. Paratyphi CH : negatif
• S. Paratyphi BO : negatif
• S. Paratyphi CO : negatif
Kesimpulan
widal +
Resume
Anamnesis:
• Anak laki-laki, 12 tahun
• Keluhan utama: demam, sejak 6 hari SMRS
• Demam naik turun semakin hari semakin terasa demam,
naik pada malam hari.
• Menggigil
• Sakit kepala di bagian depan
• BAB 2 hari sekali
• Riwayat kebiasaan : jajan di sekolah
• Riwayat berobat : ke puskesmasdi beri paracetamol dan
antibiotik ,panas turun berkeringat namun naik kembali
panasnya
Pemeriksaan fisik
Tanda Vital
• Nadi : 70 x/menit, reguler, equal, isi cukup
• Pernapasan : 26 x/menit
• Suhu tubuh : 37,7 oC
Mulut : Mukosa kering , lidah kotor
Abdomen
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium dan RUQ
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Anemia
• Anesosinofila
• LED meningkat
• Limfositosis relatif
• Trombositopenia
• pH urin basa
• Widal +
Diagnosis
• Diagnosis banding
• Demam tifoid

• Dengue fever
• Diagnosis kerja :
• Demam tifoid
Usulan Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Hematologi rutin ( Hb,Ht, leukosit, trombosit)
• Serologi
• Widal
• Typhi dot
• Pemeriksaan biakan salmonela
• Gall culture
• Foto abdomen
Penatalaksanaan
Non medikamentosa : Medika mentosa :
• Rawat inap • Antipiretik :
• Tirah baring • PCT 10mg/KgBB IV

• Diet lunak (nasi tim) • Antibiotik :


• Ceftriaxone 1000 mg 2 x
• Infus
PEMBAHASAN

DEMAM TIFOID
Teori Pasien
Anamnesis - Demam > 7 hari - Demam 6 hari
- Demam step ledder - Demam step ledder
- Demam remiten (+)
- Tidak ada penyebab - Demam remiten (+)
yang jelas - Tidak ada penyebab
- Anoreksia yang jelas
- Malaise - Anoreksia (-)
- Nyeri kepala - Malaise (-)
- Gangguan - Nyeri kepala (+)
pencernaan - Gangguan
pencernaan (+)
Teori Pasien
Pemeriksaan fisik Kesadaran : ringan sampai Kesadaran : compos ment
berat Mulut
Mulut - Nafas berbau tdk sedap
- Nafas berbau tdk sedap - Lidah kotor (+) ,
- Lidah kotor , ujung & - ujung & tepinya
tepinya kemerahan, jarang kemerahan (-),tremor (-)
disertai tremor Abdomen
Abdomen - Perut kembung (+)
- Perut kembung - Hepatomegali (-)
- Hepatomegali - Splenomegali (-)
- Splenomegali - Dullness (+)
- Dullness

Pemeriksaan penunjang Hematologi Hematologi


- Leukopeni - Leukopeni (-)
- Limfositosis relatif - Limfositosis relatif (+)
- Aneosinofilia - Aneosinofilia (+)
- Anemia - Anemia (+)
- Trombositopenia ringan - Trombositopenia ringan
Serologi (+)
IgM salmonela + Serologi
Widal 1/360 IgM salmonela +
Widal 1/360
Definisi

Penyakit infeksi akut pada usus halus (terutama didaerah


illeosekal) dengan gejala demam selama 7 hari atau
lebih, gangguan saluran pencernaan, dan gangguan
kesadaran.
Epidemiologi
• Indonesia → endemis
• 96 % → S. typhi
• sisanya → S. paratyphi
• 90 % → umur 3 – 19 th
• Kejadian ↑ stlh umur 5 th
• Minggu pertama sakit sukar dibedakan
dg penyakit demam lainnya
• Memastikan D/ perlu pemeriksaan
biakan kuman utk konfirmasi
Etiologi
Salmonella typhi
Salmonella paratyphi A
Salmonella paratyphi B
Salmonella paratyphi C
Patogenesis
Kuman Salmonella Typhi

Makanan + Minuman

Lambung → Mati

Usus halus

Folikel getah bening intestinum

Multiplikasi sel PMN usus
↓ ↑
Aliran getah bening mesenterica Multiplikasi local
↓ ↑
Aliran darah (Bakteremia Primer)Hidup dan berkembang biak
↓ ↑
RES (hati dan limpa) → Aliran darah (Bakteremia Sekunder)
Patogenesis
Patologi plaque peyeri menurut Huckstep (bila tidak
segera diberikan antibiotik):

• Fase 1 : hiperplasia folikel limfoid

• Fase 2 : nekrosis folikel limfoid selama seminggu


kedua melibatkan mukosa dan submukosa

• Fase 3 : ulserasi pada aksis panjang bowel


dengan kemungkinan perforasi dan pendarahan

• Fase 4 : penyembuhan tjd pd minggu ke-4 dan


tidak menyebabkan terbentuknya struktur
Gejala klinis
• Gejala klinis pada anak biasanya lebih ringan
dibandingkan dewasa
• Masa inkubasi: ± 10 – 14 hari
• Selama masa inkubasi :
Gejala prodromal: anoreksia, letargia, malaise,
dullness, nyeri kepala, batuk non produktif, bradicardia
• Setelah masa inkubasi:
Demam , Gangguan pencernaan, gangguan kesadaran
Gejala klinis
1. Demam
• step ladder , remiten & suhu tdk berapa
tinggi
• Suhu ↑ sore/malam hari, ↓ pagi hari
Gejala klinis
2. Gangguan saluran pencernaan
- Nafas berbau tidak sedap
- Bibir kering & pecah2 (ragaden)
- Lidah ditutupi selaput putih kotor
(coatedtongue), ujung & tepinya kemerahan,
jarang disertai tremor
- Perut kembung (meteorismus)
- Hati & limpa membesar disertai nyeri tekan
- Konstipasi →pd anak besar lbh mencolok
- Diare → bayi dan balita
3. Gangguan kesadaran
- kesadaran menurun apatis – somnolen
- jarang sopor, koma atau gelisah
Gejala klinis
Gejala lain:
- roseola (bercak makulo papular) pada kulit dada,
abdomen, punggung & ekstremitas → minggu I
demam tapi berlangsung singkat 2-3 hari
- Bradikardia relatif pada anak besar
- epistaksis
Relaps (kambuh)
• Keadaan berulangnya gejala peny tifus tetapi lebih
ringan & lebih singkat
• Pada minggu II (setelah suhu badan normal)→Terjadi
karena terdapatnya basil dalam organ2 yg tidak dpt
dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti
• Mungkin pula pada minggu IV (waktu penyembuhan
tukak) → invasi basil bersamaan dg pembentukan
jaringan2 fibroblas
Komplikasi
1. Usus halus
a. perdarahan usus
- sedikit→Benzidin test
- banyak→melena
- berat→nyeri perut + tanda renjatan
b. perforasi usus
- biasanya minggu ketiga
- pada ileum distal
- pekak hati menghilang
- udara diantara hati & diafragma
Komplikasi
c. peritonitis
- dengan / tanpa perforasi usus
- gejala akut abdomen:
♣ nyeri perut hebat
♣ defans musculaire (ddg abd tegang)
♣ nyeri tekan
2. Komplikasi di luar usus
→krn lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakteremia): meningitis, kolesistitis,
ensefalopati, dll
Komplikasi
→ krn infeksi sekunder: bronkopneumoni
→ dehidrasi & asidosis akibat masukan
makanan kurang & perspirasi akibat suhu
tubuh tinggi
→ DIC , sindrom uremia hemolitik, dan
hemolisis
→ Glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis
Diagnosis kerja
Diagnosis kerja
2. Pemeriksaan lab utk membuat diagnosis
a. Biakan empedu
- basil S. typhosa dpt ditemukan dlm darah
pd minggu I sakit
- positif dlm urin & feses dlm wkt yg lama
- negatif 2x berturut2 dlm urin & feses
menentukan benar2 sembuh & tdk mjd karier
Diagnosis kerja
b. Pem. Widal
- dasar: rx aglutinasi bila serum
penderita dicampur dg suspensi antigen
S. typhosa
- + : tjd rx aglutinasi
- dg mengencerkan serum, kadar zat anti dpt
ditentukan, yaitu pengenceran
tertinggi yg msh menimbulkan rx aglutinasi
Diagnosis kerja
3. Pemeriksaan Penunjang Lain
Pemeriksaan Antibodi
Dot EIA ( Dot Enzyme Immunoabsorbent
Assay )
Polymerase Chain Reaction (PCR)
IgM Dipstick test
Diagnosis kerja
titer antigen O ≥ 1/200 atau menunjukkan kenaikan
progresif
titer thd antigen H tdk diperlukan utk D/ krn dpt tetap
tinggi stlh mendpt imunisasi / penderita telah lama
sembuh
pem. Widal tidak selalu + walau penderita sungguh2
menderita tifus abdominalis
Diagnosis kerja
- titer dpt + krn:
♦ titer O & H tinggi krn terdapatnya aglutinin
normal, krn infeksi basil Coli patogen dlm usus
♦ pd neonatus, zat anti tsb diperoleh dari ibunya
mell tali pusat
♦ terdapat infeksi silang dg Rickettsia (Weil
Felix)
♦ akibat imunisasi scr alamiah krn masuknya
basil peroral / infeksi subklinis
Pengobatan
1. isolasi penderita & desinfeksi pakaian & ekskreta
2. perawatan yg baik untuk menghindarkan komplikasi
mengingat sakit yg lama, lemah, anoreksia, dll
3. istirahat selama demam sampai dg 2 mggu normal
kembali, yaitu istirahat mutlak, berbaring terus di
tempat tidur. Seminggu kmdn boleh duduk &
selanjutnya boleh berdiri & berjalan
Pengobatan
4. Diet.
- > cairan, kalori & tinggi protein.
- rendah serat,
- Untuk penderita dengan penurunan
kesadaran NGT
- Bila anak sadar & nafsu makan baik
dptdiberikan makanan lunak
Pengobatan
• RSCM:
- Kloramfenicol (DOC) 50 – 100 mg /
hari, oral atau IV dibagi 4 dosis
selama 10 – 14 hari, atau
- Amoksisilin 100 mg / kg / hari, oral /
IV, atau
- Seftriakson 20 -80 g / kg 1xsehari
selama 5 hari
- Tindakan bedah segera→ perforasi
usus

Obat lain: ampisilin, kotrimoksazol, Tiamfenikol,


Amoksisilin, Seftriakson, Sefiksim
Pencegahan
• Higiene perorangan & lingkungan
• Imunisasi
• usia 2 tahun / lebih
• IM
• diulang setiap 3 th
Prognosis
• Umumnya prognosis pd anak baik asal penderita cpt berobat
• Mortalitas pd penderita yg dirawat 6%
• Prognosis kurang baik / buruk bila gej klinis berat:
1. panas tinggi (hiperpireksia) / febris kontinua
2. kesadaran ↓: sopor, koma, delirium
3. komplikasi berat: dehidrasi & asidosis,
peritonitis, bronkopneumoni, dll
4. gizi buruk (malnutrisi energi protein)

Anda mungkin juga menyukai