Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN

KEPERAWATAN KLIEN
DG PENYAKIT
CEREBROVASKULAR
(CVD )
By
Farida Hayati
• CVD ialah ggn neorologi yg sering
terjadi pd orang dewasa mencakup
semua proses patologis yg mengenai
pembuluh darah otak.
• CVD mrp penyebab utama morbiditas
dan mortalitas di AS bahkan sekarang
di Indonesia
• Salah satu CVD adalah CVA, yg sebag.
Besar disebabkan oleh trombosis,
embolisme atau hemoragi.
ASKEP CVA
(CEREBROVASKULAR
ACCIDENT)
DEFINISI STROKE /
CVA
• Stroke ialah defisit neurologi yg mpy
awitan mendadak dan berlangsung 24 jam
sbg akibat dr CVD.
• Hampir ¾ stroke diakibatkan oleh
obstruksi vaskuler (trombus atau
embolus)---- ischemic ----- infark
• ¼ kasus stroke ialah hemoragi ----
diakibatkan oleh penyakit vaskuler
hypertensif----- yg menyebabkan hemoragi
intracerebral, ruptur aneurisme atau AVM.
PATOFISIOLOGI
• Aliran darah ke setiap bag. Otak
terhambat krn thrombus atau
emboli ---- ke – O2 di otak , ke –
selama 1 menit mengarah pada
gejala yg dapat pulih : kehilangan
kesadaran. Ke – O2 dalam waktu
lama -----nekrosis mikroskopis
neuron2----- infark
• Ke – O2 pada awalnya mungkin
akibat ischemic umum ( henti
jantung,hipotensi, hipoksia,
anemia )---- waktu lama ------
infark
• Stroke krn embolus atau
thrombosis dpt mrp akibat dr
bekuan drh, plak ateromatosa
fragmen, lemak atau udara
Serangan stroke dapat di
bagi menjadi :
1. Serangan ischemic Transien ( TIA )
2. Stroke pada evolusi atau stroke
sempurna
• Stroke trombosis dpt tjd mendadak dan
pada awalnya sempurna atau berkembang
selama bbrp waktu----- tgt pd seberapa
banyak drh yg bisa melewati lumen
vaskuler
• 60 % stroke trombosis tjd selama tidur--
-- jk stroke tdk sempurna pd serangan
awal maka gejala dpt timbul kembali
selama bbrp jam atau hari.
• Apabila tjd sedikit perbaikan dlm
defisit klinis, kmd diikuti dg cepat
kemajuan defisit yg permanen----
perkemb. ini disebut stroke dalam
evolusi.
• Jika etiologi stroke ialah hemoragi ---
faktor pencetus : hipertensi,
abnormalitas vaskuler spt AVM dan
aneurisme serebral lebih rentan thd
ruptur---- hemoragi.
• Sindroma neurovaskuler lebih
sering tjd pd stroke trombosis
adalah krn keterlibatan arteri
mediana----yg mensuplai aspek
lateral hemisfer cerebri----
infark bisa menyebabkan defisit
kolateral sensorik dan motorik.
Jika infark hemisfer dominan ----
masalah bicara (disfasia)
KEMUNGKINAN
KECACATAN YG
BERKAITAN DG STROKE
1. Stroke hemisfer kiri
– Hemiparese atau
hemiplegia sbl
kanan
– Perilaku lambat
dan hati hati
– Kelainan bidang
pandang kanan
– Afasia expresif,
reseptif dan
global
– Mudah frustasi
2. Stroke hemisfer kanan
– Hemiparese atau hemiplegi sisi
kiri
– Defisit spasial – perseptual
– Penilaian yang buruk
– Memperlihatkan ketidaksadaran
defisit pada bag. Yg sakit----
kerentanan untuk jatuh atau
cedera
– Kelainan bidang visual kiri---
kelainan traktus optikus kanan
atau penjalaran optikus----
hemianopsia homonimosa
PENGKAJIAN PADA PX
CVA
• Riwayat kesehatan dan pmrks. Fisik
1. Usia ---- sering usila
2. Serangan mendadak dan
menghebat dlm bbrp jam ----
infark emboli atau hemoragi
intrakranial.
3. Tentukan faktor2 stroke spt
riwayat ttg stroke keluarga,
hipertensi, atrial fibrilasi kronis,
kolesterol,perokok, kontrasepsi
• Manifestasi Klinis
1. Pasien dg penyakit vaskuler dpt menunjukkan
TIA
2. Defisit neurologi ini dpt sembuh dlm 24 jam,
durasi rata2 dlm 10 mnt setelah itu gejala
menghilang
3. TIA yg berlangsung lebih dr 24 jam, tp
akhirnya dpt sembuh dg sempurna----- defisit
ischemic reversible
4. Gejala klinis yg ke 3---- stroke sempurna----
defisit permanen
5. 1/3 pasien TIA---- stroke mayor, 1/3 akan
tetap mengalami TIA ttp tdk akan mengalami
stroke mayor dan sisanya 1/3 mengalami
kesembuhan dari TIA.
Pemeriksaan Diagnostik
• CT scan ---- mengetahui lesi atau
hemoragi di otak
• Angiografi
• MRI
• USG
• ECG
• Laborat
DEFISIT YG LAZIM DAN
Rx EMOSINAL SERTA
INTERVENSI KEP.
1. Defisit motorik yg umum
– Hemiparese atau hemiplegi
– Disartria
– Disfagia
INTERVENSI
 Baringkan px dlm aligmen yg sesuai,
gunakan gulungan handuk untuk
menjaga tangan dlm posisi fungsi
 Latihaqn ROM pasif dg teratur
 Ubah posisi pasien setiap 2 jam
• Berikan metode komunikasi
alternatif
Uji reflek palatal dan faringeal
sblm memberi makanan
Tinggikan dan putar kepala pasien
ke sisi yg tdk sakit
Jika pasien dpt mengatasi
masukan oral, letakkan makanan
pada sisi yg tdk sakit di mulut
pasien.
2. Defisitsensori yang umum
– Defisit visual
 Hemianopsia homonimosa
 Diplopia
 Penurunan visus
- Tidak memberikan respon atau
hilang respon thd sensasi
superfisial (sentuhan, nyeri,
tekanan dan suhu)
- Hilang respon thd proprioseption
(pengetahuan ttg posisi bag. tbh)
- Defisit perseptual : ggn dlm
merasakan dg tepat dan
menginterpretasikan diri dan
Ggn skem / maksud tbh, amnesia atau
menyangkal thd ekstremitas yg
mengalami paralisis
Disorientasi
Apraksia / kehilangan kemampuan untuk
menggunakan obyek dg tepat.
Agnosia/ ketdkmampuan unt
mengidentifikasi lingk. Mll indra
Kerusakan memori untuk mengingat letak
spasial obyek atau tempat
Disortentasi kiri - kanan
Intervensi Keperawatan
1. Defisit Visual
– Dekati pasien dari sisi yg tdk
sakit, ingatkan px unt memutar
kepalanya unt mengkompensasi
defisit visual
– Pasang patch mata pada mata yg
sakit
– Berikan bantuan sesuai yg
dibutuhkan.
2. Tidak memberikan atau hilang
respon thd sensasi supervisial
(sentuhan, nyeri, tekanan,suhu)
• Tingkatkan besarnya sentuhan dalam
memberikan perawatan pasien;
Lindungi bag yg sakit thd cedera
Lindungi bag yg sakit thd luka bakar
Amati bag yg sakit thd tanda iritasi kulit
dan cedera
Kaji adanya nyeri
3. Hilang respon thd
propriseption (pengetahuan ttg
posisi bag tbh)
 Ajarkan pasien untuk memeriksa posisi
bag tubuh scr visual
4. Defisit perseptual (ggn dlm
merasakan dengan tepat dan
menginterpretasikan diri dan atau
lingk.)
 Lindungi bagian yg sakit dg cara :
 Terima persepsi diri pasien
 Baringkan px menghadap pada bag
tubuh yg sakit
Kontrol besarnya perubahan dalam
jadwal pasien
Orientasikan pasien sesuai kebuthn
Bicara dg pasien, ceritakan pd px
lingk terkini
Berikan kalender, jam, foto
keluarga dll
Perbaiki penggunasalahan objek dan
peragakan penggunaan yg tepat
Perbaiki misinformasi
Letakkan peralatan yg diperlukan
dimana px akan melihatnya, ketimbang
mengatakan pd px “ ini piringnya “ dsb.
Bentuk kalimat singkat unt permintaan
dg cermat, spt “ angkat kaki ini “ ----
tunjuk kaki tsb
3. Defisit Bahasa
1. Afasia ekspresif (kesulitan dlm
mengubah suara mjd pola2 yg
dpt dipahami) dpt bicara dg
menggunakan respon satu kata
 Mintalah pasien untuk mengulang
bunyi masing2 alfabet sbg awal
latihan.
2. Afasia Reseptif (kerusakan
kelengkapan kata yg diucapkan –
mampu untuk bicara tp menggunakan
kata2 yg tdk tepat dan tdk sadar
tentang kesalahan ini.
 Bicara dg jelas dan dlm kalimat yg
sederhana, gunakan isyarat tbh
sesuai kebuth
3. Afasia global ( kombinasi afasia
ekspresif dan reseptif )---- tdk
mampu berkomunikasi pd semua
tingkat.
Evaluasi ketrampilan berbahasa mana
yg masih utuh, bicaralah dlam kalimat
yg bener2 sederhana.
4. Aleksia ( ketidakmampuan unt
mengerti kata yg dituliskan )
 Tunjukkan nama yg ditulis dr benda2
dan minta pasien unt mengulang
nama2 benda tsb.
5. Agrafasia ( ketidakmampuan unt
mengekspresikan ide2 dlm tulisan)
 Minta pasien unt menuliskan kata2
dan kalimat sederhana.
4. Defisit Intelektual
1. Kehilangan memori
 Berikan informasi
yg penting sesuai
kebuthan.
2. Rentang perhatian
singkat
 Bagi aktivitas mjd
langkah2 yg
singkat
3. Peningkatan
distraktibilitas
 Kontrol setiap
distraksi
lingkungan yg
berlebihan
4. Penilaian buruk
 Lindungi pasien
dari cedera
5. Ketidak
mampuan untuk
mentransfer
pembelajaran
dr situasi ke
situasi lain
 Ulangi instruksi
sesuai
kebutuhan
6. Ketidakmampua
n untuk
menghitung,
memberi alasan
dan berfikir scr
abstrak
 Jangan buat
pengharapan yg
tdk realistis
5. Defisit Emosional
1. Labilitas
emosional
 Jangan hargai
emosi yg
meledak ledak.
Jelaskan bahwa
labilnya emosi
adl bagian dr
penyakit
2. Kehilangan kontrol
dan hambatan sosial
 Lindungi pasien
sesuai kebuth,shg
dignitas px utuh
3. Penurunan
toleransi thd
stress
 Kontrol besarnya
stress yg dialami px
4. Ketakutan,
permusuhan, frustasi
dan marah
 Terimalah pasien apa
adanya, beri support.
5. Kekacauan mental
dan keputus asaan.
 Perjelas setiap
miskonsepsi, biarkan
px unt
mengungkapkannya
6. Menarik diri,
isolasi
 Berikan stimulasi
dan keamanan,
kenyamanan lingk.
7. Depresi
 Berikan lingkungan
yg supportif.

Anda mungkin juga menyukai