Anda di halaman 1dari 24

TRAUMA ABDOMEN

Tugas Kelompok 5
Nama : -Briandi Proneroy
-Anggrianie
-Marinus
-Yessi
-Klansina
-Herlince
-Jukimin
Trauma Abdomen
 Definisi
 Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak
diantara toraks dan pelvis. Rongga ini berisi viscera dan dibungkus
dinding (abdominal wall) yang terbentuk dari dari otot-otot
abdomen,columna vertebralis, dan ilium. Trauma adalah sebuah
mekanisme yang disengaja ataupun tidak disengaja sehingga
menyebabkan luka atau cedera pada bagian tubuh.Jika trauma yang
didapat cukup berat akan mengakibatkan kerusakan anatomi
maupun fisiologi organ tubuh yang terkena.
 Trauma abdomen adalah terjadinya cedera atau kerusakan pada
organ abdomen yang menyebabkan perubahan fisiologi sehingga
terjadi gangguan metabolisme, kelainan imunologi dan gangguan faal
berbagai organ (MH Assiddqi, 2014).
 Klasifikasi
 Trauma pada dinding abdomen terdiri dari:
1. Trauma penetrasi: trauma tembak, trauma tusuk (MH Assiddqi,
2014).
Trauma penetrans merupakan 8-12% dari abdominal trauma yang datang
ke trauma center. Luka tembak merupakan penyebab yang sering pada
trauma penetrasi pada populasi anak dan menyebabkan kematian pada
laki-laki kulit hitam pada umur 15-24 tahun.
2. Trauma non-penetrasi atau trauma tumpul: diklasifikasikan
ke dalam 3 mekanisme utama, yaitu tenaga kompresi
(hantaman), tenaga deselerasi dan akselerasi. Tenaga kompresi
(compression or concussive forces) dapat berupa hantaman
langsung atau kompresi eksternal terhadap objek yang
terfiksasi.
 Misalnya hancur akibat kecelakaan, atau sabuk pengaman yang salah (seat belt
injury). Hal yang sering terjadi adalah hantaman,efeknya dapat menyebabkan
sobek dan hematom subkapsular pada organ padat visera. Hantaman juga dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intralumen pada organ berongga dan
menyebabkan rupture (MH Assiddqi, 2014).
 Trauma tumpul abdomen lebih dominan pada populasi anak. Lebih dari 80%
trauma pada anak adalah berupa trauma tumpul dan kebanyakan berhubungan
dengan kecelakan kendaraan bermotor.
 Cedera abdominal dapat disebabkan juga oleh karena terjatuh dan langsung
mengenai dinding abdomen misalnya pada handlebar injuri (Pratama, 2014).
Manifestasi Klinis

Secara umum manifestasi klinik trauma abdomen antara lain :


1. Nyeri
2. Nyeri tekan lepas menandakan iritasi peritoneum karena cairan
gastrointestinal atau darah
3. Distensi abdomen
4. Demam
5. Anoreksia
6. Mual dan muntah
7. Takikardi
8. Peningkatan suhu tubuh
Sementara manifestasi berdasarkan etiologinya:
1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi ke dalam rongga
peritonium):
 yang mungkin terkena, dan lokasi serta jumlah luka. Tanda dan
gejala yang seringkali muncul adalah:
 a. Terdapat nyeri dan/atau nyeri tekan lepas serta perdarahan
 Nyeri dapat menjadi petunjuk terjadinya kerusakan organ.
Semisal, terdapat nyeri bahu, mungkin nyeri tersebut
merupakan akibat dari limpa yang rusak dengan darah
subphrenic
 b. Biasanya disertai dengan peritonitis
 Tanda-tanda peritoneal terjadi ketika katup peritoneal dan
aspek posterior dari dinding abdomen anterior mengalami
inflamasi.
 Darah dan organ di dalam peritoneal atau retroperineal terangsang
oleh ujung saraf yang lebih dalam (serabut visceral aferen nyeri)
dan mengakibatkan rasa yang sangat nyeri. Iritasi pada peritoneum
parietal mengarah ke nyeri somatik yang cenderung lebih
terlokalisasi.
 c. Distensi abdomen. Apabila distensi abdomen pada pasien tidak
responsif, hal tersebut dapat menunjukkan adanya perdarahan
aktif.
 d. Pada laki-laki, prostat tinggi-naik menunjukkan terjadinya
cedera usus dan cedera saluran urogenital. Jika ditemukan
terdapat notasi darah di meatus uretra juga merupakan tanda
adanya cedera saluran urogenital.
 e. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ Hilangnya fungsi
organ dapat menjadi penanda terjadinya syok, karena pada saat
syok, darah akan dipusatkan kepada organ yang vital, sehingga
untuk organ yang
 tidak begitu vital kurang mendapatkan distribusi darah yang mencukupi
untuk dapat bekerja sesuai dengan fungsinya sehingga kinerja organ
dapat mengalami penurunan atau bahkan fungsi organ menjadi terhenti
(Offner, 2014).

 2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi ke dalam rongga
peritonium)
 Penilaian klinis awal pada pasien trauma abdomen tumpul seringkali sulit
dan akurat. Tanda dan gejala yang paling nampak antara lain:
 a. Nyeri
 b. Perdarahan gastrointestinal
 c. Hipovolemia
 d. Ditemukannya iritasi peritoneal
 Pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan:
 a. Tanda lap belt: berhubungan dengan adanya ruptur usus kecil
 b. Memar berbentuk kemudi, sering terjadi pada kecelakaan
 c. Memar/ekimosis di sekitar panggul (Grey Turner sign) atau
umbilikus (cullen sign): mengindikasikan perdarahan retroperitoneal,
tetapi biasanya terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari
 d. Distensi abdomen
 e. Auskultasi bising usus dada: menunjukkan adanya cedera
diafragma
 f. Bruit abdomen: mengindikasikan penyakit vaskular yang
mendasari atau trauma fistula arteriovena
 g. Nyeri secara keseluruhan atau lokal, kekakuan, atau nyeri tekan
lepas: mengindikasikan adanya cedera peritoneal
 h. Kepenuhan dan konsistensi pucat pada palpasi: mengindikasikan
perdarahan intra abdominal
 i. Krepitasi atau ketidakstabilan rongga dada bagian bawah:
menunjukkan potensi cedera limpa atau hati (Legome, 2016).
 Pemeriksaan Diagnostik
 Pengkajian diagnostic yang diperlukan selama kondisi preoperative di
gawat darurat, meliputi pemeriksaan darah (hemoglobin, leukosit, laju
endap darah, waktu perdarahan dan waktu pembekuan darah, serta
hematokrit), serum elektrolit, pemeriksaan USG, Foto polos (abdomen
dan toraks), dan CT scan (muttaqin, kumalasari, 2013).

 Pemeriksaan diagnostic dapat mencakup sonografi abdomen terfokus
untuk trauma, (FAST, focused abdomen sonography for trauma), lavase
peritoneum diagnostic (DPL, diagnostic peritoneal lavage), foto toraks
(untuk menentukan kelainan makroskopik serta adanya pergeseran
organ), dan CT scan abdomen.
 1. Pemeriksaan FAST

 - 2. Pemeriksaan DPL
 - 3. CT Scan
 Penatalaksanaan
 Sedangkan menurut ENA (2000) penatalaksanaan kegawatdaruratan trauma
abdomen yaitu :
 Monitor TTV
 Monitor CVP
 Monitor AGD
 Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
 Berikan resusitasi cairan IV dengan cairan kristaloid, darah atau
komponen darah
 Pasang kateter urine
 Monitor pemasukan dan haluaran
 Pasang NGT sesuai indikasi
 Berikan analgesik jika diijinkan
 Minimalkan rangsangan dari luar
 Siapkan intervensi bedah sesuai indikasi
 Monitor GCS
 Monitor perfusi jaringan perifer
 Antiembolic stoking untuk mencegah pembentukan trombus sekunder

 untuk meningkatkan trombosit
 Monitor tingkat kesadaran
 Monitor CRT
 Jelaskan prosedur dengan sederhana
 Jawab pertanyaan pasien
 Monitor serum amilase dan lipase
 Monitor serum dan kadar gula dalam urine
 Monitor suhu tubuh
 Monitor serum amilase dan lipase
 Monitor serum dan kadar gula dalam urine
 Monitor tanda-tanda peritonitis : spasme otot/kekakuan
abdomen, penurunan sampai tidak ada bising usus.
 Komplikasi Trauma Abdomen
 Beberapa komplikasi yang dapat disebabkan karena trauma
abdomen adalah:
 1.Perforas
 2.Perdarahan dan syok hipovolemik
 3.Menurunnya atau menghilangnya fungsi organ
 4.Infeksi dan sepsis
 5.Komplikasi pada organ lainnya
 Pengkajian
 A. Identitas Klien
 Nama : Tn. P
 Umur : 65 tahun
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Agama : -
 Alamat : Terusan Sigura-gura Blok E60 Kota Malang
 Tangga&Jam Pengkajian : 09 Juni 2016 & 12.31 WIB
 B. Identitas Penanggung Jawab
 Nama : Tn. W
 Umur : 41 tahun
 Alamat : Terusan Sigura-gura Blok E60 Kota Malang
 C. Riwayat Penyakit
 a.Keluhan Utama
 Sakit pada perut sebelah kanan.
 b.Riwayat Penyakit Sekarang
 ± 2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit, ketika
sedang mengendarai sepeda motor, klien mengalami
kecelakaan. Sepeda motor klien menabrak truk yang ada di
depannya. Klien terjatuh dengan posisi dada dan perut kanan
membentur aspal. Setelah kejadian, klien masih bisa pulang
sendiri dengan mengendarai sepeda motornya. Tapi setelah
beberapa saat di rumah, klien merasa perut sebelah kanan
ampeg sampai punggung dan terasa sesak nafas. Oleh keluarga
di antar ke IGD Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang.
 c.Riwayat Keluarga
 Keluarga dan klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita
penyakit serupa.
 D. Primary Survay
 Airway
 Bebas, tidak ada sumbatan, tidak ada secret
 Breathing
 Klien bernafas secara spontan. Klien menggunakan O2 2 l/menitR : 26x/menit,
pernafasan reguler
 Circulasi
 TD : 120/80 mmHg
 N : 90x/menit Capillary reffil : 3 detik
 Disability
 GCS : E4M5V6 Kesadaran : Compos Mentis
 Exposure
 Terdapat luka lecet ,jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan
 E. Secondary Survay
 AMPLE
 - Alergi:
 Klien dan keluarga mengatakan klien tidak memiliki alergi, baik makanan ataupun
obat-obatan.
 - Medicasi:
 Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit tidak mengkonsumsi obat apapun
- Pastillnes:
Klien sebelumnya pernah di rawat di RS Dr. Saiful Anwar Malang dengan
penyakit paru-paru.
- Lastmeal :
Klien mengatakan sebelum kecelakaan, klien hanya minum segelas teh.
- Environment
Klien tinggal di daerah yang padat penduduknya.
F. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Kepala
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala tampak cukup bersih. Kepala dapat
digerakkan kesegala arah, pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak
anemis. Hidung simetris tidak ada secret.
Leher
Tidak ada kaku kuduk
Paru
o Inspeksi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
o Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama
o Perkusi : sonor
o Auskultasi : vesikuler
 AbdomenInspeksi:
 terdapat jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan
 - Auskultasi : peristaltik usus 7x/menit
 - Palpasi : tidak ada pembesaran hati
 - Perkusi : pekak
 Ekstremitas
 Ekstermitas atas dan bawah tidak ada edema, turgor kulit baik.
Kekuatan otot ektermitas atas dan bawah dalam batas normal.
 G. Pemeriksaan Penunjang
 - Hasil laboratorium tanggal 15 -10-2009
 - Hemoglobin : 14,5 g/dl (n : 14-17,5 g/dl)
 - Eritrosit : 5,05 106/ul (n : 4,5-5,9 106/ul)
 - Leukosit : 12,1 103/ul (n : 4,0-11,3 103/ul)
 - Hematokrit : 43,8% (n : 40-52%)
 - Trombosit : 204
 - Gol darah :O - HBSAG : -
 Prioritas Diagnosa Keperawatan
 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru
 2. Nyeri berhubungan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi
abdomen.
 3. Resiko syok
 .Rencana Asuhan Keperawatan
 Diagnosa 1
 Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan
ansietas, nyeri ditandai dengan pola nafas abnormal
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24
jam pola napas klien menjadi normal
 Kriteria Hasil : Pada evaluasi hasil didapatkan skor 5 pada indikator
NOC dengan penurunan ekspansi paru
 Kesimpulan
 Trauma abdomen yang disebabkan benda tumpul biasanya lebih
banyak menyebabkan kerusakan pada organ-organ padat maupun
organ-organ berongga padaabdomen dibandingkan dengan trauma
abdomen yang disebabkan oleh benda tajam.

 6.2 Saran
 Bagi seorang perawat dalam penanganan pasien yang mengalami
trauma abdomen yaitu perawat harus memperhatikan atau
melakukan tindakan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat,
terutama pada kasus trauma abdomen akibat cidera atau
kecelakaan.
 Untuk memudahkan pemberian tindakan darurat secara sepat dan
tepat perlu dilakukan prosedur tetap/protocol yang dapat
digunakan setiap hari. Bila memungkinkan, sangat tepat apabila
pada setiap unit keperawatan di lengkapi dengan buku-buku yang
diperlukan baik untuk perawat maupun pasien.

Anda mungkin juga menyukai