Anda di halaman 1dari 34

SEISMIK REFLEKSI

By. Neneng Risda Ulfa


12115034
PEMBAHASAN

• Pengertian
• Equipment
• Survey Design
• Data Processing
 Pengertian
• Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan
gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang
biasanya berupa ledakan dinamit (pada umumnya digunakan di
darat, sedangkan di laut menggunakan sumber getar (pada media air
menggunakan sumber getar berupa air gun, boomer atau sparker).
• Gelombang bunyi yang dihasilkan dari ledakan tersebut menembus
sekelompok batuan di bawah permukaan yang nantinya akan
dipantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor yang
berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke
permukaan ini diterima dan direkam oleh alat perekam yang disebut
geophone (di darat) atau Hydrophone (di laut). Metoda seismic
refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan,
penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
 Equipment
• OUTLINE
 Pengertian
 Determining Location
 Impulsive Land Energy Source
 Non Impulsive Energy Source
 Marine Equipment
 Detectors
 Recording
 Pengertian
• Equipment adalah seluruh peralatan yang
dibutuhkan ketika survey akuisisi seismik.
• Survey seismik dapat dilakukan di darat
dan di laut.
• Sebenarnya equipment di darat dan dilaut
sama saja, hanya alat nya yang berbeda.
Equipment nya sama seperti source,
receiver, sistem perekaman.
Penentuan Lokasi
 Survey di darat

Banyak tipe instrumen konvensional untuk survey seismik, salah satu nya yaitu
teodolite. theodolite digunakan untuk mengubah sudut horizontal dan vertikal
dan untuk memberikan rentang dengan pengukuran stadia.

pengukur jarak elektromagnetik yang sering disebut EDM, yang saat ini banyak
digunakan. Instrumen EDM dan GPS sering digunakan untuk menjalankan survei
dasar dan untuk menentukan benchmark dan sumur meskipun tidak digunakan
untuk semua lokasi sumber dan geophone.

Instrumen EDM dapat dilengkapi dengan rentang pembacaan digital dan sudut
vertikal dan horizontal, dan data dicatat pada disk floopy, yang menjadi buku
surveyor. kemudian dapat dibaca menjadi komputer pribadi untuk reduksi data
otomatis.
 Survey di laut

navigasi seismik laut melibatkan dua aspek, yaitu :


a) menempatkan kapal pada posisi yang diinginkan
b) menentukan lokasi sebenarnya sesudahnya sehingga data dapat dipetakan
dengan benar.
sistem navigasi juga dapat diklarifikasi sesuai dengan lokasi yang ditentukan:
1) uji coba di mana lokasi ditentukan dengan memperhatikan lokasi yang
diketahui.
2) dead reckoning, di mana di lokasi ditentukan terhadap titik awal yang
diketahui.
3) pengukuran langit. berdasarkan ketinggian matahari atau bintang pada
waktu yang diketahui. pengukuran sehubungan dengan satelit navigasi
dapat dimasukkan dalam metode ini.
 Impulsive Land Energy Source
• sumber yang diinginkan
sumber seismik yang ideal akan menghasilkan gelombang
yang :
1) mengandung cukup energi yang dapat dideteksi dengan
mudah setelah menempuh jarak yang jauh,
2) memiliki durasi yang pendek sehingga jarak antar muka
yang berdekatan dapat diselesaikan,
3) dapat diulang,
4) tidak menimbulkan kebisingan yang akan mengganggu
deteksi refleksi.
• sumber eksplosif dalam lubang bor

a) pengeboran
ketika dinamit digunakan sebagai sumber energi, lubang dibor sehingga peledak dapat ditempatkan di bawah lapisan
kecepatan rendah. lubang biasanya berdiameter sekitar 8 sampai 10 cm dan kedalaman 6 hingga 30 m, meskipun
kedalaman 80 m atau lebih sering digunakan.

b) sumber eksplosif
dua jenis eksplosif telah digunakan terutama: gelatin dinamit dan amonium nitrat.

c) penempatan dan pembakaran bahan peledak


muatan biasanya didorong ke bawah lubang bor dengan pemuatan kutub karena kepadatan muatan mungkin sedikit
kurang dari lumpur lubang bor. efisiensi ledakan meningkat ketika terbatas dan tekanan. lubang bor biasanya diisi dengan
air atau lumpur untuk memadatkan ledakan. ketika lubang tidak akan menahan air, lubang bor biasanya diisi dengan
pasir atau tanah yang gembur.

d) pengaruh ukuran muatan dan kedalaman pada refleksi


tanah liat adalah medium tembakan yang lebih baik daripada pasir, dengan transmisi energi yang lebih efektif. frekuensi
gelombang seismik dari bahan peledak kecil umumnya lebih tinggi daripada yang berasal dari muatan yang lebih besar.
kondisi lubang bor berbeda untuk pemotretan berikutnya, tembakan pertama tepat untuk memecahkan dinding lubang
bor, gaya paksa dan fluida lubang bor ke dalam formasi subrounding dan sebaliknya mengganggu lingkungan segera.
perubahan ini sering menyebabkan penundaan beberapa milisecond dalam gelombang seismik yang dihasilkan oleh
tembakan berikutnya.
Non Impulsive Energy Source
• a) vibrator
Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan
durasi beberapa detik. Panjang sinyal input dapat
bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang
sinusoidal. Seismik refleksi resolusi tinggi menggunakan
vibrator dengan frekuensi 125 Hz atau lebih

b) teknisi lapangan
kelompok geophone aktif biasanya tidak berlokasi dekat
vibrator. sehingga ada kesenjangan aourcepoint yang cukup
besar. dengan hanya menggunakan offset grup dari sumber
vibrator, kisaran amplitudo yang direkam jauh lebih kecil.
Marine Equipment
• Peralatan yang dibutuh kan untuk
survey dilaut yaitu :
• 1) kapal
• 2) gun
• 3) streamer
• 4) gps
Detector
• Detector survey di darat yaitu
geophone. Dan detector untuk survey
di laut berupa hydrophone
Recording
Recording

Earth’s surface Filter


R
S
A/D Amplifier
Converter
Trace display

Subsurface reflector Recording

Tape
storage
Recording
• Amplifier Gelombang Seismik
Banyak faktor yang mempengaruhi perambatan gelombang seismik melalui
medium bumi, sehingga mengakibatkan adanya pelemahan amplitudo yang
akan menjadi sulit untuk direkam seiring bertambahnya waktu. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, dipergunakan instrumen penguat elektronik (amplifier)
yang nilai penguatannya (gain) dapat diatur sesuai dengan bertambahnya waktu.
Terdapat dua macam amplifier yang umumnya digunakan :
Binary Gain Amplifier, dimana penguatannya dapat diatur naik +6 dB (penguatan
sekitar 12 kali) dan turun -6 (pelemahan sekitar 0,5 kali).
Automatic Gain Control (AGC), amplifier yang mampu menguatkan sinyal yang
terlalu lemah, sekaligus melemahkan sinyal yang terlalu kuat, sesuai dengan
batas dynamic range-nya.
Formater; instrumen pemformat ini berfungsi untuk mengatur penempatan
data di dalam pita magnetik.
• Multi Channel Digital Seismic Recorder
Sistem perekaman data lapangan terdiri dari satu sumber seismik dan
banyak penerima, dimana gelombang-gelombang seismik terpantul
(refleksi) tiba ke permukaan hampir bersamaan. Kondisi tersebut
mengakibatkan perekaman dilakukan secara simultan, dengan suatu
instrumen multiplexer. Multiplexer berfungsi sebagai pencuplik amplitudo
gelombang, yang dengan mekanismenya berputar sangat cepat,
mencuplik gelombang 1 dari penerima 1 ke 2, 3, dst, mencuplik
gelombang 2 dari penerima 1,2,3, dst. Mekanisme tersebut menyebabkan
amplitudo gelombang seismik tidak terekam berdasarkan urutan
waktu/trace seismik, namun berdasarkan urutan posisinya. Hal ini pun
akan menjadi permasalahan tersendiri, yang dalam tahapan Pengolahan
Data Seismik dilakukan proses demultiplexing untuk mengatasinya.
SURVEY DESIGN
Dalam pembuatan design design survey dibutuhkan beberapa parameter yang menjadi acuan diantaranya:

1) Trace Interval : Jarak antara tiap trace/receiver

2) Shot Point Interval: Jarak antara satu SP dengan SP yang lainnya

3) Posisi Shot Point: Koordinat posisi shot point

4) Far Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh

5) Near Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terdekat

6) Jumlah Shot Point: Banyaknya SP yang digunakan dalam satu lintasan

7) Jumlah Trace: Banyaknya trace yang digunakan dalam satu SP

8) Record Length: Lamanya perekaman gelombang seismik

9) Fold Coverage: Jumlah atau seringnya suatu titik di subsurfece terekam oleh geophone di permukaan

10) Jumlah tembakan: Jumlah tembakan persalvo

11) Panjang lintasan: panjang lintasan pada akuisisi


DATA PROCCESING
Pengolahan data seismik dititik beratkan pada koreksi koreksi terhadap
sesuatu yang dapat mengganggu data. Tujuan utama dari pengolahan data
seismik adalah untuk memerperoleh gambaran lapisan lapisan bawah bumi
dari data akuisisi yang dimiliki.
Selain itu beberapa tujuan penting lainnya dalam pengolahan data seismik,
yaitu:
• Untuk meningkatkan signal to noise ratio (s/n)
• Untuk mempertajam resolusi dengan mengadatasi dari bentuk gelombang
sinyal
• Mengisolasi sinyal sinyal yang tidak diinginkan (sinyal refleksi dari multiple
dan gelombang permukaan (S wave))
• Untuk memperoleh gambaran realistik dengan koreksi geometri
• Untuk memperoleh informasi – informasi mengenai bawah permukaan
(nilai kecepatan, koefisien reflektivitas, dll)
Secara garis besar urutan pengolahan data seismik dibagi menjadi 3, yaitu:
• Pre-processing adalah tahapan awal pengolahan data seismic yang
bertujuan untuk merekondisi sinyal seismic yang terekam. Terdiri dari
Demultiplex, True Amplitude Recovery (TAR), Editing, Dekonvolusi,
Filtering, Koreksi Statik.
• Processing atau Analyzing adalah tahapan lanjut dalam pengolahan
data seismic yang bertujuan untuk menganalisis kecepatan gelombang
seismik yang melewati suatu reflector. Gelombang seismic yang terekam
dianalisis kecepatannya dengan cara memunculkan spectrum amplitude
hasil NMO dan Stacking. Kecepatan yang tepat akan menghasilkan
penampang seismic yang tepat.
• Post-processing adalah tahapan akhir dalam pengolahan data seismic
yang terdiri dari koreksi residual static dan migrasi.
Beberapa tahapan dalam processing data,
diantaranya:
• Raw data input
• Pendefinisian geometri
• Editing
• Filter
• Koreksi Statik
• True Amplitude Recovery (TAR)
• Dekonvolusi
• Analisis Kecepatan
• Koreksi Nmo dan staking
• Residual static
• Koreksi DMO
• Migrasi
• Raw data input adalah process input data mentah dari hasil
akuisisi seismik yang tersimpan didalam pita magnetik
dengan format SEG(society of Exploration Geophysics).
Rekaman gelombang seismic yang terekam dalam field tape
terdiri dari header dan amplitude.

Dalam raw data terekam informasi header yang berupa


gelombang yang merambat ke dalam bumi dan diterima oleh
receiver, yaitu gelombang langsung (direct wave), gelombang
bias (refraction wave), gelombang pantul (reflection wave)
dan ground roll serta parameter yang digunakan dalam
akuisisi
• Pendefinisian geometri adalah proses
memasukkan parameter lapangan
kedalam dataset yang dimiliki. Hasil
keluaran dari field geometry berupa
stacking chart atau stacking diagram
dengan geometri penembakan saat
akuisisi data.
• Editing adalah proses menghilangkan semua rekaman yang buruk,
sedangkan mute adalah proses untuk menghilangkan sebagian
rekaman yang diperkirakan sebagai sinyal gangguan seperti ground roll,
first break dan yang lainnya yg dapat mengganggu data.

Beberapa jenis noise yang biasanya diedit:


– Trace mati, karena geophonenya sengaja tidak dipasang
– Trace yang mengandung noise elektrostatik, biasanya frekuensi
tinggi
– Trace yang merekam getaran langkah orang yang berjalan di atas
geophone pada saat perekaman berlangsung
– Daerah first arrival
– Noise dalam trace yang mengelompok (surgical muting)
• True Amplitude Recovery (TAR) adalah koreksi
terhadap amlitudo gelombang seismic yang
menjadikan permukaan pemantul seolah memiliki
energy yang sama. Energy yang dikeluarkan oleh
sumber berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.

Pada koreksi TAR ini terdiri dari:


• Gain Removal
• Koreksi Spherical Divergence (Divergensi Bola)
• Koreksi Attenuasi
• Dekonvolusi dilakukan untuk meningkatkan
resolusi vertikal (temporal) dan meminimalisir
efek multiple. Fenomena perambatan gelombang
seismic yang diakai dalam seismic eksplorasi
dapat didekati dengan model konvolusi.
Dekonvolusi dilakukann untuk menghilangkan
atau mengurangi pengaruh ground roll, multiple
reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk
wavelet yang kompleks akibat pengaruh noise.
• Filter frekuensi bertujuan menghilangkan komponen frekuensi yang
mengganggu pada data seismic dan meloloskan data yang diinginkan. Macam
filter frekuensi ada tiga yaitu:
– Filter low pass : meredam noise yang lebih rendah dari frek natural
– Filter high pass : meredam noise yang lebih tinggi dari frek natural
– Filter band pass : meredam noise yang lebih rendahb dan lebih tinggi
dan rendah dari frek natural
• Koreksi static termasuk juga koreksi ketinggian (elevasi). Efek topografi
terhadap waktu rambat gelombang refleksi dapat dihilangkan dengan mengoreksi
elevasinya. Koreksi ketinggian dilakukan karena posisi sumber sumber dan
receiver atau geophone dipermukaan bumi memiliki ketinggian yang bervariasi.
Oleh karena itu, koreksi dengan cara menghilangkan efek dekat permukaan yang
bertujuan untuk menyamakan ketinggian.
Untuk melakukan koreksi statik diperlukan informasi elevasi, shot depth dan
uphole time.
• Analisis kecepatan merupakan proses untuk menentukan kecepatan
yang sesuai untuk memperoleh staking yang terbaik dengan kata lain
proses untuk memperoleh kecepatan yang tepat. Prinsip dasar analisa
kecepatan pada proses staking adalah mencari persamaan hiperbola
yang tepat sehingga memberikan stack yang maksimum. Semakin jauh
jarak offset suatu receiver maka semakin besar waktu yang diperlukan
gelombang untuk merambat dari source untuk dapat ke receiver.

Analisis kecepatan merupakan kunci pada processing data seismic,


analisis ini dapat dilakukan berulang kali sampai hasil stacking benar
benar menunjukkan penampang bawah permukaan secara benar. Hasil
dari analisis kecepatan berkelanjutan karena akan digunakan untuk
proses stacking dan residual static
• Normal Moveout (NMO) adalah
perbedaan antara TWT (Two Way Time)
pada offset tertentu dengan TWT pada
zero offset.

Koreksi NMO juga bisa disebut pemilihan


model kecepatan (Vrms maupun Vstack)
merupakan hal yang sangat penting
• Stacking adalah proses menjumlahkan
trace-trace seismik dalam satu CDP
setelah koreksi NMO (Normal Move
Out). Stacking bertujuan
mempertinggi signal to noise ratio
(S/N).
• Residual static atau koreksi static sisa adalah proses yang dilakukan setelah
analisis kecepatan, yang hanya digunakan untuk menyempurnakan koreksi
static yang awal sudah dilakukan.

Residual static ini dibutuhkan karena:


– Proses NMO pada CDP Gather tidak selalu cocok dengan lintasan
hiperbolik
– Saat melakukan koreksi static, kesalahan perkiraan penentuan kecepatan
dan kedalaman berada pada wethering zone
– Data uphole dan first break yang sangat buruk.
– Sehingga, setelah melalui tahapan proses ini diharapkan data data yang
dihasilkan sudah terkoreksi secara benar dan menghasilkan penampang
seismik yang benar benar mempresentasikan keadaan bawah
permukaan bumi dengan tepat.
• DMO Correction. Prinsip DMO Correction yaitu berusaha menggeser
titik titik pantul sedemikian rupa sehingga refleksi refleksi pada non-
zero offset di transformasikan ke trace zero offset. Akibat dari
transformasi ini maka terkadang DMO Correction dapat disebut sebagai
proses migrasi secara parsial.
Jadi, dengan koreksi DMO:
– Setiap trace di migrasi ke offset nol sehingga setiap pasangan
common offset diubah menjadi pasangan offset nol yang sesuai.
– Dispersi titik pantul dihilangkan
– Kecepatan stacking menjadi tidak bergantung pada kemiringan
lapisan
– Rasio S/N meningkat
– Pemilihan kecepatan stacking menjadi lebih baik
• Migrasi adalah suatu proses untuk memetakan penampang menjadi
penampang lain dimana even-even seismic semu pada reflector
miring dikembalikan pada posisi dan waktu yang tepat. Hasil proses
migrasi mampu menghilangkan efek efek sinyal terdifraksi sehingga
mendapatkan gambaran bawah permukaan secara jelas.

Secara lengkap migrasi bertujuan sebagai berikut:


– Memperbaiki resolusi even dalam penampang seismic.
– Mengoreksi posisi reflector yang terdistorsi dengan menghilangkan
difraksi hiperbola dan memfokuskan energinya pada puncak
hiperbola tersebut.
– Mengekstraksi koefisien refleksi dari data seismic.

Anda mungkin juga menyukai