Anda di halaman 1dari 22

Pertemuan 7-8

MERANCANG SALURAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KALTARA

HARVY IRVANI ST., MT.


Merancang Saluran
Terdapat dua tujuan dalam penetapan dimensi saluran yaitu :
1. Pada jaringan drainase yang sudah ada, adalah untuk mengevaluasi kesesuaian
antara dimensi saluran terhitung terhadap dimensi saluran yang ada.
2. Pada perencanaan sistem jaringan drainase baru, bertujuan menetapkan dimensi
saluran untuk keperluan pelaksanaan pembangunannya
Pada materi ini akan menjelaskan bagaimana menentukan dimensi saluran.
Perhitungan luas penampang saluran (F) ditentukan oleh besarnya debit rancangan
(Q) dan kecepatan aliran (V). Sedangkan kecepatan aliran dipengaruhi oleh n =
koefisien kekasaran Manning, R = jari-jari hidrolis dan s = kemiringan dasar saluran.
4.1 Pola Jaringan
Kemiringan dasar saluran (s) tergantung pada keadaan topografi kawasan. Makin
curam kondisi daerahnya, makin besar kemiringan dasar saluran, makin cepat pula
alirannya. Sehingga kemiringan dasar saluran s terkait pula dengan bagaimana pola
jaringan drainasenya.
Pola jaringan drainase disuatu kawasan tergantung dari topografi dan tata guna
lahan kawasan tersebut. Di perkotaan, pola jaringan drainase umunya mengikuti
pola jalur jalan dan bangunan yang ada.
Pola jaringan drainase secara teoritis dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis
berikut ini :
1. Pola Siku (Pola Tegak Lurus)
2. Pola Paralel
3. Pola Jarig-jaring
4.1 Pola Jaringan
1. Pola Siku (Pola Tegak Lurus), yaitu ditandai dengan banyaknya saluran tersier yang
saling berpotongan tegak lurus dengan saluran sekunder. Umumnya dipakai didaerah
yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari sungai. Sungai yang akan dipakai
sebagai saluran pembuang akhir, berada di sekitar atau melintasi kota. Tujuannya agar air
hujan dapat dibuang secepatnya melalui jarak terpendek menuju ke sungai.
2. Pola Paralel, dicirikan dengan saluran utama yang terletak sejajar dengan saluran
cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek,
apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3. Pola Jaringan-jaringan adalah pola jaringan drainase yang umum ada di kawasan
perkotaan yang telah terbangun. Pola jaringannya mengikuti jaringan jalan dan
bangunan yang telah ada.
Di samping tiga pola sistem jaringan drainse di atas, terdapat pola-pola yang lain. Seperti
pola kipas dimana sistem saluran mengarah dan memusat ke satu titik, pola radial yang
umumnya terjadi di kawasan berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
4.2 Muara Pembuangan
Tinggi muka air di sungai harus lebih rendah dari tinggi muka air di muara saluran
sekunder. Karenanya menetapkan muara drainase merupakan hal yang sangat
penting.
4.2 Muara Pembuangan
Dengan pengalamanya yang luas dalam perancangan drainase perkotaan
memberikan saran tentang lokasi muara drainase sebagai berikut :
1. Pilih muara drainase pada sungai dengan peil banjir yang serendah mungkin.
Semakin jauh ke hilir sungai, semakin rendah elevasi muka air banjir.
2. Pilih muara drainase di sebelah hilir bendungan, karena peil banjir di hilir
bendungan jauh lebih rendah dari sebelah hulunya karena adanya efek
pembendungan.
3. Bila ada tandon banjir, pilihlah bermuara ke tandon banjir tersebut. Di dalam
tendon tentu memunyai peil banjir yang rendah, dan dapat dikendalikan.
4. Bila ada dua buah sungai, sebagai pilihan muara drainase, pilihlah yang paling
rendah peil banjirnya.
4.3 Perencanaan Dimensi
Bentuk dan ukuran penampang ditetapkan dengan terlebih dahulu menghitung luas
penampang saluran (F). Sementara itu, luas penampang saluran tergantung pada
besarnya debit yang akan dialirkan (Q) dan kecepatan aliran dalam saluran tersebut
(V).
Q=V.F
Menurut Manning kecepatan rata-rata di dalam saluran adalah
𝟏 𝟐ൗ
V= 𝑹 𝟑 𝒔
𝒏
Besar

kecepatan alirannya (V) tergantung pada n = koefisien kekasaran Manning
(𝑚 2 /det), R = jari-jari hidrolis (m) dan s = kemiringan dasar saluran.
Serupa dengan rumus di atas, Chezy memberikan perhitungan kecepatan aliran
dengan rumus berikut
V = 𝑪𝒉 𝑹 . 𝒔
4.3 Perencanaan Dimensi
Terdapat berbagai faktor pengaruh dalam perencanaan saluran yakni :
• Bahan pembuat saluran, baik yang dipakai sebagai dinding maupun dasar saluran.
Bahan saluran menentukan angka koefisien kekasarannya.
• Kecepatan aliran minimum yang diijinkan, agar tidak terjadi pengendapan apabila
air mengandung lumpur dan sisa-sisa kotoran.
• Kemiringan dinding saluran
• Kemiringan dasar saluran
• Tinggi jagaan
• Penampang yang paing efeisien baik hidrolis maupun empiris
Pada umumnya luas penampang saluran dihitung berdasarkan rumus-rumus pada
kondisi aliran seragam (uniform flow) dengan mempertimbangkan :
a. Efisiensi hidrolis
b. Kepraktisan, dan
c. Pertimbangan ekonomis
4.3 Perencanaan Dimensi
Bahan pembuat saluran
Saluran drainase umumnya terbuat dari pasangan batu kali, beton tumbuk, beton bertulang, baja
armco, ataupun dari tanah dengan perkuatan atau lapisan batu kali. Masing-masing material tersebut,
mempunyai kekasaran yang berbeda. Kekasaran dinyatakan dalam angka yang disebut sebagai
koefisien kekasaran menurut Bazin (m) maupun Manning (n)
Tabel besaran angka kekasaran Manning (n)
No Bahan pembuat daftar dan dinding saluran n No Bahan pembuat daftar dan dinding saluran n
A Saluran tertutup dengan aliran sebagian penuh B Saluran terbuka
1 Gorong-gorong dari beton pra cetak 0,011 – 0,015 1 Plesteran semen 0,011 – 0,015
2 Gorong-gorong dari baja 0,013 – 0,017 2 Beton 0,014 – 0,019
3 Gorong-gorong baja bergelombang 0,021 – 0,030 3 Pasangan bata 0,012 – 0,018
4 Gorong-gorong tanah liat bakar 0,011 – 0,013 4 Pasangan batu kali 0,017 – 0,030
5 Tanah asli bersih 0,016 – 0,020
6 Tanah berumput 0,025 – 0,033
7 Batu padas 0,025 – 0,040
8 Tanah tidak terawat/saluran alam 0,050 – 0,150
4.3 Perencanaan Dimensi
Tabel besaran angka kekasaran Bazim (m)
No. Bahan Pembuat Dasar dan Dinding Saluran m
1 Plesteran semen yang halus 0,061
2 Kayu, beton, atau bata tidak diplester 0,115
3 Pasangan batu kali diberi siar 0,457
4 Lapisan tanah asli (kondisi baik) 0,847
5 Lapisan tanah asli (kondisi sedang) 1,298
6 Lapisan tanah asli (kondisi jelek) 1,744

Bila bahan yang dipakai untuk dinding saluran berbeda dengan bahan untuk dasar
saluran, maka besaran koefisiennya hendaknya memakai koefisien gabungan dari
kedua jenis bahan tersebut.
4.3 Perencanaan Dimensi
Kecepatan yang diijinkan
Besarnya kecepatan aliran yang diijinkan, tergantung pada bahan saluran yang
digunakan, kondisi fisik dan sifat-sifat hidrolisnya. Berdasarkan hal tersebut,
kecepatan aliran yang diperbolehkan dibagi atas dua bagian, yaitu :
1. Untuk saluran yang tahan erosi, kecepatan aliran di dasarkan pada kecepatan
minimum yang diperbolehkan. Kecepatan minimum yang diperbolehkan adalah
kecepatan terendah dimana tidak menjadikan pengendapan partikel dan masih
dapat mencegah tumbuhnya tanaman air dalam saluran, biasanya berkisar 0,60 –
0,90 m/detik.
2. Untuk saluran yang tidak tahan erosi, kecepatan alirannya didasarkan pada
kecepatan maksimum yang diperbolehkan. Kecepatan maksimum yang
diperbolehkan adalah kecepatan rata-rata terbesar yang tidak boleh
mengakibatkan penggerusan terhadap badan saluran.
4.3 Perencanaan Dimensi
Tabel kecepatan aliran berdasar bahan pembuat saluran
Besaran dalam tabel dapat berubah apabila :
Kecepatan Aliran
Jenis Bahan a) Kedalaman air lebih dari 1 m/dt, kecepatan ditambah 0,15 m/dt
No. Yang Diijinkan
Saluran dan dikurangkan jika air mengandung suspensi yang sangat
(m/dt) kasar.
1 Pasir Halus 0,45 b) Untuk debit pengaliran yang tinggi dan tidak berfrekuensi
dengan durasi yang pendek, kecepatan perlu ditambahkan
2 Lempung Berpasir 0,50 sampai sebesar 30%.
3 Lanau Aluvial 0,60 Kecepatan dalam saluran juga dapat diperkirakan berdasar
kemiringan rata-rata dasar saluran, sebagai berikut :
4 Kerikil Halus 0,75
No. Kemiringan Dasar Saluran Kecepatan Aliran Yang
5 Lempung 1,10
(%) Diijinkan (m/dt)
6 Kerikil Kasar 1,20
1 0–1 0,45
7 Batu-Batu Besar 1,50
2 1–2 0,60
8 Pasangan Batu 1,50
3 2–4 0,90
9 Beton 1,50
4 4–6 1,20
10 Beton Bertulang 1,50
5 6 – 10 2,50
6 10 - 15 2,40
4.3 Perencanaan Dimensi
Besar kecepatan yang sebenarnya terjadi, tergantung pada keadaan bahan pembuat
saluran (angka kekasaran Manning n), dan kemiringan dasar saluran (s). Keduanya
ada pada rumus Manning sebagai berikut :
𝟏 𝟐
V = 𝑹 ൗ𝟑 𝒔
𝒏

Dimana :
V = kecepatan alirannya (m/det)
1
N = Koefisien kekasaran Manning (𝑚 Τ2 /det)
R = jari-jari hidrolis (m) = A/P
P = panjang keliling basah saluran (m)
S = kemiringan dasar saluran
4.3 Perencanaan Dimensi
Kemiringan dinding saluran
Kemiringan dinding saluran (talud) tergantung pada macamnya material yang
membentuk tubuh saluran. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan kemiringan tersebut adalah cara pelaksanaan kontruksi dan geometri
saluran.
Tabel kemiringan dinding saluran (talud)
No. Bahan Saluran Kemiringan Dinding
1 Batuan/Cadas Mendekati vertikal
2 Lempung keras atau tanah dengan lapisan beton (0,5 – 1) : 1
3 Tanah dengan pasangan batu atau tanah untuk saluran besar 1:1
4 Lempung atau tanah untuk saluran-saluran kecil 1,5 : 1
5 Tanah berpasir 2:1
6 Lumpur berpasir atau lempung porous 3:1
4.3 Perencanaan Dimensi
Kemiringan dasar saluran
Kemiringan dasar saluran adalah kemiringan arah memanjang dari dasar saluran,
yang dipengaruhi oleh kondisi topografi serta tinggi tekanan, yang diperlukan untuk
dapat mengalirkan air sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
Kemringan minimum agar terjadi pengaliran air tersebut, biasanya sesuai dengan
kecepatan minimum yang diperbolehkan atau kira-kira 0,005 sampai 0,008
tergantung ada bahan saluran yang digunakan.
Profil muka air umumnya dapat dihitung dengan bantuan software program
HECRAS (Hidrological Engineering Centre River Analysis Sistem)
4.3 Perencanaan Dimensi
Tinggi Jagaan
Yang dimaksud dengan tinggi jagaan (freeboard, Fb) adalah jarak vertikal dari
puncak tanggul sampai permukaan air pada kondisi perencanaan.
Jarak tersebut harus sedemikian rupa sehingga dapat mencegah peluapan air akibat
ngelombang serta fluktuasi permukaan air.
Gelombang permukaan air terjadi pada saluran dengan kecepatan air yang tinggi
serta kemringan dasar yang curam, yag berakibat terjadinya kenaikan muka air.
Tinggi jagaan ditentukan oleh :
• Ukuran saluran Fb
• Kecepatan pengaliran
• Arah dan lengkung belokan saluran h
• Debit banjir
• Gelombang aliran
b
4.3 Perencanaan Dimensi
Tinggi jagaan umumnya 0,15 – 0,60 m, dengan tinggi timbunan di atas puncak
perkerasan 0,30 – 0,60 m. Tinggi jagaan minimum adalah 10 cm diatas permukaan air
untuk debit rancangan maksimum.
Tabel tinggi jagaan
No. Debit (m /det) Tinggi air h (m) Tinggi Jagaan fb (m)
1 Kurang dari 2,00 < 1,00 0,30
2 2,00 – 10,00 1,00 – 2,00 0,60
3 Lebih dari 10,00 > 2,00 0,80

Untuk gorong-gorong tinggi jagaannya adalah Fb = 0,20 m dengan tinggi air


maksimum (h) = 0,82 D
4.3 Perencanaan Dimensi
Penampang hidrolis terbaik
Penampang hidrolis terbaik adalah penampang saluran dengan luas yang sama
mampu membawa debit besar. Hal tersebut terjadi bila kecepatan aliran (V)
maksimum. Diketahui kecepatan aliran merupakan fungsi dari panjang keliling baah
saluran (P), makin kecil P makin besar V.
Dengan demikian, penampang hidrolis terbaik ada pada penampang yang
mempunyai luasan sama, namun mempunyai panjang keliling baah terkecil.
4.4 Kapasitas Saluran
Kapasitas saluran dihitung dengan menggunakan rumus umum sebagai berikut :
Q=V.F
𝟏 𝟐ൗ
V= 𝑹 𝟑 𝑺
𝒏
Sehingga, untuk menghitung besar kemiringan dasar saluran
𝟐
𝑽𝒙𝒏
s= 𝟐
𝑹 ൗ𝟑
Keterangan :
Q = Debit rancangan (m /det)
F = Luas penampang saluran (m )
V = Kecepatan alirannya (m/det)
n = Koefisien kekasaran Manning
R = Jari – jari hidrolis (m) = A/P
P = Panjang keliling basah saluran (m)
s = Kemiringan dasar saluran
4.4 Kapasitas Saluran
Terdapat berbagai macam bentuk penampang saluran. Panduan dan petunjuk praktis
pengelolaan drainase perkotaan menyatakan ada dua tipe saluran drainase, yakni :
a. Saluran terbuka
Saluran terbuka yang umumnya digunakan pada daerah yang :
• Lahannya masih memungkinkan cukup luas
• Lalu lintas pejalan kaki tidak terlalu padat
• Beban dikiri dan kanan saluran relatif ringan
b. Saluran tertutup
Saluran terttutup yang umumnya digunakan pada daerah yang :
• Lahannya terbatas misalnya daerah pertokoan, pasar, ruko, dan sejenisnya
• Dipergunakan untuk lalu lintas pejalan kaki yang padat
• Lahan diatasnya dipergunakan untuk keperluan lain, seperti trotoar, lapangan parkir dan
sejenisnya.
Elemen Geometri
Tabel unsur-unsur geometris penampang saluran
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai