Anda di halaman 1dari 19

DEMAM TIFOID

Desca Nathalia Tae (102015171)


Anamnesis
 KU? Demam sejak seminggu yang lalu
 RPS?
 RPD?
 Riwayat penyakit keluarga?
 Riwayat sosial?
Pemeriksaan Fisik
 TTV
 Suhu, TD, Nadi, RR

• Fisik abdomen
—Infeksi
―Palapasi  nyeri epigastrium
― Perkusi
― Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Rutin
 Kultur Darah
 Uji Widal
 Aglutinin O, H, Vi
 Uji TUBEX
 Uji Typhidot
 Uji IgM Dipstick
Diagnosis Kerja
 Demam tifoid
Infeksi akut dalam saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman Salmonella typhi
 Gejala klinis:
 Demam

 Gangguan saluran cerna


 Gangguan kesadaran

 Roseola/rose spot
Kadang-kadang
 Bradikardia relatif
Diagnosis Banding
Gejala Klinis Pemeriksaan Kuman Lain-lain
 Demam Berdarah Dengue (DBD)Darah Penyebab
Demam Tifoid Demam Septik, nyeri Leukopenia Sallmonela typhii Splenomegali

Demam Leukositosis, Hepatomegali


Berdarah tombostitopenia
Dengue

Malaria Demam periodik Anemia, Plasmodium Splenomegali

Leptospirosis Demam, disertai Leptospira Ikterus pada hari


menggigil, remiten, interogans ke 3 s/d 5
disertai nyeri otot
Etiologi
 Salmonella typhi, Salmonella paratyphi
A, Salmonella paratyphi B,
Salmonella paratyphi C
 Gram (-), 1-3,5 um x 0,5-0,8 um
 Batang tidak berkapsul, flagela peritrikh, dan tidak
membentuk spora
 fakultatif anaerob, pada suhu 15-410C
 Pertumbuhan max: 37oC. Mati pada suhu 56oC
 Bertahan 4 minggu di air, masa inkubasi 10-20 hari
Patogenesis
 Transmisi fecal-oral
 Kuman masuk  sebagian dimusnahkan di
lambung, sebagian lolos masuk usus halus 
menempel pada sel epitel  lamina propia 
berkembang biak  difagosit o/ makrofag 
berkembang biak di dalam makrofag  plague
peyeri  KGB mesenterika  sirkulasi darah 
bakteremia asimtomatik  menyebar terutama ke
hati dan limpa
(Organ lain)
Kuman keluar dari sel fagosit  berkembang biak 
masuk kembali ke aliran darah  bakteremia
dengan gejala sistemik
(Hati)
Kandung empedu  berkembang biak  ekskresi ke
lumen usus  sebagian keluar di feses, serbagian
kembali menembus lumen usus  proses awal +
inflamasi sistemik
(Plague Peyeri)
Makrofag hiperaktif  hiperplasia jaringan +
nekrosis organ  erosi pemb. darah  pendarahan
sal cerna  berkembang ke otot dan serosa usus 
perforasi

Gangguan ekstra intestinal akibat endotoksin yang


menempel pada reseptor sel endotel kapiler
Epidemiologi
 Semua negara terutama negara tropis
 Terutama negara berkembang dengan sanitasi
individu dan lingkungan yang kurang
 Daerah endemik transmisi air terjadi akibar
penderita carrier
Tatalaksana
 Medika mentosa
 Kloramfenikol

 Tiamfenikol

 Kotrimoksazol

 Ampisilin dan amoksisilin


 Sefalosporin generasi 3

 Gol. Florokuinolon

 Azitromisin
 Nonmedikamentosa
 Istirahat
dan perawatan
 Diet dan terapi penunjang
Komplikasi
 Intestinal
 Pendarahan usus
 Perforasi usus

 Peritonitis

• Ekstra intestinal
- Karvas, darah, paru, ginjal, tulang, neuropsikiatrik
Pencegahan
1. Identifikasi Salmonella typhi dengan cara
mendatangi atau menunggu sasaran.
2. Pencegahan transmisi langsung dari penderita
terinfeksi
3. Proteksi orang-orang yang beresiko tinggi tertular
dan terinfeksi dengan cara pemberian vaksin
Prognosis
 Umur, KU, imunitas, jumlah dan virulensi Salmonella,
serta cepat dan tepatnya pengobatan
 Prognosis buruk bila: panas tinggi atau febris
kontinu, kesadaran turun, komplikasi berat, dan
gizi buruk.
Kesimpulan
 Hipotesis diterima

Anda mungkin juga menyukai