Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

SINDROM GUILLAIN BARRÉ

Disusun Oleh : Optaviana


NPM : 1102014207

Pembimbing : dr. Ridwan, SpS

KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI RSUD PASAR REBO


RSUD PASAR REBO PERIODE 10 SEPTEMBER-13 OKTOBER
2018
UNIVERSITAS YARSI
PENDAHULUAN
(Latar Belakang)

Guillain-Barré syndrome (GBS)


merupakan penyebab umum
paralisis flaksid akut, ditandai
dengan kelemahan simetris
anggota badan, dan hiporefleksia
atau areflexia, yang mencapai
keparahan maksimum dalam 4
minggu.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Sindrom Guillain-Barre
(poliradikuloneuropati
demielinasi inflamatorik akut)
merupakan paralisis asendens
yang dapat membawa
kematian dan disertai dengan
kelemahan yang dimulai pada
ekstremitas distal tapi
kemudian dengan cepat
menjalar ke otot-otot
proksimal.
EPIDEMIOLOGI

Insiden SGB berkisar antara 0,81- Di Indonesia, penelitian di


1,89 kasus per 100.000 penduduk RSUPN Cipto
per tahun. GBS tampaknya lebih Mangunkusumo (RSCM)
jarang terjadi pada anak-anak Jakarta menunjukkan
dibandingkan pada orang jumlah kasus baru SGB yang
dewasa, dan insiden meningkat dirawat di RSCM sekitar 7,6
dengan bertambahnya usia. kasus/tahun.

AIDP merupakan subtipe yang


dominan (60–80% pasien) di
Amerika Utara dan Eropa.
Sebaliknya, frekuensi AMAN
berkisar antara 6-7% di Inggris dan
Spanyol hingga 30–65% di Asia,
Amerika Tengah, dan Amerika
Selatan.
ETIOLOGI
Dua per tiga pasien dewasa
Infeksi virus : terjadi sekitar 4 minggu
Citomegalovirus (CMV), Infeksi bakteri :
setelah terjadi penyakit
Ebstein Barr Virus
Campilobacter Jejuni, Infeksi Saluran Pernapasan
(EBV), enterovirus,
Influenza A virus dan Mycoplasma Pneumonie Atas (ISPA) dan Infeksi
Haemophilus influenza. Saluran Pencernaan

Pasca vaksinasi
KLASIFIKASI
Acute inflammatory demyelinating
polyneuropathy (AIDP)

Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy


(AMSAN)

Acute Motor-Axonal Neuropathy


(AMAN)

Miller Fisher Syndrome

Chronic Inflammatory Demyelinative


Polyneuropathy (CIDP)

Acute pandysautonomia
PATOLOGI
Myelinated nerve Damaged (demyelinated) nerve
Perubahan pertama berupa edema yang in healthy individual in individual
terjadi pada hari ketiga atau keempat, with Guillain-Barré syndrome

kemudian timbul pembengkakan dan


iregularitas selubung mielin pada hari kelima,
terlihat beberapa limfosit pada hari
kesembilan dan makrofag pada hari
kesebelas, poliferasi sel schwan pada hari
ketigabelas. Perubahan pada mielin, akson,
dan selubung schwan berjalan secara
progresif, sehingga pada hari keenampuluh
enam, sebagian radiks dan saraf tepi telah
hancur.
PATOGENESIS
GEJALA DAN TANDA KLINIS

Pharyngeal- Kelemahan
cervical- bifasial Neuropati
brachial dengan ataksia akut
weakness paresthesia

Bickerstaff’s
Oftalmoplegia/
SGB SGB brainstem
ptosis/midriasis
hiperrefleks paraparesis encephalitis
akut
(BBE)
GEJALA DAN TANDA KLINIS (Cont’d)
DIAGNOSIS
• Tanda yang memperkuat diagnosis:
kriteria diagnostik menurut National Institute of • perburukan gejala yang mencapai titik
Neurological and Communicative Disorders and Stroke nadir kurang atau sama dengan 28
(NINCDS) sebagai berikut:
hari (4 minggu)
• pola distribusi defisit neurologis yang
simetris
Tanda minimum untuk menegakkan • gangguan sensorik minimal
diagnosis : • gangguan nervus kranial, terutama
• kelemahan progresif pada kedua kelemahan otot fasialis bilateral
lengan dan tungkai (dapat dimulai • disfungsi saraf autonom
dari ekstremitas bawah) • nyeri
• peningkatan protein pada CSS
• hiporefleksia atau arefleksia • gambaran elektrodiagnostik khas
yang sesuai dengan kriteria SGB.4
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan
Pemeriksaan Kecepatan Antibodi
Radiologi
LCS Hantar antiganglioside
Saraf(KHS)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
(KHS)
DIAGNOSIS
BANDING
TATALAKSANA
KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi adalah gagal


napas, aspirasi makanan atau cairan ke
dalam paru, pneumonia, meningkatkan
resiko terjadinya infeksi, paralisis
permanen pada bagian tubuh tertentu, dan
kontraktur pada sendi.
PROGNOSIS

Prognosis SGB dapat EGOS ini dapat digunakan


ditentukan berdasarkan untuk menentukan
Erasmus GBS outcome probabilitas pasien SGB dapat
score (EGOS). berjalan mandiri enam bulan
setelah onset. Semakin besar
nilai EGOS yang didapat,
maka semakin kecil
Erasmus GBS outcome score kemungkinan pasien SGB
(EGOS) : dapat berjalan setelah 6 bulan
Adanya riwayat diare
dari onset.
sebelumnya
Usia >60 tahun
Nilai GBS disability score pada
minggu kedua sejak onset

Anda mungkin juga menyukai