Anda di halaman 1dari 25

FAAL GINJAL, NPN,

KLIRENS
KELOMPOK 5
F.YUDO WIBISONO
FIDEL YULIANZA
GATOT KURNIANTO
HERI CAHYONO
LUKMAN SIDIK
NIKEN WULANDARI
PUTRI GINA
Pendahuluan
 Anatomi Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk

mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi

menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya

bersama dengan air dalam bentuk urin.

 Letak
• Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang
perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang
belakang, di bawah hati dan limpa. Ginjal kanan terletak agak di
bawah dibandingkan ginjal kiri karena ada hati pada sisi kanan.
• Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga
disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal
• Berbentuk seperti kacang,
• Berwarna merah tua,
• Sisi cekung menghadap
medial,
• Panjang ± 12,5 cm, tebal 2,5
cm (±sebesar kepalan
tangan),
• Berat 125 g - 175 g (pria
dewasa : 150-170 g, wanita
dewasa : 115-155 g).
Anatomi Ginjal
Sirkulasi pada Ginjal (Tahap
Pembentukan Urine)
• Penyaringan
(Filtrasi)
• Penyerapan
Kembali
(Reabsorpsi)
• Augmentasi

• Proses Pengeluaran
Urin (Sekresi)
Fungsi Ginjal
• Pembuangan Non-protein Nitrogen.
• Pengaturan keseimbangan air.
• Pengaturan keseimbangan elektrolit.
• Pengaturan keseimbangan asam basa.
• Fungsi endokrin.
Patofisiologi Ginjal
• Proteinuria
– Ekskresi protein normal dalam urine kurang dari 150 mg/hari → jika
lebih Patologis
– Penyebab Proteinuria:
1. Proteinuria fungsional (sementara) → terdapat pada kasus ginjal
normal, akibat ekskresi protein berlebihan pd kasus: demam, latihan
berat
2. Proteinuria prarenal: akibat ekskresi protein BM rendah (produksi
protein berlebih) → pada kasus Multiple Mieloma → dimana jumlah
protein yg difiltrasi melebihi kemampuan reabsorbsi tubulus
3. Proteinuria menetap → terdapat pada penyakit sistemik dan ginjal
4. Proteinuria glomelural adalah peningkatan permeabilitas glomelural
akibat hilangnya jumlah atau ukuran sawar glomerulus (lapisan
glomerulus: endotel, membran basal dan epitel)
5. Penyakit tubulointerstisial dapat mengganggu absorpsi protein tubular
yang mengakibatkan proteinuria
6. Sindrom neprotik → hilangnya protein sebanyak 3,5 g/hr atau lebih
dalam urine
• Hematuria
– Hematuria → adanya darah dalam urine
– Hematuria sering merupakan tanda adanya penyakit
ginjal (glumerulonefritis) atau penyakit saluran kemih
bagian bawah (infeksi, batu, trauma dan neoplasma)
• Batu Ginjal
– Jenis batu ginjal tersering: kalsium oksalat, kalsium
fosfat atau campuran
– Yang merangsang pembentukan batu: statis urine,
infeksi atau pemakaian kateter menetap
– Batu asam urat terbentuk dalam urine asam dan
uropati obstruktif akibat kristalisasi asam urat
• SEDIMEN URINE
– Unsur abnormal urine: eritrosit, leukosit, bakteri,
silinder (protein yang terbentuk dalam tubulus
dan duktus koligen)
– Silinder diberi nama berdasarkan elemen seluler
yg melekat (eritrosit, leukosit, bakteri, sel tubulus)
– Silinder punya nilai diagnostik yg tinggi karena
berasal dari ginjal
– Silinder granular yg lebar → gagal ginjal
– Bakteriuria → >105 CFU/ml (Coloni Form Unit)
 GAGAL GINJAL

Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi


organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi
mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan
elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia
tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi
urin.
Klasifikasi Kemunduran Faal Ginjal :
• Gagal Ginjal Akut (GGA).
• Gagal Ginjal Kronis (GGK)
1. GAGAL GINJAL AKUT (GGA)
 sindroma klinik dengan etiologi bermacam-
macam, ditandai dgn penurunan mendadak dari
faal ginjal, biasanya disertai oligouri.
 
• Klasifikasi GGA :
 GG Pre-renal (gangguan perfusi ginjal)
pemompaan darah ke ginjal terganggu.
GG Renal (penyakit parenkim ginjal)
Nephropati Obstruksi Akut (Post Renal)
2. GAGAL GINJAL KRONIK(GGK)
 suatu kerusakan, kekurangan fungsi ginjal yang hampir selalu
tidak reversible dan sebabnya bermacam-macam.
 
Klasifikasi Penyebab :
 Kelainan Parenkim Ginjal
a) Penyakit Ginjal Primer
b) Penyakit Ginjal Skunder
 
 Penyakit Ginjal Obstruktif
a) Pembesaran Prostate
b) Batu Saluran Kencing
Tes fungsi ginjal: istilah kolektif untuk berbagai tes
individu yang bisa dilakukan untuk mengevaluasi seberapa
baik ginjal berfungsi.
Tes ini digunakan untuk
1. skrining penyakit ginjal,
2. monitoring kondisi kesehatan ginjal,
3. membedakan penyebab penyakit ginjal, dan
4. menentukan tingkat disfungsi ginjal.
Parameter Pemeriksaan Faal Ginjal
• Kadar ureum
• Kadar kreatinin
• Klirens kreatinin
• Estimated Glumerular Filtration Rate(EGFR)

• Pemeriksaan lainya :
• Kadar asam urat
• Pem.Cystatin C
• Pem.Mikroalbuminuria
• Pem. Inulin
Non Protein Nitrogen dan Klirens
Senyawa Non Protein Nitrogen (NPN) adalah senyawa–
senyawa nitrogen bukan protein sisa hasil metabolisme
tubuh dari asam nukleat, asam amino dan protein.
Tiga zat hasil ekskresinya adalah urea, kreatinin dan
asam urat
Ureum
• Ureum adalah merupakan hasil akhir dari
metabolisme protein yang mengandung nitrogen. Hal
ini dinyatakan dengan meningkatnya jumlah urea
pada urea dalam darah yang menjadi sumber sebagai
hyperuremia atau azotemia
• Pemeriksaan ureum biasa dikerjakan untuk menilai
fungsi ginjal.
• Ureum diekskresikan dalam filtrat glomerulus dan
40 % akan diserap oleh tubuli ginjal.
Kreatinin
• Kreatinin adalah hasil akhir dari metabolisme keratin.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kelebihan kadar
kreatinin yaitu gagal ginjal, penyakit ini dapat
dibantu diagnosis dengan melihat hasil tes
laboratorium disamping pemeriksaan penunjang
lainnya, anamnesis dan pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan kadar serum kreatinin untuk menilai
fungsi ginjal (penurunan GFR).
• Merupakan hasil metabolisme normal otot.
• Produksi endogen relatif stabil (tidak tergantung
metabolisme protein), kenaikan minimal akibat
konsumsi protein hewani.
• Kreatinin difiltrasi glomerulus dan tidak diabsorbsi
oleh tubulus sehingga hasil lebih akurat dibandingkan
pemeriksaan ureum dalam menilai penurunan GFR.
• Kreatinin disekresi oleh tubulus jika konsentrasi
plasma terlalu tinggi.
Asam urat
• Asam Urat merupakan sampah hasil metabolisme normal dari
pencernaan protein atau dari peguraian senyawa purin (sel tubuh
yang rusak), yang seharusnya dibuang melalui ginjal, feses atau
keringat.
• Adalah produk katabolisme asam nukleat purin yang difiltrasi
oleh glomerulus dan di ekskresikan oleh tubulus distal ke dalam
urin, sebagian besar asam urat direabsopsi di tubulus proksimal.
• Pada kadar tinggi, asam urat akan disimpan pada persendian dan
jaringan, sehingga menyebabkan inflamasi.
• Eliminasi asam urat sekitar 70% dilakukan oleh ginjal dan
selebihnya akan didegradasi oleh bakteri di dalam traktus
gastrointestinal.
Klirens kreatinin

• Klirens suatu zat adalah volume plasma yang


dibersihkan dari zat tersebut dalam waktu tertentu.
• Klirens kreatinin dilaporkan dalam ml/mnt dan
dikoreksi dengan luas permukaan tubuh.
• Pengukuran klirens kreatinin memberikan informasi
mengenai perkiraan nilai GFR.
• Rumus klirens kreatinin :
Ccr = Ucr(mg/dl)xVur(ml/24jam) x 1,73
Pcr(mg/dl)x1440mnt/24jam A
• Ket :
Ccr : klirens kreatinin
Ucr : kreatinin urine
Vur : volume urine 24 jam
Pcr : kadar kreatinin serum
1,73/A : faktor luas permukaan tubuh
Estimated Glomerular Filtration Rate

• Dapat diperhitungkan sesuai dengan kreatinin serum (


rekomendasi The National Kidney Foundation)
• Perhitungan GFR berdasarkan kreatinin serum, usia,
ukuran tubuh, jenis kelamin dan ras
• Klirens kreatinin  mengukur kadar kreatinin yang
difiltrasi ginjal.
• GFR → mengukur fungsi ginjal.
RINGKASAN
• Ginjal merupakan organ vital yang berfungsi untuk
melakukan beberapa fungsi penting dalam
metabolisme tubuh.
• Pemeriksaan laboratorium sangat membantu dalam
mengidentifikasi dan mengevaluasi fungsi ginjal.
• Pemilihan pemeriksaan laboratorium yang tepat dapat
memberikan informasi yang akurat dan membantu
dokter klinisi dalam melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan lebih awal untuk mencegah
progresivitas gangguan ginjal menjadi gagal ginjal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai