Anda di halaman 1dari 25

HNP Lumbal

Otniel Kalalinggi Diauw


1461050061
Periode Kepaniteraan Bedah 1 Oktober 2018 – 8 Desember 2018
Latar Belakang

 Nyeri punggung bawah adalah masalah kesehatan


yang sangat umum di antara populasi dan penyebab
utama kecacatan yang mempengaruhi kinerja dan
kesejahteraan kerja. Nyeri punggung bawah bisa akut,
subakut atau kronis. Meskipun beberapa faktor risiko
telah diidentifikasi seperti postur pekerjaan, obesitas,
tinggi badan atau usia, penyebab timbulnya nyeri
punggung bawah tetap tidak jelas dan diagnosis sulit
untuk dilakukan.
Definisi

 HNP (Hernia Nukleus Pulposus)


yaitu keluarnya nukleus pulposus
dari discus melalui robekan
annulus fibrosus hingga keluar ke
belakang atau dorsal menekan
medulla spinalis atau mengarah
ke dorsolateral menekan radix
spinalis sehingga menimbulkan
gangguan
Anatomi
Kolumna vertebralis terdiri dari 33 buah vertebrae, yaitu :
 7 Vertebrae servical
 12 Vertebrae torakal
 5 Vertebrae lumbal
 5 Vertebrae sakral
 4 Vertebrae koksigeus

Diantara Kalumna vertebralis terdapat corpus vertebrae yang


dihub satu dengan yang lain oleh Discus Intervertebralis yang
diperkuat oleh lig. Longitudinal post dan lig. Longitudinalis anterior

Fungsi discus invertebralis :


 Keleluasaan pengerasan vertebrae
 Shock absorber  pelindung dari trauma

Disc intervert terdiri dari :


 Anulus fibrosus.
 Nukleus pulposus (gel)
 Lempeng kartilago hialin
Epidemiologi

 Insidensi Nyeri punggung bawah di Indonesia sebesar


18%. Prevalensi LBP meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia dan paling sering terjadi pada usia
dekade tengah dan awal dekade empat. Penyebab
LBP sebagian besar (85%) adalah nonspesifik, akibat
kelainan pada jaringan lunak, berupa cedera otot,
ligamen, spasme atau keletihan otot.
Epidemiologi

 HNP merupakan salah satu penyebab dari nyeri


punggung bawah yang penting. dan merupakan salah
satu masalah kesehatan yang utama. Inside HNP di
Amerika Serikat adalah sekitar 5% orang dewasa.
Kurang lebih 60-80% individu pernah mengalami nyeri
punggung dalam hidupnya. Nyeri punggung bawah
merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika
Serikat dengan angka prevalensi berkisar antara 7,6-37%
insidens tertinggi dijumpai pada usia 45-60 tahun.
Etiologi

• Proses Degenerative Diskus


Intervertebralis
Diskus intervertebralis tersusun atas jaringan
fibrokartilago yang berfungsi sebagai shock
absorber, menyebarkan gaya pada
kolumna vertebralis dan juga
memungkinkan gerakan antar vertebra.
Kandungan air diskus berkurang dengan
bertambahnya usia (dari 90% pada bayi
sampai menjadi 70% pada orang usia
lanjut). Selain itu serabut-serabut menjadi
kasar dan mengalami hialinisasi yang ikut
membantu terjadinya perubahan ke arah
herniasi nukleus pulposus melalui anulus dan
menekan radiks saraf spinal.
Faktor Risiko

Faktor risiko terjadinya HNP dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:


 Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
 Umur yang makin bertambah maka risiko akan semakin tinggi.
 Laki-laki lebih banyak daripada wanita.
 Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
 Faktor yang dapat dirubah :
 Pekerjaan dan aktivitas
 Olahraga yang tidak teratur, memulai latihan setelah lama
tidak berlatih, latihan yang berat dalam waktu lama.
 Merokok
 Terjadinya herniasi Patofisiologi
discus terdiri dari 4
stadium, yaitu:

1. Degenerasi discus,
perubahan kimiawi terkait
dengan usia menyebabkan
kelemahan pada discus,
tapi tanpa terjadinya
herniasi.
2. Prolaps, merupakan suatu
bentuk atau perubahan
posisi dari discus dengan
pergeseran ringan ke arah
kanalis spinalis. Disebut juga
bulge atau protrusion.
3. Extrusion, nucleus pulposus
yang memiliki konsistensi
seperti gel menembus
lapisan dindingnya (anulus
fibrosus) tapi masih berada
dalam discus.
4. Sequestrasi atau Sequestere
Disc, nucleus pulposus
menembus annulus fibrosus
dan berada di luar dari
discus di dalam kanalis spinalis,
disebut sebagai Hernia Nucleus
Pulposus (HNP).
Robekan atau kerusakan pada lapisan
discus intervertebralis akan menimbulkan
nyeri lokal oleh karena adanya stres
mekanik pada bagian yang peka nyeri
tersebut. Isi dari discus, nucleus pulposus,
yang tersekuestrasi memilki efek toksik
langsung dan menimbulkan respon
inflamasi dimana kedua hal tersebut
meningkatkan kepekaan terhadap nyeri.
 Biasanya protusio atau ekstrusio diskus Posterolateral
akan menekan/menjepit akar saraf ipsilateral pada
tempat keluarnya saraf dr kantong duramater.

Akan menampilkan gejala dan tanda Radikuler sesuai


distribusi persarafannya.
Gejala Klinis
 Gejala yang paling tampak adalah pada penderita HNP lumbal
adalah Sciatica. Sciaticaa adalah gejala radiasi rasa sakit dari
punggung bawah kaki yang turun secara khas di bawah lutut. Hal
ini disebabkan oleh kompresi akar saraf yang berkontribusi pada
saraf sciatic (lumbar bawah L4, L5 dan S1) atau saraf femoralis
(lumbar L2 dan L3 dan lebih tinggi). Rasa sakit melewati kaki yang
mengambil jalan yang berbeda untuk setiap akar saraf yang
terpengaruh seperti di bawah ini:

 L4: Paha anterior, lutut anterior, dan kaki bawah anteromedial


 L5: Paha lateral, betis lateral, dorsum kaki dan jempol kaki
 S1: Pantat, paha posterior, betis posterior, tumit, telapak kaki, dan
batas lateral kaki
Diagnosis
1. Anamnesis :
 Lokasi dari nyeri.
 Penjalaran rasa nyeri.
 Posisi tubuh yang membuat pasien nyaman jika rasa
nyeri menyerang.
 Apakah ada riwayat trauma.
 Apakah ada proses bertambah beratnya nyeri
 Apakah pasien mengkonsumsi obat antinyeri, berapa
banyak yang diminum untuk menghilangkan nyeri.
 Apakah ada riwayat keganasan
2. Pemeriksaan fisik
 Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari pada sisi yang
sehat
 Tes-tes :
1. Tes LASEQUE ( Straight Leg Raising / SLR )
2. Tes laseque menyilang atau tes O’Connell
3. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal :
a. Tes Naffziger
b. Tes Valsava
Pemeriksaan Penunjang
1. EMG (elektromiografi)
Dengan pemeriksaan EMG dapat ditemukan radiks mana yang
terkena dan sejauh mana gangguannya, masih dalam taraf
iritasi ataukah sudah ada kompresi.
2. Foto lumbal
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah ada penyempitan jarak
tulang yang satu dengan yang diatas atau dibawahnya, adakah
instabilitas atau spondilolistesis.
3. CT. Myelografi
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah adanya filling defect.
4. Magnetic Resonance Imaging
Pada pemeriksaan ini kita dapat melihat apakah ada protusio ataupun
squester dari bantalan tulang yang menekan pada system (Gold
standar)
Tatalaksana

Dibagi menjadi 2
 Konservatif
 Operatif
KONSERVATIF

1. Tirah baring 3-6 minggu


Idealnya tidur terlentang dengan alas datar dan keras.
maksud jika anulus fibrosus masih utuh  gel kembali
2. Simtomatis
- Analgetik : Acetaminofen : sering dikenal sebagai paracetamol, adalah
obat lini pertama untuk pengobatan nyeri punggung belakang dari rasa
sakit ringan sampai sedang. Pemberian untuk orang dewasa dengan nyeri
yaitu 2 tablet 500mg per 4-6 jam setiap hari selama 2 minggu
- NSAID : Ibuprofen : adalah obat yang termasuk jenis obat anti inflamasi
non steroid. Obat ini dapat meredakan rasa sakit ringan hingga menengah
ke atas serta mengurangi inflamasi atau peradangan. Pemberian secara
oral denga nyeri ringan hingga sedang: 200-400 mg setiap 4-6 jam sesuai
kebutuhan. Dosis lebih dari 400 mg tidak terbukti memiliki manfaat lebih
besar.
- muscle relaxant
- Injeksi Steroid
3. Fisioterapi
Dengan pemanasan daerah nyeri
Operatif
Syarat dilakukan operasi :
 Sciatika dengan terapi konservatif selama lebih dari 6 minggu: nyeri
berat/menetap/progresif.
 Terjadinya rekurensi yang sering dari gejala yang dialami pasien
menyebabkan keterbatasan fungsional kepada pasien, meskipun terapi
konservatif yang diberikan tiap terjadinya rekurensi dapat menurunkan
gejala dan memperbaiki fungsi dari pasien, namun setelah terapi berhasil
akan muncul lagi.
 Defisit neurologik memburuk/progresif.
 Terdapat gangguan neurologis berupa gangguan miksi hingga retensi
urine.
 Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik
dan radiologi
 Terdapat beberapa pilihan terapi pembedahan dalam menangani HNP
diantaranya diskectomi, mikrodisektomi atau perkutaneus disektomi.
Perbedaan dasar dari ketiga prosedur ini yaitu dari ukuran insisinya,
bagaimana diskus dicapai dan berapa banyak diskus yang diambil.
Disektomi adalah suatu metode pembedahan dengan mengambil suatu
bagian dari diskus yang memberikan tekanan pada saraf. Pada disektomi
klasik, ahli bedah pertama-tama membuka kulit dan mengambil bagian
tulang vertebra yang disebut lamina sehingga dapat juga disebut
laminotomi. Pada operasi ini akan diambil material diskus yang menekan
saraf. Lebih sering hanya satu sisi lamina yang diambil sehingga disebut
hemilaminektomi. Namun pada beberapa kasus seluruh lamina atau diskus
diangkat.
Prognosis

 Pada penderita HNP, umur menjadi salah satu faktor


penting yang dapat mempengaruhi prognosis. Jika
terjadi pada umur dibawah 40 tahun, maka faktor
penyulitnya tidak sebanyak pada umur diatas 55 tahun.
Jika HNP terjadi pada umur diatas 55 maka akan
semakin banyak faktor yang memperberat seperti
degenerative dan minor trauma pada tulang. HNP
umumnya dapat membaik dengan terapi konservatif
selama kurang lebih 6 minggu. Operasi merupakan
pilihan terbaik jika terapi konservatif gagal memperbaiki
keadaan pasien
Daftar pustaka

 Duthey, B. (2013). Priority Medicines for Europe and the World "A Public Health Approach to Innovation. pp.1-8.
 Telah diunduh pada tanggal 23/11/2018
 http://yankes.kemkes.go.id/read-low-back-pain-lbp-5012.html
 Richard S S. Clinical Neuroanatomy. 7th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins/Wolters Kluwer Health Inc; 2014. p.136-143
 Ikhsanawati A, Tiksnadi B, Soenggono A, Nursjamsi Hidajat N. Herniated Nucleus Pulposus in Dr. Hasan Sadikin General
Hospital Bandung Indonesia. Althea Medical Journal. 2015;2(2):179-184.
 Telah diunduh pada tanggal 16/11/2018
 https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-4_Hernia-Nucleus-Pulposus.pdf
 Richard A, D. and Sohail K., M. (2016). Herniated Lumbar Intervertebral Disk. The new england journal of medicine, 378(18),
pp.1763 - 1770.
 ivera Azua, J. (2016). Treatment Modalities for Lumbar Herniated Discs that Cause Sciatica. MOJ Anatomy & Physiology, 2(1).
 Bhatia M, Jennings T. An Orthopaedics Guide for Today’s GP. 1st ed. UK: CRC Press; 2017. p.27-29
 6. Amin R, Andrade N, Neuman B. Lumbar Disc Herniation. Current Reviews in Musculoskeletal Medicine. 2017;10(4):507-516.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai