Anda di halaman 1dari 78

Gambaran Pengetahuan Dan

Karakteristik Penderita Diabetes


Mellitus Di Puskesmas Moyo Hilir
Kabupaten Sumbawa

Pembimbing : dr. Zulkipli Riadi


dr. Camelia Septina Hutahayan
dr. Natalia Rasta Malem
dr. Pretty Laura Listiani
dr. Ricky Shubhan Aritonang
dr. Ruth Anastasia
dr. Winda Wijayanti
KASUS

Tn.S (35 tahun)

Jenis Kelamin : Laki-laki


Pekerjaan : Pegawai Swasta
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sumbawa
Alamat : Kakiang, Moyo Hilir
Status : Menikah

Badan Lemas
Anamnesis
KU • Lemas badan

• Keluhan lemas badan sudah dialami pasien sejak 2 m


sebelum berobat. Pasien juga mengeluhkan sering m
lapar,merasa haus dan sering buang air kecil pada ma
hari sejak sebulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan
penurunan berat badan, rasa kesemutan pada kedua
telapak kaki dan pandangan kabur sejak sebulan ini, o
penderita rabun jauh.
RPS • Disangkal: pusing, pandangan berkunang, keringat din

3
RIWAYAT PENYAKIT

Riwayat penyakit dahulu


• RPD: Disangkal riwayat keluhan
serupa sebelumnya, hipertensi,
sakit jantung

Riwayat penyakit keluarga


• Orang tua laki-laki dan
perempuan os penderita DM
PEMERIKSAAN FISIK

Kesa- Compos Mentis, GCS E4M6V5


daran

Tanda T : 120/80 mmhG R : 24x/menit


Vital N : 70x/menit S : 36,20C

BB : 52.5 kg TB: 160 cm


Antopr IMT : 20.5(Normal)
ometri Lingkar Perut: 88cm
Pemeriksaan fisik

• Pernapasan cuping hidung (-),


purse lip breathing (-)
Kepala • Cojungtiva anemis (-/-) sklera
ikterik (-/-)

• I: bentuk normal, pembesaran


kel. Tiroid (-),akantosis nigrikans
Leher (-)
• Pal: KGB (TTM), trakea deviasi
(-) , JVP tidak meningkat
6
Pemeriksaan Sistem

• Pulmo:
– Inspeksi: simetris (+), ketinggalan
gerak (-), retraksi (-), kelainan kulit
(-)
– Palpasi: nyeri tekan (-), fremitus
taktil simetris kanan=kiri
– Perkusi: sonor/sonor
– Auskultasi: vesikular +/+, ronchi -
/-, wheezing -/-
7
Pemeriksaan Sistem

• Cor:
– Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V
LMCS
– Perkusi: kesan batas jantung
normal
– Auskultasi: S1-S2 tunggal, regular,
murmur (-), gallop (-)
8
Pemeriksaan Sistem

• Abdomen:
– Inspeksi: datar, simetris
– Auskultasi: BU (+) Normal
– Perkusi: Timpani, batas atas
hepar kesan normal
– Palpasi: Soepel, NT (-),
organomegali (-), Ginjal:
ballottement (–)
9
Pemeriksaan Sistem

• Ekstremitas:
– Atas Bawah
Akral hangat Akral hangat
Edema (-) Edema (-)
Sianosis (-) Sianosis (-)
Luka (-) Luka (-)

10
DIAGNOSIS

Diagnosis klinis
Susp.Diabetes Mellitus Tipe-2
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

KGDS
385 mg/dL

Diagnosis kerja
Diabetes Mellitus Tipe-2
TATALAKSANA

•Obah Pola
Makan
Nonfarmakologi

•Latihan Fisik
•Metformin
Farmakologi
2X500mg
•Glimepiride
Tinjauan pustaka
Diabetes mellitus ??
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya

14
(Konsensus PERKENI, 2015)
Epidemiologi
Jumlah Penderita Diabetes Mellitus di Dunia Berdasarkan Regio Pada
Tahun 2017 dan 2045 (Kelompok Usia 20-79 Tahun)

15
IDF 2017
Berdasar data IDF
2017, Indonesia
menduduki peringkat
ke-6 dari 10 besar
negara dengan
penderita DM
terbanyak pada usia
20-79 tahun. Jumlah
penderita DM di
Indonesia mencapai
10.3 juta penduduk INDONESIA
pada tahun 2017 dan
diprediksi mengalami
peningkatan menjadi
16.7 juta penduduk
pada tahun 2045.

16
Klasifikasi Diabetes Mellitus

17
(Konsensus PERKENI, 2015)
Patogenesis DM Tipe 2

18
Gejala Klinis

Keluhan Klasik DM

Poliuria
Polidipsia
Polifagia
Penurunan BB

(Konsensus PERKENI, 2015) 19


Kesemutan

Lemah badan Luka lama


sembuh
Keluhan
Lain

Mata kabur
Pruritus vulva

Disfungsi ereksi

(Konsensus PERKENI, 2015)


20
KRITERIA DIAGNOSIS DM

(Konsensus PERKENI, 2015)


21
Kriteria Diagnosis Prediabetes

(Konsensus PERKENI, 2015)


22
Tata
Laksana
Nutrisi

Intervensi Non-Farmakologis

Aktivitas Fisik

Oral

Intervensi Farmakologis

Suntikan

(Konsensus PERKENI, 2015) 23


Terapi
Nutrisi
Medis
Karbohidrat: 45-65% total asupan energi
Lemak: 20-25% kebutuhan kalori
Protein: 10-20% total asupan energi
Natrium: <2300mg perhari
Serat: 20-35gr/hari

Pagi (20%)
Snack(10-15%)
Hitung
Kebutuhan Siang (30%)
Kalori!
Snack(10-15%)
Sore (25%)

(Konsensus PERKENI, 2015) 24


Faktor-Faktor yang
Menentukan:
• Jenis Kelamin
• Kebutuhan kalori basal Wanita:
25kal/kgBBI
• Kebutuhan kalori basal Pria:
Kebutuhan Kalori 30kal/kgBBI
• Umur
• Dikurangi 5% (40-59thn)
• Berat Badan Ideal (BBI) = 90% x (TB • Dikurangi 10% (60-69thn)
dalam cm – 100) x 1 kg • Dikurangi 20% (>70thn)
• Aktivitas Fisik
• Pria dengan TB <160cm dan wanita • Ditambah 10% (istirahat)
dengan TB <150cm: • Ditambah 20% (ringan)
BBI= (TB dalam cm-100) x 1 kg • Ditambah 30% (sedang)
• Ditambah 40% (berat)
• Ditambah 50% (sgt berat)
• Stress Metabolik
• Ditambah 10-30%
• Berat Badan
• Kegemukan:kurangi 20-30%
25
• Kurus: tambah 20-30%
(Konsensus PERKENI, 2015)
Aktivitas Medis

Teratur 3-5x/minggu selama 30-45menit,


total 150menit/minggu, aerobik, intensitas
sedang (50-70% denyut jantung maksimal)

26
(Konsensus PERKENI, 2015)
Obat Antihiperglikemia
Oral

27
1. Insulin Secretagogue
a. Sulfonilurea b. Glinid
Sel beta pancreas -> Meningkatkan
meningkatkan sekresi insulin
Efek samping utama:
sekresi insulin
hipoglikemia, peningkatan BB
Class I Tolbutamide Repaglinid
Class II Glipizide, Glinid
Gliclazide,
Nateglinid
Glibenclamide
Class III Glimepiride

(Konsensus PERKENI, 2015)


28
2. Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin
a. Metformin b. Tiazolidindion (TZD)
Mengurangi glukoneogenesis Agonis PPAR-gamma (reseptor
Memperbaiki ambilan glukosa inti di sel otot, lemak, hati)
di jaringan perifer Meningkatkan jumlah protein
pengangkut glukosa ->
Kontraindikasi: meningkatkan ambilan glukosa
di jaringan perifer
GFR <30mL/min/1.73m2,
gangguan hati berat, CHF
NYHA III_IV, stroke,sepsis Kontraindikasi: CHF NYHA III-IV
Efek samping: karena menyebabkan retensi
cairan
Dyspepsia
Contoh obat: Pioglitazone
29
3. Penghambat Absorpsi
Glukosa di Saluran Pencernaan 4. Penghambat DPP-IV
Memperlambat absorpsi Menghambat kerja
glukosa dalam usus halus -> enzim DPP-IV ->
Menurunkan glukosa darah GLP-1 tetap dalam
sesudah makan konsentrasi yang
Kontraindikasi: tinggi dalam bentuk
GFR≤30ml/min/1,73 m2, aktif.
gangguan faal hati yang berat,
irritable bowel syndrome Contoh obat:
Efek sampung: bloating -> Sitagliptin,
flatus Linagliptin
Contoh obat: Acarbose
(Konsensus PERKENI, 2015)
30
Oral jenis baru

5. Penghambat SGLT-2
Menghambat reabsorbsi
glukosa di tubuli proksimal
ginjal dengan menghambat
kinerja transporter glukosa
SGLT-2.

Kontraindikasi:
gagal ginjal berat

Contoh obat: Canagliflozin,


Empafliflozin,
Dapagliflozin, Ipragliflozin.
(Konsensus PERKENI, 2015)
31
Profil Obat Antihiperglikemia Oral di
Indonesia

32
Konsensus PERKENI, 2015)
Dosis Lama
Nama mg/ Frek/
Golongan Generik Harian Kerja hari Waktu
Dagang tab (jam)
(mg)

33
(Konsensus PERKENI, 2015)
Dosis Lama
Nama mg/ Frek/
Golongan Generik Harian Kerja
hari
Waktu
Dagang tab (jam)
(mg)

34
(Konsensus PERKENI, 2015)
Dosis Lama
Nama mg/ Frek/
Golongan Generik Harian Kerja hari Waktu
Dagang tab (jam)
(mg)

(Konsensus PERKENI, 2015) 35


Obat
Antihiperglikemia
Suntik

Insulin Agonis GLP-1

36
Insulin Digunakan
Pada:

37
(Konsensus PERKENI, 2015)
Insulin
Jenis dan Lama Kerja:
• Insulin kerja cepat (Rapid-acting insulin)
• Insulin kerja pendek (Short-acting
insulin)
• Insulin kerja menengah (Intermediate
acting insulin)
• Insulin kerja panjang (Long-acting
insulin)
• Insulin kerja ultra panjang (Ultra long
acting insulin)
• Insulin campuran tetap, kerja pendek
dengan menengah dan kerja cepat
dengan menengah (Premixed insulin)

38
Insulin Berdasarkan Waktu Kerja

39
Regio Penyuntikan

Disuntikkan secara
subkutan, tegak lurus
terhadap cubitan
permukaan kulit
(Konsensus PERKENI, 2015) 40
Pendekatan Baru

Agonis GLP-1/
Incretin Mimetic

• Bekerja pada sel-beta -> peningkatan pelepasan


insulin
• Efek: menurunkan BB, menghambat nafsu makan,
menghambat pelepasan glucagon
• Efek samping: sebah, muntah
• Obat: Liraglutide (Indonesia), Exenatide, Albiglutide,
Lixisenatide

• Liraglutide -> sekali sehari, SC


(1 pen: 18mg/3mL. Dosis awal: 0.6mg/hari, dapat naik ke
1.2mg setelah 1 minggu. Dosis harian max: 1.8mg)

41
Terapi Kombinasi
• Dua macam obat dengan mekanisme kerja
yang berbeda
• Kombinasi obat antihiperglikemia oral
dengan insulin dimulai dengan pemberian
insulin basal (insulin kerja menengah atau
insulin kerja panjang). Insulin kerja
menengah harus diberikan jam 10 malam
menjelang tidur, sedangkan insulin kerja
panjang dapat diberikan sejak sore sampai
sebelum tidur.
42
(Konsensus PERKENI, 2015) 43
KOMPLIKASI

Akut Kronik
KAD, HONK, Makroangiopati:
Hipoglikemia PJK, CVD

Mikroangiopati:
Retinopati,
Nefropati,
Neuropati
Strategi Pencegahan DM
• Dalam jangka waktu 30
tahun,diperkirakan pasien • Strategi pencegahan yang
diabetes yang jauh lebih dapat dilakukan
besar yaitu 86-138% yang 1. pendekatan masyarakat
dgn mengubah perilaku
disebabkan masyarakat umum
• faktor demografi, antara 2. pendekatan individu
beresiko tinggi DM seperti
lain :jumlah penduduk • gemuk
meningkat dan penduduk • umur > 40 tahun
usia lanjut bertambah • hipertensi
banyak • riwayat keluarga DM
• riwayat melahirkan bayi
• gaya hidup yang kebarat- >4 kg
baratan • riwayat DM pada saat
kehamilan
• penghasilan per kapita • dislipidemia
tinggi dan restoran siap 45
santap
Antopometri

Ukuran antopometri terdiri atas


1. BB
2. TB
3. Lingkar Pinggang
4. Lingkar Lengan Atas

Gizi lebih / obesitas dapat didefinisikan


sebagai kelebihan lemak tubuh. Penentu yang
digunakan adalah indeks massa tubuh (IMT).
IMT: BB(kg)/TB2(m)
Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas
pada Orang Dewasa untuk Populasi Timur
Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia
Pasifik (2000)

47
KERANGKA
KONSEP
48
49
Definisi Operasional

50
Definisi Operasional

51
METODE
PENELITIAN

52
• Bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu
Ruang Penyakit Penyakit Dalam dan Ilmu
lingkup Kesehatan Masyarakat
penelitian

• Tempat : Puskesmas Moyo Hilir


Tempat dan • Waktu : Pengambilan data dilaksanakan
Waktu
Penelitian
pada bulan Juni-Agustus 2018

• Metode penelitian deskriptif analitik


Jenis dan
Rancangan
dengan desain Cross sectional
Penelitian

53
Populasi & Sampel
Populasi • penderita
• Penderita diabetes
diabetes
Terjangkau mellitus yang
mellitus di yang berobat di
• Penderita
wilayah kerja diabetes mellitus
Puskesmas Moyo
Hilir pada
Puskesmas yang berobat ke periode Juni
Moyo Hilir Puskesmas 2018 sampai
Kabupaten Moyo Hilir pada dengan Agustus
Sumbawa. periode Juni 2018 yang
2018 sampai memenuhi
dengan Agustus kriteria
2018. inklusi dan
tidak memiliki
kriteria
Populasi Sampel
ekslusi.
Target Penelitian
54
KRITERIA
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

55
Cara Sampling Sumber Data

• Secara total • Data primer hasil


wawancara
sampling dengan responden
dan pengisian
kuesioner.
• yaitu seluruh penderita
diabetes mellitus yang • Berdasarkan hal
berobat di Puskesmas tersebut pasien
Moyo Hilir pada periode diabetes mellitus
Juni-Agustus 2018
yang berobat pada
Juni-Agustus 2018
sebanyak 40
orang.

56
Variabel Penelitian
Variabel Individu Variabel Pengetahuan
• Pengertian Diabetes
• Usia Mellitus
• Jenis Kelamin • Faktor resiko Diabetes
• Pendidikan mellitus
• Gejala awal Diabetes
• Pekerjaan mellitus
• Satus Pernikahan • Kadar Gula Darah
• Penghasilan perbulan • Yang mempengaruhi
kenaikan kadar gula darah
• Lama menderita DM
• Prinsip Pengobatan
Variabel Tingkat • Komplikasi Diabetes
Pengetahuan Mellitus
•Baik • Tanda Hipoglikemia
•Cukup • Gejala Komplikasi
57
•Kurang • Cara Perawatan Kaki
Cara Pengumpulan Data
Alat Penilaian
Penelitian Kuisioner

Daftar pertanyaan
Nilai +1 apabila benar
(kuesioner).

0 apabila tidak dan tidak tahu


Kuesioner ini
menggunakan
instrumen menurut (Notoatmodjo, 2008) jika soal 10
penelitian jawaban dapat dikategorikan sebagai
sebelumnya oleh berikut:
Anderson, D. & a. Baik : apabila benar menjawab >7 soal
Christison J. (2008), b. Cukup : benar menjawab 5-7 soal
Yuni T.G (2012).
c. Kurang : apabila benar menjawab <5
soal.
58
Analisis Data
Data yang terkumpul dilakukan :
• Cleaning
• Editing
• Coding
• Tabulating
• Entry data.

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi


frekuensi dan proporsi dari variabel karakteristik
responden yang meliputi umur, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, pekerjaan, status pernikahan, tingkat pendidikan
dan lama menderita DM.
Penyajian masing-masing variabel menggunakan tabel
dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.
59
Etika Penelitian

60
HASIL PENELITIAN

61
Karakteristik Responden
Karakteristik
subyek:
•Usia
•Jenis kelamin
•Pendidikan
terakhir
•Pekerjaan
•Status
pernikahan
•Status ekonomi

62
Karakteristik Responden

Karakteristik
subyek:
•Penghasilan
•Lama
•Status Gizi

63
Distribusi Jawaban Kuesioner Pengetahuan Responden

64
Tingkat Pengetahuan Responden

65
PEMBAHASAN

66
1. USIA

Hasil • karakteristik usia responden


antara usia 42-78 tahun dan
penelitian: rata-rata responden 58 tahun.

Hasil ini sesuai dengan penelitian


yang dilakukan oleh Golber dan Coon
pada tahun 2006 yang mengatakan
kenaikan gula darah dipengaruhi oleh
faktor usia. Prevalensi DM sering
terjadi setelah usia 40 tahun. Jadi
semakin tinggi usia semakin tinggi
Referensi gangguan kadar gula darah.

67
2. Jenis Kelamin

Hasil • Jumlah penderita diabetes mellitus


pada perempuan (60%) lebih banyak
penelitian: dibandingkan pada laki-laki (40%).

Referensi
(2015) WHO penderita diabetes mellitus
sebanyak 8% perempuan sedangkan laki-laki
6% dari populasi di Indonesia

(2012) Yuni Thiodora jumlah penderita


perempuan sebanyak 59%.

68
3. PENDIDIKAN

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa


Hasil sebagian besar responden tingkat
Penelitian: pendidikannya SMA/sederajat (37.5%)

Referensi
Yuni Thiodora (2012)
menunjukkan penderita DM terbanyak rata rata
memiliki latar belakang pendidikan SMA atau setara

69
4. PEKERJAAN
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden bekerja sebagai
petani/nelayan/buruh/pedagang yaitu sebanyak 15 orang
Hasil
Penelitian (37,5%). Dari total 40 responden penelitian, 70% memiliki
penghasilan di atas UMP Provinsi NTB tahun 2018 yaitu sebesar
Rp 1.800.000,00.

Referensi
Earnest dan Hu (2008) mengatakan bahwa
setiap orang yang memiliki jam kerja tinggi
dengan jadwal yang tidak teratur menjadi faktor
penting dalam meningkatnya penyakit diabetes
mellitus tipe 2.

70
5. PEKERJAAN DAN PENGHASILAN
• mayoritasresponden bekerja sebagai
petani/nelayan/buruh/pedagang yaitu
Hasil sebanyak 15 orang (37,5%). Dari total 40
responden penelitian, 70% memiliki
Penelitian penghasilan di atas UMP Provinsi NTB
tahun 2018 yaitu sebesar Rp
1.800.000,00.
• setiap orang yang memiliki jam
Earnest kerja tinggi dengan jadwal
dan Hu
yang tidak teratur menjadi
faktor penting dalam
(2008) meningkatnya penyakit diabetes
mellitus tipe 2
• Lingkungan kerja yang tidak teratur menyebabkan
terganggunya jadwal makan dan tidur, mengakibatkan
kenaikan berat badan yang merupakan salah satu faktor
risiko DM.
• Jam kerja yang tidak teratur mengganggu irama sirkadian
tubuh yang berperan dalam mempertahankan metabolisme
gula darah dan keseimbangan energi.

71
6. STATUS GIZI
• Pada penelitian ini didapatkan sebanyak
Hasil hampir 43% responden memiliki BMI yang
Penelitian termasuk ke dalam kategori overweight
dan obesitas.

Referensi
(Teori)DM tipe 2 mempunyai hubungan kuat dan
kompleks dengan obesitas. Sekitar 60-90%
kasus DM tipe 2 berhubungan dengan kelebihan
berat badan dan obesitas. Perkembangan
obesitas dan aktivitas fisik yang kurang
dihubungkan dengan terjadinya resistensi
insulin.

72
20% responden Tingkat
tidak mengetahui Pengetahuan
DM

47,5% responden
70% responden tdk Dari 40 responden melakukan monitoring
mengetahui gejala DM 2,5% : pengetahuan baik kadar gula darah
50% : pengetahuan cukup dengan benar.
47,5% : pengetahuan kurang

35% responden
45% tdk mengetahui yang melakukan diet
gejala DM dan olahraga
73
TINGKAT PENGETAHUAN

(Hasil penelitian) • Sangat diperlukan promosi


47.5% responden kesehatan sebagai usaha
berpengetahuan kurang pencegahan primer terhadap
mengenai DM penyakit diabetes mellitus.

Upaya pencegahan baik pendekatan populasi


dan individu ditujukan pada orang orang
yang memilki faktor risiko seperti umur >
40 tahun, gemuk, hipertensi, riwayat
keluarga DM, riwayat melahirkan bayi >4
kg, riwayat DM pada saat kehamilan, dan
dislipidemia.
74
Kesimpulan
1. Ratio perempuan dan laki-laki penderita DM adalah 3:2

2. Mayoritas penderita DM berusia 50-60 tahun dgn rata rata usia 58


thn.

3. Sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMA dan bekerja


sebagai petani/pedagang

4. Sekitar 42.5% responden memiliki faktor risiko DM berupa


overweigt dan obesitas

5. Tingkat pengetahuan responden mengenai DM bisa dikatakan belum


merata, dimana hanya 2,5% yang memiliki tingkat pengetahuan baik.

6. Diperlukan adanya promosi kesehatan sebagai upaya pencegahan


primer dan sekunder terhadap kejadian penyakit diabetes mellitus
75
Saran
1. Perlu dilanjutkannya penelitian mengenai tingkat
pengetahuan dan karakteristik penderita DMtipe 2 di
wilayah lain di Indonesia dengan jumlah responden yang
lebih banyak, lokasi penelitian yang lebih luas serta
dengan metode penelitian yang lebih baik.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar memperhatikan


faktor-faktor perancu (confounding factors) yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan perilaku.

3. Dalam menurunkan angka kejadian DM dan meningkatkan


pengetahuan penderitanya perlu dilakukan tindakan preventif dan
promosi kesehatan oleh petugas kesehatan dengan memaksimalkan
program-program pengendalian PTM di Puskesmas, diantaranya
Puskesmas Pandu PTM melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), dan Posbindu PTM. 76
Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
•American Diabetes Association, 2012. Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus, USA: American Diabetes Association.
•Pondagitan, A., Kapantow, N.H., dan Punuh ,M., 2014. Hubungan Antara Rasio Lingkar Pinggang Pinggul dengan Kadar Adiponektin Penderita Diabetes
Mellitus Tipe II di Kota Manado. Universitas Sam Ratulangi.
•Suhartono, T., Darmono, Suhartono, T., Pemayun TGD, dan Padmomartono, F.S., 2013. Diabetes Melitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
•Price, S.A, dan Wilson, L.M., 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses‐Proses Penyakit. Jakarta: EGC. Hal. 1202‐1211.
•Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. IV ed. Jakarta: Pusat penerbitan Ilmu Penyakit dalam FK UI; 2006.
•Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia , 2006. Available from :
http://www.pbpapdi.org/images/file_guidelines/12_Konsensus%20Pengelolaaln%20dan%20Pencegahan%20Diabets%20Melitus%20Tipe%202%20di%20Indo
nesia%202006.PDF. [Accessed 1 August 2018]
•PERKENI, 2015. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
•International Diabetes Federation. 2017. Diabetes Atlas eighth edition.
•Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
•Kunhikanan, P.N., 2015. Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes di Klinik Endokrin RSUP Haji
Adam Malik Medan. USU Institutional Repository.
•Hendromartono, Tjokroprawiro, A., Sutjahjo, A., Pranoto, A., Murtiwi, S., dan Adi, S., 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Surabaya : Airlangga
University Press.
•Adam, J.M.F., 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. 5, Jakarta: Interna Pubishing.
•Dinas Kesehatan Provinsi NTB. 2017. Profil Kesehatan Provinsi NTB 2016. Mataram.
•Putra, W.K.Y, 2011. Pengukuran Antropometri Pengganti untuk Mendeteksi Kasus BBLR di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Universitas
Indonesia.
•Ganong, W.F., 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Hal. 255-256, 259, 261.
•Kementerian Kesehatan RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta : Kemenkes RI
•Notoatmidjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.
•Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
•Arikunto, S.. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta; 2009
•World Health Organization, 1998. Division of Mental Health and Prevention of Diabetes Mellitus. Available from:
http://www.who.int/mental_health/evidence/who_qol_usermanual_98.pdf. [Accessed 1 August 2018].
•World Health Organization, 2016. Global Report on Diabetes Mellitus.

Anda mungkin juga menyukai