Anda di halaman 1dari 30

KEBIJAKAN

ASUHAN MANDIRI
(PERMENKES NO 9 TAHUN 2016

DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN


TRADISONAL
Yankes
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA
2015-2019

• Diutamakan Promotif
dan Preventif
• Pemberdayaan KELUARGA SEHAT
masyarakat
• Sasaran utama
keluarga
ASUHAN MANDIRI
PEMANFAATAN TOGA DAN
AKUPRESUR

www.themegallery.com Company Logo


ASUHAN MANDIRI
PEMANFAATAN TOGA
DAN AKUPRESUR

upaya untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan mengatasi masalah/gangguan
kesehatan ringan secara mandiri oleh
individu dalam keluarga, kelompok atau
masyarakat, dengan memanfaatkan TOGA
dan akupresur
AMANAT PP 103 TAHUN 2014 TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN TRADISONAL PASAL
70
(1) Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan
KENAPA dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
TOGA DAN upaya pengembangan kesehatan tradisional.
AKUPRESUR (2) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana
????? dimaksud pada ayat diarahkan agar masyarakat
dapat melakukan perawatan kesehatan secara
mandiri (asuhan mandiri) dan benar.
(3) Perawatan kesehatan secara mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1 dan 2 dapat dilaksanakan
dengan pemanfaatan taman obat keluarga dan
keterampilan
1. Murah, aman dan mudah di
dapat karena ada disekitar kita
2. Dapat meningkatan asupan gizi
KENAPA keluarga.
3. Menciptakan keindahan dan
DENGAN
penghijauan lingkungan.
TOGA ??? 4. Untuk melestarian warisan
budaya bangsa.
5. Menggalian jenis tanaman lokal
asli daerah setempat/tanaman
langka yang berkhasiat obat.
6. Menambah pendapatan keluarga
Aman dan mudah dilakukan untuk
diri sendiri maupun untuk keluarga
(dengan titik-tik yang terpilih)
KENAPA 1. Akupresur dapat mencegah dan
DENGAN mengatasi ganguan kesehatan
ringan yang ada di masyarakat
AKUPRESUR 2. Memelihara dan Meningkatkan
daya tahan tubuh
3. Memulihkan kesehatan
4. Aman, bermanfaat dan dapat
dilakukan sendiri (asuhan
mandiri)
LANGKAH-LANGKAH
PEMBENTUKAN
KELOMPOK
ASUHAN MANDIRI
PRINSIP

1. Kesadaran dan keinginan sendiri, ditandai dengan:


 Tidak ada paksaan dari siapapun.
 Mempunyai motivasi diri.
2. Kebersamaan ditandai dengan adanya perilaku saling
berbagi pengetahuan dan kemampuan.
3. Kerjasama dan peran aktif kelompok asuhan mandiri
dengan fasilitator.
4. Kemandirian ditandai dengan:
 Kemampuan individu untuk menolong dirinya
sendiri dan anggota keluarga.
 Tersedianya bahan ramuan (tanaman obat) dan
peralatan pijat keterampilan jika diperlukan serta
peralatan mengolah TOGA yang dibutuhkan.
5. Berorientasi terhadap kebutuhan
masyarakat ditandai dengan adanya:
 Dukungan kebijakan berupa peraturan,
edaran atau surat.
 Dukungan dari petugas kesehatan yang
terlatih dalam teknis asuhan mandiri
6. Komitmen
Untuk diri sendiri dan keluarga (tidak
dikomersilkan)
PERSYARATAN

1. Saling mempercayai
2. Saling terbuka
3. Mengakui kelebihan dan kelemahan
anggota lain
4. Menerima umpan balik
5. Saling belajar
6. Memupuk rasa kebersamaan
TATALAKSANA
ASUHAN TINGKAT KAB/KOTA
MANDIRI 1. MENETAPKAN
KEBIJAKAN TINGKAT
TINGKAT KAB/KOTA
PROVINSI
TINGKAT PUSAT 2. MENYUSUN RENCANA
1. MEMBUAT KEBIJAKAN
1. MEMBUAT KEBIJAKAN TINGKAT PROVINSI KERJA (RKA-RKPD)
(NSPK) 3. MELAKUKAN
2. MENYUSUN
2. MENYUSUN RKAKL PERENCANAAN (RKA- SOSIALISASI DAN
SKPD)
3. MELAKUKAN ADVOKASI LP/LS
SOSIALISASI LP/LS 3. MELAKUKAN
SOSIALISASI LP/LS 4. MELAKUKAN
4. TOT TINGKAT PROVINSI PELATIHAN
4. TOT TINGKAT
5. MELAKUKAN PEMBINAAN KAB/KOTA FASILITATOR

5. MELAKUKAN 5. MELAKUKAN
PEMBINAAN PEMBINAAN
KECAMATAN
Ka Puskesmas dan Fasilitator Fasilitator

1. Sosialisasi 1. Orientasi Kader


2. Identifikasi 2. Memfasilitasi keel;ompok
Asman
kebutuhan 3. Pendampingan kelompok
3. Mengajukan Asman
perencanaan 4. Pemantauan kegiatan
(Musrenbang tingkat kelompok
kelurahan maupun 5. Menjemput catatan kader
untuk laporan triwulan ke
kecamatan). Dinkes

www.themegallery.com Company Logo


TINGKAT DESA/LURAH

 Kades /lurah menerbitkan SK Kader, SK kelompok dan SK


penanggungjawab kelompok
 Petugas Puskesmas pembantu/bidan desa, kader dan mitra
tingkat desa/kelurahan melakukan identifikasi masalah
kesehatan, (SMD) Survey Mawas Diri sebagai dasar
menyusun rencana kegiatan di wilayahnya.
 Fasilitator mengkoordinis pengembangan Pemberdayaan
Masyarakat
 Fasilitator Puskesmas dan masyarakat mengidentifikasi
masalah kesehatan, kebutuhan dan harapan serta potensi
sumber daya untuk pengembangan asuhan mandiri

www.themegallery.com Company Logo


 menyusun rencana kegiatan pengembangan Penanggungjawab
daerah binaan Puskesmas dan fasilitator Puskesmas bersama
kader, tokoh masyarakat, Kepala Desa dan Lurah membahas hasil
SMD dalam forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) difasilitasi
oleh Kepala Desa/Lurah.
 Forum MMD asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan
keterampilan, dukungan sumber daya, pembagian peran dan tugas
dari masing-masing pihak dan masyarakat.
 Kepala Desa/Lurah, fasilitator Puskesmas dan kader menyusun
kegiatan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan keterampilan
diwilayahnya berdasarkan hasil MMD tersebut.
 Kepala Desa/lurah mengusulkan anggaran dalam Rencana
Kerja Pembangunan (RKP)
 Kader dan Petugas Puskemas Pembantu/bidan
desa/penanggungjawab daerah binaan Puskesmas bersama
mitra melakukan penyuluhan dan pembinaan asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan keterampilan kepada keluarga binaan
dan masyarakat.
 Kader yang sudah mendapatkan orientasi asuhan mandiri dari
fasilitator melakukan pembinaan kepada minimal 5 – 10
keluarga binaan dan memotivasi agar setiap keluarga
mempunyai minimal 5 (lima) jenis tanaman obat di rumahnya
yang ditata indah.
Company Logo
TINGKAT KELOMPOK ASUHAN
MANDIRI

1. kegiatan dikelompoknya minimal sebulan sekali,


dipimpin oleh kader dan didampingi oleh fasilitator
Puskesmas dan mitra, meliputi kegiatan sebagai
berikut :
 keluarga dalam kelompok asuhan mandiri
mempelajari dan melaksanakan cara pengelolaan
TOGA, didampingi oleh sektor pertanian.
 Kader didampingi fasilitator Puskesmas dan mitra
mengajarkan kepada keluarga binaan tentang
pengolahan pemanfaatan hasil TOGA menjadi
produk untuk dimanfaatkan sendiri ataupun untuk
menambahkan penghasilan keluarga.
TINGKAT KELOMPOK ASUHAN
MANDIRI
2. Kader dan atau didampingi fasilitator Puskesmas melatih
keluarga binaan tentang keterampilan untuk diterapkan
dalam keluarga apabila mengalami gangguan kesehatan
ringan.
3. Setiap keluarga mempelajari dan menerapkan asuhan
mandiri pemanfaatan TOGA dan keterampilan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengatasi gangguan kesehatan ringan dalam lingkungan
keluarga acuan Petunjuk Praktis TOGA dan
Keterampilan.
4. Setiap keluarga dalam kelompok asuhan mandiri berbagi
pengetahuan dan keterampilannya kepada keluarga yang
lain dalam kelompoknya.
5. Setiap keluarga dalam kelompok asuhan mandiri
melakukan penilaian diri dalam pelaksanaan
kegiatan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan
keterampilan dengan mencatat penggunaan
TOGA dan keterampilan dalam rumah
tangganya.
6. Kader setiap bulan merekap catatan dari
keluarga binaannya, sebagai evaluasi
pelaksanaan asuhan mandiri dikelompoknya.
7. Setiap anggota kelompok asuhan mandiri yang
sudah dapat mandiri, mengajak beberapa
keluarga minimal 5 – 10 keluarga untuk
bergabung dan membentuk kelompok asuhan
mandiri yang baru.
PEMBINAAN ASMAN
PUSAT
• NSPK PROVINSI
• Membentuk tim • Kebijakan daerah KABUPATEN/KOTA
pelatih tingkat tentang Asman. • Kebijakan daerah PUSKESMAS
provinsi. • Membentuk tim tentang Asman. • Kebijakan
• Evaluasi pelatihan pelatih Asman • Melakukan pelatihan Puskesmas
Asman tingkat tingkat Kab/Kota. fasilitator Asman bagi • Orientasi Kader
provinsi. • Evaluasi pelatihan petugas puskesmas • Pendampingan
• Pengawasan Asman tingkat • Melakukan pembinaan terhadap kader.
pelatihan Asman Kab/Kota. dan pengawasan • Pembinaan dan
tingkat provinsi • Pengawasan terhadap pelaksanaan pengawasan
pelatihan Asman Asman kepada kader dan
tingkat Kab/Kota • Evaluasi pembentukan keluarga binaan
dan pelaksanaan • Evaluasi
kegiatan Asman pelaksanaan
kegiatan Asman di
masyarakat

Penilaian Pemanfaatan TOGA


dan Akupresur dilakukan
secara berjenjang dan
berkesinambungan
PENILAIAN
LOGO PEMANFAATAN
TAMAN OBAT KELUARGA
(TOGA) DAN AKUPRESUR

20
Sekumpulan tanaman
berkhasiat obat untuk
TOGA kesehatan keluarga, yang
disusun menjadi sebuah
taman yang mempunyai
nilai keindahan.

21
Rangkaian kegiatan penilaian
PENILAIAN secara berjenjang, yang
PEMANFAATAN diselenggarakan secara berkala
TOGA
dan berkesinambungan untuk
mengevaluasi pengelolaan dan
pemanfaatan TOGA bagi
kesehatan

DALAM RANGKA
PEMBINAAN

22
FUNGSI
1. Menggerakan masyarakat untuk melakukan
asuhan mandiri.
2. Peningkatan asupan gizi keluarga.
3. Keindahan dan penghijauan lingkungan.
4. Pelestarian warisan budaya bangsa.
5. Penggalian jenis tanaman lokal asli daerah
setempat/tanaman langka yang berkhasiat
obat.
6. Sebagai sarana atau media edukasi tentang
obat tradisional
7. Mengembangkan inovasi keluarga dalam
pengolahan hasil taman obat.
8. Menambah pendapatan keluarga
23
MANFAAT

1. Peningkatan daya tahan tubuh agar tidak


mudah terserang penyakit.
2. Mencegah penyakit dan atau risiko
kesehatan dan dampak lanjut dari penyakit
tertentu.
3. Mengatasi keluhan kesehatan ringan dan
atau upaya pertolongan pertama terhadap
suatu penyakit.
4. Pemulihan dan perawatan kesehatan,
meningkatkan kesehatandan kebugaran.

24
www.themegallery.com Company Logo
www.themegallery.com Company Logo
www.themegallery.com Company Logo
KEGIATAN KELOMPOK ASUHAN MANDIRI DI DS MATAHID
KAB TALAUT-PROV SULUT
SEDANG MENGOLAH BUNGA ROSELA

28
KEGIATAN KELOMPOK ASUHAN MANDIRI DI DS MATAHID
KAB TALAUT-PROV SULUT
SEDANG MENGOLAH BUNGA ROSELA

29
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai