Anda di halaman 1dari 37

Case report

Abortus Inkomplit

Presentan:
Devi Masila (1410070100108)

Preseptor :
dr. Yufi Permana, SpOG
Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah /RSUD Solok
2018
Tinjauan Pustaka
Abortus

Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin


dapat hidup diluar kandungan yaitu pada
usia kehamilan <20 minggu atau berat
janin <500 gr
Klasifikasi

Abortus
Menurut gambaran
Menurut terjadinya
klinis
Abortus Iminens
spontan Insipiens

Abortus Inkomplit
Provokatus Komplit

Missed Abortion
Habitus
Penyebab Terjadinya Abortus

Faktor Faktor
Faktor ibu
janin ayah

Faktor Faktor Faktor


genetik psikologi nutrisi
Abortus inkomplit

Definisi
Abortus inkomplit adalah pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dan masih ada sisa yang
tertinggal di dalam uterus
Epidemiologi

Belum diketahui secara pasti

Lebih dari 80% abortus terjadi dalam 12 minggu


pertama kehamilan dan menurun secara cepat
pada umur kehamilan selanjutnya.

Insiden abortus bertambah pada kehamilan


yang belum melebihi umur 3 bulan
Etiologi
• Mekanismenya tidak selalu nampak jelas
• Pada beberapa bulan pertama kehamilan, ekspulsi hasil
konsepsi yang terjadi secara spontan hampir selalu
didahului kematian embrio atau janin, namun pada
kehamilan beberapa bulan berikutnya, sering janin
sebelum ekspulsi masih hidup dalam uterus.

Kematian janin sering disebabkan oleh


abnormalitas pada ovum atau zigot
Patogenesis
pendarahan pada nekrosis jaringan sebagian atau seluruh hasil
desidua basalis diatasnya konsepsi terlepas dari dinding
uterus

dikeluarkan langsung atau menjadi benda asing


bertahan beberapa waktu terhadap uterus

kehamilan kurang dari 8


minggu hasil konsepsi kehamilan antara 8 minggu sampai 14 minggu
biasanya dikeluarkan villi koriales menembus desidua lebih dalam
seluruhnya sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan
sempurna yang dapat menyebabkan banyak
perdarahan.
Tanda dan Gejala Klinis

• Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan bisa


terdapat bekuan darah
• Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat
• Ostium uteri eksternum terbuka
• Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba
dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari ekternum atau sebagian jaringan
keluar
• Perdarahan tidak bisa berhenti sebelum sisa
janin dikeluarkan dan dapat menyebabkan syok
Diagnosis
Anamnesis, pemeriksaan fisik,serta dilengkapi dengan pemeriksaan
penunjang.

pemeriksaan abdomen, inspekulo dan vaginal toucher. Palpasi tinggi


fundus uteri pada abortus inkomplit dapat sesuai dengan umur
kehamilan atau lebih rendah. Pemeriksaan penunjang berupa USG
akan menunjukkan adanya sisa jaringan.

Pemeriksaan dengan menggunakan spekulum akan memperlihatkan


adanya dilatasi serviks, mungkin disertai dengan keluarnya jaringan
konsepsi atau gumpalan-gumpalan darah.
Penatalaksanaan

pembedahan

Kuretase
Jika perdarahan tidak seberapa banyak
dan kehamilan kurang dari 16 minggu

evakuasi dapat dilakukan secara digital


atau cunam ovum untuk mengeluarkan
hasil konsepsi yang keluar melalui
serviks.

Jika pendarahan berhenti, beri


ergometrin 0,2 mg intramuskular atau
misoprostol 400 mcg per oral.
Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung
dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu

Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya


dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak
tersedia.

Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri


ergometrin 0,2 mg intramuskular (diulangi
setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400
mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika
perlu).
Jika kehamilan lebih dari 16 minggu

Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml


cairan intravena (garam fisiologis atau Ringer
Laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit
sampai terjadi ekspuisi hasil konsepsi.

Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg


pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspuisi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).

Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal


dalam uterus.
Komplikasi
• Syok akibat perdarahan hebat dan terjadinya infeksi akibat
retensi sisa hasil konsepsi yang lama didalam uterus

Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan kuretase antara lain

•Perforasi uterus yang dapat disebabkan oleh sonde atau dilatator


•Serviks robek yang biasanya disebabkan oleh tenakulum.
•Pendarahan yang biasanya disebabkan sisa jaringan konsepsi.
Prognosis

Abortus inkomplit yang di evakuasi lebih dini


tanpa disertai infeksi memberikan prognosis
yang baik terhadap ibu
Laporan kasus
Identitas Pasien
• Nama : Ny. Yurnelis
• Umur : 43 tahun
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Tanah garam
• Tgl masuk : 4 Desember 2018
Keluhan Utama

• Seorang pasien wanita umur 43 tahun datang ke


ponek IGD RSUD Solok pada tanggal 4 desember
2018, jam 22.10 wib. Pasien kiriman dari Puskesmas
Surian kecamatan Pantai cermin dengan diagnosa
G2P1A0H1 + Abortus inkomplit.
Riwayat Penyakit Sekarang

• Keluar darah dari kemaluan sejak ± 9 jam smrs. Darah berwarna


merah segar berbongkah-bongkah disertai jaringan
• Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari (+) sejak ±9 jam smrs
• Keluar darah bercampur lendir (-)
• Keluar air-air yang banyak (-)
• Demam (-)
• Kepala pusing (+)
• HPHT: 28 september 2018, TP: 5 juni 2019
• ANC : pasien kontrol kehamilan ke bidan 1 kali
• Riwayat menstruasi: menarche umur 14 tahun, siklus haid teratur
setiap bulan 1x28 hari selama 5-7 hari, banyaknya ganti duk 2-3
kali/hari. Nyeri haid (+)
• Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit DM, HT, jantung, ginjal
dan hati
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
menular, kejiwaan dan keturunan.
• Riwayat Perkawinan
1 kali pada tahun 2010
• Riwayat Kehamian/Abortus/Persalinan : 2/0/1
- 2011/perempuan/3100gr/cukup bulan / pervaginam/
Bidan/Hidup
- Sekarang
• Riwayat KB
Suntik, 1 bulan dan 3 bulan
• Riwayat Imuninasi
TT1
Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital
• KU : Sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• Tekanan Darah : 100/80mmHg
• Nadi : 88x/menit
• Respirasi : 20x/menit
• Suhu : 36,6ºC
Status Generalisata

• Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)


• Leher : JVP : 5-2 cmH2O,
KGB : tidak ada pembesaran
• Thoraks : cor dan pulmo tidak ada kelainan
• Abdomen : status obstetrikus
• Genetalia : status obstetrikus
• Ekstremitas : akral dingin (-/-), edema (-/-)
Status Obstetri
• Abdomen
Inspeksi :
Perut tampak sedikit membuncit, sikatrik (-)
Palpasi :
– Nyeri tekan (-)
– Nyeri lepas (-), DM (-)
Perkusi :
timpani
auskultasi
bu (+) normal
• Genetalia
inspeksi
- V/U tenang, perdarahan pervaginam (+)
inspekulo
- portio : Multipara, ukuran sebesar jempol
kaki dewasa, OUE terbuka, tampak jaringan di
OUE, tampak darah mengalir dari OUE
Pemeriksaan Penunjang
• Darah Rutin
– Hb : 9,6 gr/dl
– Ht : 28,2 %
– Leukosit : 14.790/UL
– Trombosit : 323.000/UI
• Immunoserologi
– HbsAg : (-)
• Plano test : (+)
Diagnosa

• G2P1A0H1 gravid 9-10 minggu + abortus inkomplit


Sikap

• Kontrol KU, VS, PPV


• Informed consent
• IVFD RL guyur 2 kolf →30 tpm
• Inj cefixime 2x100 mg
• Inj asam traneksamat 1 amp
• Konsul anestesi
Rencana

• Kuretase
Laporan Kuretase
• Tanggal 5 desember 2018, jam 10.00 dilakukan kuretase
• Pasien tidur terlentang dalam general anastesi pada posisi litotomi
• Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik
• Dipasang duk steril
• Dilakukan pengosongan kandung kemih
• Dilakukan pemasangan spekulum atas dan bawah
• Portio dijepit arah jam 5 menggunakan fornikulum
• Dilakukan sondase uterus, didapatkan uterus antefleksi ± 12 cm
• Dilakukan tindakan kuretase dengan sendok kuret terbesar yang
bisa masuk secara sistematis sehingga bersih
• Didapatkan sisa hasil konsepsi ± 50 gram
• Perdarahan selama tindakan ± 50 cc
• Tindakan selesai, monitoring pasien pasca tindakan
Pada tanggal 5 Desember 2018 (10.30 wib)
Telah dilakukan tindakan kurease a/i abortus inkomplit.
Dikeluarkan sisa konsepsi ±50 gram. Perdarahan
selama tindakan ±50 cc
A/ P1A1H1 post kuretase a/i abortus inkomplit
P/ - kontrol KU, VS, PPV
- drip oxytocin : metergin 1:1 →30 tpm
- cefixime 2x100 mg
- asam mefenamat 3x500 mg
- vit c 3x1
- SF 1x1
- metylergometrine tab 3x1
Follow Up
6 Desember 2018 (07.00 wib)

S/ Keluar darah dari kemaluan (+) ±2cc dari malam


Demam (-)
Nyeri perut (-)
Kepala pusing (-)
O/ Keadaan umum : sedang
Kesadaran : CMC
TD : 100/60 mmHg
HR : 80x/i
RR : 20x/i
T : 36,5oC
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Abdomen : NT (-), NL (-), DM (-)
Genetalia : V/U tenang, PPV (+)
A/ P1A1H1 post kuretase a/i abortus inkomplit
P/ Cefixime 2x100 mg
Vit C 3x50 mg
Rencana pulang
ANALISA KASUS

Telah dilaporkan kasus seorang pasien, wanita, umur 43


tahun, datang ke ponek IGD RSUD Solok tanggal 5 desember
2018, jam 22.10 WIB.
Penegakan diagnosis abortus inkomplit pada pasien ini cukup
jelas dimana didapatkan tanda-tanda khas dari abortus
inkomplit yaitu:
• Anamnesa: seorang wanita dengan gravid 9-10 minggu datang
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir disertai keluarnya
darah segar berbongkah-bongkah dan jaringan, nyeri
pinggang menjar ke ari-ari, nyeri perut
• Pemeriksaan fisik :genitalia : inspeksi V/U tenang, perdarahan
pervaginam (+), Inspekulo, portio: Multipara, ukuran sebesar
jempol kaki dewasa, OUE terbuka, tampak jaringan di OUE,
tampak darah mengalir dari OUE
• Pemeriksaan penunjang: plano test (+)
• Tatalaksana pada pasien ini sesuai dengan tatalaksana yang
harus dilakukan pada pasien dengan abortus inkomplit yaitu
evakuasi berupa tindakan kuretase, untuk mengeluarkan sisa
konsepsi. Kemudian terapi medikamentosa yang diberikan
pada pasien ini berupa antibiotika sebagai terapi profilaksis
untuk mencegah terjadinya infeksi yang mungkin terjadi
akibat tindakan kuretase yang dilakukan. Selain itu diberikan
drip oxytocin : metergin 1:1 →30 tpm, asam mefenamat
3x500 mg, vit c 3x1, SF 1x1 dan metylergometrine tab 3x1.
• Prognosis pada pasien ini dubia ad bonam karena umur
pasien yang sudah tua dan keadaan klinis pasien yang stabil
setelah kuretase.
Kesimpulan

• Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi


pada kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada sisa yang
tertinggal di dalam uterus. Abortus inkomplit sendiri
merupakan salah satu bentuk klinis dari abortus spontan
maupun sebagai komplikasi dari abortus provokatus kriminalis
ataupun medisinalis. Insiden abortus inkompit sendiri belum
diketahui secara pasti namun yang penting diketahui adalah
sekitar 60 % dari wanita hamil yang mengalami abortus
inkomplit memerlukan perawatan rumah sakit akibat
perdarahan yang terjadi Abortus inkomplit dapat mengancam
keselamatan ibu akibat dari perdarahan yang masif yang bisa
menimbulkan kematian akibat adanya syok hipovolemik
apabila keadaan ini tidak mendapatkan penanganan yang
cepat dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai